Anda di halaman 1dari 3

 

Contoh Komunikasi Perawat Dengan Pasien Yang Mengidap Sakit Jiwa


SP 1 PASIEN : Membina hubungan saling percaya, membantu pasien mengenal keutungan
berhubungan dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain dan mengajarkan pasien
berkenalan
ORIENTASI (PERKENALAN)

PERAWAT : “Selamat pagi” buu…


PASIEN : (diam)
PERAWAT : (melanjutkan pembicaraan) Nama saya Linda Ayu Lestari, saya
senang dipanggil Linda, saya perawat yang akan merawat ibu

PASIEN : (diam)

PERAWAT : Nama ibu, Ibu susikan? Wah nama ibu yang cantik yah bu… sama
seperti ibu cantiknya…

PASIEN : (diam)

PERAWAT : Ibu, ingat dengan saya?? (kembali mengulang memperkenalkan diri


sampai pasien memberi respon)

PASIEN : (menoleh kearah perawat/mengangguk perlahan)

PERAWAT : (Ibu… bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang keadaan ibu,


keluarga atau teman-teman-teman ibu? Ibu mau dimana kita bercakap-cakap? Bagaimana
kalau ditaman depan? Disana tempatnya nyaman dan banyak bunga-bunga yang dapat
membuat ibu merasa tenang. Mau berapa lama bu? Bagaimana kalau 10 menit?

PASIEN : (mengangguk kepala)

PERAWAT : Ayo bu, kita kesana sekarang yah. (sambil merangkul tangan pasien)
KERJA :
PERAWAT : Apa yang ibu rasakan selama ibu dirawat disini?

PASIEN : Saya merasa sendiri

PERAWAT : Oh… Ibu merasa sendirian? Apa yang menghambat ibu dalam berteman
atau bercakap-cakap dengan pasien yang lain?

PASIEN : Iya, sus… saya takut mereka marah, saya juga takut kalau mereka tidak
mau berteman dengan saya

PERAWAT : Oh… ternyata yang ibu rasakan seperti itu? Menurut ibu, apa saja
keuntungannya kalau kita mempunyai teman?

PASIEN : Kita bisa punya teman cerita


PERAWAT : Wah benar, ada teman untuk cerita. Apa lagi bu?

PASIEN : Kita bisa minta tolong ketik kita membutuhkan bantuan

PERAWAT : Nah, kalau kerugiannya tidak mempunyai teman apa yah bu?

PASIEN : Kita merasa sendiri didunia ini

PERAWAT : Ya, apa lagi bu?

PASIEN : Kita tidak punya teman bercerita, mengeluhkan yang kita rasakan, tidak
bisa meminta bantuan dengan orang lain

PERAWAT : Jadi banyak juga ruginya tidak punya teman yah. Kalau begitu inginkan
bu? Belajar bergaul dengan orang lain?
PASIEN : Iya, saya mau…

PERAWAT : Bagus, bagaimana kalau kita sekarang belajar berkenalan dengan orang
lain?

PASIEN : Iya sus…

PERAWAT : Begini bu, untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan dulu nama
kita dan nama panggilan yang kita sukai, asal kita dan hobi, selanjutnya ibu menanyakan
nama orang yang diajak berkenalan. Bagaimana bu? Apakah ibu sudah mengerti?

PASIEN : Iya sus

PERAWAT : Kalau begitu, ayo ibu dicoba yah! Misalnya saya belum kenal dengan ibu.
Coba berkenalan dengan saya!”

PASIEN : Baik sus… Nama saya susi mangiri, senang dipanggil susi, Asal saya dari
kendari, hubi saya menyanyi. Kalau ibu namanya siapa? Suka dipanggil siapa? Asalnya dari
mana? Hobinya apa bu?

PERAWAT : Ya bagus sekali, ternyata ibu mengerti yah! Setelah ibu berkenalan
dengan orang lain, ibu bias melanjutkan percakapan tentang hal-hal yang menyenangkan
ibu bicarakan
TERMINASI:
PERAWAT : Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan berkenalan?

PASIEN : Saya senang sekali sus, saya tidak sabar untuk langsung berkenalan
dengan orang lain

PERAWAT : Bagus sekali semangat ibu. Selanjutnya ibu dapat mengingat-ingat apa
yang kita pelajari tadi selama saya tidak ada sehingga ibu lebih siap untuk berkenalan
dengan orang lain

PASIEN : Baik suster…

PERAWAT : Mau jam berapa mencobanya?

PASIEN : Terserah suster saja

PERAWAT : Baiklah bu, besok pagi jam 10 saya akan dating kesini untuk mengajak
ibu berkenalan dengan teman-teman saya, ada suster cindy, kiky, dewi dan rany. Mereka
baik-baik semua kok bu. Bagaimana ibu maukan?

PASIEN : Iya sus…

PERAWAT : Baiklah ibu… kalau begitu saya permisi dulu, jika ibu ingin bertemu saya.
Silahkan dating keruang jaga perawat, saya ada disana bu sampai jam 9 malam, sampai
jumpa lagi bu susi

PASIEN : Iya suster… sampai jumpa


* Komunikasi pada pasien jiwa, perawat tidak bisa melanjutkan tahapannya, jika pasien
belum dapat merespon apa yang perawat sampaikan. Perawat harus mengulangi sampai
pasien dapat meresponnya. Jika pasien sudah dapat merespon, perawat dapat melanjutkan
tahapan dalam komunikasi pada pasien jiwa.

Anda mungkin juga menyukai