1. Usia ibu hamil yang kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35
tahun lebih sering mengalami hiperemesis gravidarum
2. Usia kehamilan atau gestasi memasuki minggu ke 14-16
disebabkan kadar hormon korionik gonadotropin, estrogen dan
progesteron di dalam darah mencapai puncaknya.
3. Ibu yang baru pertama kali hamil lebih sering mengalami
hiperemesis gravidarum
4. Pekerjaan dan sosial ekonomi yang juga mempengaruhi pola
makan, aktifitas dan stres pada ibu hamil
Klasifikasi Hiperemesis Gravidarum
1. Ringan
Lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan
nyeri epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 kali per menit,
tekanan darah sistolik menurun, turgor kulit mengurang, lidah
mengering dan mata cekung.
2. Sedang
Lemah dan apatis, turgor kulit tidak elastis, lidah mongering
dan tampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu naik dan mata
ikteris. Berat badan turun dan tekanan menurun..
3. Berat
Muntah berhenti, kesadaran menurun dari samnolen sampai
koma, nadi kecil dan cepat, suhu meningkat dan tekanan
darah menurun.
Cara mengatasi Hiperemesis Gravidarum
Trimester I
1. Menghindari bau atau faktor-faktor penyebab terjadinya mual dan
muntah.
2. Sediakan makanan kering seperti biscuit atau roti bakar sebelum
bangun dari tempat tidur di pagi hari
3. Jaga pola makan dengan cara makan sedikit-sedikit tapi sering
4. Hindari makanan yang mengandung lemak, dan berminyak, serta
berbumbu keras
5. Bangun dari tempat tidur secara perlahan-lahan dan jangan
langsung bergerak
6. Banyak mengkonsumsi makanan tinggi karbohidrat
7. Banyak minum air, dan mengkonsumsi vitamin B6 yang diimbangi
dengan istirahat yang cukup
Penatalaksanaan
1. Informasi
2. Obat-obatan
3. Isolasi
4. Terapi psikologik
5. Diet
6. Pemberian cairan pengganti
7. Menghentikan kehamilan
Dampak Hiperemsis Gravidarum
1. Defisensi thiamin atau vitamin B
Gangguan sistem saraf pusat yang ditandai dengan pusing,
gangguan penglihatan, ataxia dan nistagmus. Kbutaan, kejang
dan koma.
2. Defisiensi vitamin K
Gangguan koagulasi darah danjuga disertai dengan epistaksis