Anda di halaman 1dari 29

GIZI PADA KEDARURATAN MEDIK

Oleh
Nurpudji Astuti

BAGIAN ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNHAS


TOPIK

 Cara pemberian makanan khusus pada


kedaruratan medik
 Prinsip-prinsip dasar, indikasi dan komplikasi
GIZI PADA KEDARURATAN
MEDIK
 Proses gizi normal
·   Mulut – digesti --- mekanik maupun enzymatik -----
absorbsi ------ pembuluh darah ---- metabolisme zat
gizi

 ·    Keadaan tertentu pemberian makanan akan


berbeda tergantung dari jenis penyakit yang diderita
(perubahan cara pemberian masuknya makanan)
Pasien rawat inap RS :
1. Penyakit berat : demam lama, luka bakar luas,
keganasan --- hilang nafsu makan keperluan
meningkat
2. Kanker dan penyakit pada mulut,esofagus dan
faring
3. Kesadaran yang menurun
INDIKASI NUTRISI Penilaian Nutrisi 
ENTERAL DAN Keputusan untuk memulai Dukungan Nutrisi Khusus

PARENTERAL Fungsi Saluran Pencernaan

Ya Tidak

Nutrisi Enteral Nutrisi Parenteral


Jangka panjang Jangka pendek
Gastrostomi Nasogastrik
Jejunostomi Nasoduodenall Jangka panjang atau
Jangka pendek
Nasojejunal Pembatasan cairan
 
Fungsi Sal Cerna Nutrisi Nutrisi
Parenteral Perifer Parenteral Total
Normal Compromised

Nutrisi Lengkap  Fungsi saluran


Formula Khusus cerna membaik
Nutrients
Tolerance 
Mencukupi Mencukupi Tidak
Tidak mencukupi Ya
Berlanjut ke Diet yg lebih
Makanan Nutrisi parenteral Kompleks dan
Sebagai suplemen Sumber: ASPEN Board of Directors
Oral Makanan oral
Guidelines for the use of Parenteral and
Sesuai dengan
Enteral Nutrition in adult and pediatric
penerimaan
Dilanjutkan ke nutrisi Patients. JPEN 1993: 17.
Enteral total
Energi dan Protein

Pemberian energi dan protein yang diberikan sebagai


makanan tambahan dapat diberikan melalui 4 cara:
1. Oral plus suplemen
2. Sonde --- hidung ke esofagus
3. Jejenum --- operasi ke lambung atau jejenum
4. Parenteral – vena perifer atau vena sentral
 
CARA PEMBERIAN MAKANAN

1. Suplementasi oral
 Memberikan makanan tambahan untuk memperkaya
makanan yang biasa diperoleh dalam proses
penyembuhan.
 Preparat ini dicampur dengan gula dan emulsi lemak.
Misalnya:
- Sustagen
E 1750 kkal; Protein 105 g; Lemak 15 g;
CHO 300 g; Vit + min
- Protifar
2. Nasogastric Feeding
 Suplai makanan berbagai jenis secara adekuat

 Konsistensi bisa padat maupun cair, demikian


pula obat-obatan
 Mudah disiapkan , toleransi tinggi
Kontra indikasi :
1.  Penyakit pada mulut dan esofagus
2.  Pipa endotracheal
3.  Penyakit usus
4.  Muntah hebat
Prosedur pemberian :
1.  Masukkan cairan pertama 50 ml – biarkan 1 jam –
aspirasi
2.  Cek pipa apa tetap di lambung – cegah regurgitasi
3.  Berikan tiap 4 jam --- makanan bisa disimpan di
refrigerator
4.  Berikan makanan sekitar 250 ml ---bilas air putih
5.  Air secukupnya , paling kurang 2 liter/hari
6. Gunakan resep rumah misalnya:
 1500 ml susu
 2 butir telur
 200 g glukose
 100 g minyak

campuran ini akan menghasilkan energi sebesar


1250 kalori, 66 g protein dan 1370 ml air.
3. Gastrostomy dan Jejunostomy feeding
 Makanan diberi dengan melalui pipa langsung
ke lambung atau jejenum, melalui suatu
operasi
 Dengan cara ini BB bisa dipertahankan ,
kehilangan jaringan jarang bisa digantikan.
4. Elemental Diet
 Diberikan secara oral --- perhatikan cita rasa

 Bisa juga menggunakan cara NGF,


Gastrostomy dan Jejunostomy feeding
Indikasi pemberian :
1.  Short bowel syndrom
2.  Granulomatous disease pada sal cerna
3.  Fistula TGI
4.  Supplemen pada luka bakar besar
5.  Tambahan pada terapi kanker
6.  Sidrom malabsorbsi
7.  Persiapan pre-op usus
8.  Pediatrik ---bila sukar dengan cara IV
Pengukuran monitoring yang harus dilakukan :
1. BB /hari
2. Frekuensi BAB, konsistensi dan volume
3. Volume urin
4. Osmolalitas serum urin
5. Glukosa darah
6. PCV, Hb
7. Electrolit serum dan ureum darah
8. Electrolit urine dan ureum urin
9. Albumin serum, transferrin dan komplemen
C3 serum
Komplikasi ED / MLP :
1.  Rasa tidak enak
2.  Ulcerasi nasopharynx
3.  Erosi lambung
4.  Aspirasi
5.  Retensi gaster
6.  Nausea, vomiting, cramps
7.  Diare
8.  Gangguan keseimbangan air: dehidrasi hipertonik,
koma hiperosmolar non-ketonik, diuresis osmotik
9.  Skin rashes
10. Hipoprotrombinemia
11. Defisiensi unsur biologik penting lainnya
5. Intra Venous Feeding
 Pemberian makanan tanpa melalui proses
digesti dan absorbsi di usus.
 Cara pemberian ini dipertimbangkan bila cara
lain tidak bisa dilakukan lagi, misalnya: NGF
maupun Jejuno dan Gastronomi
Indikasi pemberian:
1.  Post op ---- 3-4 hari
2.  Peradangan usus
3.  Fistula enterokutaneus
4.  Short bowel sindrom
5.  Pankreatitis akuta, tambahan oral kebutuhan meningkat
6.  Hiperkatabolik akut – renal failure
7.  Terapi tambahan –kanker
8.  Luka bakar hebat, malformasi TGI pada neonatus
9.  Koma hepatik
CARA PEMBERIAN IVP ATAU NUTRISI PARENTERAL

1. Central Venous Alimentation ( CVA )


Ini diberikan bila dibutuhkan keperluan energi
yang tinggi
2. Peripheral Venous Alimentation ( PVA )
Pada penderita yang hanya membutuhkan
energi tambahan
     
CARA PEMBERIAN DENSITAS KADAR
  ENERGI GLUKOSA
     
CVA 2550-3570 kal/ 3lt 25-35%
 
     
PVA 1780 kal/ 3lt 10%
60% E sebagi lipid IV
 
     
PVA tanpa lipid 1020 kal/ 3lt 10%
 
INDIKASI CVA
1.  Saluran cerna tidak berfungsi normal :
reseksi usus, obstruksi, ileus, malabsorbsi hebat
2.  Antisipasi saluran cerna tidak berfungsi normal
(pertahankan keadaan anabolik mis; pre-kemoterapi,
pre-operasi besar, pre-radiasi)
3.  Memperkecil aktivitas usus : fistula, radang usus,
pankreatitis akut.
4.  Pengganti enteral feeding
KOMPLIKASI CVA
1.  Tehnik
2.  Septik
3.  Metabolik : hiperglikemia, hipoglikemia,
asam lemak, keseimbangan vitamin, elektrolit
4.  Enzim hati meningkat sementara
INDIKASI PVA
1.  Saluran cerna tidak berfungsi normal :
reseksi usus, obstruksi, ileus, malabsorbsi hebat
2.  Antisipasi saluran cerna tidak berfungsi normal
(pertahankan keadaan anabolik mis; pre-kemoterapi,
pre-operasi besar, pre-radiasi)
3.  Memperkecil aktivitas usus : fistula, radang usus,
pankreatitis akut.
4.  Pengganti enteral feeding
KONTRA INDIKASI PVA

1.  Gangguan metabolisme lemak :


hiperlipidemia berat, pankreatitis akut,
neprosis lipoid
2.  Kontra indikasi relatif ; gangguan fungsi paru,
prematur.
KOMPLIKASI PVA

1. Kateter : trombosis, tromboplebitis (larutan


glukosa terlalu pekat, pH rendah, unsur lain
larutan atau infeksi bakteri)
2. Emboli trombus
3. Septicemia
4. Komplikasi metabolik sama CVA
NUTRISI PARENTERAL PADA
ANAK

1.  Diberikan pada neonatus pasca bedah


2.  BBLR
3.  Malabsorbsi akut sesudah diare
4.  Ulcerative kolitis, intestinal fistula
MONITORING DAN ABSORBSI

1.  Tehnik aseptik ketat – ganti perban per 48 jam


2.  Catat keseimbangan cairan
3.  Kecepatan tetesan harus konstan
4.  BB/hr, TB/ mgg
5.  Elektrolit serum/hr
6.  P,Ca, Mg serum/ tiap hari ke 2 atau ke 3
7.  GDS / hr
8.  Test fungsi hati 2 x / minggu
9. Parameter hematologi
10.  Ureum dan elektrolit urine
11.  Osmolalitas urine dan serum
12.  Keseimbangan asam basa
13.  Test khusus sesuai penyakit yang timbul
14.  Lemak darah
15.  Metabolik flow chart untuk catatan data

Anda mungkin juga menyukai