a. Apatis
b. Mengisolasi diri
c. Afek tumpul.
d. Sedih.
e. Sikap fetus.
f. Ekspresi wajah kurang berseri
g. Komunikasi verbal dan non verbal menurun
h. Intake makan dan minum terganggu
i. Harga Diri Rendah
j. Aktivitas menurun
k. Kurang kontak mata
( DEPKES, 1994 )
3. CAUSA
1
a. FAKTOR PREDISPOSISI
Faktor tumbuh kembang
faktor komunikasi dalam keluarga
faktor sosial budaya
faktor biologis.
b. FAKTOR PRESIPITASI
Stressor sosial budaya
faktor hormonal
hipotesa virus
hipotesa biologikal lingkungan sosial
stressor psikologikal.
Akibat menarik diri dpt terjadi Halusinasi
POHON MASALAH
Perubahan persepsi sensori :
Halusinasi dengar
Isolasi sosial : MD
Masalah utama
Intervensi :
a. Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik
diri dan tanda tandanya.
b. Beri kesempatan kepada klien untukm
mengngungkapkan perasaan penyebab menarik diri
atau tidak mau bergaul
c. Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik
diri tanda – tanda serta penyebab yang muncul
d. Beri pujian terhadap kemampuan klien dalam
menggunakan perasaan
3. klien dapat menyebutkan keuntungan
berhubungan dengan orang lain dan kerugian
tidak berhubungan dengn orang lain
Intervensi :
a. Kaji pengetuhan klien tentang manfaat dan keuntungan b.d
orang lain.
b. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan
perasaan tentang keuntungan dan kerugian berhubungan
dengan orang lain.
c. Diskusikan bersama klien tentang keuntungan dan kerugi
berhubungan dengan orang lain.
d. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan
mengungkapkan perasaan tentang keuntungan dan kerugian
berhubungan dengan orang lain.
4. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial
secara bertahap
Intervensi :
a. Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang
lain
b. Dorong dan bantu klien untuk berhubungan dengan orang
lain melalui tahap K-P, K-P-P-lain, K-P-P-lain-K lain, K-P-
Kel/Klp/Masyarakat.
c. Beri reiinforsemen terhadap keberhasilan yang telah dicapai.
d. Bantu klien untuk mengefaluasi manfaat berhubungan.
e. Diskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan bersama
klien dalam mengisi waktu.
f. Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan
g. Beri reinforsement atas kegiatan klien dalam
ruangan.
5. Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah
berhubungan dengan orang lain
Intervensi :
a. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya
bila berhubungan dengan orang lain.
b. Diskusikan dengan klien tentang perasaan manfaat
hubungan dengan orang lain.
c. Beri reinforsement positif atas kemampuan klien
mengungkapkan klien manfaat berhubungan dengan
orang lain.
6. Klien dapat memberdayakan sistem
pendukung / keluarga mampu
mengembangkan kemampuan klien untuk
berhubungan dengan orang lain
Intervensi :
a. Lingkungan
Depresi : difokuskan pd resiko bunuh diiri.
Mania : tempatkan klien di tempat aman.
Batasi rangsangan lingkungan.
Suasana terang.
b. Hubungan Perawat-Klien.
Derpesi : pendekatan
tenang, hangat, menerima, jujur, empati.
Mania : beri
batasan yang konsttruktif untuk mengontrol perilaku.
c. Interfensi afektif
Anjurkan klien mengekspresikan perasaannya.
Bantu klien menganalisa perasaannya.
Bersama klien mencari alternatif problem solving.
d. Intervensi kognitif.
Meningkatkan harga diri.
e. Perilaku.
Aktivitas bertahap.
Depresi berat : beri tugas yang sederhana dan tidak perlu
waktu lama.
Maniak : beri tugas sederhana dan cepat.
f. Intervensi sosial.
Meningkatkan ketrampilan sosial.
g. Intervensi fisiologis : perawatan fisik.