Anda di halaman 1dari 19

+ PENATALAKSANAAN

SINDROM NEFROTIK
MORBUS
HANSEN

Disusun oleh:
M. Ahsanul Khuluqi
71 2016 023
 
 
Pembimbing Klinik:
dr. H. Restu Iman MKR, Sp.PD., KKV., FINASIM.
+

BAB I
PENDAHULUAN
+
LATAR BELAKANG

Sindrom Nefrotik (SN) adalah suatu sindrom yang


mengenai ginjal yang ditandai dengan adanya
proteinuria berat, hipoalbuminemia, edema dan
hiperkolesterolemia.

Dokter Umum
dpt edukasi 
SN Primer dan Jika tidak diterapi menurunkan
Sekunder secara dini dan insidensi
benar, SN dapat
menyebabkan
diduga ada
kerusakan
hubungannya
glomeruli ginjal
dengan genetik,
sehingga
imunologi, dan
mempengaruhi
alergi.
kemampuan ginjal
+

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
+
DEFINISI SN

Sindroma nefrotik merupakan salah satu


manifestasi klinik glomerulonefritis yang
ditandai dengan:
1. Proteinuria masif (>3,5 g/dl)
2. Hipoalbuminemia (< 25 g/dl),
3.
Hiperkolesterolemia (>200 mg/dl), dan
4. Edema perifer.
+
KLASIFIKASI DAN PENYEBAB
SN

Primer/Idiopatik
- SN Kel. Minimal
- Nefropati Membranosa
- GN Proliferatif Membranosa
Sindrom - GN Stadium Lanjut

Nefrotik
Sekunder
- Infeksi
- Keganasan
- Metabolik
- Efek obat dan toksin
+
PATOFISIOLOGI

 Proteinuria  Hipoalbuminemia  Edema

Etiologi SN (Primer/Sekunder)  Perubahan integritas


memran basalis glomerulus  Peningkatan
permeabilitas kapiler  kebocoran glomerulus 
protein diekskresikan dalam urine (albumin, dll) 
proteinuria  hipoalbuminemia  menurunkan
tekanan onkotik plasma  ekstravasasi plasma 
Edema.

Proteinuria  Hiperlipidemia

Hepar mensintesis lipid dan lipoprotein + katabolisme


lipid menurun  hiperlipidemia (kolestrol)
+
PENATALAKSANAAN
SINDROM NEFROTIK

Prinsip penatalaksanaan sindroma nefrotik, meliputi


meliputi terapi spesifik untuk kelainan dasar ginjal atau
penyakit penyebab (pada sindrom nefrotik sekunder),
mengurangi atau menghilangkan proteinuria,
memperbaiki hipoalbuminemia serta mencegah dan
mengatasi komplikasi nefrotiknya
+ PENATALAKSANAAN
Dietetik

Albumin

Diuretik

Medikamentos Kortikosteroi
a d

Antibiotik
+
1. Dietetik

 Penderita Sindrom Nefrotik sejak dahulu diberikan diet


protein tinggi dan rendah garam, dengan harapan
dapat meningkatkan sintesa albumin. Biasanya protein
diberikan sebanyak 3-3,5 gr/kg/hari.

 Diet rendah garam diberikan untuk menurunkan


derajat edema dan sebaiknya kurang dari 35% kalori
berasal dari lemak untuk mencegah obesitas selama
terapi steroid, dan mengurangi hiperkolesterolemia.
+
2. Albumin

 Untuk menghilangkan edema hebat dapat diberikan


albumin (salt poor human albumin, suatu larutan
dengan kadar natrium 130-160 mEq/L).

Note:
1. Ada penurunan volume darah hebat (hipovolemi hebat) dengan gejala
postural hipotensi, sakit perut, muntah, dan diare.

2. Sesak dan edema berat disertai edema pada skrotum/labia.


+
3. Diuretik
Fungsi utama diuretik adalah untuk memobilisasi
cairan udem, yang berarti mengubah keseimbangan
cairan sehingga volume cairan ekstrasel kembali
menjadi normal  peningkatan volume urine.

Diuretik :

1. Osmotik (manitol, urea, gliserin, isosorbid)

2. Penghambat Transport Elektrolit (asetazolamide,


tiazid, furosemid, spironolakton)
+
Note:

Diuretik hanya diberikan pada edema yang nyata, dan


tidak dapat diberikan pada SN yang disertai dengan
diare, muntah atau hipovolemia  memperburuk
gejala

1. Furosemid : 1-3 mg/lg/hari (1 minggu)

2. Spironolakton (tambahan) : 1-2 mg/kg/hari

Bila edema hanya berkurang sedikit/menetap


(diuretik + albumin)
+
4. Kortikosteroid

Kortikosteroid adalah salah satu dari steroid karbon-21


yang dikeluarkan oleh korteks adrenal (tidak termasuk
hormon seks yang berasal dari adrenal) sebagai
tanggapan atas hormon adenokortikotropik (ACTH)
yang disekresikan oleh hipofisis.

Glukokortikoid Karbohidrat, lemak, dan protein

Mineralkortikoid Keseimbangan elektrolit dan air


+
Yang digunakan sebagai imunosupresan pada Sindrom
Nefrotik adalah golongan glukokortikoid yaitu
prednison, prednisolon, dan metilprednison 
mekanisme antiinflamasi (mengurangi respon
peradangan) + menekan imunitas

Prednison/prednisolon :

* 1 – 1,5 mg/kgBB/hari (4-8 mgg)

* 1 mg/kgBB, selang sehari (4-12 mgg)

* Tapering off (4 bln berikutnya)


+
5. Antibiotik

SN rentan infeksi (pengeluaran Ig G, protein faktor B,D


melalui urine + penggunaan imunosupressor) 
diperlukan antibiotik.

Jenis antibiotik yang banyak dipakai yaitu dari golongan


penisilin dan sefalosporin.

- Penisilin 125 mg / 250 mg (2 x/hari) + Sefalosporin


gen.III 2x1 g/hari (10-14 hari).
+

BAB III
PENUTUP
+
Kesimpulan

 Sindroma nefrotik merupakan salah satu manifestasi


klinik glomerulonefritis yang ditandai dengan edema
anasarka, proteinuria masif >3,5 g/hari,
hipoalbuminemi < 3,5 g/dl, hiperkolesterolemia dan
lipiduria.

 Sindroma nefrotik dapat disebabkan oleh


Glomerulonefritis primer dan sekunder akibat infeksi,
keganasan, penyakit jaringan penghubung, akibat obat
atau toksin dan akibat penyakit sistemik.

 Penatalaksanaan sindrom nefrotik dapat dilakukan


dengan pemberian terapi medikamentosa berupa;
dietetik, albumin, diuretik, kortikosteroid, dan antibiotik
+

TERIMA
KASIH 

Anda mungkin juga menyukai