Anda di halaman 1dari 33

APPENDISITIS AKUT

Oleh:
Shinta Dewi
Pembimbing: dr. Amdasmar, Sp.B
BAB I
Apendisitis merupakan peradangan pada
Appendix vermiformis sebagai penyebab abdomen
akut yang paling sering dimana memerlukan
tindakan bedah mayor segera untuk mencega
komplikasi yang umumnya berbahaya.

Penyakit ini dapat mengenai semua umur baik laki-


laki maupun perempuan
BAB II Appendiks Vermiformis
Anatomi dan fisioologi • Panjang : 3-15 cm
• Proximal : sempit, distal : melebar
• Bayi : bentuk kerucut, lebar pada pangkalnya, sempit
ke arah ujung
• Terletak : intraperitoneal dan retroperitoneal

GALT
(Gut Associated
Lymphoid tissue)
Definisi
01
Appendisitis merupakan peradangan pada appendiks vermitiformis.
Peradangan akut appendiks memerlukan tindakan bedah segera
untuk mencegah komplikasi yang umumnya berbahaya.
Epidemiologi
• Appendisitis ditemukan pada semua umur namun pada 0-1 tahun
hanya 1%
• Insiden tertinggi pada umur 10-30 tahun
ETIOLOGI
• Obstruksi lumen
• Hiperplasia lymphoid
• Parasit

LOREM IPSUM
DOLOR SIT AMET
PATOGENESIS
Anamnesis
PENEGAKAN 1. Nyeri didaerah di daerah umbilikus atau periumbilikus
2. Dalam 2 - 12 jam nyeri beralih kekuadran kanan, yang akan menetap dan
DOAGNOSIS diperberat bila
berjalan atau batuk (ketitik McBurney)
3. Nyeri bersifat progresif
4. Anoreksia, malaise, dan demam yang tidak terlalu tinggi
5. Terdapat konstipasi tetapi kadang- kadang terjadi diare, mual dan muntah
6. Umunya nafsu makan menurun
• Pemeriksaan fisik
 Inspeksi
1. Distensi abdomen atau kembung
2. Penonjolan -> biasanya pada abses apendikuler
 Auskulatsi
Bising usus normal

 Palpasi
1. Nyeri lepas pada iliaka kanan di titik Mc Burney
2. Defans muskuler
3. Nyeri tekan perut kanan bawah
4. Rovsing sign (+)
5. Blumberg sign (+)
6. Psoas sign atau obsturator (+)
7. teraba massa di iliaka dextra

 Rectal Toucher ( Colok dubur)


1. Nyeri -> apendisitis pelvika
Pemeriksaan penunjang
1. Laboraturium
Leukositosis
Hitung jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri
terdapat leukosit dan eritrosit lebih dari normal bila apendiks yang meradang
menempel pada ureter atau vesika

2. Pemeriksaan Radiologi
• USG
• CT Scan
PENATALAKSANAAN
• Total bed rest posisi fawler agar pus terkumpul di cavum douglassi.
• Diet lunak bubur saring
• Antibiotika parenteral dalam dosis tinggi, antibiotik kombinasi yang aktif terhadap
kuman aerob dan anaerob
• Analgesik diberikan hanya kalau perlu saja
• Apendiktomi
a. Open Appendektomi
Insisi perut kanan bawah (titik Mc Burney) dengan panjang luka ± 5cm

b. Laparoskopi Appendektomi
Insisi kecil diabdomen, dimasukkan laparoskopi mempunyai lensa kecil, ditampilin dimonitor untuk
mengambil appendiks
DIAGNOSIS
BANDING

Pada anak anak ->


Gastroenteritis, intusepsi, diverkulitis
Pada wanita -> Kehamilan Ektopik, PID (Pelvic
Inflammatory Disease), kista ovarium
KOMPLIKASI
1. Perforasi
2. Peritonitis
3. Masa periependikuler
Prognosis
• Apendektomi yang dilakukan sebelum perforasi
prognosisnya baik. Setelah operasi masih dapat
terjadi infeksi pada 30% kasus apendix perforasi
dan apendix gangrenosa. Serangan berulang
dapat terjadi bila apendiks tidak diangkat.
BAB III LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
• Nama : Tn. A
• Jenis kelamin : laki-laki
• Umur : 23 tahun
• Agama : Islam
• Alamat : Birordang
• Pekerjaan : Mahasiswa
• Status Menikah : Belum Menikah
• No.RM : 189867
• Tanggal Masuk : 02 Maret 2021
Anamnesa
a. Keluhan Utama : Nyeri perut kanan bawah sejak 1 hari yang lalu.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD Rumah Sakit Bangkinang dengan keluhan nyeri perut kanan bawah sejak 1
hari yang lalu, nyeri dirasakan terus menerus Awalnya pasien mengatakan sering merasakan nyeri
perut hilang timbul sejak 1 bulan terakhir. Nyeri memberat saat perut bagian kanan ditekan dan saat
pasien bergerak sehingga nyeri mengganggu aktivitas pasien. Memperingan keluhan ketika pasien
membungkuk. Pasien juga mengelukan mual tetapi tidak ada muntah dan pasien juga tidak nafsu
makan. BAB lancar, tidak ada demam. Pasien merasakan perutnya kembung.
c.Riwayat Pengobatan
Pasien sudah berobat kebidan dan diberi obat maag.
 
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak pernah mengeluhkan hal yang sama sebelumnya, maag (+) riwayat hipertensi (-), diabetes (-), asma (-),
riwayat alergi (-),
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga yang memiliki riwayat sakit sakit yang sama. hipertensi (-) Diabetes (-), asma (-), riwayat alergi (-).
Riwayat Kebiasaan
Pasien sering terlambat makan, pasien jarang mengkonsumsi sayur dan buah, sering mengkonsumsi minuman yang
bergas dan mie instan serta makan yang pedas.
Pemeriksaan Fisik
Vital sign
Tekanan Darah : 120/70 mmHg    
Nadi : 80x/menit
Nafas : 20x/menit
Suhu : 36,3oC
BB : 46
TB : 165
Status gizi (BB/TB2) : 16,9 (rendah)
Keadaan umum
KU : Tampak Sakit ringan                   
Kesadaran : Composmentis, GCS (E4V5M6)
Pemeriksaan fisik
Kepala dan Leher
- Normocephali - Deformitas (-)
- CA (-/-) - SI (-/-)
- Sianosis (-) - Pembesaran Kelenjar Getah Bening (-)
- Pupil (isokor) - Pembesaran Tonsil (T1-T1)
- Deviasi Trakea (-) - Nyeri Tekan (-)
- JVP : 5±2 cmH2O
Thorak
Pulmo :
Inspeksi : Pergerakan dinding dada kanan dan kiri simetris, retraksi ics (-), massa (-), pelebaran
sela iga (-), penggunaan otot bantu nafas (-).
Palpasi : Fremitus normal ki = ka, nyeri tekan (-)
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : Vesikuler (+/+), Wheezing (-/-), Rhonki (-/-).
 
Cor :
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis tidak teraba, dan tidak kuat angkat
Perkusi :
Batas jantung kanan, atas : ICS II linea parasternalis dextra, bawah : ICS III-IV linea
parasternalis dextra.
Batas jantung kiri, atas : ICS II linea parasternalis sinistra, bawah : ICS V linea midclavicularis
sinistra.
Auskultasi : S1-S2 reguler, murmur(-), gallop (-).
Abdomen
Inspeksi : Kulit tampak normal, distensi (+), luka operasi (-).
Auskultasi : BU (+) 25x/menit, Soepel (+)
Perkusi : Timpani pada semua lapang abdomen
Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (-), nyeri tekan Mc Burney (+), nyeri tekan lepas (+), defans
muscular (-), Obsturator Sign (+), Psoas sign (+), Rovsing sign (-), Blumberg sign (-).
Palpasi hepar dan lien tidak teraba

Ekstremitas
Ektremitas atas: akral hangat (+/+), edema (-/-), CRT < 3 detik.
Ektremitas bawah: akral hangat (+/+), edema (-/+), CRT < 3 detik.
 
Skor ALVARADO pada pasien diatas:

Characteristic Score
M = Migration of pain to the RLQ 1
A = Anorexia 1
N = Nausea or vomiting 1
T = Tenderness in RLQ 0
R = Rebound pain 1
E = Elevated temperature fever) 0
L = Leukocytosis 0
S = Shift of WBC to the left 1
Total 5
Nilai : 5 kemungkinan apendisitis
Pemeriksaan Laboratorium:

Jenis Pemeriksaan Nilai Keterangan

Hemoglobin (HB) 15 gr/dl 13-18

Leukosit 12,9x103 mm3 5-11

Trombosit 267x103 mm3 150-450

Eritrost 4,4x106 mm3 4,5-6,5

Hematokrit 45 37-47

MCH 29,4 27-32

MCV 87,9 80-96


Diagnosis Kerja : Appendisitis Akut
Planning
Tindakan medis yang akan dilakukan : apendektomi

Prognosis : Dubia at bonam


Follow-up
Sebelum operasi
Tanggal Perjalanan Penyakit Terapi
• ivfd RL 28 tpm
02/03/21 S : Pasien datang ke IGD Rumah Sakit Bangkinang dengan keluhan nyeri perut kanan bawah
• inj ketorolac 2x30
  sejak 1 hari yang lalu, nyeri dirasakan terus menerus Awalnya pasien mengatakan sering mg
• Inj ranitidine
  merasakan nyeri perut hilang timbul sejak 1 bulan terakhir. Nyeri memberat saat perut bagian
2x50mg
  kanan ditekan dan saat pasien bergerak sehingga nyeri mengganggu aktivitas pasien. • cefotaxim 2x1 mg
  Memperingan keluhan ketika pasien membungkuk. Pasien juga mengelukan mual tetapi tidak  
  ada muntah dan pasien juga tidak nafsu makan. BAB lancar, tidak ada demam. Pasien  
  merasakan perutnya kembung  
  O:  
  - TD: 120/80mmHg P  
  - RR : 20x/i  
  - N: 80x/i  
  - S: 36.3°C  
  Abd: nyeri tekan titik Mc Burney (+), nyeri tekan lepas (+), obturator sign(+), psoas sign (+),  
  rovsing sign (-), Blumberg sign (-), bising usus normal  
  A : Appendisitis akut  
   
 
   
03/03/21 S : Pasien mengeluhkan nyeri  
perut kanan bawah. Pasien • ivfd RL 28 tpm
merasakan perutnya kembung. • inj ketorolac 2x30 mg
Mual (-), muntah (-), nafsu • Inj ranitidine 2x50mg
makan menurun (+). Rencana • cefotaxim 2x1 mg
operasi jam 10.45 WIB.
O:
TD: 110/70mmHg P
RR : 20x/i
N: 84x/i
S: 36.5°C
Abd: nyeri tekan titik Mc
Burney (+), nyeri lepas (+),
obturator sign(+), psoas sign
(+), rovsing sign (-), Blumberg
sign (-), bising usus normal.
A : Appendisitis akut
Setelah operasi
Tanggal Perjalanan penyakit Terapi
04/03/21 S : pasien mengeluhkan nyeri bekas operasi, mual, muntah dan ivfd RL 28 tpm
inj ketorolac 2x30 mg
demam disangkal, perut kanan bawah sudah tidak nyeri lagi. Inj ranitidine 2x50mg
O: cefotaxim 2x1 mg
- TD: 110/63 mmHg metronidazole 3 x 500 mg
- RR : 20x/i
- N: 80x/i
- S: 36.5oC
A: post appendectomy a/i appendicitis akut
05/03/21 S : pasien mengeluhkan nyeri bekas operasi, mual, muntah dan  
demam disangkal, perut kanan bawah sudah tidak nyeri lagi, ivfd RL 28 tpm
inj ketorolac 2x30 mg
mobilisasi (+). Inj ranitidine 2x50mg
O: cefotaxim 2x1 mg
- TD: 110/77 mmHg metronidazole 3 x 500 mg
- RR : 20x/i  

- N: 84x/i
- S: 36.5oC
A: post appendectomy a/i appendicitis akut
Place Your Picture Here And Send To Back

Pembahasan
Penegakan diagnosis apendisitis dilakukan berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Dari anamnesis didapatkan, pasien awalnya mengeluhkan
nyeri perut bagian sebelah kanan bawah sejak 1 hari yang lalu.
Nyeri dirasakan terus menerus dan semakin lama makin
memberat. Nyeri memberat saat perut bagian kanan ditekan
dan saat pasien bergerak sehingga nyeri mengganggu aktivitas
pasien. Memperingan keluhan ketika pasien membungkuk.
Pasien merasakan perutnya kembung. Mual (+), muntah (-),
nafsu makan menurun (+). Pada pemeriksaan fisik abdomen
didapatkan distensi abdomen (+), nyeri tekan titik Mc Burney
(+), nyeri tekan lepas (+), defans muskuler (-), Obturator Sign
(+), Psoas Sign (+), Rovsing Sign (-), Blumberg Sign (-), hepar
dan lien tidak teraba, perkusi : tympani (+), nyeri ketok (-), tidak
teraba massa. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan nilai
leukosit 12,9x103 mm3. You can simply impress your audience and add a
unique zing and appeal to your Presentations. Get
a modern PowerPoint Presentation that is
beautifully designed.
Pembahasan
Appendisitis adalah peradangan pada appendix vermicularis. Appendix
merupakan derivat bagian dari midgut yang lokasi anatomisnya dapat
berbeda tiap individu. Appendisitis merupakan kasus bedah akut
abdomen yang paling sering ditemukan. Faktor yang menjadi etiologi
dan predisposisi terjadinya appendisitis meliputi faktor
obstruksi, bakteriologi, dan diet. Obstruksi lumen merupakan
penyebab utama pada appendisitis acute.
Gejala klinis appendisitis meliputi nyeri perut, anorexia, mual,
muntah, nyeri berpindah, dan demam yang tidak terlalu tinggi. Tanda
klinis yang dapat dijumpai dan muver diagnostik pada kasus
appendisitis adalah Rovsing’s sign, Psoas sign, Obsturator sign,
Blumberg’s sign, nyeri
THANK YOU 

Anda mungkin juga menyukai