Sejak tahun 2006, CDC telah menganjurkan pemeriksaan HIV pada semua ibu hamil,
diulang pada trimester 3 pada wanita berisiko tinggi dan tinggal di daerah berprevalensi tinggi.
Skrining HIV pada kunjungan prenatal pertama meningkatkan kemungkinan terdiagnosisnya
infeksi HIV, sedangkan pemeriksaan HIV pada trimester 3 meningkatkan kemungkinan
teridentifikasinya infeksi HIV baru.
Penatalaksanaan HIV Pada Ibu Hamil
1. Highly active anti-retroviral therapy (HAART) adalah kemoterapi antivirus yang disarankan oleh
WHO untuk ibu hamil sebagai pengobatan utama HIV selama masa kehamilan dan postpartum.
2. Obat pilian pertama yang boleh digunakan untuk ibu hamil adalah lamivudine (3TC) 150 mg dan
zidovudine (ZDV) 250 mg untuk golongan nucleoside reverse transcriptase inhibitors (NRTIs),
nevirapine (NVP) 200 mg untuk golongan non-NRTIs (NNRTIs), indinavir 800 mg dan nelfinavir
750 mg untuk golongan protease inhibitors (PI).2
3. Jika wanita yang terinfeksi HIV ditemukan pada proses kelahiran, baik dengan status HIV positif
sebelumnya atau dengan hasil rapid test, lebih dari satu pilihan pengobatan tersedia, tetapi semua
harus termasuk infus ZDV.
4. Ibu hamil yang terinfeksi HIV dan tidak pernah mendapatkan terapi ARV, HAART harus dimulai
secepat mungkin, termasuk selama trimester pertama.
5. Pengobatan dengan menggunakan HAART yang aman saat ini pada wanita hamil adalah dengan
menggunakan AZT(azidotimidin) atau ZDV (zidovudin).
Penatalaksanaan Saat Persalinan Persalinan Pervaginam
Wanita hamil yang direncanakan persalinan pervaginam, diusahakan selaput amnionnya utuh
selama mungkin. Pemakaian eleklroda fetal scalp dan pengambilan sampel darah janin harus
dihindari. Jika sebelumnya telah diberikan obat HAART, maka obat ini harus dilanjutkan sampai
partus. Jika direncanakan pemberian infus zidovudin, harus diberikan pada saat persalinan dan
dilanjutkan sampai tali pusat diklem.. Tablet nevirapin dosis tunggal 200 mg harus diberikan di
awal persalinan. Tali pusat harus diklem secepat mungkin dan bayi harus dimandikan segera.
Penatalaksanaan Seksio Sesaria
Pada saat direncanakan seksio sesaria secara elektif, harus diberikan antibiotik profilaksis.
Infus zidovudin harus dimulai 4 jam sebelum seksio sesaria dan dilanjutkan sampai tali pusat
diklem. Sampel darah ibu diambil saat itu dan diperiksa viral load-nya. Tali pusat harus diklem
secepat mungkin pada saat seksio sesaria dan 3 bayi harus dimandikan segera.
Prevention Of Mother
to Child HIV
Transmission
(PMTCT)
Pengertian PMTCT
Faktor Ibu
1) Jumlah Virus (Viral Load), Jumlah virus HIV dalam darah Ibu sangat mempengaruhi
penularan HIV dari Ibu ke Anak.
2) Jumlah sel CD4, Semakin rendah jumlah sel CD4 risiko penularan HIV semakin besar.
3) Status gizi selama hamil, Berat badan rendah serta kekurangan vitamin dan mineral selama
hamil meningkatkan risiko penularan HIV ke bayi.
4) Penyakit infeksi selama hamil Penyakit infeksi seperti sifilis, infeksi menular seksual, infeksi
saluran reproduksi lainnya, malaria, dan tuberkulosis, berisiko meningkatkan jumlah virus dan
risko penularan HIV ke bayi
5) Gangguan pada payudara Gangguan pada payudara Ibu dan penyakit lain, seperti mastitis,
abses, dan luka diputing payudara dapat meningkatkan risiko penularan HIV melalui ASI.
Faktor Bayi
1. Usia kehamilan dan berat badan bayi saat lahir, Bayi lahir prematur dengan berat badan lahir
rendah (BBLR) lebih rentan tertular HIV.
2. Periode pemberian ASI, Semakin lama Ibu menyusui risiko penularan HIV ke bayi akan
semakin besar.
3. Adanya luka dimulut bayi Bayi, dengan luka di mulutnya lebih berisiko tertular HIV ketika
diberikan ASI.
Faktor Obstetrik
1) Jenis Persalinan, risiko penularan persalinan per vaginam lebih besar daripada persalinan melalui
bedah sesar (seksio sesaria)
2) Lama Persalinan, semakin lama proses persalinan berlangsung, risiko penularan HIV dari Ibu ke
anak semakin tinggi
3) Ketuban pecah lebih dari 4 jam sebelum persalinan meningkatkan risiko penularan hingga dua
kali lipat dibandingkan jika ketuban pecah kurang dari 4 jam.
4) Tindakan episiotomi, ekstraksi vakum dan forseps meningkatkan risiko penularan HIV karena
berpotensi melukai Ibu atau bayi.
Bentuk-bentuk Intervensi PMTCT
1. Mengurangi jumlah ibu hamil dengan HIV positif
2. Menurunkan viral load serendah-rendahnya
3. Meminimalkan paparan janin/bayi terhadap darah dan cairan
tubuh ibu positif HIV persalinan secara berencana sebelum
saat persalinan tiba merupakan pilihan pada ODHAgan
4. Mengoptimalkan kesehatan ibu dengan HIV positif, melalui
pemeriksaan ANC
THANKS
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik