Anda di halaman 1dari 58

ANTIHIPERTENSI

KARTIKA DESY NATALIA 1765050060


IVANA ESTER SINTA ULI 1765050160
GEDE ANANTA WIJAYA 1965050028
SINYO ABDINYO 1965050090

Kepaniteraan Klinik Farmakoterapi dan Farmasi Terapan


Universitas Kristen Indonesia
Periode 4 Mei 2020 - 13 Juni 2020
Hipertensi
•Definisi JNC VII
Tekanan darah ≥140 mmHg sistolik dan/atau ≥90 mmHg diastolik
pada seseorang yang tidak sedang makan obat antihipertensi
Perbedaan Tujuan Tetapi
JNC VII JNC VIII

•< 140/90 mmHg


•< 130/80 mmHg •Usia >60 tahun
(penderita diabetes, CKD) target < 150/90 mmHg
•<130/80 mmHg •Usia < 60 tahun
(proteinuria < 1gr/hr)
diabetes, CKD, target
•< 125/75 mmHg
(proteinuria > 1 gr/hari) <140/90 mmHg
KRISIS HIPERTENSI
Krisis hipertensi adalah peningkatan TD secara cepat yang memerlukan penurunan tekanan
darah segera.
● Hipertensi emergency adalah situasi dimana diperlukan penurunan tekanan darah
(≥180/120) yang segera karena adanya kerusakan organ target
● Hipertensi urgency adalah situasi dimana terdapat peningkatan tekanan darah yang
bermakna (≥180/120) tanpa adanya kerusakan organ target atau gejala yang berat
Penyebab hipertensi emergency

● Akibat katekolamin di sirkulasi → Krisis ● Hipertensi maligna terakselerasi dan papiledema


feokromositoma, interaksi makanan atau ● Kondisi serebrovaskular → ensefalopati hipertensi,
obat dengan MAO inhibitor, penggunaan obat infark otak aterotrombotik dengan hipertensi berat,
simpatomimetik, mekanisme rebound akibat perdarahan intraserebral, perdarahan subarahnoid,
penghentian mendadak obat antihipertensi, dan trauma kepala
● Eklampsia ● Kondisi jantung → diseksi aorta akut, gagal jantung
● Kondisi bedah → Hipertensi berat pada kiri akut, infark miokard akut, pasca operasi bypass
pasien yang memerlukan operasi segera, koroner
hipertensi pasca operasi, perdarahan pasca ● Kondisi ginjal → GN akut, hipertensi renovaskular,
operasi dari garis jahitan vaskular krisis renal karena penyakit kolagen-vaskular,
● Luka bakar berat hipertensi berat pasca transplantasi ginjal
tatalaksana
Hipertensi emergency Hipertensi urgency
● Hingga mean arterial blood pressure berkurang ● Penurunan tekanan darah dapat dilakukan
25% dalam waktu 2 jam (pada stroke secara bertahap dalam waktu 24-48 jam
penurunan hanya boleh 20% ● Kaptopril, Klonidin, Labetalol, Furosemid
● Khusus pada stroke iskemik, tekanan darah
baru diturunkan secara bertahap bila sangat
tinggi >220/130 mmHg)
● Setelah diyakinkan tidak ada tanda hipoperfusi
organ, penurunan dapat dilanjutkan dalam 12-
16 jam selanjutnya sampai mendekati normal.
● Diuretik: Furosemid
● Vasodilator: Nitrogliserin, Diltiazem, Klonidin.
Nitroprusid
Tujuan :
Menurunkan mortalitas dan morbiditas Kelompok obat lini pertama
kardiovaskular
Strategi : ● Diuretik
● Perubahan gaya hidup ● Penyekat reseptor beta
● Diet rendah garam adrenergik (ß-blocker)
● Berhenti merokok ● Penghambat angiotensin
● Mengurangi konsumsi alkohol converting enzyme (ACE
● Aktivitas fisik teratur
inhibitor)
● Penghambat reseptor
angiotensin (Angiotensin
Reseptor B locker , ARB)
● Antagonis Kalsium
diuretik
Meningkatkan ekskresi natrium, air
dan klorida sehingga menurunkan Penurunan curah jantung
volume darah dan cairan dan tekanan darah
ekstraseluler

Penurunan natrium
interstisial dan sel Menurunkan Menambah efek
otot polos resistensi perifer hipotensi
pembuluh darah
Golongan tiazid Hidroklorotiazid
Bendroflumetiazid
Klorotiazid
Indapamid
Klortalidon

Menghambat transport
Ekskresi Na dan
bersama (symport) Na-Cl di
tubulus distal ginjal Cl meningkat

Pada dosis ekuipoten , golongan


Tiazid memiliki efek dan efek •Bendroflumetiazid 3 jam
samping yang kurang lebih sama, •Hidroklorotiazd 10-12 jam
perbedaan utama pada masa
kerjanya. •Indapamid 15-25 jam
Golongan tiazid
● ● Mengalami antagonisme oleh antiinflamasi
Umumnya kurang efektif pada gangguan
non steroid (AINS) karena AINS
fungsi ginjal, memperburuk fungsi ginjal
menghambat sintesis prostaglandin yang
dan pada pemakaian lama menyebabkan
berperan penting dalam pengaturan aliran
hiperlipidemia (peningkatan kolesterol LDL
darah ginjal dan transport air dan garam →
dan trigliserida)
● Terjadi retensi natrium dan air yang akan
Terutama efektif pada pasien dengan kadar
mengurangi efek hampir semua obat
renin rendah,
● antihipertensi lain.
Efek hipotensif baru terlihat setelah 2-3 ● Tiazid seringkali dikombinasi dengan
hari pemakaian dan mencapai maksimum
antihipertensi lain, karena :
setelah 2-4 minggu ○ Dapat meningkatkan efeketivitas
● Pada pasien gagal ginjal , tiazid kehilangan
antihipertensi lain
efek efektivitas diuretik dan ○ Dapat mencegah retensi cairan oleh
antihipertensinya → Dianjurkan
antihipertensi lain sehingga efek-
penggungaan diuretik kuat.
efek obat tersebut dapat bertahan.
Efek samping
•Menghambat sekresi asam urat dari ginjal → Pada pasien •Dapat dihindari dengan pemberian dosis rendah atau
hiperurisemia dapat mencetuskan serangan gout akut. kombinasi obat lain seperti ACE inhibitor
•Pada penderita DM → Tiazid dapat menyebabkan •Hipokalemia
hiperglikemia karena mengurangi sekresi insulin
•Hiponatremia
•Pada pasien pria → Gangguan fungsi seksual merupakan
efek samping tiazid yang cukup mengganggu •Hipomagnesemia
•Hiperkalsemia
Diuretik kuat

Furosemid, torasemid, bumetarid dan asam etakrinat ● Efek samping hampir sama dengan
Diuretik kuat bekerja di ansa henle asenden bagian thiazide
● Diuretik kuat menimbulkan hiperkalsiuria dan menurunkan
epitel tebal dengan cara menghambat kotransport na, K,
kalsium darah,
cl dan menghambat resorpsi air dan elektrolit. ● sedangkan thiazid menimbulkan hipokalsiuria dan
Mula kerja lebih cepat dan efek diuretik lebih kuat meningkatkan kadar kalsium darah.

daripada golongan tiazid → Jarang digunakan sebagai


anti hipertensi kecuali pada pasien dengan gangguan
fungsi ginjal (kreatinin serum > 2,5 mg/dl) atau gagal
jantung
Waktu paruh umumnya lebih pendek sehingga
diperlukan pemberian 2-3x sehari
DIURETIK HEMAT KALIUM
•Amilorid, triamteren soironolakton
Efek samping : ginekomastia, mastodinia,
•Penggunaan terutama dalam kombinasi dengan diuretik lain untuk gangguan menstruasi dan penurunan libido
mencegah hypokalemia
•Dapat menimbulkan hiperkalemia bila diberikan pada pasien dengan
gagal ginjal atau bila dikombinasi dengan ACE inhibitor, ARB, ß blocker,
AINS atau dengan suplemen kalium (kreatinin serum > 2.5 mg/dl)
•Tidak mempengaruhi kadar Ca dan gula darah
•Antagonis aldosteron sehingga terpilih pada hiperaldosterinisme primer
(sindrom Conn)
•Sangat berguna pada pasien dengan hiperurisemia hipokalemia dan
intoleransi glukosa
Dosis diuretik untuk
penggunaan sebagai anti
hipertensi
ANTIHIPERTENSI GOLONGAN
ACE INHIBITOR
EFEK SAMPING ACE INHIBITOR
Indikasi
Hipertensi ringan, sedang, maupun berat
Krisis hipertensi (Kaptopril dan enalaprifat)
Hipertensi dengan gagal jantung kongestif
Hipertensi pada diabetes, dislipidemia, dan obesitas
Hipertensi dengan hipertrofi ventrikel kiri
Hipertensi dengan penyakit jantung koroner
Kontraindikasi
Pemberian pada ibu hamil
Pemberian pada ibu menyusui
Kadar kreatinin tinggi
Stenosis arteri renalis bilateral atau unilateral pada keadaan ginjal
tunggal
Hipersensitivitas
FARMAKOKINETIK
Sediaan dan Dosis ACE-Inhibitor

Obat Dosis Frekuensi Sediaan


(mg/hari) Pemberian

Kaptopril 25-100 2-3x Tab 12,5 dan 25 mg

Benazepril 10-40 1-2x Tab 5 dan 10 mg

Enalapril 2,5-40 1-2x Tab 5 dan 10 mg

Fosinopril 10-40 1x Tab 10 mg

Lisinopril 10-40 1x Tab 5 dan 10 mg

Perindopril 4-8 1-2x Tab 4 mg

Quinapril 10-40 1x Tab 5, 10, dan 20


mg

Ramipril 2,5-20 1x Tab 10 mg

Imidapril 2,5-10 1x Tab 5 dan 10 mg


INTERAKSI OBAT
ANTIHIPERTENSI GOLONGAN
ARB
ANGIOTENSIN RECEPTOR
BLOCKER (ARB)

RESEPTOR ANG II

Cth : Lorasartan 🡪 selektif


AT1 mempengaruhi AT1 AT2
semua efek Ang II

Vasokonstriksi, sekresi OTOT POLOS


GINJAL, OTAK,
aldosteron , Efek sentral PEMBULUH SSP, MEDULA
MEDULA
Ang II, hipertrofi otot DARAH & ADRENAL
ADRENAL
polos dan miokard. JANTUNG
Mekanisme Kerja

• Antagonis kompetitif dari reseptor Angiotensin II 🡪 menghambat semua


efek Angiotensin II:
– Vasokonstriksi
– Sekresi aldosterone
– Rangsangan saraf simpatis
– Efek sentral AngII (sekresi vasopressin, rangsangan haus)
– Stimulasi jantung
– Efek renal
– Efek jangka panjang berupa hipertrofi otot polos pembuluh darah dan
miokard
FARMAKOKINETIK

• Lorasartan : diabsorbsi melalui saluran


ABSORBSI cerna tidak terpengaruh makanan di
lambung

WAKTU • 1-2 jam, pemberian cukup 1 – 2 x / hari


• 15% lorasartan diubah metabolit ( 5 –
PARUH Carboxyl acid) potensi 10 – 40x lipat
ELIMINASI dengan t1/2 6 -9 jam

EKSRESI • Sebagian golongan ARB ekresi melalui feses


Interaksi Obat

• Pemberian dengan diuretik hemat kalium dan AINS 🡪 retensi kalium (hiperkalemia)
• Indikasi: Hipertensi renovaskular dan hipetensi genetik (kadar renin tinggi)
• Hipotensi
EFEK • Hipovolemia, gagal jantung,
hipertensi renofaskular
SAMPING • Hiperkalemia
• Fetotoksik

• Kehamilan trimester 2 & 3


KONTRAINDIKASI • Ibu menyusui
• Stenosis arteri renalis bilateral
Sediaan dan Dosis ARB

Obat Dosis (mg/hari) Frekuensi pemberian Sediaan


Losartan 25-100 1-2x Tab 50 mg
Valsartan 80-320 1x Tab 40 dan 80 mg
Irbesartan 150-300 1x Tab 75 dan 150 mg
Telmisartan 20-80 1x Tab 20, 40, dan 80 mg
Candesartan 8-32 1x Tab 4, 8, dan 16 mg
GOLONGAN PENGHAMBAT
ADRENORESEPTOR BETA (β
BLOCKER)
MEKANISME ANTI HIPERTENSI
Penurunan frekuensi denyut jantung
Menurunkan curah jantung
dan kontraktilitas miokard

Hambatan sekresi renin di sel Penurunan prosuksi angiotensin II


jukstaglomurel ginjal
• Bila diberikan peroral berlangsung
EFEK SENTRAL YANG MEMPENGARUHI lambat
AKTIVITAS SARAF SIMPATIS • Efek mulai terlihat dalam
24 jam – 1 minggu
Perubahan pada sensitivitas baroreseptor • Tidak diperoleh penurunan TD
lebih lanjut setelah 2 minggu pada
Perubahan aktivitas neuron adrenergik dosis tetap
perifer • Tidak menimbulkan hipotensi,
Peningkatan biosintesis prostasiklin retensi air dan garam
PENGGUNAAN

● Diberikan terutama pada pasien dengan penyakit jantung koroner (khususnya sesudah MCI), aritmia
supraventrikel dan ventrikel tanpa kelinan konduksi, pasien yang memerlukan antidepresan /
antipsikotik
● Semua B blocker di kontraindikasikan dengan asma bronkial
● Dapat memperburuk fungsi ginjal karena mempengaruhi aliran darah ginjal
● Pada pasien dengan diabetes atau gangg sirkulasi perifer 🡪 B-blocker selektif 🡪 Efek hipoglikemia
ringan tidak menghambat reseptor B2 yang memeperantarai vasodilatasi otot rangka.
LABETALOL
ATENOLOL METOPROLOL DAN
KARDEVILOL

Kurang
Sering dipilih kardioselektif Efek vasodilatasi
dibanding atenolol

Kardioselektif dan
Perlu diberikan dua Dapat menghambat
penetrasinya ke
kali sehri reseptor α
SSP minimal

Cukup diberikan
sehari sekali > Memperkuat efek
meningkatkan antihipertensi
kepatuhan

Mengurangi efek
samping (dingin
pada ekstremitas)
EFEK SAMPING
• Bradikardi
• Blokade AV
• Hambatan nodus SA
• Menurunkan kontraksi miokard
• Gangguan fungsi seksual
KONTRAINDIKASI
• Bradikardia
• Blokade AV derajat II dan III
• Sick cinus syndrome
• Gagal jantung yang belum stabil
• Pasien asma bronkial (bronkospasme )
• B blocker + ACE Inhibitor 🡪 Rekomendasi JNC VII untuk pengobatan gagal
jantung.
• Penghentian B blocker pada pasien dengan angina tidak boleh mendadak > rebound
hypertension
• B blocker pada pasien DM yang mendapat insulin atau obat hipoglikemik oral
sebaiknya dihindari dapat menutupi gejala hipoglikemia.
GOLONGAN CALCIUM CHANNEL
BLOCKER ( CCB )
CALCIUM CHANNEL BLOCKER
(CCB)
• Antagonis Kalsium, menghambat influks Kalsium
pada sel otot polos pembuluh darah dan miokard.
•Di pembuluh darah, antagonis Kalsium menimbulkan
relaksasi arteriol, sedangkan vena kurang dipengaruhi
FARMAKOKINETIK
SIFAT BERBAGAI ANTAGONIS
KALSIUM
PENGGUNAAN ANTAGONIS
KALSIUM
PENGGUNAAN ANTAGONIS
KALSIUM
EFEK SAMPING
SEDIAAN DOSIS ANTAGONIS
KALSIUM
FARMAKODINAMIK
GOLONGAN CCB
TERIMA KASIH
DAFTAR PUSTAKA
Eighth Joint National Comitee 8. 2019

Amir Syarif & Elysabeth. Farmakologi dan Terapi edisi 6. Jakarta: Balai Penerbit
FK UI. 2016. Hal 352-4.

Anda mungkin juga menyukai