Anda di halaman 1dari 27

INSTITUT SENI INDONESIA

SEBUAH EKOSISTEM PENGEMBANGAN


KEBUDAYAAN DI BALI
Oleh:
I Gede Arya Sugiartha
“OM SWASTYASTU”

ISI Denpasar is an institute organized


by The Ministry or Research,
Technology, and Higher Education,
The Republic of Indonesia.

As an higher education in art, ISI


Denpasar has a strategic function as a
carrier and developer Indonesian art
and culture

You can be confident that your ISI


degree will be an investment in your
future-both financially and
PROF. DR. I GEDE ARYA SUGIARTHA, S.S.KAR., M.HUM
intellectually. RECTOR OF ISI DENPASAR
HISTORIS
 AKADEMI SENI TARI INDONESIA (ASTI)
DENPASAR, 1967

 SEKOLAH TINGGI SENI INDONESIA (STSI)


DENPASAR, 1988

 INSTITUT SENI INDONESIA (ISI) DENPASAR,


2003 (STSI DENPASAR + PSSRD UNIVERSITAS
UDAYANA )

Peningkatan status selalu diiringi


dengan penambahan jumlah program
studi mengikuti perkembangan
keilmuan seni dan budaya. Kini ada
tiga rumpun Ilmu Humaniora yang
dikelola ISI Denpasar, yaitu Seni,
Desain, dan Pendidikan dengan S1, S2,
dan S3.
VISI

Menjadi Pusat Unggulan (Centre of


Excellence) Seni Budaya Berbasis Kearifan
Lokal Berwawasan Universal
(Visi direncanakan tercapai tahun 2020)
MISI
a Menyelenggarakan pendidikan tinggi yang berkualitas.
dalam rangka mengembangkan pluralitas dan multi
kultularitas budaya lokal dan Nusantara agar memiliki
daya saing global;
b Menghasilkan lulusan bermoral, kreatif, tangguh,
unggul, dan berjiwa kewirausahaan;
c Meningkatkan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat yang mendukung kemajuan seni, ilmu
pengetahuan, dan teknologi;
d Mengembangkan kerjasama antar lembaga secara
berkelanjutan;
e Memantapkan organisasi institut dalam mencapai
Milestones Sasaran Pengembangan
ISI Denpasar
VISI
Menjadi Pusat Unggulan (Centre of Excellence) Seni Budaya
Berbasis Kearifan Lokal Berwawasan Universal”

TAHAPAN SASARAN PENGEMBANGAN

TAHUN
TAHUN TAHUN
TAHUN 2015-2019
2010-2014 2020 – 2025
2003-2009 Penguatan SDM
Pembangunan Pencapaian
Konsolidasi dan dan
Fisik dan Non centre of
Rintisan Pengembangan
Fisik excelent
Institusi
Sistem Pembelajaran
 Belajar Teori di Kelas (tutorials, lectures, discussions)
 Belajar Praktek di Studio/laboratorium
 Seminar and Workshop
 Kuliah Umum (Maestro, Researcher, Government
Officials, Indonesian Parliament, the President of the
Republic of Indonesia)
 Mengunjungi Pusat Dokumentasi Seni
 Belajar Bersama Seniman Alam
 Praktek Kerja Lapangan (off campus)
 Studi Ekskursi (dalam dan luar negeri)
 Kuliah Kerja Nyata atau KKN (sebulan penuh di
masyarakat)
Kuliah Umum Presiden RI, 2018
Sistem Ujian Akhir
 Minat pengkajian : Skripsi (S1), Thesis (S2) and Dissertation (S3)
 Minat Penciptaan : Karya Seni dan Skripsi (S1), Karya Seni dan Thesis
(S2) and Karya Seni and Dissertation (S3)
 Skripsi, Thesis, dan Disertasi karya berisikan deskripsi tentang
penciptaan karya seni, mulai dari eksplorasi untuk menemukan ide,
perancangan, proses penciptaan, hingga penyajian karya seni.
 Ujian dilakukan dalam bentuk pertunjukan/pameran di dalam
maupun di luar kampus.
 Trend baru bagi seni pertunjukan sering mengadakan ujian di
masyarakat/desa/kota, alam terbuka seperti sawah, laut, sungai,
hutan, puri, pura sesuai dengan topik yang diajukan.
 Fakultas Seni Rupa dan Desain mengadakan ujian di tempat-tempat
umum, seperti Super Mall, Musium dan Galeri, Restaurant, Gedung
bioskop, termasuk TPA.
Peluang Kerja Alumni

Composer, Choreographer, Designer,


Artists, Dancer, Musician, Puppeteer, Art
Critic, Performance Organizer, Beautician,
Drama Script Writer, Narrator, Painter,
Sculpture, Illustrator, Curator, Animator,
Video Editor, Photographer, Cameramen,
Film Director, Researcher, Art Teacher.
FACILITIES and INFRASTRUCTURES
SUMBER DAYA MANUSIA (DOSEN)
 ISI Denpasar memiliki 217 dosen dan 2.165
mahasiswa dari dalam dan luar negeri.
 Dosen ISI Denpasar lulusan dalam negeri:ISI
Denpasar, Udayana University, Malang State University,
ISI Surakarta, ISI Yogyakarta, ITB, ITS, UGM.
 lulusan PT luar negeri: Univ of Hawaii, UCLA, SDSU,
Mills College, Univ of Montreal, Holycross College, Brown
University, UMBC, Wesleyan Univ, Univ of Georgia, South
Florida State Univ., Nanyang University Singapore.
 Mpu Seni (terutama untuk mata kuliah praktek)
 Dosen Asing (Jean Couteu, Edward Herbs, Thomas
Ondrusex, Shigemi Shakakibara)
UU No. 5 Tahun 2017 Tentang
Pemajuan Kebudayaan
 Amanat UUD 1945, negara memajukan
Kebudayaan nasional di tengah peradaban dunia.
 Dalam kaitan inilah negara hadir untuk

menyelamatkan kebudayaan dari kesenjangan.


 Momentum WCF 2013, Rembuk Nasional

Pendidikan dan Kebudayaan 2014, dan WCF 2016


 Setelah 72 tahun (1945-2017) baru lahir UU

Pemajuan Kebudayaan.
 Ada empat langkah strategis dalam memajukan

10 objek Kebudayaan, yaitu Perlindungan,


Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan.
Aktivitas ISI Dalam Perlindungan Seni
Budaya
 Pemetaan Seni Budaya Bali (Kerjasama dengan
Kabupaten/Kota)
 Rekonstruksi seni langka, dilakukan setiap tahun
dengan 2 objek (seni rupa dan seni pertunjukan)
 Pemertahanan gaya, dipelajari di kelas agar
mahasiswa memaknai nilai keragaman.
 Membangun PUSYANDIS: Pusat Dokumentasi
Seni, Pusat Arsip, dan Perpustakaan, dengan
berbagai koleksi. (gamelan, topeng, kostum,
lukisan, audio-visual, buku)
Aktivitas ISI dalam Pengembangan
Seni Budaya
 Mahasiswa ISI mendapat mata kuliah penciptaan seni
dalam berbagai skhema (tradisi, kreasi baru,
kontemporer).
 Mahasiswa ISI juga diberikan mata kuliah pengkajian

seni, mulai dari analisis bentuk dan isi, makna,


biografi seniman, estetika, fenomena, dengan bantuan
berbagai bidang ilmu.
 Karya-karya baru dosen dan mahasiswa telah disebar-

luaskan, dinikmati, dan digunakan oleh masyarakat.


 Hasil penciptaan dan pengkajian menemukan bidang-

bidang ilmu baru.


Aktivitas ISI dalam Pemanfaatan Seni
Budaya
 Pembelajaran di ISI mengandung 3 tindakan, yaitu memberi
ketrampilan, memberi pengetahuan, dan mengasah sensibilitas
rasa (keindahan dan kemanusiaan).
 Lulusan ISI selain menjadi seniman juga menjadi “pejuang”
ketahanan budaya yang selalu mewacanakan pentingnya
membangun budaya secara berkelanjutan.
 Seniman lulusan ISI juga dibekali pengetahuan kewirausahaan,
sehingga melahirkan berbagai profesi baru dalam bidang seni dan
desain.
 ISI Denpasar beberapa kali ikut aktif dalam kegiatan diplomasi
budaya (World Expo, pemulihan nama baik Indonesia di luar negeri,
penerimaan mahasiswa asing darmasiswa)
 Hingga sekarang program komunikasi lintas budaya dan kolaborasi
sangat intens dilakukan oleh ISI Denpasar dengan mitra kerja di
luar negeri (Australia, Jepang, Ceko, Amerika Serikat, Thailand,
Singapore)
Aktivitas ISI dalam Pembinaan Seni
Budaya
 ISI Denpasar memiliki Lembaga Penelitian, Pengabdian
Kepada Masyarakat, dan Pengembangan Pendidikan.
 Kuliah Kerja Nyata setiap tahun untuk membantu

masyarakat dalam pembinaan seni budaya.


 Program “ngayah” ke desa-desa, terutama pura dalam

berbagai kegiatan ritual.


 Alumni ISI mendirikan puluhan sanggar seni di Bali

dan luar Bali untuk mendidik anak-anak muda.


 Membantu pemerintah Kabuaten/Kota/Provinsi dalam

program peningkatan sumber daya manusia


kebudayaan melaui festival, lomba, workshop (tata
kelola seni, rekonstruksi seni).
Interrelasi Seni dengan Objek
Pemajuan Kebudayaan lainnya
 Manuskrip (Darma Pewayangan, darma Pegambuhan, Prakempa, Aji
Gurnita, Lontar Gending Gambang, Seni Vokal)
 Tradisi Lisan, sistem pembelajaran tari, karawitan masih dengan
peniruan, meguru panggul, meguru kuping.
 Adat-istiadat, mendukung program-program adat dengan seni
lingkungan, sosialisasi nilai adat)
 Ritus, mahasiswa diberi pemahaman tentang fungsi seni dalam
berbagai ritual (wali, bebali, balih-balihan)
 Pengetahuan Tradisional: kerajinan, busana, kebiasaan prilaku
menjadi unsur pembelajaran seni.
 Teknologi tradisional, seperti arsitektur, subak, juga menggunakan
prinsip-prinsip keindahan.
 Seni (seni pertunjukan, semi rupa, seni media rekam, desain)
 Bahasa, seni menggunakan berbagai Bahasa (Bali, Jawa Kuno, kawi)
 Permainan Rakyat, banyak ditransformasi menjadi karya seni
 Olah Raga Tradisional, banyak dijadikan sumber inspirasi karya seni,
baik rupa, desain, maupun pertunjukan.
Empat Komponen Pembentuk
Ekosistem Seni Budaya
 Seniman (Kuasa Budaya)
 Negara/Pemerintah (Kuasa Regulasi)
 Pemilik Modal (Kuasa Kapital)
 Masyarakat/Komunitas (Kuasa Penikmat)

Sinergi keempat lembaga ini membentuk


ekosistem seni budaya yang berintikan tiga
hal, yaitu Kreasi (seniman), Mediasi
(lembaga), dan Apresiasi (penikmat)
Menghidupkan Ekosistem Seni Budaya

 Kreasi, berkaitan dengan ranah aktivitas dan kuasa seniman


untuk melahirkan karya seni sesuai dengan tujuannya.
Seniman harus kreatif, professional, dan komitmen pada
kualitas.
 Mediasi, berkaitan dengan ranah lembaga-lembaga
(pemerintah, agama, kapital, media) yang berperan untuk
mensosialisasikan, mempromosikan, dan mendistribusikan
membuat kebijakan (peraturan, perarem) dan aktivitas
(festival, ritual) agar seni yang telah diciptakan digunakan
dan difungsikan oleh masyarakat.
 Apresiasi adalah ranahnya masyarakat penikmat, pengguna
seni dalam berbagai bentuknya. Tingginya apresiasi dan
seringnya seni budaya dipergelarkan menandai
keberterimaan masyarakat. Apresiasi merupakan penentu
akhir dari suksesnya ekosistem seni budaya.
Penutup
 Lahirnya UU Pemajuan Kebudayaan menandakan negara telah
menunjukkan tanggung jawabnya dalam memajukan
kebudayaan.
 Khusus bagi Bali, ini peluang yang sangat baik karena Bali
menjadikan budaya sebagai sumber kehidupan dan
penghidupan.
 Dengan regulasi yang jelas tentang pemajuan budaya, maka
ekosistem kebudayaan Bali akan berjalan semakin harmonis.
 Seniman/budayawan mendapat peluang untuk berkreativitas,
dimediasi oleh berbagai Lembaga agar masyarakat dapat
memanfaatkan dan mengapresiasi.
 Lembaga Pendidikan Tinggi seperti ISI dapat lebih
memaksimalkan tugasnya sebagai garda depan pengembangan
ekosistem kebudayaan.

Anda mungkin juga menyukai