Anda di halaman 1dari 14

Kadmium (Cd)

Disusun oleh
Nursofiatunnisah Diarja
164111022
Farmasi A
Semester VI
2019
Kadmium??
Kadmium adalah suatu unsur kimia (logam) dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Cd dan nomor atom 48.
Cd memiliki karakteristik berwarna putih keperakan seperti logam aluminium,
tahan panas, tahan terhadap korosi.
Jumlah normal kadmium di tanah berada di bawah 1 ppm, tetapi angka
tertinggi (1.700 ppm) dijumpai pada permukaan sample tanah yang diambil di
dekat pertambangan biji seng (Zn).
Kadmium lebih mudah diakumulasi oleh tanaman dibandingkan dengan ion
logam berat lainnya seperti timbal.
Menurut WHO, konsumsi per minggu yang ditoleransikan bagi manusia adalah
400-500 μg per orang atau 7 μg per kg berat badan
Sifat Kadmium
Sifat Kimia
a. Cd tidak larut dalam basa.
b. Larut dalam H2SO4 encer dan HCl
Sifat Fisik encer Cd + H2SO4 → CdSO4 + H2
c. Cd tidak menunjukkan sifat
a. Logam berwarna putih amfoter
keperakan d. Bereaksi dengan halogen dan
b. Mengkilat nonlogam seperti S, Se, P
e. Cd adalah logam yang cukup aktif
c. Lunak/Mudah ditempa dan f. Dalam udara terbuka, jika
ditarik dipanaskan akan membentuk asap
d. Titik lebur rendah coklat CdO
g. Memiliki ketahanan korosi yang
tinggi
h. CdI2 larut dalam alcohol
Penggunaan Cd
• Zat pewarna.
• Bahan industri baterai
• Senyawa Kadmium Bromida (CdBr2) dan Kadmium Iodida (CdI2)
secara terbatas digunakan dalam dunia fotografi.
• Senyawa dietil Kadmium [(C2H5)2 Cd] digunakan dalam proses
pembuatan tetra etil-Pb.
• Senyawa Cd-Stearat banyak digunakan dalam perindustrian
manufaktur Klorida (PVC) sebagai bahan yang berfungsi sebagai
stabilizer
Bioakumulasi Kadmium (Cd)
• Logam berat masuk ke dalam jaringan tubuh makhluk hidup melalui
saluran pernafasan, pencernaan dan penetrasi melalui kulit.
• Di dalam tubuh logam diabsorpsi darah, berikatan dengan protein
darah yang kemudian didistribusikan ke seluruh jaringan tubuh Logam
kadmium (Cd) akan mengalami proses biotransformasi dan
bioakumulasi dalam organisme hidup (tumbuhan, hewan dan
manusia).
Farmakokinetik Kadmium
• Pada pemasukan secara oral hanya sekitar 5 % Kadmium yang diabsorbsi,
akan tetapi pada pasien yang kekurangan kalsium atau besi jumlah yang
diabsorbsi akan meningkat.
• Absorbsinya pada hewan coba kira-kira 1,5 %. Absorbsi Kadmium melalui
napas para perokok antara 10-40 %. Selanjutnya Kadmium diangkut dalam
darah, sebagian besar terikat pada eritrosit dan albumin. Setelah
didistribusikan, kira-kira 50 % dari jumlah kadmium dalam tubuh ditemukan
dalam hati dan ginjal.
• Waktu paruh Kadmium dalam tubuh berkisar 10-30 tahun.
• Cd sebagian besar melalui saluran cerna dan dieliminasi melalui feses sekitar
3-4 minggu kemudian dan sebagian kecil melalui urin.
Keracunan Kadmium
• Keracunan Kadmium secara akut dapat terjadi dengan menghirup
Kadmium Oksida.
• Konsentrasi yang rendah akan menyebabkan batuk, mual, rangsang
muntah dan kesulitan bernapas.
• Pada keracunan berat setelah periode laten sekitar satu hari (atau
bahkan lebih lama lagi) akan terjadi udem paru-paru toksik yang
dapat menyebabkan kematian.
• Pada pemasukan secara oral timbul gejala-gejala saluran cerna paruh
seperti muntah yang hebat, sakit perut, tenesma dan diare.
Keracunan Kadmium
• Pada keracunan Kadmium kronis terjadi batuk dan pilek yang
berlangsung lama disertai hiposmia dan anosmia akibat rusaknya
epitel penciuman, juga terjadi kerusakan ginjal dan proteinuria.
• Yang khas adalah warna kuning dari Kadmium Sulfida pada gigi.
• Pada hewan percobaan senyawa Kadmium bersifat karsinogen
sedangkan pada manusia belum diketahui secara pasti.
Efek kronis akibat toksisitas kadmium (Cd) pada manusia

• Efek kadmium (Cd) terhadap ginjal


menimbulkan gangguan dan bahkan mampu menimbulkan kerusakan pada
sistem yang bekerja di ginjal. Kerusakan yang terjadi pada sistem ginjal
dapat dideteksi dari tingkat jumlah atau jumlah kandungan protein yang
terdapat dalam urine. Petunjuk kerusakan yang dapat terjadi pada ginjal
akibat logam kadmium (Cd) yaitu terjadinya asam amniouria dan
glokosuria, dan ketidaknormalan kandungan asam urat kalsium dan fosfor
dalam urine.
• Efek kadmium (Cd) terhadap paru
Keracunan yang disebabkan oleh peristiwa terhirupnya uap dan atau debu
kadmium (Cd) juga mengakibatkan kerusakan terhadap organ respirasi
paru-paru. Kerusakan paru-paru tersebut dapat terjadi sebagai akibat dari
keracunan kronis yang disebabkan oleh kadmium (Cd).
Efek kronis akibat toksisitas kadmium (Cd) pada manusia

• Efek kadmium (Cd) terhadap tulang


Efek keracunan kadmium (Cd) juga dapat mengakibatkan kerapuhan
pada tulang. Gejala rasa sakit pada tulang sehingga menyulitkan untuk
berjalan. Terjadi pada pekerja yang bekerja pada industri yang
menggunakan kadmium (Cd). Penyakit tersebut dinamakan “itai-itai”.
• Efek kadmium (Cd) terhadap sistem reproduksi
Daya racun yang dimiliki oleh kadmium (Cd) juga mempengaruhi sistem
reproduksi dan organ-organya. Pada konsentrasi tertentu kadmium (Cd)
dapat mematikan sel-sel sperma pada laki-laki. Hal inilah yang menjadi
dasar bahwa akibat terpapar oleh uap logam kadmium (Cd) dapat
mengakibatkan impotensi.
Pengobatan Keracunan Kadmium

• Terapi untuk keracunan Kadmium dilakukan secara simptomatis,


penanganan secara spesifik belum diketahui
• Senyawa EDTA (Etilendiamin Tetraacetic Acid) dan senyawa DTPA
(Dietiltriamin Pentaacetic Acid) dapat memperkecil daya racun Cd.
Karena itu pada korban yang memperlihatkan gejala-gejala keracunan
akut oleh Cd untuk tindakan pencegahan adalah dengan EDTA dan
DTPA, sedangkan untuk keracunan yang kronis, hal ini sama sekali
tidak berlaku.
Pengobatan Keracunan Kadmium

• Terapi efektif untuk keracunan Kadmium sukar dilakukan.


• Setelah penghirupan akut, penderita harus dipindahkan dari sumber
Kadmium dan ventilasi paru harus dipantau dengan cermat. Napas
buatan dan terapi steroid mungkin diperlukan. Terapi dengan CaNa2
EDTA umumnya diberikan, meskipun tidak tidak terbukti bermanfaat.
• Dimerkaprol dikontraindikasikan karena obat ini meningkatkan
nefrotoksisitas. Hal tersebut mungkin karena Kadmium didistribusi ke
tempat yang sukar dicapai oleh kelator
Analisis Kadmium

Analisis Kadmium menggunakan metode spektrofotometri serapan


atom dan metode Kromatografi Cair Kinerja
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai