Dalam sistem kesehatan nasional sumber daya manusia (SDM) penting adanya untuk diketahui, karena dengan kita mengetahui pentignya dari sumber daya manusia kita akan mampu merencanakan dan menerapkan sistem kesehatan seperti apa yang cocok untuk digunakan. Sumber daya manusia adalah potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan.
SDM / MSDM dipelajari oleh ilmu
manajemen, sementara manusia-nya sebagai subyek pelaku. MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN (REKAM MEDIS) Informasi merupakan sumber kehidupan dari sistem pelayanan kesehatan. Rekam medis, baik dalam bentuk manual ataupun otomatis, menampung informasi medis yang menjelaskan semua aspek pelayanan kesehatan pasien. Para dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya memerlukan informasi medis untuk kepentingan pengobatan pasien.
Fungsi rekam medis = sebagai alat
komunikasi antara para tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. Dokumentasi rekam medis berfungsi untuk melindungi kepentingan hukum bagi pasien, tenaga kesehatan, dan institusi pelayanan kesehatan.
Keseluruhan kegiatan rekam medis mulai
dari pengelolaan berkas sampai pengelolaan data hingga menghasilkan informasi, dikelola dalam manajemen informasi kesehatan. Terdapat dua profesional manajemen informasi kesehatan : administrator rekam medis dan teknisi rekam medis Administrator : menggunakan manajemen file dan teori sistem informasi untuk merancang penyimpanan dan pengambilan kembali rekam medis baik secara manual maupun komputerisasi. Teknisi : harus memahami statistik pelayanan kesehatan, aspek hukum, serta entri dan pengambilan kembali data dalam komputer. SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) INDONESIA Sistem Kesehatan Nasional adalah bentuk dan cara penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang memadukan berbagai upaya bangsa Indonesia dalam satu derap langkah guna menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional dalam kerangka mewujudkan kesejahteraan rakyat sebagaimana dimaksud dalam undang-undang dasar 1945. Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua ptensi bangsa, baik masyarakat, swasta, maupun pemerintah secara sinergis, berhasil guna derajat dan berdaya guna, hingga terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Landasan SKN adalah pancasila, UUD,
seluruh ketentuan peraturan perundangan yang berkaitan dengan penyelenggaraan SKN dan pembangunan kesehatan. Subsistem yang mempengaruhi pencapaian dan kinerja SKN di Indonesia meliputi : 1. Upaya Kesehatan : penyelenggaraan upaya yang bersifat promotif (peningkatan), preventif (pencegahan), rehabilitatif (pemulihan). 2. Pembiayaan Kesehatan : pembiayaan kesehatan di Indonesia masih rendah, hanya rata-rata 2,2% dari produk domestik bruto (PDB). Persentase ini masih jauh dari anjuran organisasi kesehatan sedunia yakni paling sedikit 5%dari PDB per tahun. 3. SDM Kesehatan : sebagai pelaksana upaya kesehatan, diperlukan sumber daya manusia kesehatan yang mencukupi dalam jumlah, jenis, dan kualitasnya, serta terdistribusi secara adil dan merata, sesuai tuntutan kebutuhan pembangunan kesehatan. 4. Sumber Daya Obat, Perbekalan Kesehatan, dan Makanan. 5. Pemberdayaan Masyarakat : akan berfungsi optimal apabila ditunjang oleh pemberdayaan masyarakat. 6. Manajemen Kesehatan : meliputi kebijakan kesehatan, administrasi kesehatan, hukum kesehatan, dan informasi kesehatan. EVALUASI KEBIJAKAN Pengertian : sebuah kebijakan publik tidak bisa dilepas begitu aja, tanpa dilakukan evaluasi. Macam evaluasi : 1. Evaluasi administratif : ruang lingkup pemerintahan 2. Evaluasi yudisial : yang berkaitan dengan objek-objek hukum 3. Evaluasi politik : pertimbangan- pertimbangan politik dari suatu kebijakan. Evaluasi mencakup :
Kesimpulan
Klarifikasi
Kritik
Penyesuaian dan perumusan masalah
kembali LANGKAH EVALUASI 1. Mengidentifikasi tujuan program yang akan dievaluasi 2. Analisis terhadap masalah 3. Deskripsi dan standarisasi kegiatan 4. Pengukuran terhadap tingkatan perubahan yang terjadi 5. Menentukan apakah perubahan yang diamati merupakan akibat dari kegiatan tersebut atau karena penyebab yang lain 6. Beberapa indikator untuk menentukan keberadaan suatu dampak FUNGSI EVALUASI 1. Yang paling penting, evaluasi memberi informasi yang valid dan dapat dipercaya mengenai kinerja kebijakan, yaitu seberapa jauh kebutuhan, nilai dan kesempatan telah dapat dicapai. 2. Evaluasi memberi sumbangan pada klarifikasi dan kritik terhadap nilai-nilai yang mendasari pemilihan tujuan dan target. 3. Evaluasi memberi sumbangan pada aplikasi metode-metode analisis kebijakan lainnya, termasuk rumusan masalah dan rekomendasi. TUJUAN EVALUASI 1. Menentukan tingkat kinerja suatu kebijakan 2. Mengukur tingkat efisiensi 3. Mengukur tingkat keluaran suatu kebijakan 4. Mengukur dampak suatu kebijakan 5. Untuk mengetahui apabila ada penyimpangan 6. Sebagai bahan masukan untuk kebijakan yang akan datang ALASAN EVALUASI KEBIJAKAN 1. Untuk mengetahui tingkat efektivitas suatu kebijakan 2. Mengetahui apakah suatu kebijakan berhasil atau gagal 3. Memenuhi aspek akuntabilitas publik 4. Menunjukan pada stakeholder manfaat suatu kebijakan 5. Agar tidak mengulangi kesalahan yang sama LANGKAH-LANGKAH RENSTRA 1. Menyusun misi : sebagai salah kata kunci dalam pengembangan organisasi 2. Menyusun tujuan : turunan dari misi 3. Menentukan sasaran 4. Menyusun rencana kerja