Anda di halaman 1dari 29

GANGGUAN MENTAL DAN

PERILAKU AKIBAT PENGGUNAAN


ZAT PSIKOAKTIF

dr. Satya Joewana, Sp.KJ (K)


Departemen Ilmu Kesehatan Jiwa dan Perilaku
FK Unika Atma Jaya
Gangguan mental ini sebenarnya termasuk
gangguan mental organik.

Gangguan mental organik pada kelompok ini


diakibatkan karena zat psikoaktif.

Oleh karena gangguan ini sangat luas, sangat


kompleks dimana masalah psikologis, budaya
moral, agama dan hukum mempunyai kaitan
dengannya maka dikeluarkan dari kelompok
gangguan mental organik pada umumnya dan
dapat nomor tersendiri dalam klasifikasi
gangguan jiwa.
Dalam ICD 10 (WHO) gangguan mental organik
akibat zat psikoaktif ini dihimpun dalam
kelompok bernama “Mental and Behavioral
Disorders due to Psychoactive Substance Use”.

Yang dalam PPDGJ III (Dep.Kes.RI)


diterjemahkan menjadi “Gangguan Mental dan
Perilaku Akibat Penggunaan Zat Psikoaktif”.

Dalam DSM IV TR dinamakan “Substance-Related


Disorders”.
Zat psikoaktif adalah zat yang menimbulkan
perubahan perasaan, pikiran, perilaku,
persepsi, dan kesadaran pada orang yang
mengonsumsinya.

Ada berbagai alasan mengapa seseorang


menggunakan zat psikoaktif :
1. Anticipatory belief
2. Relieving belief
3. Permissive or facilitative belief
Ada 8 sindroma klinik yang berkaitan dengan
penggunaan zat psikoaktif :
1. Intoksikasi akut
2. Penggunaan yang merugikan
3. Sindroma ketergantungan
4. Keadaan putus asa
5. Keadaan putus zat disertai delirium
6. Gangguan psikotik
7. Sindroma amnestik
8. Gangguan psikotik residual dan late onsef
Penangulangan :
1. Supply reduction
2. Demand reduction
3. Harm reduction

Supply reduction
1. Memberantas dan memusnahkan
peredaran ilegal zat psikoaktif.
2. Mengawasi dan mengatur produksi,
distribusi, penyimpanan dan
penggunaan zat psikoaktif legal.
Demand reduction
1. Prevensi
2. Terapi (detoksifikasi)
3. Rehabilitasi (terapi pasca detoksifikasi)
4. Aftercare

Harm reduction
Penyuluhan : don’t use any substance
Don’t inject
Use clean needle
Use condome
Terapi pasca detoksifikasi
Konseling
Psikoterapi kognitif-behavioral
Terapi kelompok
Terapi keluarga
Terapi antagonist
Terapi substitusi
* Metadon
* Subutex (bufrenorphine)
* Suboxone (bufrenorphine + naloxone)
Therapeutic community
Pendekatan Masalah
1. Pendekatan moral
2. Pendekatan legal
3. Pendekatan kesehatan masyarakat
4. Pendekatan medikal
5. Pendekatan psikososial
6. Pendekatan sosiokultural
KONSEP DASAR
Satya Joewana, ADIKSI
dr, Sp.KJ(K)
Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya
● Manusia dan hewan mempunyai kecenderungan untuk mengulang
pengalaman yang menyenangkan dan menghindari pengalaman yang
tidak enak.
● Sensasi yang menyenangkan tidak selalu sama pada semua orang,
bergantung a.l. pada pengalaman masa lalunya
● Sensasi yang menyenangkan itu dapat berupa makanan, minuman,
sensasi seksual, narkotika, judi, internet, belanja, dsb.
● Sensasi yang menyenangkan menimbulkan perasaan euforia (
nyaman, nikmat, santai )> euforia positif.
● Orang yang mengalami adiksi kebanyakan juga menderita gangguan
lain seperti perasaan rendah diri,kurang percaya diri,
depresi,kecemasan, bahkan psikosis ( penyakit komorbid ).
● Narkotika dapat menghilangkan atau mengurangi
perasaan rendah diri, depresi, kecemasan tetapi
HANYA SESAAT. > euforia negatif.
● Bila orang tidak dapat mengendalikan diri dan
membatasi mengonsumsi zat yang menimbulkan
euforia, ia akan mengalami adiksi.
● Adiksi ditandai dengan adanya toleransi, gejala
putus zat tertentu, keinginan kuat untuk
mengonsumsi zat tertentu, tak dapat
mengendalikan pengnaannya dan tak peduli
terhadap akibat negatifnya.
● Otak manusia merupakan organ yang sangat kompleks
dan terdiri dari beberapa bagian, a.l.
● Batang otak: di mana terdapat pusat-pusat yang vital
seperti pengaturan nafas, tekanan darah. Bila rusak >
kematian
● Otak kecil terutama berkaian dengan fungsi gerak
motorik
● Sistem limbik berfungsi mengatur emosi, motivasi,
memori.
● Gambar Otak Manusia
● Brain Reward System : pusat kenikmatan, terdiri dari
beberapa bagian otak: NAc, VTA, korteks prefrontal,
amygdala dll.
● Narkotika, psikotropika, alkohol, nikotin, kafein (napza)
bekerja pada Brain Reward System sehingga memberi
rasa senang melalui pengaruhnya terhadap
neurotransmiter.
● Neurotransmiter adalah senyawa yang menghantarkan
rangsang dari sel saraf yang satu ke sel saraf yang lain.
● Ada banyak jenis neurotransmiter : dopamin, serototin,
norepinefrin, epinefrin, endorfin dll.
● Dalam hal adiksi ada beberapa neurotransmiter yg berperan
terutama dopamin ( pleasure neurotransmitter)
● Endorfin adalah neurotransmiter yang berperan dalam hal
menghambat rangsang nyeri.
● Morfin mempunyai sifat mirip endorfin, begitu juga heroin,
metadon, dan sebagian sifat buprenorfin.
● Senyawa yang mempupnyai sifat sama dengan endorfin disebut
senyawa agonis endorfin
● Sebaliknya naloxone dan naltrexon mempunyai sifat berlawanan
dengan endorfin dan disebut senyawa antagonis endorfin.
● Buprenorfin adalah snyawa yang partial agonist .
● Gambar neuron, sinapse dan reseptor
● Apabila seseorang menggunakan heroin, morfin,
metadon secara terus menerus maka produksi endorfin
dalam badan manusia berkurang, sehngga bila suatu saat
orang itu mengurangi atau menghentikan konsumsi
heroin, akan terjadi kekurangan endorfin yang secara
klinis akan muncul gejala putus heroin / opioida > sakau.
● Efek suatu narkotika pada penggunaan berulang secara
teratur makin berkurang. Keadaan ini disebut terjadi
toleransi. Oleh karena itu untuk mencapai efek semula
diperlukan jumlah narkotika yang makin banyak.
● Ada toleransi silang antara sesama narkotika yang sejenis
secara farmakologik: misalnya antara heroin, morfin,
metadon, kodein; antara obat penenang dan alkohol,
Alcohol Intoxication
1. slurred speech
2. incoordination
3. unsteady gait
4. nystagmus
5. impairment in attention / memory
6. Stupor or coma
7. Psychological changes: mood lability
8. Problematic behavior : inappropiate sexual or
aggressive behavior
Alcohol withdrawal
1. Banyak berkeringat
2. nadi cepat > 100
3. Tremor di tangan
4. Insomnia
5. Mual/muntah
6. Halusinasi/ilusi
7. Agitasi psikomotor
8. Ansietas
9. kejang
Cannabis Intoxication
1. Conjunctival injection
2. Increase appetite
3. Dry mouth
4. Tachycardia
5. Impaired motor coordination
6. Euphoria,
7. Anxiety
8. Sensation of slow time
9. Impaired judgement
10. Social withdrawal
Cannabis withdrawal
1. irritability, anger, agession
2. Nervousness or anxiety
3. Sleep difficulty ( insomnia, disturbing dream )
4. Decreased appetite/ weight loss
5. Restlessness
6. Depressed mopod
7. Abdominal pain,tremor,, sweating, fever, chills,
headache
Stimulant Intoxication
1. Euphoria impaired judgement
2. Affective blunting tachy-/brady-cardia
3. Changes in socialibility pupil dilation
4. Hypervigilence elevated/lowered BP
5. Interpersonal sensitivity perspriration or chills
6. Anxiety, tension, anger nausea/ vomiting
7. Stereotype behavior weight loss
Stimulant Intoxication
Psychomotor agitation or retardation
Muscle weakness seizure
Respiration depression dyskinesia
Chest pain dystonia
Cardiac arrythmia coma
confusion
Stimulant withdrawal
Fatique
Vivid unpleasant dreams
Insomnia or hypersomnia
Increased appetite
Psychomotor retardation or agitation
Opioid Intoxication
Euphoria followed by apathy
Dysphoria
Psychomotor agitation or retardation
Impaired judgement
slurred speech
Pinpoint pupil
Drowsiness or coma
Impairment in attention or memory
Opioid withdrawal
Dysphoric mood diarrhea
Nausea or vomiting yawning
Muscleaches fever
Lacrimation / rhinnorheapupil dilation
Piloerection
Sweating
insomnia
Sedative –hypnotic
Intoxication
Maladaptive behavior: inappropriate sexual or
aggressive behavior
Psychological chances : mood lability, impaired
judgement
Slurred speech
impaired memory or attention
Incoordination
Unsteady gait
Stupor or coma
Nystagmus
Sed-hypn. withdrawal
Sweating
Pulse rate greater than 100

Hand tremor anxiety


Insomnia grand seizure
Nausea or vomiting
Hallucination or illusion
Psychomotor agitation

Anda mungkin juga menyukai