Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PANCASILA

PENERAPAN PANCASILA DALAM DUNIA INTERNASIONAL

DISUSUN OLEH :

ANA JULIANA ( J1A018009 )


ARNI HIDAYANA ( J1A018015 )
BAIQ ISMI KARIMATUL ULYA ( J1A018021 )
DINA MAULIDA ( J1A018033 )
FADILA RIZALDIN ( J1A018045 )
FIRDA ROZIANA ( J1A018051 )
MIFTAHURROHMAH ( J1A018075 )
SELVY SULISTIAA ( J1A018101 )
WIWIN MARLINA ( J1A018115 )

FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI


UNIVERSITAS MATARAM
2018
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................................... 4
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................................... 5
1.1 Latar belakang .................................................................................................................................. 5
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................................. 5
1.3 Tujuan ................................................................................................................................................ 5
BAB II ............................................................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN ............................................................................................................................................... 6
2.1 Pengertian Pancasila........................................................................................................................... 6
2.2 Peran Pancasila Dalam Dunia Internasional .................................................................................. 6
BAB III .......................................................................................................................................................... 13
PENUTUP ..................................................................................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................................................... 13
3.2 Saran ................................................................................................................................................ 13
Daftar Pustaka............................................................................................................................................. 14
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah
tepat pada waktunya yang berjudul “Peran pancasila dalam dunia internasional”.Makalah ini
berisikan tentang informasi beberapa Peran pancasila dalam dunia internasional. Diharapkan
Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Peran pancasila dalam
dunia internasional. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Indonesia adalah sebuah negara merdeka yang melalui proses perjuangan panjang,
berperang dengan senjata maupun strategi untuk merebut kebebasan dari kekangan Belanda
selama ratusan tahun, hingga terbentuk suatu ideologi sebagai landasan pertahanan Indonesia,
yakni Pancasila. Sebagai ideologi atau gagasan maupun pemikiran utama bagi Indonesia
merdeka, Pancasila yang mengandung nilai kebangsaan, ketuhanan, mufakat, kesejahteraan,
daninternasionalisme seperti yang dikemukakan oleh Ir.Soekarno, tentu bertujuan untuk
menyatukan seluruh bangsa Indonesia sehingga mampu menciptakan negeri yang damai dan
tanpa perpecahan antar sesama.
Persatuan dan semangat untuk meraih kebebasan diantara rakyat Indonesia semakin
meningkat berkat adanya penindasan oleh kapitalisme dan feodalisme yang mengambil secara
paksa seluruh hak milik rakyat Indonesia dan mengeksploitasi segala sumber daya alam yang
Indonesia miliki. Dengan adanya perlawanan yang disertai dengan eratnya persatuan maka tidak
ada permasalahan yang tidak dapat diatasi, baik secara fisik maupun secara pemikiran seperti
musyawarah untuk menuju suatu mufakat. Hal ini juga ditekankan oleh Drs. Mohammad Hatta,
terutama dalam menyikapi adanya kapitalisme, liberalisme, dan kolonialisme di Indonesia. Nilai-
nilai yang terkandung dalam Pancasila merupakan hal pokok dan pedoman bagi hidup seluruh
rakyat Indonesia karena semua sila tersebut sudah mencakup segala aspek kehidupan.
Bagi bangsa Indonesia tidak ada keraguan sedikitpun mengenai kebenarandan ketepatan
pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar Negara RepublikIndonesia. Pancasila merupakan
warisan bangsa dari para pendahulu yang wajibdijaga dan diterapkan pada kehidupan bangsa saat
ini maupun untuk masa yangakan datang. Pancasila yang digali dan dirumuskan para pendiri
bangsa adalahsebuah rasionalitas bangsa yang beragam, meliputi agama, bahasa, budaya, danras
yang terdapat dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud Pancasila?


2. Apa saja peran pancasila dalam dunia internasional?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pancasila
2. Untuk mengetahui peran pancasila dalam dunia politik
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pancasila

Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Pancasila berasal dari bahasa Sanskerta:
pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman
kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Sebagai dasar negara, berarti pancasila
digunakan untuk mengatur kehidupan negara. Pancasila sebagai dasar negara dapat kita simpulkan dari
pembukaan UUD 1945 alenia 4 yang mengatakan "Maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia
itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan
berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan
Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan,
serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia".

Pancasila dikatakan sebagai cita-cita Negara Indonesia, karena sila-sila dalam pancasila
mencangkup tujuan yang ingin dicapai oleh Negara Indonesia. Pancasila merupakan pijakan
paling utama dalam semua aspek kehidupan bermasyarakat. Terjaganya persatuan bangsa
Indonesia hanya bisa terwujud selama Pancasila masih menjadi landasannya. Oleh karena itu,
nilai-nilai kearifan Pancasila perlu dibumikan kembali di tengah-tengah kaum muda untuk
menguatkan semangat persatuan.

2.2 Peran Pancasila Dalam Dunia Internasional

A. Peranan Ideologi Pancasila Sebagai Landasan Kebijakan Politik Luar Negeri


Indonesia
Pancasila merupakan falsafah Negara yang artinya menjadi dasar undang-undang. Nilai
Pancasila dianggap nilai dasar dan puncak atau sari budaya bangsa, oleh sebab itu nilai ini
diyakini sebagai jiwa dan kepribadian bangsa. Sebagai ajaran falsafah, Pancasila mencerminkan
nilai-nilai dan pandangan mendasar dan hakiki rakyat Indonesia dalam hubungannya dengan
sumber kesemestaan, yakni Tuhan yang Maha Pencipta yang merupakan asas Fundamental yang
mencerminkan identitas atau kepribadian bangsa Indonesia yang religius.
Sejak lahirnya Pancasila sebagai falsafah nasional modern pancasila sudah dinyatakan
sebagai milik seluruh bangsa Indonesia. Setiap peraturan dan kebijakan yang dikeluarkan oleh
pemerintah tidak boleh menyimpang dari Pancasila. Begitupun politik luar negeri Indonesia
harus berlandaskan dengan Pancasila. Harus selalu berpegang teguh dalam menjalankan politik
luar negeri yang memuat etika dan moral berdasarkan Pancasila. Pancasila sebagai pandangan
hidup bangsa, berarti bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila itu dijadikan dasar dan
pedoman dalam mengatur sikap dan tingkah laku manusia Indonesia, dalam hubungannya
dengan Tuhan, masyarakat, dan alam semesta. Jadi Pancasila harus tercermin dalam segala
bidang kehidupan yang meliputi bidang ekonomi, politik, sosial budaya dan pertahanan, dan
keamanan.
Lima butir pancasila tersebut ialah :
1. Ketuhanan yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Kelima sila tersebut memiliki makna yang sangat luas khususnya bagi implementasi
Pancasila dalam politik luar negeri Indonesia. Berikut adalah kaitannya dengan politik luar
negeri Indonesia, sebagai berikut.
1. Ketuhanan Yang Maha Esa

 Percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama
dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
 Hormat dan menghormati serta bekerjasama antara pemeluk agama dan penganut-
penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.
 Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan .agama
dan kepercayaan masing-masing.
 Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaannya kepada orang lain.

Banyak sekali kebijakkan-kebijakan yang dilakukan pemerintah dalam politik luar


negerinya yang berhubungan dengan hal kepercayaan atau agama. Implementasinya dengan
kebijakan politik luar negeri Indonesia yaitu tergabungnya Indonesia dalam organisasi
Konferensi Islam yang mana organisasi ini terbentuk karena Tindakan dari zionis yang
membakar Masjidil Aqso di Yerussalem karena melukai umat islam mengingat penduduk
Indonesia mayoritas memeluk agama islam dan Indonesia juga menjadi tuan rumah dan
pemrakarsa Konferensi Internasional Ulama sedunia pada bulan April 2007 di Bogor. Disini
para ulama sedunia menyuarakan penghentian kekerasan di Irak, Lebanon dan Palestina.
Pertemuan itu mengeluarkan pernyataan agar Amerika Serikat tidak menjadi pemecah-belah
umat Islam di Timur Tengah yang ditenggarai para ulama sebagai alasan tidak
terselesaikannya perdamaian di dunia Arab. Keaktifan Indonesia dalam dialog antar agama
baik domestic maupun internasional menandakan Indonesia mengupayakan agar terciptanya
toleransi antar umat beragama.

2. Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab

 Mengakui persamaan derajat persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama
manusia
 Saling mencintai sesama manusia
 Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan
 Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari masyarakat Dunia Internasional
dan dengan itu harus mengembangkan sikap saling hormat-menghormati dan
bekerjasama dengan bangsa lain

Sila ini sangat berkaitan sekali dengan Penegakan HAM banyak sekali kebijakan yang
dikeluarkan pemerintah dalam politik luar negeri yaitu telah meratifikasi Konvenan
Internasional tentang Hak ekonomi sosial dan budaya dan Konvenan internasional tentang
hak Sipil dan politik. Kemudian, kepercayaan Internasional kepada Indonesia menjadikan
Indonesia sebagai ketua Komisi HAM tahun 2006 dan terpilih kembali menjadi Dewan HAM
dalam periode satu tahun 2006-2007 dan membantu rakyat Palestina dalam memperjuangkan
kemerdekaanya, mengirim pasukan perdamaian di Kongo.

3. Persatuan Indonesia

 Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal
Ika
 Membina rasa persatuan dan kesatuan
Ini sangat berkaitan sekali dengan Politik bebas aktif karena dengan adanya politik
bebas aktif sendiri Indonesia bebas untuk berteman dengan Negara manapun dan aktif dalam
menjaga perdamaian agar terciptanya persatuan antara Negara-negara. Contoh nyatanya ialah
berdirinya Asean dan gerakan Non Blok karena adanya rasa kebersamaan dan persatuan
diantara negara-negara yang pernah terjajah

4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam


Permusyawaratan/Perwakilan

 Mengutamakan budaya rembuk atau musyawarah dalam mengambil keputusan yang


berhubungan dengan kebijakan luar negeri
 Berembuk atau bermusyawarah sampai mencapai konsensus atau kata mufakat diliputi
dengan semangat kekeluargaan
 Tidak memaksakan kehendak kepada Negara lain
 Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat

Setiap kebijakan luar negeri Indonesia harus dimusyawarahkan terlebih dahulu


sebelum adanya keputusan final agar tercapainya mufakat.dilakukannya musyawarah agar
semua pihak mengetahui dan tidak ada yang dirugikan. Contohnya ialah ketika terjadi
sengketa antara Indonesia dan Malaysia sebelum dibawa ke mahkamah internasional terlebih
dahulu dilakukan perundingan dalam menyelesaikan sengketa. Dan ketika kasus ini
dimenangkan Malaysia, Indonesia menerima keputusan bahwa sipadan dan ligitan milik
Malaysia Indonesia menghormati hasil dari sebuah keputusan dan tidak memaksakan
kehendaknya.

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

 Bersikap adil terhadap sesama


 Tidak membeda-bedakan rakyat
 Menjunjung tinggi prinsip persamaan hukum
 Mengakomodasikan kepentingan rakyat Indonesia ke dunia internasional dan hasilnya
harus dirasakan secara adil untuk rakyat Indonesia.
Setiap kebijakan luar negeri Indonesia harus mementingkan kepentingan rakyat bukan
kepentingan pihak-pihak tertentu. Harus adil dimana tidak ada perbedaan-perbedaan.
Kebijakan luar negeri yang di keluarkan memang berdasarkan aspirasi dari masyarakat.
Contohnya seperti impor beras yang dilakukan pemerintah Indonesia dari Negara
Thailand. Hal itu dilakukan karena stok cadangan beras tidak bisa mencukupi konsumsi
nasional.hal ini bisa menggangu ketahanan pangan bila tidak mengimpor. Kebijakan ini
sudah cukup adil karena guna menjaga harga beras agar stabil.
Sesungguhnya, Pancasila bukan hanya sekadar fondasi nasional negara Indonesia,
tetapi berlaku universal bagi semua komunitas dunia internasional. Kelima sila dalam
Pancasila telah memberikan arah bagi setiap perjalanan bangsa-bangsa di dunia dengan nilai-
nilai yang berlaku universal. Tanpa membedakan ras, warna kulit, atau agama, setiap negara
selaku warga dunia dapat menjalankan Pancasila dengan teramat mudah. Jika demikian, maka
cita-cita dunia mencapai keadaan aman, damai, dan sejahtera, bukan lagi sebagai sebuah
keniscayaan, tetapi sebuah kenyataan. Mengapa? Karena cita-cita Pancasila sangat sesuai
dengan dambaan dan cita-cita masyarakat dunia. Bukankah kondisi dunia yang serba carut-
marut seperti sekarang ini diakibatkan oleh faham-faham di luar Pancasila? Bukankah secara
de facto faham komunisme telah gagal dalam memberikan kedamaian dan kesejahteraan bagi
rakyat Uni Soviet? Bukankah faham liberalisme banyak mendapat tentangan dari negara-
negara berkembang? Sebetulnya Indonesia bisa melepaskan diri dari perangkap hegemonik
negara-negara maju. Cina, Korea Selatan, Brazil, India, dan masih banyak negara lain yang
notabene sebelumnya termasuk negara berkembang, berhasil menunjukkan jalan keluar untuk
lepas dari perangkap neoliberalisme. Upaya melepaskan diri dari jerat neoliberalisme tersebut
mampu mereka lakukan dengan mengandalkan kekuatan lokal yang terus dibangun dan
digunakan sebagai senjata dalam menghadapi pasar bebas. Dominasi negara-negara
berkembang dapat mencapai titik lelahnya jika, kekuatan-kekuatan lokal negara berkembang
mampu ditingkatkan. Dalam hal ini tentu saja peran negara menjadi sangat strategis dalam
mengembangkan kekuatan lokal tersebut.
B. Pancasila Diakui di Dunia Internasional

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, Pancasila sebagai dasar negara Republik
Indonesia, telah menjadi rujukan masyarakat internasional dalam membangun kehidupan yang
damai, adil, dan makmur di tengah kemajemukan dunia.

“Kita harus belajar dari pengalaman buruk negara lain yang dihantui radikalisme dan
konflik sosial, yang dihantui terorisme dan perang saudara,” kata Presiden Jokowi saat
memimpin upacara peringatan Hari Lahir Pancasila di Halaman Gedung Pancasila,
Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis (1/6).

Dengan Pancasila dan UUD 1945 dalam bingkai NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika,
kata dia, Indonesia bisa terhindar dari masalah-masalah. "Kita bisa hidup rukun dan bergotong
royong untuk memajukan negeri ini,” katanya.

Namun, kata Presiden, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Pancasila selalu
menghadapi banyak tantangan. Kebinekaan yang dibangun para founding fathers di negeri
selalu diuji. Bahkan ada banyak pandangan dan tindakan yang selalu mengancam keberadaan
Pancasila dan kebinekaan. “Ada sikap tidak toleran yang mengusung ideologi lain selain
Pancasila. Dan, semua itu diperparah oleh penyalahgunaan media sosial, oleh berita bohong,
oleh ujaran kebencian yang tidak sesuai dengan bangsa kita,” katanya.

Pada kesempatan itu, Presiden mengajak peran aktif para ulama, ustad, pendeta,
pastur, biksu, pedanda, pendidik, budayawan, pelaku seni, pelaku media, TNI dan Polri, serta
seluruh komponen masyarakat untuk bersama-sama menjaga Pancasila.

Pemahaman dan pengamalan Pancasila harus terus ditingkatkan. "Ceramah


keagamaan, materi pendidikan, fokus pemberitaan, dan perdebatan di media sosial harus
menjadi bagian dalam pendalaman dan pengamalan nilai-nilai Pancasila,” katanya

C. Pancasila Sebagai Ideologi Pemersatu Bangsa


Negeri ini jelas membutuhkan sistem penyeimbang untuk masuk dalam pasar bebas, baik
struktural maupun kultural. Indonesia perlu menata kekuatan struktural guna melakukan proses
penguatan potensi lokal. Negara-negara maju dengan segala kekurangannya telah terlebih dulu
melakukan penguatan struktural. Mereka memang memiliki sumberdaya alam yang sangat
terbatas, namun keterbatasan itu disiasati dengan manajerial yang sangat kuat dan ketat. Negara
maju memiliki kemampuan lebih dalam merasionalkan sumber-sumber lokalnya dan membuat
mekanisme hukum yang cukup rinci dengan batas-batas yang jelas sebagai langkah proteksi
terhadap aset nasional mereka—hal mana yang belum mampu dilakukan di Indonesia. Indonesia
sendiri yang memiliki aset-aset strategis, malah bertindak jauh lebih liberal dari apa yang
dilakukan negara-negara maju pencetus liberalisme itu sendiri.
Indonesia tidak membangun mekanisme kontrol yang cukup efektif guna memproteksi
aset nasional agar jangan sampai jatuh ke tangan asing. Kemampuan manajerial Indonesia dalam
menata aset-asetnya inilah yang seharusnya menjadi kunci pLenentu sebesar apa peluang kita
dalam kancah globalisasi. Penguatan struktural yang perlu dilakukan adalah pengarusutamaan
ekonomi rakyat dan industri lokal dalam kebijakan dan regulasi pemerintah. Selain penguatan
struktural, pembenahan mental (kultural) bangsa inipun perlu dipikirkan. Harus jujur dan lapang
dada kita akui bahwa saat ini bangsa Indonesia memiliki kebiasaan kultural “mentalitas orang
kalah”. Kerap kali kita terlalu terbuka menerima pengaruh dari luar. Ironisnya, pengaruh luar
yang masuk ditelan begitu saja. Harusnya ada transformasi kebudayaan yang cukup besar untuk
bisa membendung pengaruh tersebut. Indonesia perlu menggali betul segala potensi yang
tersimpan dalam bumi pertiwi ini. Ambil contoh, Cina.
Sejarah kebudayaan panjang yang mereka lalui telah mampu membangun Cina seperti
sekarang yang mampu menegakkan kepala saat berhadapan dengan kepentingan asing. Identitas
kolektif kebangsaan mereka pun malah semakin menguat. Indonesia seharusnya mampu
melakukan perubahan sebagaimana yang telah ditunjukkan negara berpopulasi terpadat tersebut.
Akan tetapi, langkah yang ditempuh Indonesia tentu saja harus berbeda dengan Cina. Bukan
semata ingin tampil beda, akan tetapi perbedaan realitas objektif dari masing-masing negara harus
disikapi dengan cara berbeda pula. Dalam menyikapi konstelasi global, Indonesia dituntut untuk
bermain dengan caranya sendiri. Kondisi objektif pluralitas masyarakat Indonesia merupakan
salah satu ciri khas yang harus mampu ditata dengan membangkitkan kekuatan-kekuatan lokal.
Apa yang menjadi kekurangan kita selama ini adalah belum terbangunnya sebuah kebanggaan
atas apa yang kita miliki sebagai bagian integral dari diri kita sendiri—sebuah problem mentalitas
yang hingga hari ini belum mampu kita rubah.
Disinilah sesungguhnya sikap maupun peran kepemimpinan nasional diharapkan. Sikap
kepemimpinan nasional pada akhirnya akan sangat menentukan bagaimana identitas kolektif
kebangsaan melalui potensi lokal dapat terbangun. Nation character building yang dilakukan
Soekarno pada fase awal pemerintahan Republik kini seakan tak lagi nampak. Pembangunan
karakter nasional tidak lain adalah upaya membangun identitas kolektif kebangsaan dalam wadah
Republik. Akan tetapi, dalam proses itu, pendekatan top-down yang dilakukan orde baru tidak
perlu diulang lagi. Pendekatan tersebut justru menimbulkan sinisme masyarakat terhadap potensi
lokal, termasuk Pancasila. Menyikapi hal tersebut, Indonesia sesungguhnya memiliki satu
pamungkas yang sesungguhnya menyatukan sekian potensi lokal dalam sebuah perahu untuk
mengarungi arus globalisasi, yakni Pancasila. Sayangnya, pamungkas itu bak pusaka yang tak
tersentuh dan diperlakukan bak kendaraan bemo.
Reputasi Pancasila sebagai ideologi pemersatu bangsa telah diakui oleh dunia
internasional. Sebagai pimpinan organisasi yang menyuarakan kerukunan umat beragama, Prof.
Marco Impagliazzo ternyata juga memiliki kekaguman terhadap dasar negara Indonesia itu.
"Saya mengatakan bahwa dari luar ideologi Pancasila itu sangat penting," kata Pimpinan
Komunitas Sant Edigio itu saat menghadiri diskusi lintas agama dengan Utusan Khusus Presiden
RI untuk Dialog dan Kerjasama Antar Agama dan Peradaban, Prof. Din Syamsudin di Kantor
OASE, Kabinet Kerja, Jakarta, Jumat (10/11/2017).
"Pancasila adalah sesuatu yang harus diperlihatkan oleh Indonesia kepada yang lain.
Indonesia harus bangga dengan ideologi ini karena menjadi model bagi negara-negara lain,"
tambahnya.
Prof. Din Syamsudin menilai pernyataan yang disampaikan Marco tersebut merupakan
sebuah penghargaan yang sangat tinggi bagi Pancasila. Hal itu berarti Pancasila diakui sebagai
pemersatu suku-suku di Indonesia.
"Ini adalah sebuah pernyataan yang tulus agar bangsa Indonesia dapat mencerahkan
dunia dengan Pancasila. Itu harus dimulai dengan keyakinan kita, tidak hanya memiliki Pancasila
tetapi juga menjadi warga negara yang menjiwai Pancasila," ujarnya.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia, telah menjadi rujukan masyarakat
internasional dalam membangun kehidupan yang damai, adil, dan makmur di tengah kemajemukan
dunia. Kita sebagai pemilik pancasila untuk dapat memegang teguh nilai-nilai yang ada dalam
pancasila

3.2 Saran
Pancasila perlu ditanamkan dalam dunia internasional agar kita mampu memfilterisasi arus
globalisasi yang ada. Pancasila dapat berperan dalam era globalisasi apabila dari diri masing-masing
sudah tertanam nilai-nilai luhur pancasila.
Daftar Pustaka

https://news.okezone.com/amp/2017/11/10/18/1811987/pancasila-dipuji-profesor-italia-indonesia-
harus-bawa-ideologi-ini-ke-kancah-dunia
https://www.antaranews.com/berita/261846/sisi-universal-pancasila-di-mata-dunia
https://thegreatmaker.blogspot.com/2016/02/peran-pancasila-dalam-politik-luar
https://achyatsafir.blogspot.com/2015/10/peranan-pancasila-dalam-era-globalisasi

Anda mungkin juga menyukai