Anda di halaman 1dari 18

HO-4

HUBUNGAN FILSAFAT
DENGAN KEBUDAYAAN, DAN AJARAN
PANCASILA MENGENAI KEBUDAYAAN,
ILMU PENGETAHUAN, DAN AGAMA.

Drs. Ahmad Khuldun Munji, MA.


HP: 081311275761

1
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
1. Manusia sebagai makhluk Budaya

Manusia itu berkemampuan menciptakan kebaikan,


kebenaran, keadilan dan bertanggung jawab.
Sebagai makhluk berbudaya, manusia menda-
yagunakan akal-budinya untuk menciptakan
kebahagiaan, baik bagi dirinya maupun bagi
masyarakat demi kesempurnaan hidupnya.
Sebagai makhluk berbudaya, manusia
menciptakan kebudayaan.
2. Arti dan Pengertian Kebudayaan
(Apakah arti kebudayaan, budaya itu ?)
a. Secara umum, budaya kata jamak dari kata budi dan
daya yang berarti cipta, karsa dan rasa. Dalam
bahasa Sanskerta, Budhayah, jamak dari budhi yang
berarti akal budi. Dalam bahasa Inggris, culture,
Belanda, cultuur, Latin, colera, yang artinya
mengolah, mengerjakan, menyuburkan,
mengembangkan tanah, kmd berkembang menjadi
sebagai segala daya dan aktivitas manusia untuk
mengolah dan mengubah alam.
Lanjutan:

b. E.B. Tylor, budaya adalah suatu keseluruhan


kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat dan
kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat
oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
c. R. Linton, kebudayaan dapat dipandang sebagai
konfigurasi tingkah laku yang dipelajari dan hasil
tingkah laku yang dipelajari, dimana unsur
pembentuknya didukung dan diteruskan oleh anggota
masyarakat lainnya.
Lanjutan:

d. Koentjaraningrat, kebudayaan adalah


keseluruhan sistem gagasan, milik diri
manusia dengan belajar;
e. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi,
kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa
dan cipta masyarakat;
f. Herkovits, kebudayaan adalah bagian dari
lingkungan hidup yang diciptakan oleh
manusia.
3. Perwujudan Kebudayaan:

 Talcott Parson (sosiolog), dan Al-Kroeber


(antropolog), menganjurkan untuk
membedakan wujud kebudayaan secara tajam
sebagai suatu sistem. Wujudnya adalah
sebagai suatu rangkaian tindakandan
aktivitas manusia yang berpola.
 JJ Honigmann membagi budaya dalam tiga
wujud; ideas, activities, dan artifact.
Lanjutan:
 Menurut Koentjaraningrat wujud
kebudayaan ada tiga:
a. Wujud sebagai suatu kompleks dari
ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-
norma, dan peraturan;
b. Wujud kebudayaan sebagai suatu
kompleks aktivitas serta tindakan
berpola dari manusia dalam
masyarakat;
c. Wujud kebudayaan sebagai benda-
benda hasil karya manusia.
4. Isi/Substansi Utama Kebudayaan
Merupakan wujud abstrak dari segala macam
ide dan gagasan manusia yang bermunculan di
dalam masyarakat yang memberi jiwa kepada
masyarakat itu sendiri, baik dalam
bentuk atau berupa:

• Sistem
pengetahuan;
• Nilai;
• Pandangan hidup;
• Kepercayaan;
• Persepsi. dan;
• Etos kebudayaan.
5. 7 (tujuh) Unsur Kebudayaan yang
Bersifat Universal, yaitu:

1. Sistem peralatan dan perlengkapan


hidup (teknologi);
2. Sistem mata pencaharian hidup;
3. Sistem kemasyarakatan atau
organisasi sosial;
4. Bahasa;
5. Kesenian;
6. Sistem pengetahuan;
7. Sistem religi.
6. Hakikat Manusia Sebagai
Makhluk Budaya.
Manusia adalah salah satu makhluk Tuhan di
dunia. Kita mengenal ada empat macam
makhluk Tuhan, yaitu:

 ALAM, ia memiliki sifat wujud;


 TUMBUHAN, ia memiliki sifat wujud dan hidup;
 BINATANG, ia memiliki sifat wujud, hidup dan
dibekali nafsu;
 MANUSIA, ia memiliki sifat wujud, hidup,
dibekali nafsu serta akal budi.
KESATUAN KEBUDAYAAN

Meskipun pada kenyataannya bangsa Indonesia memiliki


keanekaragaman kebudayaan, akan tetapi kesemuanya itu
merupakan satu kebudayaan nasional Indonesia. Kebudayaan
Nasional Indonesia tumbuh dan berkembang dari kebudayaan-
kebudayaan daerah yang menyusunnya.

Contoh: Bahasa Indonesia sebagai suatu kebudayaan Indonesia,


perlu dikembangkan sehingga betul-betul merata kepada seluruh
rakyat Indonesia. Modalnya adalah sari-sari atau puncak-puncak
kebudayaan daerah untuk dinasionalisir agar dapat diresapi,
dinikmati, dihayati, dan didukung oleh seluruh rakyat Indonesia.
AJARAN PANCASILA MENGENAI
KEBUDAYAAN

FOKUS PADA:
Usaha pembinaan kebudayaan nasional Indonesia, yakni
pengembangan nilai-nilai yang mencerminkan kepribadian
bangsa dan meningkatkan nilai-nilai luhur, serta mencegah
nilai-nilai sosial budaya yang bersifat feodal, liberal, dan
sifat kedaerahan yang sempit;
Mengambangkan nilai budaya Indonesia untuk
memperkuat kepribadian bangsa , mempertebal rasa harga
diri dan kebangsaan nasional.

12
Lanjutan:

 Kepribadian bangsa Indonesia adalah Kepribadian Pancasila;


 Untuk membina kebudayaan nasional yang kuat, perlu
kemampuan seleksi dan adaptasi terhadap unsur-unsur budaya
asing yang semuanya disaring atas dasar nilai-nilai Pancasila;
 Dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, bangsa Indonesia
harus banyak belajar dan mengadaptasi ilmu dan teknologi dari
luar negeri, terutama teknologi canggih (high-tec);
 Kemajuan ilmu pengetahuan telah mempengaruhi manusia dalam
menafsirkan hukum-hukum obyektif, bahkan sampai pada ajaran
atau dogma-dogma agama: yang berusaha menciptakan yang
konsisten dan selaras antara rasa dan rasio.

13
Lanjutan: “Hal yang perlu dicermati”:

 Modernisasi sinonim dengan pembentukan budaya


modern, yang kehadirannya menyertakan berbagai
ranah budaya, yakni budaya ilmu selaku segmennya
yang pokok;
 Tapi, persepsi terhadap proses modernisasi yang belum
tepat akan membawa akibat dominasi perubahan dan
kemajuan di sisi lahiriah, seperti pembangunan fisik,
proses pendidikan yang lebih mengejar ijazah dan
berbagai reifikasi (proses pembendaan) dalamn lingkup
kehidupan sehari-hari;
 Modernitas tidak tersaji dalam hardware semata,
melainkan yang terpenting adalah sofware atau budaya
fikir, termasuk juga zdikir.

14
Lanjutan: “Hal yang perlu dicermati”:

Dimensi budaya pikir (dan zdikir) yang terlupakan dalam


kebijakan pembangunan nasional akan sangat terasakan
kerugian-kerugian antara lain:
Fragmentasi kemampuan cipta, rasa dan karsa yang tak
lagi intergral;
Degradasi sebagian atau keseluruhan cipta, rasa dan karsa,
sebagai akibat dari kultus rasio, dan;
Peruyakan dimensi selaras, serasi dan seimbang manusia
sebagai personal

15
Lanjutan: “Hal yang perlu dicermati”:

Tradisi bangsa yang beraneka dalam masyarakat Nusantara patut


digali kembali dan didayagunakan bagi pencarian etos bangsa.
Hal ini mendapatkan legitimasi dalam teori Margaret Mead:

“Culture means the whole complex of traditional behavior


which has been developed by human race and is
successively learned by each generations. A culture is less
precise. It can be mean the forms of traditional behavior
which are charateristic of a given society, or of groups of
societies of a certain race, or of a certain area, or of a
certain period of time”

16
Lanjutan: “Hal yang perlu dicermati”:

 Tradisi bangsa memiliki budaya pikirnya yang khas, dan


sering mencerminkan “kearifan”daripada budaya pikir
modern yang “berciri kuantitatif dan posivitivistik
pragmatik”;
 Modernisasi yang sebagian penting berisi perubahan sosial,
teori konflik, atau dialiktika. Teori-teori ini belum otomatis
“terandalkan” manakala diterapkan pada pembangunan
bangsa-bangsa Timur dengan paradigma- nya yang justeru
klasik dalam menjalani kehidupan;
 Contoh: Adanya tradisi gotong royong dan musyawarah,
kerukunan hidup dan tolong menolong.

17
BERSAMBUNG

Anda mungkin juga menyukai