Dosen Pembimbing :
dr. Mery Siscanova Sp.PK
Patologi
Klinik
Patologi
Anatomi
PATOLOGI KLINIK
Patologi klinik adalah bagian dari ilmu kedokteran klinik
yang ikut mempelajari masalah diagnostik dan terapi, ikut
meneliti wujud dan perjalanan penyakit pada seorang
penderita atau bahan yang berasal dari seorang penderita.
Untuk itu patologi klinik merupakan pemeriksaan morfologis,
mikroskopis, kimia, mikrobiologis, serologis, hematologis,
imunologis, parasitologis, dan pemeriksaan laboratorium
lainnya.
Ilmu patologi klinik menekankan penelitiannya pada
diagnosis, pemulihan, dan pencegahan berbagai jenis
penyakit. Secara umum, pemeriksaan suatu penyakit dideteksi
berdasarakan perubahan berbagai jenis proses biokimia yang
berlangsung di dalam tubuh pasien. Patologi klinik dapat
digunakan untuk pemeriksaan berbagai jenis penyakit.
Patologi klinik akan mendeteksi melalui pemeriksaan
sampel cairan tubuh seperti :
1. Darah
2. Urine
3. Nanah
4. Dahak
5. Cairan sendi
6. Sumsum tulang
7. Cairan pada organ tertentu seperti :
• Cairan Serebrospinal
• Otak
• Paru-paru
• Rongga perut
PATOLOGI ANATOMI
Patologi anatomi adalah cabang ilmu patologi yang
mendeteksi penyakit dengan pemeriksaan sampel organ atau
jaringan tubuh pasien. Patologi anatomi ialah spesialisasi
medis yang berurusan
dengan diagnosis penyakit berdasarkan pada pemeriksaan
kasar, mikroskopik, dan molekuler atas organ, jaringan,
dan sel.
1. Pemeriksaan kasar – pemeriksaan jaringan yang sakit dengan mata telanjang, yang
khususnya penting untuk fragmen jaringan yang besar, karena penyakit itu sering dapat
dikenali secara visual.
2. Histopatologi – pemeriksaan mikroskopik pada salah satu bagian jaringan yang dicat
menggunakan teknik histologis.
3. Imunohistokimia – menggunakan antibodi untuk mendeteksi keberadaan,
keberlimpahan, dan lokalisasi protein spesifik.
4. Hibridisasi in situ – molekul DNA dan RNA spesifik dapat dikenali pada bagian yang
menggunakan teknik ini. Bila probe dilabeli dengan celupan berpendar, teknik ini
disebut FISH.
5. Sitopatologi – pemeriksaan sel-sel lepas yang dicat pada kaca menggunakan teknik
sitologi.
6. Mikroskopi elektron – pemeriksaan jaringan dengan mikroskop elektron, yang
memungkinkan pembesaran yang jauh lebih besar, memungkinkan visualisasi organel
dalam sel.
7. Sitogenetika jaringan - visualisasi kromosom untuk mengenali cacat genetik seperti
translokasi kromosom.
8. Imunofenotipe arus - penentuan imunofenotipe sel menggunakan teknik sitometri
arus. Amat berguna untuk mendiagnosis jenis-jenis leukemia dan limfoma yang
berbeda.
KESIMPULA
N