KEHAMILAN
Oleh:
Ayu Afsari
Dhika Mahardani
Yesti Paramita
Pembimbing :
dr. Ade Permana, Sp.OG(K)
Infeksi Menular Seksual (IMS)
Infeksi bakteri, virus, parasit atau jamur
Penularannya terutama melalui hubungan
Pemeriksaan Serviks:
Tampak hiperemis dengan erosi dan sekret
mukopurulen
Komplikasi: salpingitis atau penyakit radang panggul
(PRP).
Penegakkan diagnosis:
Kultur (biakan) ditemukan N.gonorrhoeae
Tatalaksana:
Sefiksim 400mg peroral
Seftriakson 250mg IM
Spesies patogen:
C.pneumonia
C.psittaci C.trachomatis
e
Gambaran klinik:
Asimptomatik, endoserviks yang paling
sering terinfeksi CT.
Ektopi serviks
Edema
Perdarahan serviks
Sebanyak 10% CT pada serviks akan
menyebar secara asendens dan menyebabkan
penyakit radang panggul (PRP). Infeksi CT
yang kronis dan/atau rekuren menyebabkan
jaringan parut pada tuba.
Komplikasi:
Kehamilan ektopik
Infertilitas
Abortus Pneumonia
spontan infantil
Kelahiran
prematur
Konjungtivi
Kematian
tis pada
perinatal
neonatus
Penegakan diagnosis Tatalaksana
Kultur Gol. Tetrasiklin dan eritromisin
Doksisiklin 100mg/PO 2x1
Deteksi antigen secara:
selama 7 hari, atau
Direct Fluorescent Azitromisin 1g/PO dosis
Antibody (DFA),
tunggal, atau
ELISA/EIA, dan rapid atau
Tetrasiklin 500mg/PO 4x1
point of care test
selama 7 hari, atau
Deteksi asam nukleat Eritromisin 500mg/PO 4x1
seperti: Hibridisasi probe selama 7 hari, atau
deoxyribonucleic acid Ofloksasin 200mg 2x1
(DNA), uji amplikasi selama 9 hari
asam nukleat (PCR, LCR)
Pemeriksaan serologi Gol. Kuinolon dan tetrasiklin
tidak dianjurkan
Trikomoniasis
Kultur Metronidazol
Pemeriksaan duh 2g/PO dosis
tubuh dalam tunggal
larutan NaCl atau dosis harian
fisiologi 2x500mg/hari
selama 7 hari
Vaginosis Bakterial
Sifilis primer
Sifilis sekunder
Neurosifilis (Sifilis
tersier)
a. Sifilis Primer
Berupa tukak di daerah genital eksterna dalam
waktu 3 minggu setelah kontak. Sering ditemukan
di labia mayor, labia minor, fourchette, atau servix.
Gambaran klinik:
Lesi papul berindurasi yg tidak nyeri, kemudian
multiple.
b. Sifilis Sekunder
Malese, demam, nyeri kepala, limfadenopati
generalisata, ruam generalisata dengan lesi di
palmar, plantar, mukosa oral atau genital,
kondiloma lata didaerah intertrigenosa dan
alopesia.
Gambaran klinik:
Lesi kulit simetris, dapat berupa makula,
d. Sifilis Tersier
Terjadi sejak beberapa bulan-tahun setelah fase laten
dimulai. Invasinya menimbulkan kerusakan pada
SSP, sist. Kardiovaskular, mata, kulit, serta organ
lain.
4x500mg/hari/PO
Sedangkan sifilis laten selama 30 hari, atau
lanjut atau tidak diketahui Eritromisin
Predileksi:
Labia mayor/minor, klitoris, introitus vagina
dan serviks, sedangkan lebih jarang di daerah
perianal, bokong, dan mons pubis
Episode pertama Herpes Genitalia
primer asimptomatik
• Infeksi genital dgn riwayat infeksi
orolabialis sebelumnya
Gejala: Pemeriksaan:
a. Rasa terbakar di daerah
lesi (vesikel
a. Tzank test
berkelompok dengan b. ELISA, didapatkan
dasar eritema yg mudah antibodi terhadap
pecah dan menimbulkan
VHS
erosi multipel)
b. Malaise
c. Demam
d. Nyeri otot
e. KGB regional membesar
dan nyeri
Dosis untuk infeksi primer:
a. Asiklovir 5x200mg/hari/PO selama 7 hari
pada lesi berat asiklovir 3-5mg/KgBB/hari/
IV selama 7-10 hari, atau
b. Valasiklovir 2x500mg/hari selama 7 hari