Anda di halaman 1dari 35

SOSIALISASI UNDANG-

UNDANG NO.5 TH. 2017


TENTANG PEMAJUAN
KEBUDAYAAN

Oleh:
I Made Dharma Suteja

Balai Pelestarian Nilai Budaya Bali


Direktorat Jenderal Kebudayaan
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan
Tahun 2018
PERSONAL
Nama
IDENTITY
: I Made Dharma Suteja
Tempat, tanggal lahir : Tabanan, 16 Juni 1971
Alamat : Jalan Pulau Tarakan Nomor 20, Denpasar
Pekerjaan : Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Bali
(Wilayah Kerja Bali, NTB, NTT)
Direktorat Jenderal Kebudayaan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2017


TENTANG
PEMAJUAN KEBUDAYAAN

Direktorat Jenderal Kebudayaan


Tahun 2018
PENGANTAR
 Undang-Undang tentang Pemajuan Kebudayaan, telah disahkan dalam
paripurna DPR RI pada 27 April 2017 dan telah diundangkan pada 24 Mei
2017.

 Undang-Undang ini sudah disusun sejak tahun 1985 dan baru disahkan
tahun 2017 (+ 32 tahun).

 Amanat disusunnya Undang-Undang tentang Pemajuan Kebudayaan adalah


Pasal 32 ayat (1) UUD NKRI Tahun 1945, yang berbunyi:
“Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah
peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam
memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya”.

 Pengaturan utama dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang


Pemajuan Kebudayaan adalah tata kelola atau pengelolaan terhadap Objek
Pemajuan Kebudayaan.
STRUKTUR UU TENTANG PEMAJUAN KEBUDAYAAN
A. KONSIDERAN
B. BATANG TUBUH *61 Pasal
BAB I KETENTUAN UMUM (Pengertian, Landasan, Asas, Tujuan, dan Objek Pemajuan Kebudayaan)
BAB II PEMAJUAN
  Bagian Kesatu Umum
Bagian Kedua Pelindungan
    Paragraf 1 Inventarisasi
Paragraf 2 Pengamanan
    Paragraf 3 Pemeliharaan
    Paragraf 4 Penyelamatan
Paragraf 5 Publikasi
Bagian Ketiga Pengembangan
Bagian Keempat Pemanfaatan
Bagian Kelima Pembinaan
BAB III HAK DAN KEWAJIBAN
BAB IV TUGAS DAN WEWENANG
Bagian Kesatu Tugas
Bagian Kedua Wewenang
BAB V PENDANAAN
BAB VI PENGHARGAAN
BAB VII LARANGAN
BAB VIII KETENTUAN PIDANA
BAB IX KETENTUAN PENUTUP
C. PENJELASAN
OBJEK PEMAJUAN KEBUDAYAAN
• Tuturan yang diwariskan secara turun-temurun oleh masyarakat, antara lain, sejarah lisan, dongeng, rapalan,
Tradisi Lisan pantun, dan cerita rakyat

• Naskah beserta segala informasi yang terkandung di dalamnya, yang memiliki nilai budaya dan sejarah, antara
Manuskrip lain, serat, babad, hikayat, dan kitab.

• Kebiasaan yang didasarkan pada nilai tertentu dan dilakukan oleh kelompok masyarakat secara terus-menerus
Adat Istiadat dan diwariskan pada generasi berikutnya, antara lain, tata kelola lingkungan dan tata cara penyelesaian
sengketa.

• Tata cara pelaksanaan upacara atau kegiatan yang didasarkan pada nilai tertentu dan dilakukan oleh kelompok
Ritus masyarakat secara terus-menerus dan diwariskan pada generasi berikutnya, antara lain, berbagai perayaan,
peringatan kelahiran, upacara perkawinan, upacara kematian, dan ritual kepercayaan beserta perlengkapannya.

• Seluruh ide dan gagasan dalam masyarakat, yang mengandung nilai-nilai setempat sebagai hasil pengalaman
Pengetahuan nyata dalam berinteraksi dengan lingkungan, dikembangkan secara terus-menerus dan diwariskan pada
Tradisional generasi berikutnya. Pengetahuan tradisional antara lain, kerajinan, busana, metode penyehatan, jamu,
makanan dan minuman tradisional, serta pengetahuan dan kebiasaan perilaku mengenai alam dan semesta.
OBJEK PEMAJUAN KEBUDAYAAN
• Keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang atau cara yang diperlukan bagi kelangsungan
10 OBJEK PEMAJUAN
Teknologi KEBUDAYAAN DIPAHAMI SEBAGAI TAKSONOMI BUKAN KATEGORI
atau kenyamanan hidup manusia dalam bentuk produk, kemahiran, dan keterampilan masyarakat
Tradisiona sebagai hasil pengalaman nyata dalam berinteraksi dengan lingkungan, dikembangkan secara terus-
menerus dan diwariskan pada generasi berikutnya. Teknologi tradisional antara lain, arsitektur, perkakas
l pengolahan sawah, alat transportasi, dan sistem irigasi.

• Ekspresi artistik individu, kolektif, atau komunal, yang berbasis warisan budaya maupun berbasis
Seni kreativitas penciptaan baru, yang terwujud dalam berbagai bentuk kegiatan dan/atau medium. Seni
terdiri atas seni pertunjukan, seni rupa, seni sastra, film, seni musik, dan seni media.

• Sarana komunikasi antarmanusia, baik berbentuk lisan, tulisan, maupun isyarat, antara lain, bahasa
Bahasa Indonesia dan bahasa daerah.

• Berbagai permainan yang didasarkan pada nilai tertentu dan dilakukan oleh kelompok masyarakat
Permainan secara terus menerus dan diwariskan pada generasi berikutnya, yang bertujuan untuk menghibur diri,
Rakyat antara lain, permainan kelereng, congklak, gasing, dan gobak sodor.

• Berbagai aktivitas fisik dan/atau mental yang bertujuan untuk menyehatkan diri, peningkatan daya
Olah Raga tahan tubuh, didasarkan pada nilai tertentu, dilakukan oleh kelompok masyarakat secara terus-menerus,
Tradisional dan diwariskan pada generasi berikutnya, antara lain, bela diri, pasola, lompat batu, dan debus.
TAKSONOMI BUKAN KATEGORI
Kain Gringsing dari Bali merupakan:
• Bagian dari adat istiadat, yakni bila kain gringsing
dilihat dari segi cara penggunaan (sebagai syarat Adat Istiadat
untuk naik ke balai adat untuk melakukan
musyawarah)
• Bagian dari ritus, yakni bila kain gringsing dilihat
sebagai bagian dari kain penolak bala yang digunakan
sebagai instrumen dalam ritual potong gigi,
perkawinan, dll. (Sesuatu yang tampak pula dalam Seni Ritus
etimologi gringsing: ‘gring’ = sakit + ‘sing’ = tidak)
• Bagian dari teknologi tradisional, yakni bila kain KAIN
gringsing dilihat dari segi teknik tenun ikat GRINGSING
• Bagian dari pengetahuan tradisional, yakni bila kain
gringsing dilihat dari segi wawasan hidup masyarakat
Tenganan yang memperhatikan daur hidup
lingkungan alam (karena mereka berprinsip tidak
boleh mengambil buah kemiri yang diperlukan
Pengetahuan Teknologi
sebagai pewarna kain, kecuali buah itu jatuh sendiri
Tradisional Tradisional
dari pohonnya)
• Bagian dari seni, yakni bila kain gringsing dilihat dari
segi desain motif.
MATERI MUATAN UU TENTANG PEMAJUAN KEBUDAYAAN

PELINDUNGAN
PENGEMBANGAN
PEMAJUAN PEMANFAATAN
PEMBINAAN
MATERI MUATAN UU TENTANG PEMAJUAN KEBUDAYAAN

INVENTARISASI

PENGAMANAN

PELINDUNGAN PEMELIHARAAN

PENYELAMATAN

PUBLIKASI
MATERI MUATAN UU TENTANG PEMAJUAN KEBUDAYAAN

PENYEBARLUASAN
(diseminasi dan diaspora)

PENGAYAAN KEBERAGAMAN
(asimilasi, adaptasi, inovasi,
PENGEMBANGAN dan akulturasi)

PENGKAJIAN
(penelitian ilmiah maupun
metode kajian tradisional)
MATERI MUATAN UU TENTANG PEMAJUAN KEBUDAYAAN

Membangun Karakter
Bangsa

Meningkatkan ketahanan
budaya nasional
PEMANFAATAN
Meningkatkan
kesejahteraan masyarakat

Meningkatkan pengaruh
Indonesia dalam hubungan
internasional
MATERI MUATAN UU TENTANG PEMAJUAN KEBUDAYAAN

Pendidikan dan pelatihan di


bidang Kebudayaan

Standardisasi dan sertifikasi

PEMBINAAN Sumber Daya Manusia


Kebudayaan sesuai dengan
kebutuhan dan tuntutan

Peningkatan kapasitas tata


kelola lembaga Kebudayaan
dan pranata Kebudayaan
MATERI MUATAN UU TENTANG PEMAJUAN KEBUDAYAAN
HAK DAN KEWAJIBAN
SETIAP ORANG
• berekspresi;
• mendapatkan pelindungan atas hasil ekspresi budayanya;
• berpartisipasi dalam Pemajuan Kebudayaan;
Hak •

mendapatkan akses informasi mengenai Kebudayaan;
memanfaatkan sarana dan prasarana Kebudayaan; dan
• memperoleh manfaat dari Pemajuan Kebudayaan untuk meningkatkan
kesejahteraan.

• mendukung upaya Pemajuan Kebudayaan;


Kewajiba •

memelihara kebhinekaan;
mendorong lahirnya interaksi antarbudaya;
n •

mempromosikan Kebudayaan Nasional Indonesia; dan
memelihara sarana dan prasarana Kebudayaan.
MATERI MUATAN UU TENTANG PEMAJUAN KEBUDAYAAN

TUGAS
TUGAS PEMERINTAH PUSAT TUGAS PEMERINTAH DAERAH
a. Menjamin kebebasan berekspresi; a. Menjamin kebebasan berekspresi;
b. Menjamin pelindungan atas ekspresi b. Menjamin pelindungan atas
budaya; ekspresi budaya;
c. Melaksanakan Pemajuan Kebudayaan; c. Melaksanakan Pemajuan
Kebudayaan;
d. Memelihara kebhinekaan; d. Memelihara kebinekaan;
e. Mengelola informasi di bidang e. Mengelola informasi di bidang
Kebudayaan; Kebudayaan;
f. Menyediakan sarana dan prasarana f. Menyediakan sarana dan prasarana
kebudayaan; Kebudayaan;
MATERI MUATAN UU TENTANG PEMAJUAN KEBUDAYAAN

TUGAS
TUGAS PEMERINTAH PUSAT TUGAS PEMERINTAH DAERAH

g. Menyediakan sumber pendanaan untuk g. Menyediakan sumber pendanaan untuk


Pemajuan Kebudayaan; Pemajuan Kebudayaan;

h. Mendorong peran aktif dan inisiatif h. Membentuk mekanisme pelibatan


masyarakat dalam Pemajuan Kebudayaan; masyarakat dalam Pemajuan Kebudayaan;

i. Menggunakan Kebudayaan sebagai salah satu i. Mendorong peran aktif dan inisiatif
media diplomasi internasional; masyarakat dalam Pemajuan Kebudayaan;
dan

j. Meningkatkan kerja sama internasional di j. Menghidupkan dan menjaga ekosistem


bidang Kebudayaan; dan Kebudayaan yang berkelanjutan.

k. Menghidupkan dan menjaga ekosistem


Kebudayaan yang berkelanjutan.
MATERI MUATAN UU TENTANG PEMAJUAN KEBUDAYAAN

WEWENANG
WEWENANG PEMERINTAH PUSAT WEWENANG PEMERINTAH DAERAH

a. Merumuskan dan menetapkan kebijakan a. Merumuskan dan menetapkan kebijakan


Pemajuan Kebudayaan; Pemajuan Kebudayaan;

b. Merencanakan, menyelenggarakan, dan b. Merencanakan menyelenggarakan, dan


mengawasi Pemajuan Kebudayaan; mengawasi Pemajuan Kebudayaan;

c. Merumuskan dan menetapkan c. Merumuskan dan menetapkan mekanisme


mekanisme pendanaan dalam Pemajuan pelibatan masyarakat dalam Pemajuan
Kebudayaan; dan Kebudayaan; dan

d. Merumuskan dan menetapkan norma, d. Merumuskan dan menetapkan mekanisme


standar, prosedur, dan kriteria di bidang pendanaan dalam Pemajuan Kebudayaan.
Kebudayaan.
MATERI MUATAN UU TENTANG PEMAJUAN KEBUDAYAAN

PENDANAAN
• Pendanaan Pemajuan Kebudayaan menjadi tanggung jawab Pemerintah
dan Pemerintah Daerah.
• Pendanaan berasal dari:
1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; dan/atau
3. Sumber lain yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
• Dalam rangka upaya Pemajuan Kebudayaan, Pemerintah Pusat
membentuk dana perwalian Kebudayaan yang pembentukannya
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
MATERI MUATAN UU TENTANG PEMAJUAN KEBUDAYAAN

PENGHARGAAN
 Pemerintah, Pemerintah Daerah, atau Setiap Orang dapat
memberikan penghargaan di bidang Kebudayaan kepada pihak
yang berprestasi atau berkontribusi luar biasa sesuai dengan
prestasi dan kontribusinya dalam Pemajuan Kebudayaan;
 Pemerintah dan Pemerintah Daerah dapat memberikan:
a. fasilitas kepada Sumber Daya Manusia Kebudayaan yang berjasa
dan/atau berprestasi luar biasa dalam mewujudkan Kebudayaan
Nasional Indonesia untuk terus mengembangkan karyanya; dan
b. insentif dalam berbagai bentuk (insentif pajak, pembebasan bea
impor/ekspor sementara, atau insentif lainnya) kepada Setiap Orang
yang memberikan kontribusi dalam Pemajuan Kebudayaan.
MATERI MUATAN UU TENTANG PEMAJUAN KEBUDAYAAN

LARANGAN
Setiap Orang Dilarang:
 secara melawan hukum menghancurkan, merusak,
menghilangkan, atau mengakibatkan tidak dapat dipakainya
sarana dan prasarana Pemajuan Kebudayaan.
 secara melawan hukum melakukan perbuatan yang
mengakibatkan Sistem Pendataan Kebudayaan Terpadu
tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
MATERI MUATAN UU TENTANG PEMAJUAN KEBUDAYAAN

KETENTUAN PIDANA
• Setiap Orang yang secara melawan hukum menghancurkan, merusak,
menghilangkan, atau mengakibatkan tidak dapat dipakainya sarana
dan prasarana Pemajuan Kebudayaan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 53 dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan
pidana denda paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar
rupiah).
• Setiap Orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan yang
mengakibatkan Sistem Pendataan Kebudayaan Terpadu tidak dapat
berfungsi sebagaimana mestinya sebagaimana dimaksud dalam Pasal
54 dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan
pidana denda paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar
rupiah).
PERATURAN TURUNAN UU TENTANG PEMAJUAN
KEBUDAYAAN
Dari 21 Pasal yang mengamanatkan penyusunan peraturan turunan dari UU tentang Pemajuan
Kebudayaan, akan disusun 6 peraturan yaitu:

No. Pasal Bentuk Peraturan Tentang


1. Pasal 21, Pasal Peraturan Pemerintah Pelindungan, Pengembangan,
23, Pasal 25, Pemanfaatan, dan Pembinaan Pemajuan
Pasal 27, Pasal Kebudayaan
29, Pasal 31,
Pasal 33 ayat
(2), Pasal 34
ayat (3), Pasal
36 ayat (2),
dan Pasal 40

 2. Pasal 15 ayat Peraturan Pemerintah Sistem Pendataan Kebudayaan Terpadu


(7) *sedang disusun RPP
PERATURAN TURUNAN UU TENTANG PEMAJUAN
KEBUDAYAAN
No. Pasal Bentuk Peraturan Tentang

3. Pasal 18 ayat Peraturan Pemerintah Penghargaan, Fasilitasi, dan Insentif


(3), Pasal 50
ayat (2), Pasal
51 ayat (3), dan
Pasal 52 ayat (2)

4. Pasal 14 ayat (4) Peraturan Pemerintah Rencana Induk Pemajuan Kebudayaan

5. Pasal 11 ayat Peraturan Presiden Penyusunan Pokok Pikiran Kebudayaan dan


(5), Pasal 12 Strategi Kebudayaan
ayat (5), dan *sedang disusun Raperpres
Pasal 13 ayat (7)

 6. Pasal 37 ayat (4) Peraturan Menteri Perizinan Pemanfaatan Objek Kebudayaan oleh
dan Pasal 38 Industri Besar dan Pihak Asing
ayat (4)
DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

WARISAN BUDAYA TAK BENDA

BALAI PELESTARIAN NILAI BUDAYA BALI


A KEBUDAYAAN

Kebudayaan berdasarkan pada Undang-


Undang Pemajuan Kebudayaan no 5 tahun
2017 adalah segala sesuatu yang berkaitan
dengan cipta, rasa, karsa, dan hasil karya 10 objek pemajuan kebudayaan:
masyarakat a. tradisi lisan;
b .manuskrip;
c. adat istiadat;
d. ritus;
e . pengetahuan tradisional;
f. teknologi tradisional;
g. seni;
h bahasa;
i. permainan rakyat; dan
J. olahraga tradisional
Kebudayaan Nasional Indonesia adalah
keseluruhan proses dan hasil interaksi
antar-Kebudayaan yang hidup dan
berkembang di Indonesia

2
B WARISAN BUDAYA

Warisan budaya yang merupakan bagian dari kebudayaan yang terbagi menjadi 2
yakni;
1. warisan budaya benda (Tangible cultural heritage) berupa situs, bangunan,
kawasan, benda-benda fisik
2. warisan budaya tak benda (Intangible cultural Heritage), berupa warisan nilai
budaya yang cenderung bersifat abstrak.

3
C ASAS LEGAL FORMAL

Secara asas legal formal, keberadaan WBTB di


Indonesia diperkuat oleh
1. Pasal 32 Undang-Undang Dasar 1945
2. Undang-Undang Republik Indonesia No. 19 tahun 2002 tentang hak cipta
3. Perjanjian Kerja sama antara Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata dengan
Kementerian Hukun dan Hak Asasi Manusia No.PKS.46/KS.001/MKP/07 dan No.M-
12.UM.06.07.
4. Peraturan bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kebudayaan dan
Pariwisata Nomor 42 tahun 2009 dan Nomor 40 tahun 2009 mengenai Pedoman
Pelestarian Kebudayaan.
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 40 tahun 2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 32 tahun 2016 tentang
Rincian Tugas BPNB
7. Undang-Undang Pemajuan Kebudayaan no 5 tahun 2017

4
C PERKEMBANGAN WBTB

Kegiatan pencatatan warisan budaya bangsa sebenarnya telah dilakukan sejak Indonesia merdeka, namun mulai diusulkan
dan berkembang sejak;
1. Tahun 1976, saat itu pernah diusahakan pencatatan WBTB melalui proyek inventarisasi dan dokumentasi daerah
2. Tahun 1991-1999, Pencatatan WBTB bernama Sistem Informasi Kebudayaan Terpadu (SIKT)
3. Tahun 2005-2006 menjadi Peta Budaya
4. Pada tahun 2009-2011 Pencatatan WBTB Indonesia ditangani oleh Direktorat Tradisi, Direktorat Jenderal Nilai Budaya
Seni dan Film. Saat itu WBTB yang telah dicatat berjumlah 2.108 karya budaya. Selanjutnya mulai tahun 2012 ditangani
oleh Direktorat INDB yang sekarang telah berganti nama menjadi Direktorat WBD sampai sekarang.
5. Sampai Tahun 2018 WBTB Indonesia ada 7894 karya budaya yang sudah diidentifikasi dan telah dicatatkan dan tersebar
dari Aceh sampai Papua.
6. Hingga saat ini di wilayah kerja BPNB Bali yang meliputi tiga provinsi yaitu Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara
Timur terdapat 449 mata budaya yang telah dicatatkan (teregistrasi secara nasional). Dengan rincian sebagai berikut: Bali
(199 mata budaya), Nusa Tenggara Barat (86 mata budaya) dan Nusa Tenggara Timur (164 mata budaya)
7. Sampai tahun 2017, untuk wilayah Bali, NTB dan NTT telah ditetapkan 45 Karya Budaya

5
PROVINSI NAMA KARYA BUDAYA DOMAIN STATUS

BALI Siat Geni Desa Adat Tuban Adat Istiadat Masyarakat, Ditetapkan
Ritus dan Perayaan-perayaan

BALI Jegog Jembrana Seni Pertunjukan Ditetapkan

BALI Terompong Beruk Seni Pertunjukan Ditetapkan

BALI Megibung Adat Istiadat Masyarakat, Ditetapkan


Ritus dan Perayaan-perayaan

BALI Mesabat-sabatan Biu Adat Istiadat Masyarakat, Ditetapkan


Ritus dan Perayaan-perayaan

BALI Songket Beratan Kemahiran dan Kerajinan Ditetapkan


Tradisional
PROVINSI NAMA KARYA BUDAYA DOMAIN STATUS

BALI Tari Baris Wayang Lumintang Seni Pertunjukan Ditetapkan

BALI Tari Baris Cina Renon dan Sanur Seni Pertunjukan Ditetapkan

BALI Basmerah (Nyambleh Sasih Adat Istiadat Masyarakat, Ritus Ditetapkan


Kanem) Desa Taman Pohmanis dan Perayaan-perayaan

BALI Ngarebong Kesiman Adat Istiadat Masyarakat, Ritus Ditetapkan


dan Perayaan-perayaan

BALI Seni Lukis Klasik Batuan Kemahiran dan Kerajinan Ditetapkan


Tradisional

BALI Tari Taruna Jaya Seni Pertunjukan Ditetapkan

BALI Nyakan Diwang Adat Istiadat Masyarakat, Ditetapkan


Ritus dan Perayaan-perayaan
PROVINSI NAMA KARYA BUDAYA DOMAIN STATUS

NTB Bau Nyale Adat Istiadat Masyarakat, Ditetapkan


Ritus dan Perayaan-
perayaan
NTB Tenun Pringgasela Kemahiran dan Kerajinan Ditetapkan
Tradisional
NTB Gawe Mate Adat Istiadat Masyarakat, Ditangguhkan
Ritus dan Perayaan-
perayaan
NTT Leva Nuang Adat Istiadat Masyarakat, Ditetapkan
Ritus dan Perayaan-
perayaan
NTT Ela Ma Adat Istiadat Masyarakat, Ditetapkan
Ritus dan Perayaan-
perayaan
PROVINSI NAMA KARYA BUDAYA DOMAIN STATUS
NTT Pati Ka Adat Istiadat Masyarakat, Ditangguhkan
Ritus dan Perayaan-
perayaan
NTT Hole adat Istiadat Masyarakat, Ditetapkan
Ritus dan Perayaan-
perayaan
NTT Lego-Lego Tradisi dan Ekspresi Lisan Ditangguhkan

NTT Vera Tradisi dan Ekspresi Lisa Ditetapkan


Sembilan Tari Bali dalam tiga kategori
( Three Genres Traditional Dances in Bali )

Tarian Sakral (Tari Rejang, Sanghyang


Dadari dan Baris Upacara)

Tarian Semi Sakral (Tari Topeng


Sidhakarya, Dramatari Gambuh dan
Dramatari Wayang Wong)
Tarian Hiburan (Tari Legong Kraton,
Joged Bumbung dan Barong Ket
“Kuntisraya”).
TOPENG
REJANG SIDHAKARYA
LEGONG KERATON

DRAMATARI
SANG HYANG JOGED BUMBUNG
GAMBUH

DRAMATARI
BARIS UPACARA BARONG KET
WAYANG WONG
Direktorat Jenderal Kebudayaan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia

TERIMA KASIH
Gd. E Lt. 4
Jl. Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270, Indonesia
Phone: +62-21-3620 8242| Fax: +62-21-5794 6124
email: kebudayaan@kemdikbud.go.id
http://kebudayaan.kemdikbud.go.id

Anda mungkin juga menyukai