Anda di halaman 1dari 19

TUGAS DIVISI NEUROLOGI

*Kepaniteraan Klinik Senior / G1A219018 / G1A219123 / G1A219103


**Pembimbing / dr. Apriyanto, Sp.BS(K), M.Kes, FINPS

Association between Body Mass Index and Recovery


from Whiplash Injuries: A Cohort Study

Dosen Pembimbing :

dr. Apriyanto, Sp.BS(K), M.Kes, FINPS

Disusun Oleh :

Novriani Warap Sari (G1A219018)


Sena Oktarida (G1A219123)
Riza Putri Octarianti (G1A219103)

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR

BAGIAN BEDAH RSUD RADEN MATTAHER JAMBI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JAMBI

2020
HALAMAN PENGESAHAN

TUGAS DIVISI NEUROLOGI

*Kepaniteraan Klinik Senior / G1A219018 / G1A219123 / G1A219103


**Pembimbing

Association between Body Mass Index and Recovery


from Whiplash Injuries: A Cohort Study
Novriani Warap Sari* Sena Oktarida* Riza Putri Octarianti*

dr. Apriyanto, Sp.BS(K), M.Kes, FINPS**

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


BAGIAN BEDAH RSUD RADEN MATTAHER JAMBI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020

Jambi, November 2020


Pembimbing

dr. Apriyanto, Sp.BS(K), M.Kes, FINPS


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas segala limpahan kasih dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan
referat ini dengan judul “Association between Body Mass Index and Recovery
from Whiplash Injuries: A Cohort Study”. Laporan ini merupakan bagian dari
tugas Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Bedah RSUD Raden Mattaher
Jambi.Dalam kesempatan ini saya juga mengucapkan terima kasih kepada dr.
Apriyanto, Sp.BS(K), M.Kes, FINPS selaku dosen pembimbing yang memberikan
banyak ilmu selama di Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Bedah.

Penulis menyadari bahwa laporan referat ini jauh dari sempurna, penulis
juga dalam tahap pembelajaran.Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
agar lebih baik kedepannya.Akhir kata, penulis berharap semoga laporan referat
ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat menambah informasi dan
pengetahuan kita.

Jambi, November 2020

Penulis
Asosiasi antara Indeks Massa Tubuh dengan Waktu Pemulihan dari Cedera
Whiplash: Studi Kohort
Xiaoqing Yang1, Pierre Cote1,2,3, J. David Cassidy2,3, dan Linda Carroll4

 
Telah diduga bahwa kelebihan berat badan merupakan salah satu faktor
risiko keterlambatan pemulihan dari nyeri leher, seperti whiplash injury. Namun,
hubungan antara obesitas dengan pemulihan dari cedera whiplash belum
dipelajari. Para penulis meneliti hubungan antara indeks massa tubuh dengan
waktu pemulihan dari cedera whiplash dalam studi kohort berbasis populasi
mengenai cedera lalu lintas di Saskatchewan, Kanada. Kelompok tersebut
termasuk 4.395 individu yang mengajukan klaim asuransi kepada Saskatchewan
GovernmentInsurance dan dirawat karena cedera whiplash antara 1 Juli 1994
sampai 31 Desember 1995. Dari mereka, 87,7% telah pulih pada 1 November
1997. Tidak ada hubungan yang ditemukan antara nilai dasar indeks massa tubuh
dan waktu pemulihan. Dibandingkan dengan individu dengan berat badan normal,
mereka yang kurus (hazard rate ratio = 0,88, interval kepercayaan 95%: 0,73,
1,06), kelebihan berat badan (hazard rate ratio = 1,01, interval kepercayaan 95%:
0,94, 1,09), dan obesitas (hazard rate ratio = 0,99, interval kepercayaan 95%:
0,90, 1,08) memiliki tingkat pemulihan yang sama, bahkan setelah penyesuaian
terhadap faktor-faktor lainnya. Hasil tidak mendukung hipotesis bahwa individu
yang kelebihan berat badan atau obesitas memiliki prognosis yang lebih buruk
pada whiplash injury.
 
Mempengaruhi lebih dari 80 persen individu yang terluka dalam
kecelakaan lalu lintas (1, 2), whiplash adalah kecelakaan lalu lintas yang paling
umum. Trauma tersebut menyebabkan cedera jaringan lunak yang mengakibatkan
berbagai gejala, seperti nyeri leher, nyeri punggung, sakit kepala, dan pusing (1,
2). Whiplash merupakan sumber nyeri kronis, disabilitas dan penyebab utama
pasien datang berobat (1-4). Namun, sedikit yang diketahui tentang determinan
whiplash kronis. Literatur saat ini menunjukkan bahwa etiologinya multifaktorial
dan terkait dengan demografi, keparahan cedera, komorbiditas, faktor
kompensasi, dan penyediaan layanan kesehatan (1, 2, 4-6).
Dihipotesiskan bahwa kelebihan berat badan merupakan salah satu faktor
risiko untuk nyeri kronis dan disabilitas (7-12) dan penurunan berat badan
merupakan pilihan pengobatan yang penting untuk rehabilitasi nyeri tulang
belakang (13-15). Namun, bukti yang ada tentang hubungan antara obesitas dan
nyeri tulang belakang bertentangan (16). Selain itu, hubungan antara indeks massa
tubuh dan pemulihan dari cedera whiplash belum diteliti. Diduga bahwa obesitas
mempengaruhi individu untuk menyebabkan nyeri tulang belakang kronis melalui
hubungannya dengan gangguan intervertebralis (17-19), status kesehatan umum
yang buruk (20,21), banyak komorbiditas fisik dan psikologis (20-25), dan tingkat
aktivitas fisik yang rendah (20, 24, 26).
Memahami hubungan antara berat badan dan pemulihan merupakan salah
satu hal penting, karena gangguan terkait whiplash dan obesitas sangat lazim di
masyarakat kita (1, 2, 27, 28). Tujuan dari penelitian kami adalah untuk
menentukan apakah indeks massa tubuh dikaitkan dengan waktu pemulihan dari
cedera whiplash. Kami berhipotesis bahwa individu yang kelebihan berat badan
dan obesitas memiliki pemulihan yang lebih lambat dibandingkan dengan mereka
yang memiliki berat badan normal.
 
Tabel 1. Karakteristik 4.395 peserta, Saskatchewan, Kanda, 1994-1995
Tabel 1. Lanjutan
BAHAN DAN METODE

Desain dan populasi sasaran


Kami menggunakan data dari studi kohort berdasarkan populasi
kecelakaan lalu lintas di Saskatchewan, Kanada. Saskatchewan adalah sebuah
provinsi dengan sekitar 1 juta penduduk memiliki satu perusahaan asuransi mobil
yang dikelola oleh pemerintahan provinsi (Saskatchewan Government Insurance)
dan sistem perawatan kesehatan universal. Populasi sasaran termasuk penduduk
Saskatchewan, berusia 18 tahun atau lebih, yang mengajukan klaim asuransi
kecelakaan lalu lintas yang terjadi antara 1 Juli 1994 hingga 31 Desember 1995
(1). Individu yang melaporkan cedera mereka ke dewan kompensasi pekerja
Saskatchewan dan mereka yang tidak bisa berbahasa Inggris tidak memenuhi
syarat. Tanggal masuk peserta adalah tanggal kejadian cedera. Peserta diikuti
sampai klaim asuransi mereka ditutup atau mereka meninggal, atau sampai 1
November 1997, ketika semua telah di observasi maka yang tersisa akan disensor.
Oleh karena itu, durasi tindak lanjut bervariasi dari 22 bulan hingga 39 bulan.
Komite Penasihat Universitas Saskatchewan untuk Etika dalam Eksperimen
Manusia menyetujui penelitian ini.
Data dasar dikumpulkan ketika peserta melengkapi formulir bukti klaim
asuransi (1). Data ini termasuk informasi sosiodemografi, keparahan cedera dan
intensitas nyeri, riwayat kesehatan, keterlibatan pengacara, dan data pemanfaatan
layanan kesehatan.
 
Kriteria inklusi dan eksklusi
Untuk diikutsertakan, peserta harus menjawab '' ya '' untuk dua pertanyaan
berikut ini: 1) '' Apakah kecelakaan tersebut menyebabkan nyeri leher / bahu? ''
Dan 2) '' Apakah Anda pernah merasakan nyeri leher / bahu atau nyeri leher
berkurang atau nyeri jika bergerak sejak kecelakaan? '' Kami membatasi
penyertaan kepada penggugat yang melaporkan cedera mereka dalam waktu 30
hari sejak tabrakan untuk meminimalkan kesalahan pengukuran yang terkait
dengan tingkat keparahan cedera dan pengganggu lainnya. Yang dikecualikan
adalah individu yang membuat klaim ganda, mereka yang membuka kembali
klaim mereka selama periode penelitian, dan penuntut dengan kondisi medis yang
mencegah mereka untuk mengisi kuesioner. Akhirnya, kami mengeluarkan
individu yang menghabiskan lebih dari 2 hari di rumah sakit, karena mereka
menderita cedera parah dan oleh karena itu mewakili pasien dengan prognosis
yang berbeda dari mereka yang mengalami cedera jaringan lunak.

Indeks massa tubuh


Indeks massa tubuh diukur menggunakan tinggi dan berat badan yang
dilaporkan sendiri. Kami menggunakan klasifikasi World Health Organization
untuk mengelompokkan indeks massa tubuh menjadi empat kategori (21): berat
badan kurang (<18,5 kg / m2); berat normal (18,5–24,9 kg / m2); kelebihan berat
badan (25,0–29,9 kg / m2); dan obesitas(≥30,0 kg / m2). Sensitivitas metode ini
untuk mengukur variasi obesitas dari 50 persen sampai 72 persen, dan
spesifisitasnya bervariasi dari 98 persen sampai 99 persen (29-32).
 
Luaran
Kami menghitung waktu pemulihan sebagai jumlah hari dari tanggal
cedera dan tanggal yang sesuai dengan penutupan klaim asuransi (1, 5). Di
Saskatchewan, penyitaan klaim didapatkan dari negosiasi antara perusahaan
asuransi, penyedia layanan kesehatan, penuntut, dan terkadang pengacara. Hal ini
berkaitan dengan akhir pengobatan, pencapaian perbaikan medis maksimal, atau
penghentian manfaat penggantian kerugian.
Kami memvalidasi penutupan klaim sebagai penanda pemulihan kesehatan
dalam populasi kami dengan mempelajari hubungannya dengan tingkat
peningkatan yang penting secara klinis dalam intensitas nyeri leher, fungsi fisik,
dan gejala depresi (33). Analisis kami menunjukkan bahwa penggugat yang
menutup klaim mereka memiliki tingkat nyeri leher yang lebih rendah secara
signifikan dan fungsi fisik yang lebih baik dan lebih kecil kemungkinannya untuk
mengalami depresi dibandingkan mereka yang tidak menutup klaimnya (5).
Temuan ini mendukung penggunaan durasi klaim sebagai penanda pemulihan
kesehatan yang valid.
 
Potensi perancu
Potensia perancu termasuk variabel yang dikumpulkan dari kuesioner
bukti klaim: variabel sosiodemografi (usia, jenis kelamin, status perkawinan,
jumlah tanggungan, tingkat pendidikan, pendapatan keluarga gabungan, status
pekerjaan, dan aktivitas kegiatan kerja); gejala pasca tabrakan (sakit kepala,
gerakan rahang yang berkurang, pusing, mual, muntah, gangguan penglihatan,
gangguan ingatan, gangguan konsentrasi, telinga berdenging, kesulitan menelan,
nyeri punggung bawah, kehilangan kesadaran, mati rasa, nyeri pada tungkai dan
kaki, keterbatasan pada kegiatan kehidupan sehari-hari yang diukur melalui self
report of work absenteeism); pemanfaatan layanan kesehatan (dokter, ahli tulang,
ahli terapi fisik); dan status kesehatan umum prakollisi (kesehatan umum yang
dinilai sendiri sebelum cedera, riwayat cedera sebelumnya dalam tabrakan mobil,
gejala precollision: nyeri leher / bahu, sakit kepala, nyeri rahang, punggung
bawah rasa sakit, ketidaknyamanan tubuh, mudah marah, depresi, kecemasan,
ketakutan, kelelahan dan kekurangan energi, frustrasi, masalah konsentrasi,
masalah ingatan, ketidaknyamanan tubuh, dan / atau masalah tidur).
Kami menggunakan gejala postcollision yang dilaporkan sendiri untuk
menetapkan tingkat keparahan cedera untuk setiap peserta. Tiga tingkat keparahan
cedera dihitung berdasarkan rekomendasi dari Quebec Task Force on Whiplash
related Disorders (2); grade I hanya nyeri leher / bahu; derajat II berhubungan
dengan nyeri leher dan nyeri gerakan leher; dan derajat III meliputi nyeri leher
dan mati rasa atau nyeri di lengan atau tangan. Kami juga mengontrol intensitas
nyeri di leher, kepala, dan lokasi lain menggunakan skala analog visual 100 mm
(34,35). Akhirnya, kami mengontrol beberapa cedera dengan menghitung
persentase tubuh yang sakit (36, 37).

 
Analisis statistik
Hubungan kasar antara indeks massa tubuh dan waktu pemulihan dinilai
dengan kurva Kaplan-Meier dan tes log-rank. Waktu median untuk pemulihan dan
interval kepercayaan 95 persen diperoleh dari perkiraan Kaplan-Meier. Kami
membuat model regresi Cox untuk menghitung hubungan antara indeks massa
tubuh dan waktu pemulihan sambil mengontrol perancu. Dalam model terakhir
kami, perancu merupakan variabel yang menyebabkan perubahan 5 persen di
salah satu rasio tingkat bahaya kasar indeks massa tubuh (38). Kami
menempatkan log (-log (fungsi kelangsungan hidup)) terhadap waktu untuk
menguji asumsi. Semua analisis dilakukan dengan menggunakan SAS, versi 9.1,
perangkat lunak statistik (SASInstitute, Inc., Cary, North Carolina).
 
HASIL
Antara 1 Juli 1994 hingga 31 Desember 1995, total9.006 orang yang
memenuhi syarat melaporkan cedera pada kecelakaan lalu lintas. Dari jumlah
tersebut, 7.462 (82,9 persen) melaporkan whiplash injury. Di antara klaim
tersebut, 2.064 (27,7 persen) klaim yang dibuka kembali dan dikeluarkan. Di
antara 5.398 peserta yang tersisa, 4.395 (81,4 persen) mengisi kuesioner dalam
waktu 30 hari setelah tabrakan dan melaporkan tinggi dan berat badan mereka.
Secara keseluruhan, 3.854 (87,7 persen) peserta pulih selama masa studi.

Karakteristik sampel
Karakteristik sampel disajikan pada tabel 1. Dalam sampel kami, 3,1
persen partisipan mengalami underweight, 47,8 persen memiliki berat badan
normal, 31,6 persen overrweight, dan 17,5 persen mengalami obesitas. Proporsi
yang lebih tinggi dari peserta yang kelebihan berat badan dan obesitas adalah laki-
laki. Peserta obesitas yang kelebihan berat badan lebih tua daripada individu
dengan berat badan normal dan berat badan kurang. Proporsi yang lebih tinggi
dari peserta obesitas daripada berat badan normal melaporkan bahwa mereka
pernah terluka dalam tabrakan lalu lintas di masa lalu. Terakhir, proporsi cedera
grade 3 adalah yang tertinggi di antara peserta obesitas dan terendah pada individu
dengan berat badan kurang.
 
Asosiasi antara indeks massa tubuh dan waktu pemulihan
Waktu rata-rata untuk pemulihan menunjukkan bahwa peserta dengan
berat badan kurang memiliki pemulihan paling lambat dan bahwa individu dengan
berat badan normal, kelebihan berat badan, dan obesitas memiliki tingkat
pemulihan yang sama (gambar 1; tabel 2). Namun, hazard rate ratios yang
disesuaikan menunjukkan bahwa indeks massa tubuh tidak terkait dengan waktu
pemulihan (tabel 3). Semua hazard rate ratiosmendekati satu dengan interval
kepercayaan 95 persen yang tumpang tindih.
 

Gambar 1. Kurva Kaplan-Meier waktu untuk pemulihan dikelompokkan


berdasarkan kategori indeks massa tubuh (BMI), Saskatchewan, Canada, 1994–
1995.

DISKUSI
Dalam penelitian ini, indeks massa tubuh tidak berhubungan dengan waktu
pemulihan dari cedera whiplash. Dibandingkan dengan individu yang memiliki
berat badan normal, peserta yang memiliki berat badan kurang, kelebihan berat
badan, atau obesitas memiliki tingkat pemulihan yang serupa. Hasil tersebut
menantang pandangan bahwa kelebihan berat badan atau obesitas adalah faktor
risiko untuk nyeri kronis dan disabilitas setelah cedera whiplash.
Studi kami memiliki keterbatasan. Pertama, ada kemungkinan bahwa
proporsi peserta yang kelebihan berat badan dan obesitas kurang dilaporkan
terhadap berat badan mereka. Hal ini akan menyebabkan kesalahan klasifikasi
yang berbeda dari individu-individu ini sebagai berat badan normal dan
meremehkan hubungan antara indeks massa tubuh dan waktu pemulihan (29-32,
39-45). Kami memeriksa kemungkinan bahwa pengecualian klaim yang dibuka
kembali mengakibatkan bias seleksi. Kami membandingkan karakteristik dasar
dari klaim yang dibuka kembali dan tidak dibuka kembali dan tidak menemukan
perbedaan sistematis dalam indeks massa tubuh dan tingkat keparahan cedera.
Selain itu, kami sebelumnya melaporkan bahwa waktu median untuk mengklaim
penutupan untuk klaim yang dibuka kembali adalah 12 hari (interval kepercayaan
95 persen: 9, 15). Kemungkinan besar, klaim ini dibuka kembali karena alasan
administratif (1). Oleh karena itu, kami yakin bahwa pengecualian klaim yang
dibuka kembali tidak secara signifikan mengganggu hasil kami.

Tabel 2. Waktu pemulihan untuk setiap kategori indeks massa tubuh


Tabel 3. Hubungan antara indeks massa tubuh dengan waktu pemulihan,
Saskatchewan, Canada, 1994–1995.

Studi kami juga memiliki kekuatan. Pertama, semua peserta yang


memenuhi syarat dilibatkan dalam penelitian, mengurangi potensi bias seleksi
karena non-partisipasi. Kedua, tidak ada kerugian sistematis untuk tindak lanjut
yang terjadi. Ketiga, kami menggunakan ukuran hasil yang divalidasi dari waktu
ke pemulihan (1, 5). Akhirnya, kami mengumpulkan daftar lengkap potensial
yang diuji dalam analisis kami.
Penelitian selanjutnya harus menguji validitas hasil kami dengan
menggunakan ukuran obesitas yang berbeda. Ukuran sederhana dan murah
lainnya, seperti lingkar pinggang (32), rasio pinggang / pinggul, atau pengujian
lipatan kulit, dapat membantu mengurangi bias p terkait dengan berat badan yang
dilaporkan sendiri. Selain itu, penggunaan titik potong indeks massa tubuh yang
berbeda berdasarkan usia, jenis kelamin, dan etnis mungkin membantu dalam
mengurangi kemungkinan kesalahan klasifikasi yang disebabkan oleh titik potong
indeks massa tubuh universal.
DAFTAR PUSTAKA

1. Cassidy JD, Carroll LJ, Cote P, et al. Effect of eliminating


compensation for pain and suffering on the outcome of insurance claims
for whiplash injury. N Engl J Med 2000;342:1179–86.
2. Spitzer WO, Skovron ML, Salmi LR, et al. Scientific mono- graph of
the Quebec Task Force on Whiplash-associated Disorders: redefining
‘‘whiplash’’ and its management. Spine 1995;20(suppl):1S–73S.
Erratum in: Spine 1995;20:2372.
3. Coˆ te´ P, Cassidy JD, Carroll L, et al. A systematic review of the
prognosis of acute whiplash and a new conceptual framework to
synthesize the literature. Spine 2001;26: E445–58.
4. Quinlan KP, Annest JL, Myers B, et al. Neck strains and sprains among
motor vehicle occupants—United States, 2000. Accid Anal Prev
2004;36:21–7.
5. Coˆ te´ P, Hogg-Johnson S, Cassidy D, et al. Initial patterns of clinical
care and recovery from whiplash injuries: a population-based cohort
study. Arch Intern Med 2005;165:2257–63.
6. Kasch H, Bach FW, Stengaard-Pedersen K, et al. Development in pain
and neurologic complaints after whiplash: a 1-year prospective study.
Neurology 2003;60:743–61.
7. Marcus DA. Obesity and the impact of chronic pain. Clin J Pain
2004;20:186–91.
8. Kaila-Kangas L, Leino-Arjas P, Riihima¨ki H, et al. Smoking and
overweight as predictors of hospitalization for back dis-orders. Spine
2003;28:1860–8.
9. Fransen M, Woodward M, Norton R, et al. Risk factors asso- ciated with
the transition from acute to chronic occupational back pain. Spine
2002;27:92–8.
10. Andersen RE, Crespo CJ, Bartlett SJ, et al. Relationship be- tween body
weight gain and significant knee, hip, and back pain in older
Americans. Obes Res 2003;11:1159–62.
11. Webb R, Brammah T, Lunt M, et al. Prevalence and predictors of
intense, chronic, and disabling neck and back pain in the UK general
population. Spine 2003;28:1195–202.
12. Leboeuf-Yde C. Back pain—individual and genetic factors. J
Electromyogr Kinesiol 2004;14:129–33.
13. Peltonen M, Lindroos AK, Torgerson JS. Musculoskeletal pain in the
obese: a comparison with a general population and long-term changes
after conventional and surgical obesity treatment. Pain 2003;104:549–
57.
14. Larsson UE. Influence of weight loss on pain, perceived dis- ability and
observed functional limitations in obese women. Int J Obes Relat Metab
Disord 2004;28:269–77.
15. Back pain and obesity: disparity between the scientific evi- dence and
the views of health care providers? In: Wiesel SW, ed. The back letter.
Vol 21. Baltimore, MD: Lippincot Williams & Wilkins, 2006:1, 8–10.
16. Leboeuf-Yde C. Body weight and low back pain: a systematic literature
review of 56 journal articles reporting on 65 epidemiologic studies.
Spine 2000;25:226–37.
17. Liuke M, Solovieva S, Lamminen A, et al. Disc degeneration of the
lumbar spine in relation to overweight. Int J Obes (Lond) 2005;29:903–
8.
18. Mendelsohn RA, Huelke DF. Anatomy, injury, and biomechanics of the
cervical spine. In: American Association for Automotive Medicine and
International Research Counsel on Biomechanics of Impacts. The
biomechanics of impact trauma. Des Plaines, IL: American Association
for Automotive Medicine, 1987:125–64.
19. Rodacki ALF, Fowler NE, Provensi CLG, et al. Body mass as a factor in
stature change. Clin Biomech (Bristol, Avon) 2005;20:799–805.
20. Verbunt JA, Seelen HA, Vlaeyen JW, et al. Disuse and deconditioning
in chronic low back pain: concepts and hypotheses on contributing
mechanisms. Eur J Pain 2003;7:9–21.
21. Obesity: preventing and managing the global epidemic. Report of a
WHO consultation. World Health Organ Tech Rep Ser 2000;894:i–xii,
1–253.
22. Han TS, Tijhuis MAR, Lean MEJ, et al. Quality of life in relation to
overweight and body fat distribution. Am J Public Health
1998;88:1814–20.
23. Silberberg R. Obesity and osteoarthrosis. In: Mancini M, Lewis B,
Contaldo F, eds. Medical complications of obesity. London, United
Kingdom: Academic Press, 1979:301–15.
24. Yamakawa K, Tsai CK, Haig AJ, et al. Relationship between
ambulation and obesity in older persons with and without low back
pain. Int J Obes Relat Metab Disord 2004;28:137–43.
25. Das UN. Obesity, metabolic syndrome X, inflammation.Nutrition
2002;18:430–2.
26. Tudor-Locke C, Ainsworth BE, Whitt MC, et al. The relationship
between pedometer-determined ambulatory activity and body
composition variables. Int J Obes Relat Metab Disord 2001;25:1571–8.
27. Hedley AA, Ogden CL, Johnson CL, et al. Prevalence of overweight
and obesity among US children, adolescents, and adults, 1999–2002.
JAMA 2004;291:2847–50.
28. Raine KD. Overweight and obesity in Canada: a population health
prospective. Ottawa, Ontario, Canada: Canadian Pop- ulation Health
Initiative, Canadian Institute for Health Infor- mation, 2004.
29. Clemente L, Moreira P, Oliveira B, et al. Body mass index: sensitivity
and specificity. Acta Med Port 2004;17:353–8.
30. Nieto-Garcia FJ, Bush TL, Keyl PM. Body mass definitions of obesity:
sensitivity and specificity using self-reported weight and height.
Epidemiology 1990;1:146–52.
31. Lara-Esqueda A, Aguilar-Salinas CA, Velazquez-Monroy O, et al. The
body mass index is a less-sensitive tool for detecting cases with obesity-
associated co-morbidities in short stature subjects. Int J Obes Relat
Metab Disord 2004;28:1443–50.
32. Gill T, Chittleborough C, Taylor A, et al. Body mass index, waist hip
ratio, and waist circumference: which measure to classify obesity? Soz
Praventivmed 2003;48:191–200.
33. Coˆ te´ P, Hogg-Johnson S, Cassidy JD, et al. The association between
neck pain intensity, physical functioning, depressive symptomatology
and time-to-claim-closure after whiplash. J Clin Epidemiol
2001;54:275–86.
34. Jensen MP, Karloy P, Braver S. The measurement of clinical pain
intensity: a comparison of six methods. Pain 1986;27:117–26.
35. Wewers ME, Lowe NK. A critical review of visual analoguescales in
the measurement of clinical phenomena. Res Nurs Health 1990;13:227–
36.
36. Margolis RB, Tait RC, Krause SJ. A rating system for use with patient
pain drawings. Pain 1986;24:57–65.
37. Margolis RB, Chibnall JT, Tait RC. Test-retest reliability of the pain
drawing instrument. Pain 1988;33:49–51.
38. Greenland S, Rothman KJ. Introduction to stratified analysis.In:
Rothman KJ, Greenland S, eds. Modern epidemiology. Philadelphia,
PA: Lippincott-Raven, 1998:253–79.
39. Neovius MG, Linne´ YM, Barkeling BS, et al. Sensitivity and
specificity of classification systems for fatness in adolescents.Am J Clin
Nutr 2004;80:597–603.
40. Burniat W, Cole TJ, Lissau I, et al. Child and adolescent obesity. 1st ed.
Cambridge, United Kingdom: Cambridge University Press, 2002.
41. Guo SS, Chumlea WC, Roche AF, et al. Age- and maturity- related
changes in body composition during adolescence into adulthood: the
Fels Longitudinal Study. Int J Obes Relat Metab Disord 1997;21:1167–
75.
42. Tzamaloukas AH, Murata GH, Hoffman RM, et al. Classifi- cation of
the degree of obesity by body mass index or by deviation from ideal
weight. JPEN J Parenter Enteral Nutr 2003;27:340–8.
43. Gallagher D, Visser M, Sepulveda D, et al. How useful is body mass
index for comparison of body fatness acrossage, sex, and ethnic groups?
Am J Epidemiol 1996;143:228–39.
44. Shiwaku K, Anuurad E, Enkhmaa B, et al. Appropriate BMI for Asian
populations. Lancet 2004;363:1077.
45. WHO expert consultation. Appropriate body-mass index for Asian
populations and its implications for policy and inter- vention strategies.
Lancet 2004;363:157–63.
ANALISA JURNAL DAN PENDAPAT

Jurnal ini membahas mengenai hubungan antara indeks massa tubuh dengan
waktu pemulihan dari whiplash injury. Penelitian dilakukan kepada 4.395
individu yang mengajukan klaim asuransi kepada Saskatchewan
GovernmentInsurance dan dirawat karena cedera whiplash. Populasi sasaran
termasuk penduduk Saskatchewan, berusia 18 tahun atau lebih, yang mengajukan
klaim asuransi kecelakaan lalu lintas yang terjadi antara 1 Juli 1994 hingga 31
Desember 1995. Untuk diikutsertakan, peserta harus menjawab '' ya '' untuk dua
pertanyaan berikut ini: 1) '' Apakah kecelakaan tersebut menyebabkan nyeri
leher / bahu? '' Dan 2) '' Apakah Anda pernah merasakan nyeri leher / bahu atau
nyeri leher berkurang atau nyeri jika bergerak sejak kecelakaan? ''.
Penelitian ini menggunakan data dari studi kohort berdasarkan populasi
kecelakaan lalu lintas di Saskatchewan, Kanada. Tanggal masuk peserta adalah
tanggal kejadian cedera. Peserta diikuti sampai klaim asuransi mereka ditutup atau
mereka meninggal, atau sampai 1 November 1997, ketika semua telah di
observasi maka yang tersisa akan disensor. Oleh karena itu, durasi tindak lanjut
bervariasi dari 22 bulan hingga 39 bulan. Data dasar dikumpulkan ketika peserta
melengkapi formulir bukti klaim asuransi. Data ini termasuk informasi
sosiodemografi, keparahan cedera dan intensitas nyeri, riwayat kesehatan, dan
data pemanfaatan layanan kesehatan.
Penelitian ini sangat baik dan menarik karena meneliti mengenai hubungan
antara indeks mass tubuh dengan waktu pemulihan, karena telah diduga bahwa
kelebihan berat badan merupakan salah satu faktor risiko keterlambatan
pemulihan dari nyeri leher. Namun hasil penelitian ini tidak ada hubungan yang
ditemukan antara indeks massa tubuh dengan waktu pemulihan. Waktu rata-rata
untuk pemulihan menunjukkan bahwa peserta dengan berat badan kurang
memiliki pemulihan paling lambat dan bahwa individu dengan berat badan
normal, kelebihan berat badan, dan obesitas memiliki tingkat pemulihan yang
sama.
Selain itu, karena hasil penelitian ini tidak adanya hubungan Indeks Massa Tubuh
dengan waktu pemulihan dari whiplash injury alangkah lebih baiknya jika
ditambahkan pembahasan atau penelitian lebih lanjut mengenai apa saja yang
berhubungan dengan pemulihan dari whiplash injury tersebut. Dengan begitu, bisa
menjadi bahan pembelajaran dan bacaan untuk pemulihan dari whiplash injury.
Penelitian lebih lanjut mungkinnya nanti juga dapat membahas mengenai
hubungan faktor risiko lainnya terhadap pemulihan dari nyeri leher.

Anda mungkin juga menyukai