Diagnosis Dan Tatalaksana Pada Endometriosis Umi
Diagnosis Dan Tatalaksana Pada Endometriosis Umi
PADA ENDOMETRIOSIS
Oleh:
Umi Chusnul Chotimah
Dokter Pembimbing:
dr. Kurniawan, Sp.OG
BAB I
PENDAHULUAN
Ke se lur uha n pr e vaadalah
Endometriosis le nsi e ndome tr iosis
ma sih be lum dike ta
ditemukannya hui se c a r a pa sti,
jaringan
te r uta ma ka re na ope ra si m er upa ka n
menyerupai endometrium di luar
satu- satunya m etode ya ng pa ling da pa t
uterus yang
dia nda lkan untukdapat memicu
dia gnosis pa sti reaksi
e ndome triosis kronis
peradangan
End
ome
trios
is
dian
ggap
seba
gai
peny
akit
yang
berg
antu
ng
pada
estro
gen,
sehi
ngga
sala
h
satu
pilih
an
peng
obat
an
adal
ah
deng
an
men
ekan
hor
mon
men
ggu
naka
n
obat
-
obat
an
untu
k
men
goba
tiny
a
BAB II
ISI
DEFINISI
ENDOMETRIOSIS
ENDOMETRIUM =
LAPISAN DALAM UTERUS
SIS = PENYAKIT
Endometriosis
• Gangguan ginekologi
kronik
• Ditemukan endometrium
ektopik (diluar kavum uteri)
• Respon terhadap hormon
steroid seperti pada
endometrium yang berada
dalam kavum uteri (eutopik)
INSIDEN/PREVALENSI
Infertilitas (40%)
Nyeri Pelvik
(50%)
Nyeri Haid
Hebat (80%)
DIAGNOSA
Anamnesa
• Nyeri pinggul kronik
• Dismenorea, nyeri intermenstruasi, disparenia
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik
• Spekulum
• Terkadang tampak susukan berwarna
biru khas atau lesi proliferasi berwarna
merah yang berdarah waktu kontak,
biasanya di forniks posterior
• Mempunyai sensitifitas diagnostik paling
besar bila dilakukan selama menstruasi
DIAGNOSA
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Penunjang
●
Percobaan Terapeutik: Hasil percobaan klinis acak pada para wanita
dengan nyeri pelvik kronis dan yang secara klinis diduga menderita
endometriosis, mengarahkan pada kesimpulan bahwa respon klinis
terhadap pengobatan empiris dengan agonis gonadotrophine-
releasing hormone dapat digunakan untuk mendiagnosis penyakit
DIAGNOSA
Pemeriksaan Penunjang
●
● Laparoskopi: Laparoskopi dengan uji histologis terhadap lesi yang berusaha
dihilangkan merupakan standar emas untuk diagnosis endometriosis
● Sistem klasifikasi: suatu sistem klasifikasi yang seragam berguna untuk
●
Tujuan Terapi:
• Menghilangkan jaringan implantasi endometriosis
• Menghilangkan gejala
• Mempertahankan atau memperbaiki infertilitas
• Menghindari atau menunda terjadinya rekurensi
TERAPI SIMTOMATIK
Kontrasepsi oral
●
Menimbulkan kondisi kehamilan palsu dengan timbulnya amenorea dan desidualisasi
jaringan endometrium.
●
Pemberian kontrasepsi dosis rendah. Penggunaan kontinu sehari sekali selama 6-12 bulan.
●
Biaya lebih rendah dan penangan jangka pendek dengan keuntungan jangka panjang
SUPRESI OVARIUM
Progestin
●
Menimbulkan efek antiendometriosis dengan menyebabkan desidualisasi awal pada jaringan
endometrium dan diikuti dengan atropi.
●
Dianggap sebagai pilihan utama terhadap penangan endometriosis karena efektif mengurangi rasa sakit.
●
Medroxypro gesterone Acetate (MPA) dengan dosis 150 mg IM setiap 3 bulan, Didrogestron (20-30
mg/hari) dan Lynestrenol (10 mg/hari
SUPRESI OVARIUM
Kontrasepsi oral
• Penggunaan kontinu selama 3 bulan dilanjutkan withdrawal dan
pengulangan
Progestin (Provera)
GnRH agonist
• Nafarelin acetate 200 mg nasal spray 2 x sehari
• Leuprolide acetate 3,75 mg 1 x sebulan i.m
GnRH antagonist
• Antagon dan Cetrotide
TERAPI SURGIKAL
●
Laparotomi
●
Merupakan pilihan pada kasus dengan massa endometrioma yang besar, kemungkinan
operasi yang sulit (perlengketan usus, dll)
●
Laparoskopi
●
Diagnosa definitif endometriosis secara aman dan efisien
●
Keuntungan: visualisasi lebih baik, trauma minimal, waktu penyembuhan lebih singkat
TERAPI SURGIKAL
Penanganan Pembedahan Radikal
●
Dilakukan dengan histerektomi dan bilateral salfingo-oovorektomi
●
Laparoscopic uterosacral nerve ablation (LUNA) dan pre-sacral neurectomy
(PSN) pada nyeri karena endometriosis
●
jika terjadi penurunan cadangan ovarium atau usia pasien sudah >38 tahun dan infertilitas telah
berlangsung lama maka tindakan in vitro fertilization (IVF) sangat perlu untuk segera dilakukan
KOMBINASI SURGIKAL & SUPRESI
OVARIUM
Tujuan: