Kelompok 1 HIV AIDS

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 13

EPIDEMIOLOGI GLOBAL DAN LOKAL KECENDERUNGAN

HIV/AIDS,
DAN ASPEK PSIKO, SOSIO, KULTURAL, DAN SPIRITUAL KLIEN
HIV/AIDS
Kelompok 3
felix yudi parlen
Nadela selfa
Sariyanti
Pengertian

HIV adalah jenis parasit obligat yaitu virus yang hanya dapat hidup dalam sel atau media hidup. Seorang
pengidap HIV lambat laun akan jatuh ke dalam kondisi AIDS, apalagi tanpa pengobatan
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome, yang berarti kumpulan gejala atau
sindroma akibat menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan infeksi virus HIV. Tubuh manusia
mempunyai kekebalan untuk melindungi diri dari serangan luar seperti kuman, virus, dan penyakit. AIDS
melemahkan atau merusak sistem pertahanan tubuh ini, sehingga akhirnya berdatanganlah berbagai jenis
penyakit lain.
Mekanisme Penyakit (RAP)

1. Tahap Pre Patogenesis


Tahap pre patogenesis tidak terjadi pada penyakit HIV AIDS. Hal ini karena penularan penyakit HIV terjadi secara langsung (kontak
langsung dengan penderita).

2. Tahap Patogenesis
Pada fase ini virus akan menghancurkan sebagian besar atau keseluruhan sistem imun penderita dan penderita dapat dinyatakan positif
mengidap AIDS.

3. Tahap Inkubasi
Masa inkubasi adalah waktu yang diperlukan sejak seseorang terpapar virus HIV sampai dengan menunjukkan gejala-gejala AIDS.

4. Tahap Penyakit Dini


Penderita mengalami demam selama 3 sampai 6 minggu tergantung daya tahan tubuh saat mendapat kontak virus HIV tersebut

5. Tahap Penyakit Lanjut


Pada tahap ini penderita sudah tidak bias melakukan aktivitas apa-apa. Penderita mengalami nafas pendek, henti nafas sejenak, batuk
serta nyeri dada. Penderita mengalami jamur pada rongga mulut dan kerongkongan.

6. Tahap Post Patogenesis (Tahap Penyakit Akhir)


Fase ini merupakan fase terakhir dari perjalanan penyakit AIDS pada tubuh penderita. Fase akhir dari penderita penyakit AIDS adalah
meninggal dunia.
Mekanisme Penularan Penyakit

HIV berada terutama dalam cairan tubuh manusia. Cairan yang berpotensial mengandung HIV adalah darah, cairan sperma, cairan
vagina dan air susu ibu (KPA, 2007).
Penularan HIV dapat terjadi melalui berbagai cara, yaitu :
1. kontak seksual
2. kontak dengan darah atau sekret yang infeksius,
3. ibu ke anak selama masa kehamilan,
4. persalinan dan pemberian ASI (Air Susu Ibu)
5. Seksual Penularan melalui hubungan heteroseksual
6. Melalui transplantasi organ pengidap HIV.
Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis infeksi HIV pada anak bervariasi dari asimtomatis sampai penyakit berat yang dinamakan AIDS. AIDS pada

anak terutama terjadi pada umur muda karena sebagian besar (>80%) AIDS pada anak akibat transmisi vertikal dari ibu ke anak.

Gejala klinis yang terlihat adalah akibat adanya infeksi oleh mikroorganisme yang ada di lingkungan anak. Oleh karena itu,

manifestasinya pun berupa manifestasi nonspesifik berupa gagal tumbuh, berat badan menurun, anemia, panas berulang,

limfadenopati, dan hepatosplenomegali.

Gejala yang menjurus kemungkinan adanya infeksi HIV adalah adanya infeksi oportunistik, yaitu infeksi dengan kuman, parasit,

jamur, atau protozoa yang lazimnya tidak memberikan penyakit pada anak normal. Karena adanya penurunan fungsi imun, terutama

imunitas selular, maka anak akan menjadi sakit bila terpajan pada organisme tersebut, yang biasanya lebih lama, lebih berat serta

sering berulang.
SURVEILENS EPIDEMIOLOGI

Surveilens epidemiologi adalah salah stau strategi epidemiologi yang dilakukan dengan melakukan
kegiatan secara rutin, terus menerus dan sistematis dalam mengumpulkan data , menganalisa data dan
menginterpresikannya yang mungkin akan menghasilkan informasi yang biasa atau luar biasa dengan
tujuan memantau, menilai dan merencanakan pelayanan/program kesehatan.
Kegunaan surveilens epidemiologi ;
1. Mengetahui dan melengkapi gambaran epidemiologi suatu penyakit
2. Menentukan penyakit mana yang di prioritaskan untuk di obati.
3. Untuk meramalkan terjadinya wabah.
4. Untuk menilai dan memantau pelaksanakan program pemberantasan penyakit
5. Mengetahui jangkauan dari pelayanan kesehatan
ASPEK PSIKOLOGIS
Respons adaptasi psikologis terhadap stresor menurut Potter & Perry (2005) dalam Nursalam dkk (2014) menguraikan
lima tahap reaksi emosi seseorang terhadap stresor yakni, pengingkaran, marah, tawa menawa, depresi, dan, menerima.

Tahap psikologis Tindakan yang dibutuhkan


Tahap peningkaran (denial) 1. Mengidentifikasi terhadap penyakit pasien
2. Mendorong pasien untuk mengekpresikan perasaaan takut menghadapi kematian
dan mengeluarkan keluh kesahnya
Tahap kemarahan (anger) 1. Memberikan kesempatan mengekspresikan marahnya
2. Memahami kemarahan pasien
Tahap tawar menawar 1. Mendorong pasien agar mau mendiskusikan perasaan kehilangan dan takut
(bergaining) menghadapi penyakit pasien
2. Mendorong pasien untuk menggunakan kelebihan (positif) yang ada pada dirinya
Tahap depresi 1. Memberikan dukungan dan perhatian
2. Mendorong pasien untuk melakukan aktivitas sehari-hari sesuai kondisi.
3. Membantu menghilangkan rasa bersalah, bila perlu mendatangkan pemuka agama.
Tahap menerima 1. Memotivasi pasien untuk mau berdoa dan sembahyang
2. Memberikan bimbingan keagamaan sesuai keyakinan pasien
ASPEK SOSIAL

Respons adaptif sosial individu yang menghadapi stressor tertentu menurut Stewart (1997)
dalam Nursalam dkk (2014) dibedakan dalam 3 aspek yang antara lain:
Stigma sosial memperparah depresi dan pandangan yang negatif tentang harga diri individu
Diskriminasi terhadap orang yang terinfeksi HIV, misalnya penolakan bekerja dan hidup
serumah juga akan berpengaruh terhadap kondisi kesehatan.
Terjadinya waktu yang lama terhadap respons psikologis mulai penolakan, marah-marah,
tawar menawar, dan depresi berakibat terhadap keterlambatan upaya pencegahan dan
pengobatan. Adanya dukungan sosial yang baik dari keluarga, teman, maupun tenaga
kesehatan dapat meningkatkan kualitas hidup ODHA.
ODHA dapat membantu dalam memberikan informasi mengenai akses kesehatan kepada kelompok anggota dukungan :

A. Jenis dukungan sosial


1) Dukungan emosional, mencakup ungkapan empati, kepedulian, dan perhatian terhadap orang yang bersangkutan
2) Dukungan penghargaan, terjadi lewat ungkapan hormat/penghargaan positif untuk orang tersebut.
3) Dukungan Instrumental, mencakup bantuan langsung, misalnya memberi pinjaman uang kepada orang yang membutuhkan, dll.
4) Dukungan informatif, mencakup pemberian nasihat, saran, pengerahuan, dan informasi serta petunjuk.

B. Dampak bagi lingkungan


5) Menurunnya produktivitas masyarakat
6) Mengganggu terhadap program pengentasan kemiskinan
7) Meningkatnya angka pengangguran
8) Mempengaruhi pola hubungan sosial di masyarakat
9) Meningkatkan kesenjangan pendapatan/kesenjangan sosial
10) Munculnya reaksi negatif dalam bentuk; deportasi, stigmatisasi, diskriminasi
dan isolasi, tindakan kekerasan terhadap para pengidap HIV dan penderita AIDS
C. Intervensi yang diberikan pada sistem pendukung adalah :
1) Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaan
2) Menegaskan tentang pentingnya pasien bagi orang lain
3) Mendorong agar pasien mengungkapkan perasaan negatif
4) Memberikan umpan balik terhadap perilakunya
5) Meberi rasa percaya dan keyakinan
6) Memberikan informasi yang diperlukan
7) Berperan sebagai advokat
8) Memberi dukungan moral, material (khususnya keluarga) dan spiritual
ASPEK KULTURAL

Berlangsungnya perubahan nilai budaya tersebut disebabkan oleh tindakan diskriminasi dari masyarakat

umum terhadap penderita HIV/AIDS, serta pengabaian nilai-nilai dari kebudayaan itu sendiri. Perilaku seksual

yang salah satunya dapat menjadi faktor utama tingginya penyebaran HIV/AIDS dari bidang budaya. Ditemukan

beberapa budaya tradisional yang ternyata meluruskan jalan bagi perilaku seksual yang salah ini. Meskipun kini

tidak lagi nampak, budaya tersebut pernah berpengaruh kuat dalam kehidupan masyarakat.
ASPEK SPIRITUAL

Respons Adaptif Spiritual dikembangkan dari konsep konsep Ronaldson dalam Nursalam dkk (2014).

Respons adaptif spiritual, meliputi: Menguatkan harapan yang realistis kepada pasien terhadap kesembuhan

Harapan merupakan salah satu unsur yang penting dalam dukungan sosial. Orang bijak mengatakan “hidup

tanpa harapan, akan membuat orang putus asa dan bunuh diri”. Perawat harus meyakinkan kepada pasien bahwa

sekecil apapun kesembuhan, misalnya akan memberikan ketenangan dan keyakinan pasien untuk berobat.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai