Anda di halaman 1dari 45

Kuliah Agama Katolik

Fakultas Kedokteran UAJ


Pengantar:
Masih perlukah kuliah Agama???
Kuliah agama sebagai fondasi untuk ilmu-ilmu
lainnya, agama katolik dalam kuliah ini bukanlah
believe, tetapi values

Kuliah agama dalam kerangka pengembangan


kepribadian dan nilai-nilai Atma Jaya: Kristiani,
Unggul, Profesional dan Peduli

Metode refleksi dan sharing


Materi Agama dalam Blok 1
Kosmologi Teologi
1. Makna Penciptaan
1.a. Bara (istilah teknis iman: menciptakan
kembali, membuat jadi baru sbg perbuatan
Allah, manusia tidak terlibat dalam tindakan
bara)
1.b. Ktizein (terj. Septuaginta atas kata bara:
penciptaan oleh Allah, ktistes: Sang
Pencipta; ktisis: karya ciptaan
1.c. Lat: facere dan creare
Kosmologi Teologi:
Penciptaan menurut Perjanjian Lama

 Titik tolak refleksi penciptaan adalah


kerangka Kisah Keluaran (perbudakan di
Mesir) dan Pembuangan ke Babylonia); dalam
Perjanjian Baru pembebasan Paskah dan
parusia (akhir zaman)
 Kisah kejadian dalam Alkitab lebih

menyangkut sejarah ‘purba’ manusia baik di


Israel maupun di luar (kisah-kisah dalam
bentuk cerita)
 Kisah Israel tentang penciptaan terdapat
dalam dua tradisi: tradisi Yahwis (J) dan P
(kodeks Priest)
 Tradisi Yahwis (Kej 2:4b-4:26; 6:1-8; 7:1-

5.16b-17.22-23; 8:6-12:20dst; 9:18-26;


11:1-9) berasal dari zaman raja-raja thn
1000-900seb.M dan masyarakat yg terancam
oleh macam-macam kekerasan.
Ciri-ciri yang disajikan Tradisi Yahwis bersifat
mitis-antropomorfis: eksistensi manusiawi
antara manusia berdosa dan rahmat Pencipta
1. Menampilkan keterikatan pd bumi sama
halnya dgn makhluk hewani; bedanya:
manusia mampu mengolah bumi dan
memeliharanya dan manusia dipanggil utk
percaya pd perintah Pencipta dan saling
menolong sbg laki-laki n perempuan (Kej
2:4b.25)
Lanjutan:
2. Dosa manusia digambarkan dgn: a) menikmati pohon
pengetahuan yg baik dan jahat; b) pembunuhan saudara; c)
menara babel. Manusia yg terbatas ingin melampaui yg
dikehendaki Allah, yaitu keinginan utk memiliki harta yg
diciptakan oleh Allah
3. Rahmat Pencipta hadir bukan dg membalas dendam tetapi
Hakim yg murah hati. hukuman mati yg sudah dijatuhkan tdk
dilaksanakan (2:17); org bersalah tetap boleh mendapat
peradilan (3:9-13;4:9); Yahwe tetap peduli meskipun
menghukum (3:21); Yahwe tetap berpaling pd manusia
berdosa, kisah Nuh (6:8). Muncul istilah rahmat (kasih
karunia)
Kesimp: Tradisi J menggambarkan Pencipta yg bersifat Penebus
 Tradisi P (Kej 1:1-2.4a; 5:1-32; 6:9-22; 7:6-16a.18-21.24;
8:1-5.13-19; 9:1-17; 10:1-32; 11:10-32)
 Tradisi P mengakui satu-satunya Allah yg mencipta secara

unik dan tak terbandingkan berangkat dari Firman dan


perintahNya.
 Kata menciptakan dipakai kata bara, suatu tindakan kreatif

Allah.. Bdk dgn terjadinya Israel sbg bangsa (Yes 43:1),


keselamatan dan kemalangan (Yes 45:7; 54:16), penyelesaian
sejarah (Yes 41:20; 42:5)
 Bara dilawankan dgn kaos, mengungkapkan hanya Allah yg

menciptakan hidup dan keteraturan: pemisahan air laut n


daratan, kejelasan dg pengelompokan binatang, pepohonan
yg bertunas, benda2 langit utk melayani pembagian waktu,
binatang yg beranakpinak
 Penjelasan penciptaan manusia menurut P
1. Allah rela menciptakan manusia secara meriah dgn
tegangan dua jenis (Kej 1:26-27) dan ditentukan
“berkuasa” atas alam hewani.
2. Diciptakan menurut gambar Allah, manusia
diharapkan spy dlm segala hal mencerminkan sifat
dan sikap Allah sendiri, termasuk dalam hal kuasa.
3. Istirahat Sabat melambangkan kehendak ilahi utk
memberkati, menguduskan dan menyelesaikan.
Istirahat itu tetap dalam kemurahan, Allah yg sudah
menebus bersumpah ‘takkan membinasakan lagi
segala yg hidup’ (Kej 8:21b)
 Refleksi penciptaan dan pembebasan dari perbudakan
itu dilanjutkan oleh para nabi supaya Israel dapat
menjadi ‘terang utk bangsa2’ (Yes 42:6-7; 43:1)
 Refleksi lain: kekuatan Allah harus bercahaya di

tengah dewa-dewi yg tak berdaya (Yes 40:18dst).


Kekuatan Allah dalam “hamba Yahwe” utk melayani
alam ciptaan yg cedera (Yes 42:3; 49:5-6; 50:4;
53:5.10-11)
 Yg lain: refleksi di akhir zaman “langit yg baru dan

bumi yg baru” (65:17; 66:22) dan secara definitif Allah


membuktikan diriNya lebih besar drpd baitNya (66:1)
dan umatNya dikumpulkan (66:18)
Penciptaan
menurut Perjanjian Baru
 Refleksi tentang alam ciptaan terurai dalam kisah-kisah
Yesus. Yesus suka akan kehidupan alamiah, misalnya makan,
hidupnya burung dan bunga, kasih mengasihi, penyembuhan.
 Yesus giat bekerja utk pemulihan2 alam ciptaan dan

koreksian secara eskatologis. Itu sebabnya, Yesus membela


kaum miskin dan terlantar
 Tulisan Paulus dan Yohanes merefleksikan Yesus Hamba

Allah Pencipta yang menebus. Pada salib puncak kehendak


Allah utk menyelamatkan, dan daya hidupNya nyata dalam
pembangkitan Yesus; Yesus Kristus adalah tempat hidup di
mana sejarah penciptaan sekali utk selamanya beralih
menjadi sejarah penebusan dan penyelesaian dalam Allah
Tritunggal (1Kor 8:6/ Yoh 1:3.10)
Gagasan filsafati:
 Penciptaan berasal dari yang tidak ada,
creatio ex nihilo (lih. 2 Mak 7:28 n Rm 4:17).
Ajaran ini berseberangan dgn Plato yang
mengatakan dunia diciptakan dari materi
yang tak terbentuk, bahan yg sudah ada.
 Makna creatio ex nihilo Allah Pencipta

alkitabiah adalah satu-satunya yg menjadikan


dunia ini dan mahakuaa. Allah tidak
tergantung pada bahan yg sudah tersedia dan
tidak memerlukan bantuan dari siapa pun.
Refleksi antropologi teologis
Mengapa Allah menciptakan manusia?
 Allah menciptakan kita karena kehendak

bebas dan cinta kasih-Nya yang tulus.


 daripadaNyalah, kodrat manusia mempunyai

keterarahan: kebaikan, kebenaran,


keindahan, (kehidupan). Semua ciptaan
mempunyai tujuan pada Sang Pencipta.
 Di luar keterarahan itu datangnya dari si jahat
 Kecenderungan berbuat jahat itulah disebut

dengan dosa asal.


Mengapa kita mencari Allah?
Allah telah menaruh ke dalam hati kita,
keinginan untuk mencari dan
menemukan-Nya. Santo Agustinus
berkata: “Engkau telah mencipta kami
bagi Diri-Mu, dan hati kami tidak
tenteram sebelum beristirahat di dalam
Engkau.” Kita sebut kerinduan akan
Allah ini sebagai Agama.
Dapatkah kita memahami
keberadaan Allah dengan akal
budi kita?

Ya, akal budi manusia dapat


memahami Allah dengan
pasti. Dari akal budi inilah
manusia memiliki refleksi...
Keterarahan, yaitu bersatu
dengan Allah
 Mengapa manusia menyangkal keberadaan Allah
jika dapat mengetahui-Nya dengan akal budi?
 Mengenal Allah yang tak tampak menjadi
tantangan besar bagi pikiran manusia. Hal ini
kadang menakutkan. Ada alasan lain mengapa
manusia tidak ingin mengetahui Allah: jika
manusia mengetahui Allah, ia harus mengubah
hidupnya. Mereka yang mengatakan bahwa
pertanyaan tentang Allah itu tidak bermakna
karena tidak bisa dijawab akan
menggampangkan segala hal bagi dirinya.
 Dapatkah kita memahami Allah secara
keseluruhan di dalam konsep manusia?
Mampukah kita membicarakan Allah dengan
penuh makna?
 J: manusia terbatas, sedangkan kebesaran

Allah tak terbatas, tidak pernah bisa pas


dengan konsep pikiran manusia yang
terbatas. Namun, manusia tetap bisa bicara
tentang Allah dalam bahasa analogis
Refleksi Teologis
 Mengapa Allah harus menunjukkan Diri-Nya?
 J: menggunakan akal budi, manusia dapat

mengetahui bahwa Allah itu ada, namun


bukan pengetahuan tentang Allah yang
senyatanya. Karena Allah sangat mencintai
manusia, maka Dia menyingkapkan Diri-Nya.
 Bagaimanakah Allah mewahyukan Diri-Nya
dalam Perjanjian Allah?
 J: Allah mewahyukan Diri-Nya dalam

Perjanjian Lama sebagai Allah yang


menciptakan dunia atas dasar cinta kasih dan
yang tetap setia kepada manusia, bahkan
ketika manusia menjauhkan diri dari Dia saat
jatuh ke dalam dosa
 Apa yang Allah tunjukkan tentang Diri-Nya
ketika Ia mengutus Putra-Nya bagi kita?
 J: Allah menunjukkan kepada kita, dalam

Yesus Kristus, kedalaman cinta-Nya yang


penuh belas kasih
 Bagi saya, Allah menjelma menjadi manusia

adalah keharusan... Pada hakekatnya Allah


seperti itu karena Ia bereksistensi.
 Dengan kedatangan Yesus Kristus apakah
semuanya telah diwartakan, atau apakah
perwahyuan terus berlanjut, bahkan setelah
Dia?
 J: dalam Yesus Kristus, Allah sendiri hadir di

dunia. Yesus adalah sabda terakhir Allah.


Dengan mendengarkan Dia, seluruh umat
manusia dari segala zaman, dapat mengenal
siapa Allah dan mengetahui apa yang perlu
bagi keselamatan mereka.
Kata dan teks kunci:
Yesus Kristus
Manusia mencari “Yang Ilahi”, berangkat dari
peristiwa kematian hidup
Kis 11:26 (istilah Kristen pertama kali muncul)
Umat Kristiani berkait erat dengan relasi pada Yesus
Kristus
Kis 2:36; 11:20 (Isi pokok pewartaan jemaat
perdana)

Pewartaan Kristen: kesamaan dan kesinambungan


Kedudukan dan peranan Kristus sbg penyelamat
dunia
Kata dan teks kunci:


Yesus Kristus yang hidup sesuai
dengan Perjanjian Lama


Jemaat perdana percaya kepada Alkitab krn Yesus
menggenapi Kitab Suci

Jemaat mengamalkan ajaran Kristus dan rela
meniru Yesus


Jemaat perdana mengartikan hidup dan nasib Yesus
dalam terang kebangkitan

Kebangkitan kunci iman, Allah membenarkan Yesus
(1Tim 3:16)
 Mengapa kita menyebarkan iman?
 J: kita menyebarkan iman karena perintah Yesus
pada kita: “... Pergilah, jadikanlah semua
bangsa murid-Ku...(Mat 28:19)
 Selain orang-orang Kristiani, maka yang
menyebarkan iman adalah yang beragama
Islam; (mungkin, sekarang ini budhisme melalui
ajaran-ajaran yang sudah masuk audio-visual)
 Tidak heran ada sejarah gelap dan kelam,
berlomba-lomba dan mengalahkan yang lain
 Bagaimanakah kita bisa tahu bahwa kita
menghayati iman yang sejati?
 J: Iman yang sejati adalah iman yang

berdasarkan Kitab Suci dan Tradisi Gereja


yang hidup (liturgi yang hidup).
 Berdasarkan Kitab Suci, maka orang-orang

Kristen harus mengikuti Yesus di dalam


SabdaNya
Matius 19:23-30 Luk 9:57-62
 Dapatkah Gereja salah dalam hal iman?
 J: umat beriman sebagai keseluruhan tidak

bisa salah dalam hal iman karena Yesus


mengutus Roh Kebenaran dan menjaga
mereka berada dalam kebenaran
 Apakah Kitab Suci benar?
 J: Kitab Suci dengan teguh, setia dan tanpa

kesalahan mengajarkan kebenaran...ditulis


dengan ilham Roh Kudus, Kitab Suci
mempunyai Allah sebagai pengarangnya.
Manusia di Hadapan
Allah
Sebab manusia tidak percaya adanya
Allah
(1) protes terhadap kejahatan di dunia;
(2) ketidakpahaman religius atau sikap tidak
peduli;
(3) kesusahan duniawi dan kekayaan;
(4) contoh hidup yang buruk dari para
beriman;
(5) aliran-aliran yang bermusuhan dengan
agama;
(6) lari dari Allah yang memanggil akibat
berbuat dosa
Pengenalan akan Allah
 Dunia material
“Karena apa yang dapat mereka ketahui
tentang Allah nyata bagi mereka, sebab Allah
telah menyatakannya kepada mereka. Sebab
apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu
kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya
dapat tampak kepada pikiran dari karya-Nya
sejak dunia diciptakan, sehingga mereka
tidak dapat berdalih” (Rm 1:19-20)
 St. Agustinus menulis: “Tanyakanlah
keindahan bumi, tanyakanlah keindahan
samudra, tanyakanlah keindahan udara yang
menyebarluas, tanyakanlah keindahan
langit... tanyakanlah semua benda. Semuanya
akan menjawab kepadamu: Lihatlah, betapa
indahnya kami. Keindahan mereka adalah stu
pengakuan. Siapakah yang menciptakan
benda-benda yang berubah, kalau bukan
Yang Indah, yang tidak dapat berubah.”
“Sering kamu lihat lampu-lampu kecil di jalan yang dialiri listrik
untuk memandu para pengendara. Jika listrik tidak mengalir,
maka lampu-lampu itu mati. Lampu itu adalah aku dan kamu.
Aliran listriknya adalah Allah! Kita bisa membiarkan Allah
mengalirkan listrik melalui kita untuk memancarkan Sang Cahaya
Dunia: Yesus – atau kita memilih untuk menolak menjadi alat-
Nya dan membiarkan kegelapan menyebar.” (mother teresa)
Manusia beriman, ciri-cirinya:
 Iman memiliki 7 ciri:
 Iman adalah suatu rahmat cuma-Cuma yang kita terima saat kita
dengan sungguh-sungguh memohonnnya.
 Iman merupakan kekuatan adikodrati yang mutlak diperlukan jika kita
ingin mencapai keselamatan.
 Iman menuntut kehendak bebas dan pemahaman yang jelas dari
seseorang ketika menerima undangan ilahi.
 Iman merupakan kepastian yang mutlak karena Yesus yang
menjaminnya.
 Iman tidaklah sempurna kecuali jika mengarah pada cinta kasih yang
aktif.
 Iman bertumbuh saat kita semakin cermat mendengarkan Sabda Tuhan
dan memasuki hubungan yang khusyuk dengan Dia dalam doa.
 Iman memberi kita kesemapatan untuk mencicipi kegembiraan surgawi.
Manusia dan dunia
 Dalam Kitab Kejadian diceritakan manusia
hidup di Firdaus (Taman Eden). Disebut pula
Taman Allah. artinya, berbuah; berair yang
baik. Di taman itulah manusia hidup bahagia
 Dikatakan bahwa pada hari Sabat (hari ke-7),
Allah menyelesaikan karya cipta dan
beristirahat. Rupa-rupanya tujuan penciptaan
adalah Sabat, yaitu memberi penghormatan
dan penyembahan Allah.
 Oleh Paus Fransiskus beliau menulis ensiklik

Laudato Si, agar manusia bertobat dan


berdoa untuk bumi.
 Sementara itu, bagi orang Kristiani ada hari

ke-8, yang disebut dengan penciptaan baru.


 Akan tetapi, manusia memberontak yang dilukiskan
dalam Kitab kejadian sebagai dosa.
 tentang dosa, hanya bisa disadari jika
memperhatikan hubungan antara manusia dan
Allah. jika tidak, dosa hanya dipandang sbg
gangguan dalam pertumbuhan, satu kelemahan
jiwa, satu kesalahan otomatis struktur masyarakat.
 Dosa adalah penyalahgunaan kebebasan, di mana
akal budi yang punya keterarahan utk mencintai
dan dicintai Allah telah gagal.

 Dosa manusia digambarkan dgn: a)
menikmati pohon pengetahuan yg baik dan
jahat; b) pembunuhan saudara; c) menara
babel. Manusia yg terbatas ingin melampaui
yg dikehendaki Allah, yaitu keinginan utk
memiliki harta yg diciptakan oleh Allah
 Menikmati pohon pengetahuan yang baik dan

jahat itu disebut sebagai dosa asal, yang lain


disebut sebagai dosa pribadi
 Paham dosa asal: secara tradisional sebagai hilangnya rahmat dan
rusaknya kodrat yang dialami oleh nenek moyang kita yang
pertama dan ditanggung oleh semua orang sesudahnya. Disebut
pula dengan dosa warisan. Dalam tradisi jemaat kristiani
dilakukanlah praktek pembaptisan bayi demi pengampunan dosa
asal itu.
 Selanjutnya, dalam ajaran mengenai dosa asal dikatakan manusia

saat dilahirkan terkena dosa asal, masuk ke dalam keadaan dosa.


Dan manusia membutuhkan rahmat.
 Maka, ada dua sisi tentang ajaran dosa asal, pertama berarti

solidaritas manusiawi dalam dosa dan panggilan kepada


kehidupan adikodrati
 Dosa asal hanya bisa dipahami dalam cahaya wafat dan

kebangkitan Yesus Kristus sbg sumber rahmat dan Adam sbg


sumber dosa.
 Pembagian dosa:besar dan kecil. Kata kunci
yang dipakai adalah sungguh tahu dan
sungguh mau. Dosa besar jika manusia
sungguh tahu dan mau utk menjauhi Allah
secara sengaja dan radikal. Dosa besar
menghilangkan rahmat yang menyucikan dan
menerima resiko hukuman abadi.
 Dosa kecil merugikan hubungan dgn Allah

dan sesama, tetapi tidak memuat pilihan


dasar melawan Allah
 Tujuh dosa pokok
 Rumusan: dosa-dosa yang dianggap sebagai

akar semua dosa yang lain.


 Gregorius Agung membuat daftar dosa itu:

(1) sombong (2) tamak (3) iri hati (4) nafsu (5)
rakus (6) marah (7) malas, tak ambil pusing
dan meremehkan urusan-urusan rohani
Dialog antar umat beragama
 Bagaimanakah seseorang bertanggungjawab
atas imannya sementara di dalam kehidupan
ini ia berhadapan dengan berbagai tradisi,
budaya, agama, ideologi yang juga dianggap
benar?
 Bagaimanakah seseorang hidup di tengah

perbedaan agama?
 Apakah banyaknya agama dikehendaki oleh

Allah?
 Apakah benar banyak keselamatan?
 Jawabannya: mengadakan DIALOG dan mengenal identitas
masing-masing agama.
 Dialog ini mengatasnamakan sikap menghormati dengan

tulus nilai-nilai moral dan spiritualnya serta mencari


landasan bersama dan tanggungjawab universal
 Istilah yang perlu dipahami:

1. eklusivisme: Yesus Kristus dan Gereja adalah perlu untuk


keselamatan
2. Inklusivisme: Yesus Kristus adalah jalan untuk semua
orang
3. Pluralisme: model Yesus merupakan jalan bagi orang
kristiani dan penghargaan tradisi religius agama lain
sebagai jalan untuk memperoleh keselamatan
 Bentuk dialog:
1. Dialog kehidupan: mengungkap masalah-
masalah hidup
2. Dialog akademik: diskusi secara filosofis-
teologis
3. Dialog spiritual: mengungkapkan
pengalaman iman

Anda mungkin juga menyukai