Anda di halaman 1dari 10

KEDUDUKAN DAN FUNGSI

PANCASILA

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
RAHDIAN HADI FARHAN (2010951001)
RHAIHANNOL FAUZAN (2010951008)
FUANDRA VERNANDO (2010951031)
TAUFIK NUR HIDAYAT (2010952009)

PANCASILA KELAS 33
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2021
DAFTAR ISI

Isi Halaman
DAFTAR ISI............................................................................................................2
KATA PENGANTAR.............................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................5
2.1 Kedudukan dan Fungsi Pancasila..............................................................5
BAB Ⅲ PENUTUP..............................................................................................10
3.1 KESIMPULAN.......................................................................................10
3.2 SARAN...................................................................................................10
KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah kita ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Kedudukan dan Fungsi Pancasila” ini
dengan baik dan tepat waktu.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu
saran dan kritik yang membangun kami butuhkan demi kesempurnaan makalah
yang akan datang. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kami khususnya dan pembaca pada umumnya.
1BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pancasila merupakan warisan bangsa dari para pendahulu kita yang wajib kita
jaga dan kita terapkan pada kehidupan bangsa saat ini. Pancasila yang digali dan
dirumuskan para pendiri bangsa adalah sebuah rasionalitas kita sebagai bangsa
yang majemuk, multi agama, multi bahasa, multi budaya, dan multi ras yang
tergambar dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” agar menjadi bangsa yang
bersatu, adil dan makmur. Kedudukan dan fungsi pancasila sangat penting karena
segala tingkah laku dan tindakan warga negara Indonesia di atur oleh Pancasila
sebagai pemersatu bangsa. Sebagai warga Indonesia kita harus paham makna-
makna Pancasila, fungsi-fungsi Pancasila dan tindakan yang mencerminkan nilai
Pancasila. Oleh karena itu, setiap warga negara sangat berperan penting dalam
pengamalan Pancasila. Dengan kita memperjuangkan norma-norma yang
terkandung, bangsa Indonesia pasti akan menjadi bangsa yang bersatu, berdaulat,
adil dan makmur sesuai dengan semboyan “Bhineka Tunggal Ika” walaupun
Indonesia terdiri dari berbagai macam agama, suku adat dan budaya.
Dengan kita memahami makna yang terkandung dalam Pancasila kehidupan
bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang bermoral tinggi, berkeadilan dan
persatuan bangsa akan terjaga. Di dalamnya terdapat isi dan arti yaitu unsur-unsur
pembentuk Pancasila berisi tentang pentunjuk berperilaku sehari-hari dan juga
mengatur dari hukum yang berlaku di negara Indonesia. Sebagai warga negara
yang baik, hendaknya kita lebih mengenal dasar negara kita yaitu Pancasila secara
lebih dalam dan menyeluruh, agar kita dapat lebih menghargai dan menjunjung
tinggi dasar negara kita tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas didapatkan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa saja kedudukan dan fungsi Pancasila?

1.3 Tujuan Penulisan


Secara umum, tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui kedudukan dan fungsi Pancasila.
2BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kedudukan dan Fungsi Pancasila


Pancasila dapat diartikan sebagai lima dasar yang dijadikan dasar Negara serta
pandangan hidup bangsa. Suatu bangsa tidak akan berdiri dengan kokoh tanpa ada
suatu dasar negara yang kuat dan tidak akan mengetahui kemana arah tujuan yang
akan dicapai tanpa pandangan hidup. Dengan adanya dasar negara suatu negara
tidak akan terombang-ambing dalam menghadapi suatu permasalahan yang datang
baik dari dalam maupun dari luar. Adapun kedudukan dan fungsi pancasila bagi
Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Pancasila sebagai Dasar Negara
Inilah sifat dasar Pancasila yang pertama dan utama, yakni sebagai dasar negara
(Philosophische Grondslaag) Republik Indonesia. Pancasila sebagai dasar negara
berarti bahwa Pancasila dijadikan dasar dalam berdirinya NKRI dan digunakan
sebagai dasar dalam mengatur pemerintah negara atau penyelenggaraan negara.
Pengertian Pancasila sebagai dasar negara ini sesuai dengan bunyi pembukaan
UUD 1945 alinea keempat, yang berbunyi "......maka disusunlah Kemerdekaan
kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia
yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Indonesia yang berkedaulatan
rakyat dengan berdasar kepada......”. Selanjutnya Pancasila sebagaimana termuat
dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat tersebut dituangkan dalam wujud
berbagai macam aturan-aturan dasar/pokok seperti yang terdapat dalam Batang
Tubuh UUD 1945 dalam bentuk pasal-pasalnya yang kemudian dijabarkan dalam
peraturan pelaksananya yaitu berbagai instrumen perundang-undangan sebagai
hukum tertulis dan dalam wujud konvensi atau kebiasaan ketatanegaraan sebagai
hukum dasar tidak tertulis. Penetapan Pancasila sebagai dasar negara itu
memberikan pengertian bahwa negara Indonesia adalah Negara Pancasila. Hal itu
mengandung arti bahwa negara harus tunduk kepadanya, membela dan
melaksanakannya dalam seluruh perundang-undangan. Mengenai hal itu, Kirdi
Dipoyudo (1979:30) menjelaskan : "Negara Pancasila adalah suatu negara yang
didirikan, dipertahankan dan dikembangkan dengan tujuan untuk melindungi dan
mengembangkan martabat dan hak-hak azasi semua warga bangsa Indonesia
(kemanusiaan yang adil dan beradab), agar masing-masing dapat hidup layak
sebagai manusia, mengembangkan dirinya dan mewujudkan kesejahteraannya
lahir batin selengkap mungkin, memajukan kesejahteraan umum, yaitu
kesejahteraan lahir batin seluruh rakyat, dan mencerdaskan kehidupan bangsa
(keadilan sosial)."
Sebagai dasar negara maka pancasila bersifat imperatif atau bersifat mengikat,
artinya sebagai norma-norma hukum yang tidak boleh dikesampingkan atau
dilanggar. Apabila melanggar norma-norma tersebut maka akan dikenakan denda
atau sanksi.
2. Pancasila sebagai Ideologi Negara
Yang dimaksud dengan istilah Ideologi Negara adalah kesatuan gagasan-
gagasan dasar yang sistematis dan menyeluruh tentang manusia dan kehidupannya
baik individual maupun sosial dalam kehidupan kenegaraan. Ideologi negara
menyatakan suatu cita-cita yang ingin dicapai sebagai titik tekanannya dan
mencakup nilai-nilai yang menjadi dasar serta pedoman negara dan kehidupannya.
Pancasila adalah ideologi negara yaitu gagasan fundamental mengenai bagaimana
hidup bernegara milik seluruh bangsa Indonesia bukan ideologi milik negara atau
rezim tertentu. Sebagai ideologi, yaitu selain kedudukannya sebagai dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia, Pancasila berkedudukan juga sebagai ideologi
nasional Indonesia yang dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan
bernegara. Sebagai ideologi bangsa Indonesia, yaitu Pancasila sebagai ikatan
budaya (Cultural Bond) yang berkembangan secara alami dalam kehidupan
masyarakat Indonesia bukan secara paksaan atau Pancasila adalah sesuatu yang
sudah mendarah daging dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia. Sebuah
ideologi dapat bertahan atau pudar dalam menghadapi perubahan masyarakat
tergantung daya tahan dari ideologi itu. Menurut Alfian, kekuatan ideologi
tergantung pada kualitas tiga dimensi yang dimiliki oleh ideologi itu, yaitu
dimensi realita, idealisme, dan fleksibelitas.
Pancasila sebagai sebuah ideologi memiliki tiga dimensi tersebut:
1. Dimensi realita, yaitu nilai-nilai dasar yang ada pada ideologi itu yang
mencerminkan realita atau kenyataan yang hidup dalam masyarakat dimana
ideologi itu lahir atau muncul untuk pertama kalinya paling tidak nilai dasar
ideologi itu mencerminkan realita masyarakat pada awal kelahirannya.
2. Dimensi idealisme, adalah kadar atau kualitas ideologi yang terkandung dalam
nilai dasar itu mampu memberikan harapan kepada berbagai kelompok atau
golongan masyarakat tentang masa depan yang lebih baik melalui pengalaman
dalam praktik kehidupan bersama sehari-hari.
3. Dimensi fleksibelitas atau dimensi pengembangan, yaitu kemampuan ideologi
dalam mempengaruhi dan sekaligus menyesuaikan diri dengan perkembangan
masyarakatnya. Mempengaruhi artinya ikut mewarnai proses perkembangan
zaman tanpa menghilangkan jati diri ideologi itu sendiri yang tercermin dalam
nilai dasarnya. Mempengaruhi berarti pendukung ideologi itu berhasil
menemukan tafsiran - tafsiran terhadap nilai dasar dari ideologi itu yang sesuai
dengan realita - realita baru yang muncul di hadapan mereka sesuai perkembangan
zaman.
Dengan demikian, Pancasila merupakan sebuah ideologi yang tidak bersifat
kaku dan tertutup, namun bersifat terbuka. Hal ini dimaksudkanbahwa ideologi
Pancasila adalah bersifat aktual, dinamis, antisipatif, dan senantiasa mampu
menyesuaikan dengan perkembangan jaman. Keterbukaan ideologi Pancasila
bukan berarti mengubah nilai-nilai dasar Pancasila namun mengeksplisitkan
wawasannya secara lebih kongkrit, sehingga memiliki kemampuan yang labih
tajam untuk memecahkan masalah-masalah baru dan aktual. Sebagai ideologi
terbuka, Pancasila memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Nilai - nilai dan cita-citanya tidak dipaksakan dari luar, melainkan digali dan
diambil dari suatu kekayaan rohani, moral dan budaya masyarakat itu sendiri.
b. Dasarnya bukan keyakinan ideologis sekelompok orang, melainkan hasil
musyawarah.
c. Milik seluruh rakyat Indonesia Pancasila sebagai ideologi negara dengan tujuan
segala sesuatu dalam bidang pemerintahan ataupun semua yang behubungan
dengan hidup kenegaraan harus dilandasi dalam hal titik tolak pelaksanaannya dan
diarahkan dalam mencapai tujuannya dengan pancasila. Dengan menyatukan cita-
cita yang ingin dicapai ini maka dasarnya adalah sila kelima, ingin mewujudkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, yang dijiwai oleh sila-sila yang
lainnya sebagai kesatuan.
3. Pancasila sebagai Sumber dari segala Sumber Hukum
Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum berarti bahwa semua
produk hukum atau peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia
mulai dari UUD 1945, Tap MPR, Undang-Undang, Perpu (Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang), PP (Peraturan Pemerintah), Keppres (Keputusan
Presiden), dan seluruh peraturan pelaksanaan yang lainnya harus bersumberkan
pada Pancasila sebagai landasan hukumnya.
Pancasila sebagai sumber hukum dinyatakan dalam Ketetapan No
XX/MPRS/1966, Ketetapan MPR No.V/MPR/1973 dan Ketetapan MPR
No.IX/MPR/1978 yang menegaskan kedudukan Pancasila sebagai sumber dari
segala sumber hukum atau sumber dari tertib hukum di Indonesia. Lebih lanjut,
Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum negara dinyatakan dalam
pasal 2 Undang-Undang (UU) No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan. Pengertian pembentukan peraturan perundang-
undangan adalah proses pembuatan peraturan perundangundangan yang pada
dasarnya dimulai dari perencanaan, persiapan, teknik penyusunan, perumusan,
pembahasan, pengesahan, pengundangan, penyebarluasan. Rumusan UU tersebut
selain memenuhi pertimbangan dan salah satu syarat dalam rangka pembangunan
hukum nasional, juga sekaligus menunjukkan bahwa implementasi nilai-nilai
Pancasila sebagai dasar negara telah memiliki landasan aturan formal. Dalam
pasal 7 dinyatakan ruang lingkup hirarki Peraturan Perundang-undangan meliputi
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Undang-Undang
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang, Peraturan Pemerintah,
Peraturan Presiden dan Peraturan Daerah Semua produk hukum harus sesuai
dengan Pancasila dan tidak boleh bertentangan dengannya. Oleh sebab itu, bila
Pancasila diubah, maka seluruh produk hukum yang ada di Negara RI sejak tahun
1945 sampai sekarang secara otomatis produk hukum itu tidak berlaku lagi. Atau
dengan kata lain, semua produk hukum sejak awal sampai akhir, semuanya "Batal
Demi Hukum". Karena sumber dari segala sumber hukum yaitu Pancasila telah
dianulir. Oleh sebab itu Pancasila tidak bisa diubah dan tidak boleh diubah.
4. Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia sebagaimana yang ditujukan
dalam ketetapan MPR No. II/MPR/1979, maka Pancasila itu adalah jiwa seluruh
rakyat Indonesia, pandangan hidup bangsa Indonesia dan dasar negara kita. Dalam
hal ini Pancasila dipergunakan sebagai petunjuk hidup sehari-hari, dengan kata
lain Pancasila digunakan sebagai penunjuk arah semua kegiatan atau aktivitas
hidup di segala bidang. Tingkah laku dan tindakan perbuatan setiap warga negara
Indonesia harus dilandasi dari semua sila Pancasila, karena Pancasila adalah satu
kesatuan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Pancasila dijadikan
pandangan hidup bangsa dan Negara Indonesia yang harus dihayati dan dijunjung
tinggi sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945 yang mengandung
jiwa beragama (sila pertama), jiwa berperikemanusiaan (sila kedua), jiwa
berkebangsaan (sila ketiga), jiwa berkerakyatan (sila keempat), dan jiwa yang
menjunjung tinggi keadilan sosial (sila kelima).
Pancasila sebagai pandangan hidup bagi rakyat Indonesia sangat penting artinya
karena merupakan pegangan yang mantap, agar tidek terombang ambing oleh
keadaan apapun, bahkan dalam era globalisasi.
5. Pancasila sebagai Jiwa Bangsa Indonesia
Lahirnya Pancasila bersamaan dengan adanya bangsa Indonesia. Pancasila sendiri
pada hakekatnya di gali dari kebudayaan Indonesia sendiri yang merupakan jiwa
bangsa Indonesia, Pancasila memberikan corak yang khas kepada bangsa
Indonesia dan tak dapat dipisahkan dari bangsa Indonesia, serta merupakan ciri
khas yang dapat membedakan bangsa Indonesia dari bangsa yang lain.
6. Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia
Pancasila dalam pengertian ini adalah bahwa sikap, tingkah laku, dan perbuatan
Bangsa Indonesia mempunyai ciri khas. Artinya, dapat dibedakan dengan bangsa
lain, dan kepribadian bangsa Indonesia adalah Pancasila. Oleh karena itu,
Pancasila disebut juga sebagai kepribadian bangsa Indonesia.
7. Pancasila sebagai Cita-Cita dan Tujuan Nasional
Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan nasional berarti bahwa cita-cita luhur
Bangsa Indonesia tegas termuat dalam Pembukaan UUD 1945 yang merupakan
perjuangan jiwa proklamasi, yaitu Jiwa Pancasila. Dengan demikian, Pancasila
merupakan Cita-Cita dan Tujuan Nasional Bangsa Indonesia (Alinea II dan IV
Pembukaan UUD 1945).
8. Pancasila sebagai Perjanjian Luhur Bangsa Indonesia
Pancasila disahkan bersama-sama dengan disahkannya UUD 1945 oleh Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus 1945. PPKI
ini merupakan wakil-wakil dari seluruh rakyat Indonesia yang mengesahkan
perjanjian luhur tersebut.
Perjanjian luhur rakyat Indonesia yang disetujui oleh wakil-wakil rakyat
Indonesia menjelang dan sesudah Proklamasi Kemerdekaan yang kita junjung
tinggi, bukan sekedar karena ia ditemukan kembali dari kandungan kepribadian
dan cita-cita bangsa Indonesia yang terpendam sejak berabad-abad yang lalu,
melainkan karena Pancasila itu telah mampu membuktikan kebenarannya setelah
diuji oleh sejarah perjuangan bangsa.

9. Pancasila sebagai Asas Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia


Bagi bangsa Indonesia adanya kesatuan asas kerokhanian, kesatuan pandangan
hidup, kesatuan ideologi adalah sangat penting dan bersifat sentral, karena suatu
bangsa yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui ke arah mana tujuan bangsa itu
ingin dicapai maka bangsa itu harus memiliki satu pandangan hidup, ideologi
maupun satu asas kerokhanian. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam
suku bangsa yang dengan sendirinya memiliki kebudayaan dan adat-istiadat yang
berbeda-beda pula. Namun demikian bahwa perbedaan itu harus disadari sebagai
sesuatu yang memang senantiasa ada pada setiap manusia (suku bangsa) sebagai
makhluk pribadi, dan dalam masalah ini bersifat biasa. Namun demikian dengan
adanya kesatuan asas kerokhanian yang kita miliki, maka perbedaan itu harus
dibina ke arah suatu kerjasama dalam memperoleh kebahagiaan bersama. Maka
disinilah letak fungsi dan kedudukan asas kerokhanian Pancasila sebagai asas
persatuan, kesatuan dan asas kerjasama bangsa Indonesia.
3BAB Ⅲ
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari penjelasan diatas dapat kita ambil kesimpulan bahawa kedudukan dan
fungsi Pancasila bagi Negara Indonesia adalah Sebagai dasar negara, sebagai
ideologi negara, sebagai sumber dari segala sumber hukum, sebagai pandangan
hidup bangsa indonesia, sebagai jiwa bangsa indonesia, sebagai kepribadian
bangsa indonesia, sebagai cita-cita dan tujuan nasional, sebagai perjanjian luhur
bangsa indonesia, sebagai Asas Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia.

3.2 SARAN
kita dapat menyadari bahwa Pancasila merupakan filsafat negara kita Republik
Indonesia, maka kita harus menjunjung tinggi dan mengamalkan sila-sila dari
Pancasila tersebut dengan setulus hati dan penuh rasa tanggung jawab. Selain itu
kita juga perlu lebih mendalami pemahaman tentang sila- sila dan fungsinya agar
dalam tepat dalam pengamalannya. Dengan demikian cita-cita dan tujuan-tujuan
dari Pancasila dapat terwujud dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Anda mungkin juga menyukai