Anda di halaman 1dari 11

SECTIO CAESARIA

ATAS INDIKASI RIWAYAT HIPERTENSI

DEFRITA ASMIRA
ELFITRI LAWRA
RISI YANTI
DEWI AKTIVA
AKHRIJUN TANJUNG
Post partum adalah masa atau waktu sejak bayi
dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim,
saampai 6 minggu berikutnya, disertai dengan
pulihnya kembali organ-organ yg berkaitann dngan
kandungann, yng mengalami perubahan seperti
perlukaan dan lain sebagainya berkaitan saat
melahirkan

Salah satu perubahan fisik yang terjadi pada ibu masa


nifas yaitu perubahan pada uterus, vagina, vulva dan
lokia,. Pada masa nifas, uterus akan berangsur-angsr
pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil
SC merupakan tindakan untuk melahirkan bayi dengan
berat di atas 500 gr dengan sayatan pada dinding
uterus yang masih utuh. Indikasi dilakukan tindakan
ini yaitu distorsi kepala panggul, disfungsi uterus,
distorsia jaringan lunak, placenta previa dll, untuk ibu.
Sedangkan untuk janin adalah gawat janin. Janin besar
dan letak lintang setelah dilakukan SC ibu akan
mengalami adaptasi post partum baik dari aspek
kognitif berupa kurang pengetahuan. Akibat kurang
informasi dan dari aspek fisiologis yaitu produk
oxsitosin yang tidak adekuat akan mengakibatkan ASI
yang keluar hanya sedikit, luka dari insisi akan terasa
nyeri
Ada beberapa hal tanda dan gejala post Sectio
Caesarea (SC) :
 Pusing
 Mual muntah
Nyeri sekitar luka operasi
Peristaltic usus menurun
Penatalaksanaan
Pemberian cairan
Diet
Mobilisasi
Kateterisasi
Pemberian obat-obatan
Antibiotik 
Analgetik dan obat untuk memperlancar kerja saluran
pencernaan
Sebagai tindakan pengobatan untuk menurunkan tekanan darah:
Anti hipertensi
 Tekanan darah sistolis > 180 mmHg, diastolis > 110 mmHg.
Sasaran pengobatan adalah tekanan diastolis < 105 mmHg(bukan
kurang 90 mmHg) karena akan menurunkan perfusi plasenta.
Dosis antihipertensi sama dengan dosis antihipertensi pada umumnya.
Bila dibutuhkan penurunan tekanan darah secepatnya, dapat diberikan
obat-obat antihipertensi parenteral (tetesan kontinyu), catapres injeksi.
Dosis yang biasa dipakai 5 ampul dalam 500 cc cairan infus atau press
disesuaikan dengan tekanan darah.
Bila tidak tersedia antihipertensi parenteral dapat diberikan tablet anti
hipertensi secara sublingual atau oral. Obat pilihan adalah nifedipin
yang diberikan 5-10 mg oral yang dapat diulang sampai 8 kali/24 jam.
KASUS
Ny. P 30 thn melahirkan anak pertama dengan
tindakan SC atas indikasi riwayat hipertensi. Riwayat
sebelumnya pasien pernah abortus 1 kali. BB lahir
bayi 3410gr, bayi tidak ada kelainan. Pengkajian
dilakukan saat Ny. P post op operasi. Masalah yang
dihadapi, nyeri, resiko infeksi dan pengeluaran ASI
yang tidak adekuat.
N DATA MASALAH ETIOLOGI
o
KEPERAWATAN
1 DS: Nyeri akut Agen pencedera fisik
- Klien mengatakan nyeri
pada bekas operasi
- Klien mengatakan nyeri
dirasakan hilang timbul
DO:
- Skala Nyeri 6
- TD: 150/75 mmhg
- Nadi : 109/i
- RR : 20 x/i
- Klien tampak meringis

2 DS: Resiko infeksi Efek prosedur invasif


- Klien mengatakan nyeri
pada luka operasi
- Klien mengatakan takut
untuk bergerak
DO:
- Tampak luka operasi
diatas simpisis dibawah
pusat
- Perban tampak bersih
- Suhu: 37,80 C
3 Menyusui tidak efektif Ketidakadekuatan pengeluaran
DS: ASI
- Klien mengatakan
ASInya sedikit
- Klien mengatakan Asi
diberikan dengan cara
dipompa
DO:
- Payudara ibu terasa
lembek
- Payudara ketika dipencet
hanya sedikit
mengeluarkan ASI
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
2) Resiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur
invasif
3) Menyusui tidak efekti berhubungan dengan
ketidakadekuatan pengeluaran ASI
 
Pembahasan
Ny. P. Mengalami masalah keperawatan nyeri post op
SC dan resiko infeksi. Setelah dilakukan implementasi
keperawatan selama 2 hari, masalah teratasi dan pasien
diizinkan pulang. Edukasi yang diberikan pada pasien
saat pulang adalah cara mengontrol nyeri dan menjaga
luka operasi tetap bersih
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai