Farmakologi TOPIKAL 2
Farmakologi TOPIKAL 2
ANDI SUBANDI
BAGIAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT DAN MEDIKAL BEDAH
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
PENDAHULUAN
• Kulit dapat memberikan masalah
khusus. Terapi topikal cocok
digunakan dalam masalah2 kulit,
meskipun kadang2 pemberian
sistemik perlu dilakukan
• Kulit merupakan suatu sawar
kompleks. Jumlah aliran obat dan
vehikulumnya merupakan faktor
yang berpengaruh pada
penyembuhan penyakit kulit
pengobatan topikal
sistemik
intralesi
sinar
ZAT PEMBAWA
Kortikosteroid lemah-sedang :
dermatitis atopi, dermatitis seboroik,
Lichen simplex chronicus, Pruritus ani,
dermatitis kontak alergi fase lanjut, dermatitis iritan
fase lanjut, dermatitis ekzem numular, dermatitis stasis,
psoriasis muka dan genital.
ANTI PERADANGAN
TOPIKAL KORTIKOSTEROID (4)
Prinsip Penggunaan Kortikosteroid
• Gunakan potensi terendah yang dapat mengatasi radang, dapat dinaikkan bila perlu.
• Hindari pemakaian jangka panjang steroid topikal potensi rendah yang kurang adekuat.
• Hindari potensi kuat untuk daerah kulit dengan permeabilitas tinggi (muka, intertriginosa, bayi)
• Potensi kuat dapat digunakan pada keadaan gatal dan atau peradangan yang sangat berat.
• Gunakan potensi kuat dalam jangka waktu pendek (≤ 2 minggu). Bila lesi awal sudah teratasi , segera ganti
dengan potensi lebih rendah.
• Penggunaan 2x sehari sudah cukup, penggunaan yang lebih sering tidak memperbaiki respon.
• Efek samping >>Toksisitas sitemik : supresi sumbu hipotalamus-pituitari-adrenal : sindroma iatrogenik Cushing
dan hambatan pertumbuhan, terutama pada anak-anak.
• Kortikosteroid intralesi bisa menyebabkan atrofi kulit dan hipopigmentasi.
ANTIPRURITUS
Pengobatan pruritus tergantung pada penyakit
yang menyebabkan pruritus itu muncul.