Persatuan Indonesia;
Persatuan yang terbentuk dari rakitan organik pada tiap jenjang dari
keorganisasian manusia dalam kebersamaan hidupnya; Berpadanan
dengan loyalitas manusia pada lingkup lingkungan dari tiap
jenjang.
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah
Kebijaksanaan dalam Permusyaratan
Perwakilan;
Faham Demokrasi sekaligus Prosedur Demokratik Pengambilan
Keputusan menunjuk pada faham sistem pemerintahan dari, oleh, untuk
rakyat dengan tujuan terwujudnya keinsyafan keadilan rakyat, melalui
proses yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan-
perwakilan.
Terindikasi konsep;
1. “Masyarakat”; relasi saling bergantung antara masyarakat dan
warganya; melahirkan relasi saling memelihara eksistensi pihak
lain;
2. “Musyawarah untuk mufakat”; bentuk saling memberi informasi
antara warga dan masyarakat, melalui proses integrasi dua
tingkat, yang oleh para pujangga leluhur dirumuskan menjadi;
kemasyarakat yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan;
3. Saling memberi informasi antara negara dan rakyat tersebut,
sekaligus mengungkapkan bahwa hal dimaksud merupakan
faham demokrasi.
Refleksi Sila Kelima
“KEADILAN BAGI SELURUH RAKYAT
INDONESIA”
Terindikasi konsep;
1. Kewajiban dan Hak Manusia (KHM);
2. Secara alami dan original adalah “kewajiban” sedangkan
“hak” adalah derivasi dari “kewajiban”;
3. Hakikat dari hak adalah “relasi”, bukan barang jadi;
4. Baik kewajiban maupun hak tidak bersifat asasi.
Lanjutan
Keadilan yang bercirikan “empat”;
1. Subjek-jamak, berinteraksi serentak (simultan);
2. Bahan baku dari keadilan adalah; hasil tuaian kewajiban
dari para subjek;
3. Sifat keadilan adalah fungsional;
4. Melalui relasi satu – banyak; keadilan sosial tiap saat
terwujud;
Interelasi antar konsep yang terkandung di dalam kelima sila
“terkerangkai” oleh tiga tesis ontologik yang terkandung di
dalam MEAS (Mantikan tentang Eksistensi Alam Semesta)
dengan seluruh isinya; membentuk sistem Filsafat
Pancasila.
BERSAMBUNG