Anda di halaman 1dari 10

IMUNODEFISIENSI

DIGEORGE SYNDROME

Elisabet Nanda Kristin/ A 181 060


Meliana Kurniasari Mahnadi/ A 181 072
Syifa Fadhilah/ A 181 091
PENDAHULUAN
 DiGeorge Syndrome dikenal juga dengan istilah Chromosome 22q11.2
Deletion Syndrome atau Velocardiofacial Syndrome.
 Pada awal tahun 1980-an Dr. Angelo DiGeorge menyatakan bahwa
penghapusan dalam kromosom 22 diidentifikasikan sebagai penyebab
sindrom DiGeorge.
 Penyebab utama sindrom DiGeorge adalah defisiensi imun, derajat defisiensi
imun yang terlihat pada penderita sangat bervariasi dan mungkin termasuk
kerusakan jumlah dan fungsi limfosit T.
Sindrom DiGeorge adalah kelainan kromosom yang
menyebabkan buruknya perkembangan beberapa sistem
tubuh. Gejalanya sangat beragam, bahkan di setiap
anggota suatu keluarga. Sindrom ini dapat menyebabkan
cacat jantung, fungsi kekebalan sistem yang buruk,
sumbing, dan rendahnya kadar kalsium dalam darah.
Tidak ada obatnya, tapi pengobatan biasanya dapat
mengatasi masalah kesehatan yang bersifat kritis.
 Pada sindrome digeorge adanya mutasi gen Tbx1 di
wilayah 22q11.2
 Pada model murine Tbx1 sebagai gen kandidat faktor
transkripsi yang berisi domain pengikat DNA yang
disebut T-box. penghapusan murine secara homozigot
tbx1 gen akan mematikan embrio
 Gen lain yang terlibat yaitu CRKL gen yang
mengkodekan protein adaptor yang terlibat dalam faktor
pertumbuhan dan pensinyalan yang diekpresikan dalam
jaringan krista saraf selama perkembangan timus.
Perkembangan Timus
 Pada tahap awal perkembangan embrio, terdapat
serangkaian lengkungan faring dan kantong yang terdiri
dari lapisan eksodermal dan endodermal yang dipisahkan
oleh jaringan mesodermal dan sel krista saraf.
 Lapisan endodermal dari kantong faring ke-3 membentuk
kelenjar timus
 Sel mesenkim dari krista saraf pada lengkungan faring
akan membentuk jaringan ikat timus, otot arteri cephalic,
aorta pulmonal dan jaringan ikat kelenjar paratiroid.
 Sel mesenkim ini akan mendorong perkembangan epitel
timus
Perkembangan Timus
Dari Minggu kedelapan kehamilan pada manusia, prekursor sel
T yang berasal dari sumsum tulang telah terbukti memasuki
struktur timus. Perkembangan lebih lanjut dari timus tergantung
pada interaksi dua arah antara sel-sel limfoid dan stroma timus.

Gambaran digeoge syndrome terjadi akibat dari gangguan embrio awal


pada saat perkembangan apparatus lengkung faring dan tidak
tergantung pada pengaruh prekursor sel hematopoietik pada
perkembangan timus.
MEKANISME  Representasi kromosom 22 menunjukkan
lengan pendek (p) dan lengan panjang (q)
DGS disertai dengan sentromer yang berfungsi
untuk memisahkan kedua lengan.
Kromosom 22 adalah kromosom
akrosentrik yang ditunjukan dengan adanya
garis horizontal di lengan pendek (p).
 22q11.2 deletion syndrome disebabkan oleh
penghapusan hemizygous pada salah satu
lengan panjang (q) kromosom 22
 Penghapusan tersebut merupakan kejadian
de novo yaitu mutasi spontan terjadi sekitar
90% kasus dan 10% kasus lainnya,
penghapusan terjadi diwarisi dari salah satu
gen orang tua
 Lokus 22q11.2 memiliki beberapa urutan
DNA yang sangat mirip, sehingga rentan
terjadinya ketidaksejajaran saat peristiwa
meiosis
MANIFESTASI KLINIS

 Pada bayi atau anak-anak, gejala kombinasi yang ditimbulkan


yaitu kelainan jantung bawaan, hipokalsemia, kesulitan makan,
kelainan ginjal, kelainan laring-trakea-esofagus,
hipotiroidisme, scoliosis, gangguan pendengaran.
 Pada masa remaja dan dewasa, gejala yang ditimbulkan yaitu
hipokalsemia atau kesulitan belajar, kelainan jantung
IMUNODEFISIENSI
 Defisiensi Imun mempengaruhi sekitar 75% pasien anak-anak
dengan 22q11.2 DS karena hypoplasia timus dan gangguan
produksi sel T. Namun, kondisinya heterogen, mulai dari
perkembangan timus normal dan produksi sel T normal hingga
sebagian kecil pasien dengan tidak memproduksi sel T
 Manifestasinya termasuk infeksi kronis, gangguan respons
imun humoral (antibodi) yang mengakibatkan respons yang
buruk terhadap vaksin , Defisiensi IgA, alergi dan asma.
DAFTAR PUSTAKA

 Gennery, A.R. 2011. Immunological aspects of 22q11.2


deletion syndrome. Cell. Mol. Life Sci. (2012) 69:17–27 DOI
10.1007/s00018-011-0842-z
 McDonald-McGinn, Donna M, et al. 2015. 22q11.2 deletion
syndrome. Volume 1. Macmillan Publishers Limited
 Zinkstok, Janneke R, et al. 2019. Neurobiological perspective
of 22q11.2 deletion syndrome

Anda mungkin juga menyukai