Anda di halaman 1dari 20

PENGANGGURAN DAN

KEMISKINAN SERTA
KETERKAITANNYA DENGAN
TRANSFORMASI
PEREKONOMIAN INDONESIA

Ahmad Yusup (1810103086)


Tsabita Amandari (1810103103)
Indah Susi (1810103108)
Mikhael Larenso S (1810103109)
Pengangguran
Kemiskinan & Ketimpangan Penting Untuk Diatasi dalam PI karena
Pembukaan UUD-45/Konstitusi: Pembangunan Indonesia ditujukan untuk mencapai
masyarakat yang merdeka, berdaulat, bersatu, adil dan makmur
- Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara, sila ke-
5: “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”
- UUD-45 sebagai hukum dasar RI, pasal 34: “Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar
dipelihara oleh negara”,
- RPJM: “Sasaran…penduduk dibwh grs kemiskinan 68% di tahun 2019…kecukupan
pangan yg bermutu dan terjangkau…”
- Millennium Development Goals (MDGs): “Pencapaian 8 target pembangunan …” (2000-
2015)
a. 189 negara anggota UN pada tahun 2000 menantang negara maju untuk mengentaskan
½ dari penduduk dunia yg miskin (2000=1.3m) dalam masa 15 tahun (MDG-1)
b. Negara maju akan menyediakan $100 milyar per tahun atau 0,7% dari PDB nya selama
15 tahun untuk itu
• Sustainable Development Goals (SDGs), 193 negara anggota UN sepakat
dlm 15thn (2016-2030), 17 goals:
1. Menghapuskan kemiskinan ... Mengakhiri kemiskinan dalam segala
bentuknya di semua tempat  (kemiskinan <$1.90 tidak lebih dari 3% di
setiap negara)
2. Menghapuskan kelaparan ... Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan
pangan dan perbaikan nutrisi, serta menggalakkan pertanian yang
berkelanjutan.
3. Hidup sehat ... Memastikan hidup yang sehat dan menggalakkan
kesejahteraan untuk semua usia.
4. Pendidikan berkualitas ... Memastikan pendidikan berkualitas yang
terbuka dan setara serta menggalakkan kesempatan untuk belajar sepanjang
umur hidup pada semua orang.
5. Kesetaraan gender ... Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan
semua wanita dan anak perempuan.
6. Air bersih dan sanitasi ... Memastikan ketersediaan dan pengelolaan yang
berkesinambungan atas air dan sanitasi untuk semua orang.
7. Energi yang bisa diperbarui dan terjangkau ... Memastikan akses pada
energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan, dan modern bagi semua orang
8. Ekonomi dan pekerjaan yang baik ... Menggalakkan perkembangan
ekonomi yang berkesinambungan, terbuka, dan berkelanjutan, lapangan
kerja yang utuh dan produktif, serta pekerjaan yang layak bagi semua orang.
9. Inovasi dan infrastruktur yang baik ... Membangun infrastruktur yang
tahan lama, menggalakkan industrialisasi yang berkesinambungan dan
terbuka, serta mendorong inovasi.
10. Mengurangi kesenjangan ... Mengurangi kesenjangan di dalam dan di
antara negara.
11. Kota dan komunitas yang berkesinambungan ... Membuat kota dan
pemukiman manusia terbuka, aman, tahan lama, serta berkesinambungan.
12. Penggunaan sumber-sumber daya yang bertanggung jawab ...
Memastikan pola-pola konsumsi dan produksi yang berkesinambungan.
13. Tindakan iklim ... Mengambil tindakan mendesak untuk memerangi perubahan
iklim dan pengaruhpengaruhnya.
14. Lautan yang berkesinambungan ... Melestarikan dan menggunakan samudra, laut,
dan sumber-sumber daya maritim secara berkesinambungan untuk pengembangan
yang lestari.
15. Penggunaan tanah yang berkesinambungan ... Melindungi, mengembalikan, dan
menggalakkan penggunaan yang lestari atas ekosistem daratan, mengelola hutan
secara berkesinambungan, memerangi penggundulan hutan, dan memperlambat serta
membalikkan degradasi tanah serta memperlambat hilangnya keragaman hayati.
16. Kedamaian dan keadilan ... Menggalakkan masyarakat yang damai dan terbuka
untuk pengembangan yang lestari, memberikan akses pada keadilan untuk semua
orang dan membangun institusi yang efektif, bertanggung jawab, serta terbuka di
semua tingkatan.
17. Kemitraan untuk pengembangan yang lestari ... Memperkuat cara-cara penerapan
dan menghidupkan kembali kemitraan global untuk pengembangan yang
berkesinambungan.
Dua Kemiskinan Ekonomi, Kemiskinan Absolut & Relatif
•   Kemiskinan absolut “KEMISKINAN” : dimana status ekonomi/kesejahteraan
seseorang yang secara materi berada di bawah suatu batas minimal tertentu.
– Status kesejahteraan dapat berupa pendapatan atau
pengeluaran
– Batas minimal disebut garis kemiskinan (GK)
– Yang dihitung berdasarkan nilai uang dari semua barang dan
jasa (excl public goods) sebagai standar hidup minimal.
– Garis kemiskinan berguna untuk mengklasifikasikan individu
atau RT miskin dan tidak miskin
– Dengan diketahui tingkat kesejahteraannya (Y), maka bila
Y<GK miskin, sebaliknya bila Y>=GK tidak miskin
• Kemiskinan relatif “KETIMPANGAN” : dimana status ekonomi/kesejahteraan
seseorang dibandingkan dgn orang lain. Ini juga dinamakan sebagai distribusi
pendapatan atau pemerataan
 Tiga Ukuran Kemiskinan Absolut
- Ukuran poverty incidence/headcount (=P0):
Menggambarkan prevalensi kemiskinan dalam suatu masyarakat Namun:
independen dari jurang/degree kemiskinan, secara implisit mengasumsikan
distribusi yang merata antar si miskin, antar waktu tdk terdeteksi transfer dari si
miskin si kaya
- Ukuran poverty gap (=P1):
Mengukur seberapa jauh jurang pendapatan si miskin dari GK. Sehingga bisa di
hitung jumlah subsidi yg dibutuhkan untuk mengentaskan si miskin
Namun: tidak tergambar jumlah si miskin, dan tidak terdeteksi distribusi antar si
miskin yang lebih timpang.
- Ukuran poverty severity (=P2):
Mengukur seberapa parah kemiskinan yang terjadi dengan memberi bobot yg lebih
tinggi bagi poverty gap yg lebih miskin dibandingkan yg kurang miskin. Namun:
tidak tergambar jumlah si miskin.
• The Foster-Greer-Thorbecke indeks adalah keluarga dari metrik
kemiskinan. Indeks keluarga yang paling umum digunakan, FGT 2 ,
memberikan bobot yang lebih tinggi pada kemiskinan individu
termiskin, menjadikannya ukuran gabungan dari kemiskinan
dan ketimpangan pendapatan dan pilihan populer dalam ekonomi
pembangunan. Indeks diperkenalkan dalam makalah 1984 oleh
ekonom Erik Thorbecke , Joel Greer , dan James Foster.

di mana z adalah ambang kemiskinan , N adalah jumlah orang dalam


perekonomian, H adalah jumlah orang miskin (mereka yang
berpenghasilan di atau di bawah z ), y i adalah pendapatan
Pandangan Ekonomi Politik ttg Penyebab
Kemiskinan & Ketimpangan
 

Conservatif Liberal Strukturalis

Landasan
teoritis Masyarakat Individu Structure
K. Alamiah K. Absolut/Relatif K. Struktural
Kemiskinan
Penyebab Budaya Distorsi pasar Ketimpangan struktur
kemiskinan kemiskinan; terhadap akses ke ekonomi/politik; Ketidakadilan
Ketertinggalan yg makanan, sosial
membuat apatis, perumahan,
malas, dan tidak pakaian,
ada ambisi pendidikan yg
layak
Strategi Merubah Penyaluran Memperbaiki struktur;
penanggulanga pola pikir pendapatan dan Penegakan hukum yg adil;
n kemiskinan masyarakat akses ke berbagai Menghapus berbagai eksploitasi
miskin; public services yg
Meningkat layak bagi orang
kan miskin sasaran
keterkaitan
sektor
tradisional
dan
modern

Peranan Aktif dalam Memberdayakan Aktif dalam penegakan hukum dan


pemerintah penyuluhan dan pasar agar kehidupan sosial yang adil.
peningkatan SDM semua
serta penyaluran kebutuhan
dana hidup yg layak
dapat terbeli  
dan terjangkau
oleh semua
elemen
masyarakat
Persentase penduduk miskin pada Maret 2020 sebesar 9,78 persen,
meningkat 0,56 persen poin terhadap September 2019 dan
meningkat 0,37 persen poin terhadap Maret 2019.
• Dibanding September 2019, jumlah penduduk miskin Maret 2020 di daerah perkotaan naik
sebanyak 1,3 juta orang (dari 9,86 juta orang pada September 2019 menjadi 11,16 juta orang
pada Maret 2020). Sementara itu, daerah perdesaan naik sebanyak 333,9 ribu orang (dari
14,93 juta orang pada September 2019 menjadi 15,26 juta orang pada Maret 2020).
• Garis Kemiskinan pada Maret 2020 tercatat sebesar Rp454.652,-/ kapita/bulan dengan
komposisi Garis Kemiskinan Makanan sebesar Rp335.793,- (73,86 persen) dan Garis
Kemiskinan Bukan Makanan sebesar Rp118.859,- (26,14 persen).
• Pada Maret 2020, secara rata-rata rumah tangga miskin di Indonesia memiliki 4,66 orang
anggota rumah tangga. Dengan demikian, besarnya Garis Kemiskinan per rumah tangga miskin
secara rata-rata adalah sebesar Rp2.118.678,-/rumah tangga miskin/bulan.
Perkembangan Tingkat Kemiskinan Tahun 2006–Maret 2020
Secara umum, pada periode 2006–Maret 2020, tingkat kemiskinan di Indonesia mengalami
penurunan, baik dari sisi jumlah maupun persentase, perkecualian pada September 2013,
Maret 2015, dan Maret 2020. Persentase dan Jumlah Penduduk Miskin Menurut Pulau Pada
Maret 2020.
Perkembangan Tingkat Kemiskinan Maret 2019–Maret 2020
Persentase penduduk miskin pada Maret 2020 tercatat sebesar 9,78 persen, meningkat 0,56
persen poin terhadap September 2019 dan meningkat 0,37 persen poin terhadap Maret 2019.
Berdasarkan daerah tempat tinggal, pada periode September 2019–Maret 2020, jumlah
penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebesar 1,3 juta orang, sedangkan di daerah
perdesaan naik sebesar 333,9 ribu orang. Persentase kemiskinan di perkotaan naik dari 6,56
persen menjadi 7,38 persen. Sementara itu, di perdesaan naik dari 12,60 persen menjadi 12,82
persen.
Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Keparahan Kemiskinan Maret 2019–Maret 2020
Persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin.
Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan.
Indeks kedalaman kemiskinan adalah ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing
penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Indeks keparahan kemiskinan memberikan
gambaran mengenai penyebaran pengeluaran diantara penduduk miskin. Pada periode
September 2019–Maret 2020, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan
Kemiskinan (P2) mengalami peningkatan. Indeks Kedalaman Kemiskinan pada Maret 2020
sebesar 1,61, naik dibandingkan September 2019 yang sebesar 1,50. Demikian juga dengan
Indeks Keparahan Kemiskinan, pada periode yang sama mengalami peningkatan dari 0,36
menjadi 0,38
Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Tingkat Kemiskinan Beberapa faktor yang
berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan selama periode September 2019–Maret
2020 antara lain adalah:
1. Pandemi Covid-19 yang berdampak pada perubahan perilaku serta aktivitas ekonomi
penduduk akan mendorong terjadinya peningkatan angka kemiskinan.
2. Pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah tangga pada Produk Domestik Bruto (PDB)
Kuartal I 2020 mengalami pertumbuhan yang melambat. Pengeluaran konsumsi rumah tangga
hanya tumbuh 2,84% dibandingkan periode yang sama tahun 2019 yang sebesar 5,02%.
3. Jumlah kunjungan wisman ke Indonesia Maret 2020 mengalami penurunan sebesar 64,11
persen dibandingkan Maret 2019. Meskipun pemerintah secara resmi mengumumkan kasus
Covid-19 pada Maret 2020, namun sektor pariwisata dan pendukungnya sudah mulai terdampak
sejak bulan Februari 2020.
pokok mengalami kenaikan, antara lain beras (1,78%), daging ayam ras (5,53%), minyak goreng
(7,06%), gula pasir (13,35%), dan telur ayam ras (11,10%).
5. Rata-rata pengeluaran per kapita pada Desil 1 periode September 2019–Maret 2020
mengalami peningkatan sebesar 1,67% namun peningkatannya lebih rendah dibandingkan
pertumbuhan GK yang sebesar 3,20%.
6. Penduduk hampir miskin yang bekerja di sektor informal mencapai 12,15 juta orang
(Susenas, Maret 2019). Kelompok ini merupakan kelompok penduduk yang rentan terhadap
kemiskinan dan paling terdampak dengan adanya pandemi Covid-19.
Penjelasan Teknis dan Sumber Data
1. Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan
dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai
ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan
makanan yang diukur menurut Garis Kemiskinan.
2. Garis Kemiskinan (GK) terdiri dari dua komponen, yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan
Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM). Penghitungan Garis Kemiskinan dilakukan secara
terpisah untuk daerah perkotaan dan perdesaan.
3. Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum
makanan yang disetarakan dengan 2100 kkalori per kapita per hari. Paket komoditi
kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi (padi-padian, umbi-umbian,
ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak,
dll).
4. Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM) adalah kebutuhan minimum untuk perumahan,
sandang, pendidikan, dan kesehatan. Paket komoditi kebutuhan dasar nonmakanan diwakili oleh
51 jenis komoditi di perkotaan dan 47 jenis komoditi di perdesaan.
5. Garis Kemiskinan per rumah tangga dihitung dari garis kemiskinan per kapita dikalikan dengan
rata-rata banyaknya anggota rumah tangga pada rumah tangga miskin.
6. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan
di bawah Garis Kemiskinan.
7. Sumber data utama yang dipakai untuk menghitung tingkat kemiskinan Maret 2020 adalah
data Susenas bulan Maret 2020.
Lima Implikasi Kebijakan dari
Model Todaro & Harris-Todaro

1. Ketimpangan pembangunan kota-desa mesti dikurangi. Pembangunan yg bersifat city bias


harus dihapuskan.
2. Kebijakan menciptakan lapangan kerja di kota akan meningkatkan pengangguran karena
menambah insentif bermigrasi ke kota.
3. Pengembangan pendidikan akan mengakibatkan ‘over educated populations’ jika peluang
kerja tidak meningkat.
4. Subsidi upah malahan counterproductive karena mempertajam perbedaan kota-desa.
5. Diperlukan desentralisasi.
Hubungan Kemiskinan-
Pertumbuhan-Ketimpangan

Sementara penanggulangan kemiskinan telah menjadi agenda utama pembangunan di NSB,


perdebatan tajam masih berlangsung perihal elemen yg sebaiknya ada dalam strategi
penanggulangan kemiskinan
Penanggulangan kemiskinan dalam suatu negara didefinisikan sebagai fungsi dari perubahan2
dalam income rata-rata dan dalam distribusi pendapatan.
Ada beberapa kesepakatan umum ( ttg hubungan poverty-growth-inequality:
- Pertumbuhan merupakan syarat dasar bagi penanggulangan kemiskinan dan secara prinsipil
pertumbuhan ini tidak mempengaruhi pemerataan
- Pertumbuhan yang diikuti dengan perubahan progresif dalam distribusi pendapatan lebih baik
dari pada pertumbuhan tanpa ini
- Ketidakmerataan yang tinggi pada saat awal akan menahan penurunan tingkat kemiskinan
- Kemiskinan itu sendiri menciptakan barier bagi pengurangan kemiskinan dan ketidakmerataan
pemilikan asset menghalangi pengurangan tingkat kemiskinan di masa depan

Anda mungkin juga menyukai