“Bilateral Peritonsillar
Abcess”
A case study and literature review
Pembimbing :
dr. Bastiana, Sp.THT-KL., M.Kes
Identitas Pasien
Nama: Ny. X
Usia: 35 Tahun
Jenis kelamin: Perempuan
ANAMNESIS
KU : Nyeri menelan
Anamnesis :
4
ANAMNESI
S
Riw Penyakit :
o Riw Tonsilitis Akut
5
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum : Sakit sedang
• Kesadaran : Compos mentis
• Tanda vital
o TD : - mmHG
o Nadi : 138 x/menit
o Pernapasan : - x/menit
o Suhu Axilla : 37,8 ⁰C
• Status Generalis : Regio chepal, thoraks, abdomen, cardio dan
ekstremitas Dalam Batas Normal 6
Pemeriksaan
FISIK
THT-KL
7
Pemeriksaan
Telinga
DAUN TELINGA Kanan Kiri
Bentuk Normotia Normotia
Ukuran Normal Normal
Sikatrix Tidak ada Tidak ada
Infeksi Tidak ada Tidak ada
Tumor Tidak ada Tidak ada
9
Pemeriksaan
Telinga
SELAPUT GENDANG Kanan Kiri
Permukaan Intak Intak
Warna Putih Keabuan Putih Keabuan
Perforasi Tidak ada Tidak ada
Cahaya Arah jam 5 Arah jam 7
1
0
Pemeriksaan
Hidung
Kanan Kiri
Bentuk Normal Normal
Bagian
Kelainan Kulit Tidak ada Tidak ada
Luar
Kolumella Normal Normal
Hidung
Nares anterior Normal Normal
Fossa kanina Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (-)
Dinding media Normal Normal
Bagian Kanan Kiri
Dalam Vestibulum Normal Normal
Hidung Dasar Rongga Hidung
Sekret Tidak ada Tidak ada
Edema Tidak ada Tidak ada 1
1
Pemeriksaan Hidung (Dinding
Lateral)
Meatus Nasi Kanan Kiri
Inferior Polip Tidak ada Tidak ada
Edema Tidak ada Tidak ada
Sekret Tidak ada Tidak ada
1
2
Pemeriksaan Hidung (Dinding
Lateral)
Meatus Kanan Kiri
Nasi Edema Tidak ada Tidak ada
Media Sekret Tidak Ada Tidak ada
Polip TidAk ada Tidak ada
1
3
Pemeriksaan
Dinding Belakang
Hidung (Rhinoskopi Posterior)
Dinding Media Rongga Hidung
Hasil
Hasil Koana Tidak dievaluasi
Warna Hiperemis (-) Palatum Molle Tidak dievaluasi
Permukaan Tidak ada Ujung Post. Konka Tidak dievaluasi
(deviasi) inferior
Edema Tidak ada Ujung post. Konka Tidak dievaluasi
Ekskoriasis (-) media
Perforasi Tidak ada Meatus nasi media Tidak dievaluasi
Ostium tubae Tidak dievaluasi
Torus tubarius Tidak dievaluasi
Fossa rosenmuler Tidak dievaluasi
Tonsil tubaria Tidak dievaluasi
1
Adenoid Tidak dievaluasi
4
Pemeriksaan
Hidung
Sinus
Paranasalis
Kanan Kiri
Nyeri tekanan Tidak ada Tidak ada
Transiluminasi Tidak dievaluasi Tidak dievaluasi
1
5
Pemeriksaan Gigi
dan Mulut
PEMERIKSAAN GIGI Hasil
Karies Tidak ada
Abses Tidak ada
Gusi Normal
1
6
Pemeriksaan Kerongkongan
(Orofaring)
Kanan Kiri
Dinding Dorsal Mukosa Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Granula Tidak ada Tidak ada
Deformitas Tidak ada Tidak ada
Post Nasal Drips Tidak ada Tidak ada
Kanan Kiri
Dinding Lateral
Lateral Band Normal Normal
Deformitas Tidak ada Tidak ada
1
7
Pemeriksaan Kerongkongan
Kanan Kiri
Isthmus fauleum Normal Normal
Arcus anterior Normal Normal
Arcus posterior Normal Normal
Kanan Kiri
Warna Hiperemis (+) Hiperemis (+)
Tonsil
Pembesaran Membesar (T4) Membesar (T4)
Detritus Tidak ada Tidak ada
Kripte Tidak ada Tidak ada
perlengketan Tidak ada Tidak ada
Hasil
Fossa piriformis Tidak dievaluasi
Hipofaring Vallekula Tidak dievaluasi
Radiks lingua Tidak dievaluasi 1
8
Pemeriksaan
Tenggorokan
TENGGOROKAN Hasil
Epiglotis Tidak dievaluasi
Aritenoid Tidak dievaluasi
Plika vicalis Tidak dievaluasi
Subglotis Tidak dievaluasi
Trakea Tidak dievaluasi
Kelainan motorik Tidak dievaluasi
1
9
Pemeriksaan Lainnya
Hasil
Kelenjar limfe regional Ada pembesaran
Kelainan lain Tidak ada
2
0
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan CT Scan
CT Scan pada lehernya dengan kontras intravena menunjukkan perifer hipodens bilateral
rongga yang disempurnakan berisi cairan di ruang peritonsillar, dengan tampilan multilokuler kiri
Pemeriksaan:
Leukosit 9,59
Protein C-reaktif 270
Laju sedimentasi eritrosit 55
2
1
Gambar CT Scan
pada pasien
2
2
Resume
Seorang perempuan, usia 35 tahun dari wilayah selatan Arab Saudi datang ke
Institusi kami. Pasien datang dengan keluhan odynophagia yang disertai dengan
dysphagia, perubahan suara, air liur keluar terus menerus, penurunan nafsu makan dan
demam selama 3 hari. Pasien mempunyai riwayat tonsillitis akut selama 2 minggu dan
diberikan antibiotik oral dan intravena selama 4 hari namun tidak ada perbaikan.
Resume
Pada pemeriksaan fisik didapatkan, N: 138 x/menit, S: 37,8 c, dan SpO2: 95%.
Pasien tampak sakit sedang dan pucat. Trismus(+), Tidak ada stridor dan gangguan
pernapasan lain, Pembesara KGB (+) bilateral, Pada periksaan peritonsil dan tonsil
didapatkan membesar dengan T4/T4.
Pada pemeriksaan penunjang di dapatkan leukosit 9,59, protein C-reaktif 270 dan
laju sedimentasi eritrosit 55. Pada pemeriksaan CT Scan: CT Scan pada lehernya
dengan kontras intravena menunjukkan perifer hipodens bilateral rongga yang
disempurnakan berisi cairan di ruang peritonsillar
DIAGNOSIS
Abses Peritonsilar
Bilateral DIAGNOSIS
BANDING
Abcess Retrofaring
Abses Parafaring
2
5
Penatalaksanaan
■ Antibiotik Sistemik
26
Dokumentasi pemeriksaan
CT Scan
2
7
Dokumentasi
Tonsiloktomi interval
6 minggu paska akut
28
Diskusi
29
Diskusi
– Demam
– Odynophagia
– Trismus
30
Diskusi
Antibiotik
Tujuan utamanya adalah untuk menghindari komplikasi yang bisa menjadi lebih buruk dengan
presentasi bilateral.
Insisi dan drainase sebagai pengobatan optimal untuk sebagian besar abses.
Tonsiloktomi quisy
Tonsilektomi quinsy adalah prosedur yang andal dan aman, disarankan untuk kasus bilateral,
pasien dengan gangguan sistem imun ataupun jika tidak ada perbaikan sebagai respons
terhadap antibiotik atau insisi drainase abses.
31
Diskusi
■ Tonsilektomi 6 minggu setelah munculnya abses bersifat kuratif untuk pasien dan
mengurangi kekambuhan penyakit.
■ Para peneliti mengatakan bahwa insisi dan drainase ataupun tonsilektomi quinsy dapat
dipertimbangkan ketika aspirasi jarum tidak memberikan perbaikan [9].
32
Terima Kasih
REFERENCES
3
4