”
PENINGKATAN CAKUPAN TIMBANG
BALITA DI WILAYAH PUSKESMAS
ALALAK SELATAN
proses pertumbuhan anak dengan sempurna. Periode ini penting karena kurang gizi pada
periode emas tidak dapat diperbaiki dimasa kehidupan selanjutnya
Pemantauan pertumbuhan anak dapat melalui penimbangan bayi dan yang dilakukan secara berkala pada setiap
bulannya akan dicatat pada sistem Kartu Menuju Sehat (KMS).
Pemantauan berat badan balita akan berhasil dengan baik apabila ada partisipasi aktif dari masyarakat yang
ditandai dengan tingkat kehadiran ibu menimbangkan anaknya di posyandu.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi:
1) umur balita dapat mempengaruhi partisipasi, hal ini disebabkan ibu bayi dan merasa bahwa anaknya sudah
berumur 9 bulan yang sudah mendapatkan imunisasi lengkap tidak perlu lagi datang ke posyandu,
2) jumlah anak, semakin banyak anggota keluarga, seorang ibu akan sulit mengatur waktu untuk hadir di
posyandu, karena waktu akan habis untuk memberi perhatian dan kasih sayang untuk mengurus anak-anaknya
dirumah,
3) tingkat pendidikan turut menentukan mudah tidaknya untuk menyerap dan memahami pengetahuan gizi,
pendidikan dalam keluarga sangat diperlukan, hal ini terkait dengan informasi tentang kunjungan ibu balita ke
posyandu dan rendahnya tingkat pendidikan erat kaitannya dengan perilaku ibu dalam memanfaatkan sarana
kesehatan
4) pengetahuan ibu, pengetahuan yang dimiliki seseorang akan membentuk suatu sikap dan menimbulkan suatu
perilaku dalam kehidupan sehari-hari seperti hadir di posyandu.
5) pandemi covid 19, ibu jadi takut untuk membawa anak ke puskesmas
Status gizi adalah keadaan kesehatan
individu-individu atau kelompok-
kelompok yang ditentukan oleh derajat
kebutuhan fisik akan energi dan zat gizi
yang diperoleh dari pangan dan makanan
yang dampak fisiknya diukur secara
antropometri Status gizi merupakan
keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi
makanan dan penggunaan zat gizi
“ Empat masalah gizi kurang yang mendominasi
di Indonesia,
1 = ringan 89 – 75
Gizi buruk ; <- 3 SD
2 = sedang 74 – 60
3 = berat < 60
Gizi kurang : -3 SD sampai -2 SD
a. Menurut Depkes RI pada tahun 2005 Paremeter BB/TB Gizi baik : -2 SD sampai +2 SD
berdasarkan Z- Score diklasifikasikan menjadi :3
Gizi lebih ; > +3 SD
1) Gizi Buruk (Sangat Kurus) ; <-3 SD
TB/ U ( Tinggi badan menurut Umur berdasarkan Z-Score)
2) Gizi Kurang (Kurus) : -3SD sampai <-2SD
Normal : > -2 SD
3) Gizi Baik (Normal) : -2 SD sampai +2SD
Rendah : <-2 SD
4) Gizi Lebih (Gemuk) : > +2 SD
Hubungan Penimbangan Berat Badan dengan Status Gizi
Pada hasil penelitian Zahraini juga menunjukkan ada hubungan bermakna antara keteraturan
menimbang berat badan balita dengan status gizi berdasarkan indikator BB/U. Terlihat bahwa ibu
yang menimbang berat badan balitanya secara teratur memiliki (76,9%) balita dengan status gizi
normal berdasarkan indikator BB/TB. Namun terdapat (21,5%) balita dengan status gizi kurus
berdasarkan indikator BB/TB, (13,8%) balita dengan status gizi kurang berdasarkan indikator
BB/U dan (18,5%) balita dengan status gizi pendek berdasarkan indikator TB/U, meskipun sudah
menimbang berat badan secara teratur. Hasil ini menunjukkan tidak adanya kecendrungan positif
maupun negatif, artinya ibu yang menimbang berat badan balitanya secara teratur masih memiliki
balita dengan gizi normal dan kurus. Hal ini dapat disebabkan karena perubahan konsumsi
makanan atau karena gangguan kesehatan serta kurangnya pengetahuan ibu tentang manfaat
penimbangan bila dilihat dari masih terdapatnya ibu dengan pendidikan rendah
Tabel 2.2 Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat Puskesmas Alalak
Selatan Tahun 2019
UPAYA PERBAIKAN T % H %
GIZI
MASYARAKAT
1. Cakupan balita di Balita 1964 1591 80% 1528 77,80%
Timbang
2. Cakupan balita yang Balita 1964 1964 100% 1817 92.52%
mempunyai KMS
3 Cakupan balita yang
ditimbang NAIK berat Balita 1453 1221 80% 1258 86.58%
badannya (N/D)
4 Cakupan balita ditimbang yang
tidak Balita 1453 122 8% 157 10.81%
naik berat badannya
5 Cakupan balita ditimbang
yang tidak naik berat
Balita 1453 32 2% 57 3.92%
badannya 2
Kali
UPAYA T % H %
KESEHATAN
JIWA
Cakupan balita di Balita 1964 1591 80% 1505 1821 1409 1104 1166 1166 1362 69%
timbang
Cakupan balita yang Balita 1964 1989 100% 1828 1822 1837 1854 1839 1839 1837 94%
mempunyai KMS
Cakupan balita yang
ditimbang NAIK
Balita 1453 1221 80% 1232 1396 1160 834 990 990 1100 76%
berat badannya (N/D)
Cakupan balita
ditimbang yang tidak
Balita 1453 122 8% 273 425 677 270 54 176 313 22%
naik berat
badannya
Cakupan balita
ditimbang yang tidak
Balita 1453 32 2% 34 31 26 29 13 7 23 2%
naik berat
badannya 2 kali
Tujuan dibuat inovasi ini untuk Melakukan deteksi dini atau pencegahan stunting
melakukan penimbangan ke rumah untuk terhadap bayi dan agar tidak terjatuh ke dalam gizi
bayi dan yang tidak melakukan kurang apalagi gizi buruk
penimbangan ke posyandu ataupun Memberikan edukasi mengenai stunting bagi bayi
fasilitas kesehatan lainnya yang ada di dan kepada ibunya
daerah dekat rumah masing-masing setiap Meningkatkan pengetahuan ibu tentang pentingnya
bulannya dalam upaya deteksi dini penimbangan berat badan
stunting Melakukan pendeketan kepada ibu bayi dan agar
selalu memperhatikan makanan si buah hati
Mengontrol pertumbuhan anak dengan
penimbangan setiap bulannya
Mengajak RW, RT dan kader berperan serta dalam
kunjungan rumah pada ibu bayi dan yang tidak
melakukan penimbangan berat badan
Perencanaan & Intervensi
No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
1. Sosialisasi kepada staf Puskesmas tentang Memperkenalkan kepada staf Puskesmas tentang inovasi
kegiatan INOVASI BANTU DETEKSI DINI ANAK STUNTING DENGAN
AJAK KADER LAKUKAN UPAYA TIMBANG KE
RUMAH
PUSKESMAS ALALAK SELATAN dan
meminta kerjasama staf untuk mensukseskan
kegiatan ini.
2. Pemilihan diambil wilayah posyandu yang Target yang diambil pada ibu yang memiliki bayi dan
memiliki sasaran tinggi tetapi capaian baduta yang berusia 0-24 bulan yang tidak mengikuti
targetnya rendah yang akan didampingi penimbangan berat badan pada bulan itu.
untuk memantau
pertumbuhan bayi dan baduta.