RESPIRASI
RESPIRASI
Paru-paru
Kelompok 1
Nama Anggota :
1. Ahmad Muzayyin Al-Fathoni (E1A018003)
2. Aniza Muaffiani (E1A018003)
3. Faradilla Ngesti Habibah (E1A018025)
VENTILASI
• Ventilasi adalah pertukaran udara antara atmosfer luar dan alveoli.
• Volume paru standar Ukuran paru-paru dan volume paru-paru bergantung pada
tinggi badan, berat badan atau luas permukaan tubuh, usia, dan jenis kelamin
seseoran.
• Empat volume paru standar :
1. Volume tidal
2. Volume residual
3. Volume cadangan ekspirasi
4. Volume cadangan inspirasi
• Empat kapasitas paru standar :
1. Kapasitas sisa fungsional
2. Kapasitas inspirasi
3. Kapasitas paru total
4. Kapasitas vital
• Ventilasi total (volume menit) adalah volume udara yang masuk ke paru-paru per menit
• Selama berolahraga, otot yang bekerja perlu mendapatkan lebih banyak oksigen
dan menghilangkan lebih banyak karbon dioksida. Ventilasi alveolar ditingkatkan
dengan sesuai. Menariknya, peningkatan volume tidal lebih besar daripada
peningkatan frekuensi pernapasan.
• Ruang mati anatomis sama dengan volume saluran udara konduksi
• Ruang mati alveolar adalah volume udara yang memasuki alveoli yang tidak berfusi.
• Ruang mati fisiologis ditentukan dengan mengukur jumlah karbon dioksida di udara
ekspirasi.
Pertukaran Gas pada
Paru-Paru
• Pernapasan merupakan satu proses pertukaran gas-gas respirasi yaitu oksigen dan
karbondioksida. Fungsi utama pernapasan adalah untuk memfasilitasi pertukaran gas
antara atmosfer, paru-paru dan sel-sel jaringan dalam tubuh.
• Paru-paru berfungsi dalam pertukaran gas antara udara luar dan darah yaitu oksigen dari
udara masuk ke darah, dan karbondioksida dari darah ke luar ke udara.
• Dua sistem yang memasok oksigen dan membuang karbondioksida adalah sistem
kardiovaskular dan sistem respiratori. Sistem respiratori memberikan pertukaran gas,
mengambil oksigen dan membuang karbondioksida, sedangkan sistem kardiovaskuler
mengangkut gas dalam darah antara paru dan sel-sel tubuh.
• Proses bernapas terjadi akibat dari inspirasi dan ekspirasi, yang diakibatkan oleh
kontraksi otot-otot interkostal dan diafragma. Setelah oksigen disalurkan ke paru, akan
berlakulah proses difusi dan transportasi gas tersebut ke kapiler darah seterusnya ke
jaringan dalam tubuh.
• Sistem pernapasan sendiri terdiri dari hidung, faring, laring, trachea, bronkus, bronkiolus,
bronkiolus terminalis, bronkiolus respiratorius, duktus alveolaris, dan alveoli.
Tiga proses dasar terlibat dalam pertukaran gas tersebut.
1. Proses pertama ventilasi paru adalah pengaturan inspirasi dan ekspirasi udara
antara atmosfer dan paru.
2. Proses kedua respirasi eksternal (respirasi paru) adalah pertukaran oksigen
dan karbondioksida antara paru dan kapiler darah paru.
3. Proses ketiga respirasi internal (respirasi jaringan) adalah pertukaran oksigen
dan karbondioksida antara kapiler darah jaringan dan sel-sel jaringan.
Kelarutan Gas dalam Darah
• Salah satu fungsi dari darah adalah mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan dan
mengankut CO2 dari jaringan ke paru-paru untuk dikeluarkan. Oksigen bereaksi secara
kimia dengan hemoglobin darah, karena itu kelarutan oksigen dalam darah lebih besar
dari kelarutan oksigen dalam air. Bila butir-butir darah merah dihilangkan, berarti
hemoglobin juga hilang, cairan darah sisa tersebut dinamakan plasma darah. Plasma
darah mengandung bermacam-macam elektrolit yang tak bereaksi dengan oksigen
yang akan merendahkan kelarutan oksigen. Jadi kelarutan oksigen dalam plasma darah
lebih rendah daripada dalam air. Dalam plasma darah, ada zat yang bereaksi dengan
CO2 sehingga kelarutan CO2 dalam plasma lebih besar daripada kelarutan dalam air
Prinsip Kesetimbangan Dinamik pada
Pertukaran Gas
• Secara umum, difusi adalah peristiwa pertukaran atau perpindahan molekul dari suatu daerah yang
kosentrasi molekulnya tinggi ke daerah yang kosentrasi molekulnya rendah. Peristiwa difusi merupakan
peristiwa pasif yang tidak memerlukan energi ekstra. Peristiwa difusi yang terjadi di dalam paru adalah
perpindahan molekul oksigen dari rongga alveoli melintasi membran kapiler alveolar, kemudian melintasi
plasma darah, selanjutnya menembus dinding sel darah merah dan akhirnya masuk ke interior sel darah
merah sampai berikatan dengan hemoglobin.
• Membran kapiler alveolar sangat tipis yaitu 0,1 mikrometer atau sepertujuh puluh dari tebal butir darah
merah sehingga molekul udara tidak mengalami kesulitan untuk menembusnya. Peristiwa difusi selain
oksigen adalah perpindahan molekul karbondioksida dari darah ke udara alveol. Oksigen dan
karbondioksida menembus dinding alveolus dan kapiler pembuluh darah dengan cara difusi. Berarti
molekul kedua gas bergerak tanpa menggunakan tenaga aktif.
Mekanisme terjadinya pernapasan (Inspirasi dan ekspirasi)
Mekanisme Pertukaran Gas O2 dan CO2
H+ + HCO3– → H2CO3
Sisa karbon dioksida berdifusi keluar dari dalam darah dan melakukan reaksi sebagai berikut.
H2CO3 → H2O + CO2
Enzim karbonat anhidrase yang terdapat dalam sel-sel darah merah dapat mempercepat reaksi. Ketika
reaksi berlangsung, hemoglobin melepaskan ion-ion hidrogen yang telah diangkut; HHb menjadi Hb.
Hb merupakan singkatan dari haemoglobin, yaitu jenis protein dalam sel darah merah. Selanjutnya,
hemoglobin mengikat oksigen dan menjadi oksihemoglobin (HbO2).
Hb + O2 → HbO2
Selama pernapasan luar, di dalam paru-paru akan terjadi pertukaran gas
yaitu CO2 meninggalkan darah dan O2 masuk ke dalam secara difusi.
Terjadinya difusi O2 dan CO2 ini karena adanya perbedaan tekanan parsial.
Tekanan udara luar sebesar 1 atm (760 mmHg), sedangkan tekanan parsial
O2 di paru-paru 760m mmHg. Tekanan parsial pada kapiler darah arteri
100 mmHg, dan di vena 40mmHg. Hal ini menyebabkan O2 berdifusi dari
udara ke dalam darah. Sementara itu, tekanan parsial CO 2 dalam vena 47
mmHg, tekanan parsial CO2 dalam arteri 41 mmHg dan tekanan parsial
dalam aveolus 40mmHg. Oleh karena itu CO2 berdifusi dari darah ke
aveolus.
Pernapasan Dalam (Internal)
• Pada pernapasan dalam (pertukaran gas didalam jaringan tubuh) adalah pertukaran gas dengan lingkungan
internal dimana darah masuk kedalam jaringan tubuh, oksigen meninggalkan hemoglobin dan berdifusi masuk
kedalam cairan jaringan tubuh.
• Mirip dengan respirasi eksternal, respirasi internal juga terjadi sebagai difusi sederhana karena gradien tekanan
parsial. Namun, gradien tekanan parsial berlawanan dengan yang ada di membran pernapasan. Tekanan parsial
oksigen dalam jaringan rendah, sekitar 40 mm Hg, karena oksigen terus menerus digunakan untuk respirasi sel.
• Sebaliknya, tekanan parsial oksigen dalam darah adalah sekitar 100 mm Hg. Ini menciptakan gradien tekanan
yang menyebabkan oksigen terlepas dari hemoglobin, berdifusi keluar dari darah, melintasi ruang interstisial,
dan memasuki jaringan. Hemoglobin yang memiliki sedikit oksigen terikat akan kehilangan banyak
kecerahannya, sehingga darah yang kembali ke jantung berwarna merah anggur.
Gambar respirasi internal : Oksigen berdifusi keluar dari kapiler dan masuk ke dalam sel,
sedangkan karbon dioksida berdifusi keluar dari sel dan masuk ke kapiler.
• Mengingat respirasi sel terus menerus menghasilkan karbondioksida, maka
tekanan parsial karbondioksida lebih rendah di dalam darah daripada di dalam
jaringan, menyebabkan karbon dioksida berdifusi keluar dari jaringan, melewati
cairan interstisial, dan masuk ke dalam darah. Kemudian dibawa kembali ke paru-
paru baik terikat ke hemoglobin, dilarutkan dalam plasma, atau dalam bentuk yang
diubah. Pada saat darah kembali ke jantung, tekanan parsial oksigen telah kembali
menjadi sekitar 40 mm Hg, dan tekanan parsial karbon dioksida telah kembali
menjadi sekitar 45 mm Hg. Darah kemudian dipompa kembali ke paru-paru untuk
mendapatkan oksigen sekali lagi selama respirasi eksternal.