Definisi
Epidemiologi
Prevalensi PV di seluruh dunia mencapai 50% pada daerah panas, lembab dan
hanya 1,1% pada daerah beriklim dingin dan merupakan dermatomikosis
terbanyak kedua di antara dermatofitosis lain di Indonesia. 2,3 Lingkungan yang
hangat dan lembab diperkirakan menjadi salah satu faktor pencetus. Indonesia
terletak pada garis ekuator dengan temperatur sepanjang tahun sekitar 30°C dan
kelembaban 70%. PV lebih banyak dijumpai pada kelompok usia dewasa muda
baik laki-laki maupun perempuan. Pada laki-laki terbanyak dijumpai pada usia
21-25 tahun, sedangkan pada perempuan terbanyak dijumpai pada usia 26-30
tahun. Di daerah tropis, laki-laki cenderung lebih banyak menderita PV
dibandingkan dengan perempuan, yang dikaitkan dengan jenis pekerjaan.3
Gambaran Klinis
Biopsi kulit jarang diperlukan untuk diagnosis PV, walaupun hifa dan spora
yang terdapat di stratum korneum dapat terlihat dengan pengecatan Periodic Acid
Schiff (PAS)atau methenamine silver. Pada lesi terdapat hiperkeratotik dan koloni
hifa dan spora, subepidermal fibroplasia, tidak ada melanosit dan infiltrat sel
radang minimal. Organisme terkadang tampak di sekitar folikel rambut dan di
sekitar muara folikel.
Penatalaksanaan Pitriasis Versikolor dan Terapi Repigmentasi
dianjurkan FDA
untuk PV
Ketokonazole Sampo 2% 1x 5 menit/hari
sebelum mandi
Selenium sulfide Sampo 1,8% a. Minimum Mewarnai
1x10 pakaian, tidak
menit/hari untuk wajah dan
sebelum mandi
Genitalia
b. Setiap dua hari
sekali tiap
malam
sebelum tidur
Sodium tiosulfat Solusio 20-25% 2x/hari setiap hari Bau menyengat
sulit hilang,
sebaiknya tidak
untuk wajah
Propylene glycol Solusio 50% 2X/hari
Zinc pyrithioe Sampo Dioleskan 5
menit/hari selama 2
minggu
Obat sistemik
Ketoconazol Tablet 200mg a. 1 tablet/hari Perhatian pada
selama 7-10 efek samping dan
hari interaksi obat
b. Dosis tunggal
2 tablet atau
diulang hingga
4 dosis dalam 2
minggu
Itrakonasol Kapsul 100 mg a. 800-1000mg Untuk kasus
terbagi dalam 5 rekalsitran.
hari Perhatian pada
b. 200-400 efek samping dan
mg/hari selama
3-7 hari interaksi obat
c. 400 mg dosis
tunggal
Flukonasol Tablet 50 mg 400 mg dosis Tidak dianjurkan
dan 150 mg tunggal atau di FDA untuk PV
ulang setelah 2
minggu
b. Terapi Baru
1.
Nitric oxide (NO) dikenal sebagai molekul reaktif yang terlibat dalam berbagai
fungsi sel tubuh, yaitu meningkatkan aliran darah, relaksasi otot, modulasi
respon imun, dan peningkatan fungsi ginjal. Pada beberapa kasus, tubuh
menggunakan NO sebagai perlindungan terhadap patogen dan invasi mikroba
umumnya. Nitric oxide adalah salah satu efektor sitotoksik yang penting dalam
pertahanan respon imun terhadap mikroorganisme intraseluler dan patogen,
seperti jamur, yang terlalu besar untuk difagositosis. Nitric oxide diproduksi
oleh beberapa enzim yang dikenal sebagai nitric oxide synthases. Nitric oxide
diproduksi di permukaan kulit dan berfungsi sebagai perlindungan terhadap
infeksi jamur superfisial. Melanosit dan keratinosit memproduksi NO sebagai
respon sitokin inflamasi dan produksi NO pada keratinosit dipacu sebagai
antibiotik yang efektif melawan bakteri dan sebagai lini kedua terapi untuk
infeksi Mycobacterium tuberculosis. Cycloserine bekerja dengan menghambat
enzim yaitu alanine racemase dan D-alanin ligase yang menyebabkan deplesi
D-alanin. Laporan kasus ini adalah yang pertama menunjukkan hasil yang
impresif dari aplikasi TAM inhibitor topikal untuk PV. Hasil ini mampu
menunjukkan pentingnya jalur metabolik Trp pada patogenesis PV dan
membantu mengembangkan pendekatan terapi baru serta pencegahannya.
Pembentukan metabolit dari Trp harus dihentikan pada stadium awal karena
apabila efek farmakologi telah terbentuk dan berkembang maka intervensi
terapi akan sulit.11
3. Terapi Fotodinamik
Investigasi eksperimental in vitro telah menunjukkan bahwa beberapa strain
jamur dapat menjadi tidak aktif dengan radiasi gelombang cahaya tampak
dengan adanya photosensitizer. Terapi fotodinamik telah banyak digunakan di
seluruh dunia dan terbukti efektif untuk tumor kulit begitu pula untuk penyakit
inflamasi maupun infeksi kulit lain. Pada infeksi dermatofit, secara in vitro
terapi fotodinamik menunjukkan degradasi hifa dan inaktivasi dari spora.
Jumlah cahaya yang sesuai harus menembus sampai stratum korneum dan
folikel rambut, biasanya berada pada spektrum regio cahaya merah. Kim
melaporkan penggunaan 5-aminolevulinic acid (ALA) dikombinasi dengan
terapi fotodinamik untuk lesi hiperpigmentasi PV menunjukkan hasil yang
memuaskan. ALA 20% topikal dalam petrolatum diaplikasikan pada lesi dan
ditutup dengan bahan oklusif polyurethane film. Setelah 4 jam, ALA yang
berlebih dibersihkan dan lesi disinari dengan cahaya dari diode pemancar
cahaya (gelombang cahaya 630±50nm). Intensitas cahaya yang digunakan
adalah 100 J/cm2 dan dosis cahaya yang diberikan adalah 70-80J/cm2.
Prosedur diulangi 2 minggu kemudian dengan peningkatan dosis cahaya
kelipatan 10 J/ cm2. Lesi membaik dalam 4minggu dan pasien diobservasi
sampai dengan 3bulan tanpa reinfeksi.34
4. Adapalene
Adapalene gel, derivat tretinoin adalah salah satu agen non spesifik untuk
pengobatan PV memberikan efikasi yang sama dibandingkan dengan
ketokonazole 2% krim 2 kali sehari selama 2 minggu. Adapalene, analog asam
retinoat selektif memiliki kerja yang cepat dan profil tolerabilitas yang aman
dibandingkan dengan retinoat lain. Pada pasien yang menggunakan
kortikosteroid terdapat penurunan epidermal turnover sehingga PV kerap
muncul. Adapalene diduga mampu melepaskan keratinosit abnormal dan
menormalkan kembali disfungsi keratinisasi dari keratinosit serta disfungsi
epidermal turnover pada lesi PV. Kelebihan lainnya, adapalene mampu
menurunkan sekresi sebum dari kelenjar sebasea, sehingga adapalene gel
topikal mampu menciptakan lingkungan yang kurang nyaman untuk
Malassezia spp. sehingga menurunkan propagasi Malassezia spp. dan jumlah
spora serta hifa dengan cara eliminasi bersamaan dengan lepasnya keratinosit
abnormal pada lapisan keratin. Hal ini menyebabkan PV lebih mudah diobati.
Pada salah satu mekanisme lesi hiperpigmentasi dinyatakan bahwa faktor
inflamasi turut berperan. Adapalene memiliki aktivitas anti inflamasi.
Berdasarkan kemampuan imunomodulasi, banyak penelitian yang menemukan
bahwa adapalene gel topikal mengurangi reaksi inflamasi. Efek imunomodulasi
dari adapalene gel topikal akan menurunkan reaksi inflamasi pada lesi PV
sehingga akan memperbaiki gejala klinis. Dengan demikian walaupun
adapalene bukan golongan anti jamur, akan tetapi mampu menghilangkan
jamur dengan mengganggu lingkungan yang dibutuhkan oleh Malassezia spp.
untuk hidup. Mekanisme terapi tersebut akan mengurangi kemungkinan
resistensi obat terhadap jamur.
DAFTAR PUSAKA