OLEH
Ns. Devita Mulyan, S. Kep.
Nip.
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SAWAHLUNTO
2020
LEMBAR PENGESAHAN
Nip : 19
Jabatan :
Golongan : III
Makalah ini penulis ajukan untuk pemenuhan syarat pengembangan angka profesi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kehadiran Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan
Sawahlunto Tahun 2020” dapat diselesaikan. Makalah ini disusun sebagai syarat
maupun materil dari berbagai pihak. Penulis juga mengucapkan terimakasih yang
Penulis menyadari bahwa makalah penelitian ini belum sempurna. Untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
Penulis
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan…………………………………………….…… i
Kata pengantar.................................................................................... ii
BAB I Pendahuluan
B. Asuhan Keperawatan...........................…………… 17
A. Pengkajian…………………………………………...… 33
B. Analisa Data.................................................................... 38
D. Catatan Perkembangan................................................... 48
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dalam darah dan mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit juga asam basa melalui
mempunyai hubungan erat dengan masalah keperawatan antara lain : Ginjal buatan,
dilakukan ketika ginjal sudah tidak dapat berfungsi dengan normal. Pada gagal ginjal
kronik maka hemodialisa bisa dilakukan seumur hidup bila tidak melakukan operasi
transplantasi ginjal.
mengenai aktivitas sehari-hari seperti sekolah atau pekerjaan, yang terjadi minimal
selama 6 bulan.1 Kecemasan dan kekhawatiran terkait dengan tiga (atau lebih) dari enam
menjadi kosong, 4) iritabel, 5)tegangotot, 6) gangguan tidur (kesulitan jatuh atau tetap
gejalagangguan cemasnamun akibat gejala lain seperti gangguan tidur, nyeri otot,
risiko episode depresif, konsumsi alkohol, dan komplikasi pada penyakit somatik.
etiologi beragam yang mengakibatkan penurunan fungsi ginjal secara progresif, dan
umumnya berakhir dengan gagal ginjal. Gagal ginjal adalah suatu keadaan klinis yang
ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang bersifat ireversibel, pada suatu tahapakan
adalah suatu sindrom klinik dan laboratorik yang terjadi secara sistemik akibat
Kecemasan adalah salah satu masalah kesehatan mental yang paling umum terjadi
menggunakan strategi coping yang tidak efektif seperti alkohol atau penyalahgunaan
obat-obatan dan mengubah fungsi kognitif dan fisik. Hal ini juga dapat meningkatkan
melaporkan bahwa 17% pasien menderita gangguan kecemasan dan 8,3% mengalami
tahun 2018 menunjukkan prevalensi 56% pada pasien gejala kecemasan, dengan derajat
berikut 44% minimum, 30% rendah, 10% sedang, dan 16% tinggi. Gejala yang paling
sering dilaporkan adalah tidak rileks, perasaan takut mati, dan takikardia. Frekuensi
penggunaan obat anxiolitik adalah 14%. Pada penelitian ini juga disebutkan bahwa
kecemasan dan depresi dikaitkan dengan penurunan kualitas hidup yang akan
mendengar bunyi alarm mesin dialisis. Stres juga diidentifikasi sebagai faktor signifikan
B. Rumusan Masalah
Rumusan dalam makalah ini adalah asuhan keperawatan Tn. J dengan gangguan
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
haemodialisa.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1. Definisi
perasaan gelisah (penilaian atau opini) dan aktivasi sistem saraf autonom dalam
berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak percaya diri. Keadaan emosi ini
tidak memiliki obyek yang spesifik. Ansietas dialami secara subjektif dan
cemas diperlukan untuk bertahan hidup, tetapi tingkat ansietas yang berat tidak
sesuatu di luar dirinya dan mekanisme diri yang digunakan dalam mengatasi
a. Teori psikoanalisis
tersebut dan fungsi ansietas adalah mengingatkan ego bahwa ada bahaya.
b. Teori interpersonal
penolakan saat berhubungan dengan orang lain. Hal ini juga dihubungkan
cemas. Namun bila keberadaannya diterima oleh orang lain, maka ia akan
merasa tenang dan tidak cemas. Dengan demikian, ansietas berkaitan dengan
c. Teori perilaku
3. Etiologi
a. Faktor Predisposisi
hambatan dari dua elemen yang bertentangan dan fungsi ansietas adalah
yang biasa ditemui dalam suatu keluarga. Ada tumpang tindih dalam
b. Faktor Presipitasi
4. Pohon Masalah
Stressor
5. Klasifikasi
Ansietas memiliki dua aspek yakni aspek yang sehat dan aspek membahayakan,
yang bergantung pada tingkat ansietas, lama ansietas yang dialami, dan seberapa
Videbeck, 2008) ada empat tingkat kecemasan yang dialami oleh individu yaitu
a. Ansietas ringan adalah perasaan bahwa ada sesuatu yang berbeda dan
1) Respons fisik
d) Penuh perhatian
e) Rajin
2) Respon kognitif
e) Mempertimbangkan informasi
a) Perilaku otomatis
c) Aktivitas menyendiri
d) Terstimulasi
e) Tenang
1) Respon fisik :
2) Respons kognitif
a) Tidak nyaman
b) Mudah tersinggung
d) Tidak sabar
e) Gembira
c. Ansietas berat, yakni ada sesuatu yang berbeda dan ada ancaman,
1) Respons fisik
b) Hiperventilasi
h) Mondar-mandir, berteriak
2) Respons kognitif
c) Sulit berpikir
h) Egosentris
3) Respons emosional
a) Sangat cemas
b) Agitasi
c) Takut
d) Bingung
f) Menarik diri
g) Penyangkalan
h) Ingin bebas
berikut :
1) Respons fisik
d) Pupil dilatasi
2) Respons kognitif
c) Kepribadian kacau
f) Tidak rasional
3) Respon emosional
a) Merasa terbebani
c) Lepas kendali
g) Kaget, takut
h) Lelah
6. Gejala Klinis
Keluhan (keluhan yang sering dikemukan oleh orang yang mengalami ansietas),
tersinggung.
f. Keluhan (keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang,
(hallow fibre kidney). Kualitas hidup yang diperoleh cukup baik dan panjang umur
yang tertinggi sampai sekarang 14 tahun. Kendala yang ada adalah biaya yang
1. Definisi
toksik lainnya melalui membran 2semi permeabel sebagai pemisah antara darah
dan cairan diaksat yang sengaja dibuat dalam dializer (Wijaya dan Putri, 2017)
dalam keadaan sakit akut dan memerlukan terapi dialisis jangka pendek
(beberapa hari hingga beberapa minggu) atau pasien dengan penyakit ginjal
stadium akhir atau end stage renal disease (ESRD) yang memerlukan terapi
adalah suatu tindakan yang digunakan pada klien gagal ginjal untuk proses
pemisah antara darah dan cairan diaksat yang sengaja dibuat dalam dializer.
2. Tujuan
cairan tubuh yang seharusnya dikeluarkan sebagai urin saat ginjal sehat,
3. Indikasi
a. Pasien yang memerlukan hemodialisa adalah pasien gagal ginjal kronik dan
gagal ginjal akut untuk sementara samapai fungsi ginjal pulih (laju filtrasi
Oliguria/an uria >5 hari, GFR <5ml/i pada CKD, ureum darah >200mg/dl
Pada umumnya indikasi dialisis pada CKD adalah bila laju filtrasi
baru perlu dimulai bila dijumpai salah satu dari hal tersebut di bawah :
d. pH darah <7,1
5. Prinsip Hemodialisa
membran dialisis, difusi menyebabkan pergeseran urea kreatinin dan asam urat
permiabel dari daerah yang kadar partikel partikel rendah ke daerah partikel
lebih tinggi, osmosa bertanggung jawab atas pergeseran cairan dari klien
a. Kateter dialisis perkutan yaitu pada vena pulmoralis atau vena subklavikula
dan V. Sefalika pergelangan tangan) pada tangan non dominan. Darah dipirau
dari A ke V sehingga vena membesar hubungan ke sistim dialisi dengan 1
jarum di distal (garis arteri) dan diproksimal (garis vena), lama pemakaian -+
darah klien/halus.
operasi graf seperti operasi fastula AV, digunakan 2-3 minggu setelah
anda/hemodialisis)
7. Prosedur pelaksanaan HD
tabung ginjal buatan (dialiser) yang terdiri dari dua kompertemen yang terpisah.
Darah pasien dipompa dan dialirkan ke kompartemen yang dibatasi oleh selaput
normal dan tidak mengandung sisa metabolisme nitrogen. Cairan dialisis dan
darah yang terpisah akan mengalami perubahan konsentrasi karena zat terlarut
dialisis, air juga dapat berpindah dari kompartemen darah ke konpartemen cairan
Besar pori pada selaput akan menentukan besar molekul zat pelarut
yang berpindah. Molekul dengan berat molekul lebih besar akan berdifusi lebih
kompartemen cairan dialisis lebih tinggi. Cairan dialisis ini mengalir berlawaan
arah dengan darah untuk meningkatkan efisiensi. Perpindahan zat terlarut pada
tetap dalam gizi yang baik. Gizi kurang merupakan prediktor yang penting untuk
pemeriksaan edema, tekanan darah, kekuatan otot, lingkar lengan atas, nilai
asupan protein dengan nilai biologis tinggi. Asupan kalium diberikan 40-70
dikonsumsi. Jumlah asupan cairan dibatasi sesuai dengan jumlah urin yang ada
ditambah insensible water loss. Asupan natrium dibatasi 40-120 mEq.hari guna
menimbulkan rasa haus yang selanjutnya mendorong pasien untuk minum. Bila
asupan cairan berlebihan maka selama periode di antara dialisis akan terjadi
memastikan agar kadar obat-obatan ini dalam darah dan jaringan dapat
9. Komplikasi
1. Hipotensi
2. Kram otot
idiopatik, namun diduga karena kontraksi akut yang dipacu oleh peningkatan
volume ekstrasluler.
1. Pengkajian
a. Data Biografi :identitas pasien, nama, umur, jenis kelamin, agama, status
(jika ada).
b. Riwayat kesehatan
diagnosa medik
Penyakit yang pernah dialami (jenis penyakit, lama dan upaya untuk
digunakan.
genogram.
5) Pengkajian lingkungan
pencegahan penyakit.
3) Pola eliminasi
Buang air besar (BAB) : Frekuensi, waktu, Warna, konsistensi,
inkontinensia).
0 : Mandiri
4: ketergantian / ketidakmampuan
masyarakat.
seksual B. D penyakit
mengelola stress.
d. Pemeriksaan fisik
mulut
warna
patologis
2. Diagnosa Keperawatan
pengetahuan (00102)
c. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan mekanisme regulasi
(00026)
(00046)
al, 2015)
3. Intervensi
No. Intervensi
Tujuan & KH Rasional
DX Keperawatan
1. Tujuan : Circulatory Care
Setelah dilakukan 1. Lakukan penilaian 1. Sebagai data
tindakan secara komprehensif dasar untuk
keperawatan selama fungsi sirkulasi menentukan
3x24 jam resiko perifer. (cek nadi intervensi
ketidak efektifan priper,oedema, selanjutnya
perfusi ginjal kapiler refil,
adekuat. temperatur
ekstremitas).
Kriteria Hasil: 2. Kaji nyeri
Circulation Status 2. Mengetahui
1. Membran persepsi dan
mukosa merah 3. Inspeksi kulit dan tingkatan nyeri
muda Palpasi anggota yang dirasakan
2. Conjunctiva tidak badan klien
anemis 4. Atur posisi pasien, 3. Mengetahui
3. Akral hangat ekstremitas bawah adanya edema
4. TTV dalam batas lebih rendah untuk ekstremitas
normal. memperbaiki 4. Posisi tersebut
5. Tidak ada edema sirkulasi. dapat
5. Monitor status memperbaiki
cairan intake dan sirkulasi
output
6. Evaluasi nadi,
oedema 5. Mengetahui
balance cairan
6. Mengetahui
7. Berikan therapi tingkatan edema
antikoagulan. pada klien dan
kondisi klien
7. Terapi
antikoagulan
dapat mencegah
terjadinya
penggumpalan
darah klien.
6. Tujuan : Respiratory
Setelah dilakukan Monitoring 1. Menjadi data
asuhan keperawatan 1. Monitor rata – rata, dasar dalam
selama 1x24 jam kedalaman, irama menentukan
pola nafas adekuat. dan usaha respirasi intervensi yang
2. Catat pergerakan tepat
Kriteria Hasil: dada,amati 2. Mengetahui
Respiratory Status kesimetrisan, adanya gangguan
1. Peningkatan penggunaan otot pola nafas klien
ventilasi dan tambahan, retraksi
oksigenasi yang otot supraclavicular
adekuat dan intercostal
2. Bebas dari tanda 3. Monitor pola nafas :
tanda distress bradipena, takipenia, 3. Mengetahui
pernafasan kussmaul, adanya gangguan
3. Suara nafas yang hiperventilasi, pernafasan pada
bersih, tidak ada 4. Auskultasi suara klien
sianosis dan nafas, catat area
dyspneu (mampu penurunan / tidak 4. Mengetahui
mengeluarkan adanya ventilasi dan adanya suara
sputum, mampu suara tambahan nafas tambahan
bernafas dengan
mudah, tidak ada Oxygen Therapy
pursed lips) 1. Auskultasi bunyi
4. Tanda tanda vital nafas, catat adanya
dalam rentang crakles 1. Mengetahui
normal 2. Ajarkan pasien adanya gangguan
nafas dalam pola nafas klien
2. Nafas dalam
dapat
3. Atur posisi meningkatkan
senyaman mungkin oksigenasi klien
4. Batasi untuk
beraktivitas 3. Memberikan rasa
nyaman dan
rileks
5. Kolaborasi 4. Aktivitas yang
pemberian oksigen berlebihan dapat
menyebabkan
pasien kelelahan
dan dispnea
5. Pemberian
oksigen dapat
meningkatkan
oksigenasi klien
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. J
Umur : 54 th
Jenis : Laki-laki
kelamin
Pendidikan : Tamat SMP
Pekerjaan : IRT
Agama : ISLAM
Status : Menikah
Marital
Suku / : Minang
Bangsa
Alamat : Lumindai
IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama : Ny. A
Umur : 39 th
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Lumindai
1. Alasan Haemodialisa
Sesak lebih kurang sudah 2 hari, oedema pada ekstremitas, riwayat sakit ginjal
2. Keluhan Utama
Sesak sejak 1 minggu yang lalu meningkat sejak 2 hari sebelum masuk
rumah sakit, oedema di kaki dan acites sejal 1 bulan yang lalu. Batuk
Pasien memiliki riwayat CKD dan pernah dirawat dengan alasan yang
sama
Tidak ada keluarga yang memiliki penyakit yang sama dengan pasien
2. Tanda Vital
a. Suhu : 36,60 C
c. Nadi :117 x /i
d. Respirasi : 32 x /i
e. Saturasi O2 : 95%
Tampak acites pada perut dan oedema pada kaki atau ekstemitas bawah
Leukosit : 10500/mm3
Ureum : 135
Kreatini : 4,2
5. Program Terapi:
a. Nutrisi :
DATA PENGETAHUAN
Etiologi/factor
Data Subjektif dan Objektif Masalah/Diagnosa
yang
berhubungan
DS: Kurang pengetahuan kecemasan
-Pasien mengatakan perutnya tentang proses penyakit
bengkak sejak 1 bln yang lalu
- pasien mengatakan bengkak pada
kaki sejak 1 minggu yang lalu
- Pasien mengatakan cemas akan
proses haemodialisa sehingga takut
ke rumah sakit
DO
- pat tampak acites dan oedema pada
ekstremitas bawah
- pat tampak menggunakan otot bantu
pernafasan
-Tekanan Darah:146/86 mmhg
Nadi :117 x /i
Respirasi: 32 x /i
Saturasi O2 : 95%
Saturasi O2 : 95%
Diagnosa Keperawatan berdasarkan prioritas:
2020
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Bayhakki. 2013. Seri Asuhan Keperawatan Klien Gagal Ginjal Kronik. Jakarta:
EGC
Heardman. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017.
EGC: Jakarta
Huddak and Gallo 2010, Fahmi 2016. Pengaruh Self Management Dietary
Counseling Terhadap Self Care Dan Status Cairan Pada Pasien
Hemodialisa, Tesis, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Ika 2015.Laporan Pendahuluan “Chronic Kidney Disease (CKD)”dilihat 4 Mei
2018.
Joy et al (2014). Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Rapha Publishig
Kirana 2015. Laporan pendahuluan Asuhan Keperawatan pada pasien Chronic
Kidney Disease
McAlexcander 2016,Faruq 2017, Upaya Penurunan Volume Cairan Pada Pasien
Gagal Ginjal Kronis, Skripsi, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Oscar 2017,Situasi Penyakit Ginjal Kronik Sudoyo et al. 2009. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta: Interna Publishing
Suharyanto, T. Madjid A, 2009.Asuhan Keperewatan Pada Klien dengan
Gangguan Sistem Perkemihan . Jakarta: Penerbit Trans Info Media
Syaifudin. 2011. Anatomi Fisiologi: Kurikulum Berbasis Kompetensi Untuk
Keparawatan & Kebidanan Ed 4 Jakarta: EGC
Wijaya dan Putri. 2017. KMB 1 Keperawatan Medikal Bedah Keperawatan Teori
dan Contoh Askep. Yogyakarta: Nuha Medika
Wilson 2012, Fahmi 2016. Pengaruh Self Management Dietary Counseling
Terhadap Self Care Dan Status Cairan Pada Pasien Hemodialisa,
Tesis, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta