Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

LANJUT PADA BERDUKA DISFUNGSIONAL


SESUAI STUDI KASUS JURNAL
INTERNASIONAL

KELOMPOK PEMINATAN JIWA


TINJAUAN PUSTAKA
 Konsep Berduka Disfungsional
 Konsep Pengkajian Berduka Disfungsional
 Diagnosa Berduka Disfungsional
 Intervensi Keperawatan Berduka Disfungsional
 Evaluasi Berduka Disfungsional
Studi Kasus
Berduka Disfungsional

Data klien, berusia 10 tahun, laki-laki, pelajar, yang berasal dari


daerah perkotaan Kolkata, India, dilaporkan dengan keluhan
suasana hati yang buruk, mudah menangis dengan hal – hal kecil
dan kurang tidur, yang dipicu oleh kematian ayahnya. Informan juga
melaporkan, klien menunjukkan sifat lekas marah, dan mimpi buruk,
kadang-kadang. Wawancara mengungkapkan adanya menyalahkan
diri sendiri, merasa tidak berdaya dan putus asa bersama dengan
konsentrasi yang buruk dalam pengkajian yang dilakukan baru-baru
ini. Intervensi psiko terapeutik dilakukan di sebuah klinik perkotaan
di Kolkata, India, dilanjutkan selama dua bulan, dengan jumlah total
8 sesi, durasi per sesi adalah 45-50 menit.
Faktor Predisposisi
Biologi Perawat dapat melakukan pengkajian terhadap riwayat
penyakit keluarga yang memiliki masalah yang sama
dengan klien, riwayat kehamilan ibu pada masa
prenatal/perinatal, status nutrisi, dan riwayat pengguna
NAPZA
Psikologi Perawat dapat mengkaji mengenai tahap perkembangan
klien, melihat harapan yang belum terpenuhi, pola
komunikasi , dan interaksi dengan lingkungan sekitarnya.
Sosial-Budaya Perawat dapat melakukan pengkajian mengenai peran
sosial yang dilakukan klien di lingkungan sekitar dan di
dalam keluarga

Faktor Presipitasi
Ayah klien meninggal
Penilaian Terhadap Stressor
 Kognitif
Klien menyalahkan diri sendiri, merasa tidak berdaya, putus dan memiliki
konsentrasi yang buruk
 Afektif

Klien memiliki suasana hati yang buruk, sedih dan mudah marah
 Fisiologis

Klien mengalami gangguan tidur dan kadang – kadang mengalami mimpi buruk
 Perilaku

Klien mudah menangis dengan hal – hal kecil


Sosial
 Perlu dilakukan pengkajian lebih lanjut.
Sumber Koping
 Kemampuan Personal
Dalam kasus tidak dijelaskan mengenai tindakan yang sudah dilakukan oleh klien
untuk mengurangi perasaan sedih, marah karena meninggalnya ayah klien
 Dukungan Sosial

Klien memiliki dukungan sosial yang datang dari keluarga.


 Modal Material

Perlu dilakukan pengkajian lebih lanjut tentang perekonomian dalam keluarga


klien, namun dari kasus dapat disimpulkan bahwa layanan kesehatan jiwa dapat
dijangkau
 Keyakinan Positif

Klien tidak memiliki keyakinan positif karena klien menyalahkan dirinya atas
meninggalnya ayah klien
Mekanisme Koping

Mekanisme koping yang digunakan klien yaitu mekanisme


koping destruktif, dimana klien tidak memiliki keyakinan positif
terhadap dirinya.
Diagnosa
• Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul sesuai kasus diatas yaitu
berduka disfungsional
• Medis
Diagnosa medis yang muncul sesuai kasus diatas yaitu
mengalami Depresi
Terapi Dalam Jurnal
Intervensi terapeutik dan rencana pengelolaan dirancang
untuk mengeksplorasi, mengubah dan menyelesaikan
reaksi duka cita yang dirasakan klien seperti Assertive
Therapy dan Supportive Therapy
Intervensi Generalis

Denial 1) Dorong klien mengungkapkan perasaan kehilangan.


2) Tingkatkan kesadaran klien secara bertahap tentang kenyataan kehilangan
klien secara emosional.
3) Dengarkan klien dengan penuh pengertian. Jangan menghukum
danmenghakimi.
4) Jelaskan bahwa sikap klien sebagai suatu kewajaran pada individu yang
mengalami kehilangan.
5) Beri dukungan secara nonverbal seperti memegang tangan, menepuk bahu,
dan merangkul.
6) Jawab pertanyaan klien dengan bahasan yang sederhana, jelas, dan singkat
Anger Terima semua perilaku keluarga akibat kesedihan (marah, menangis).
Dengarkan dengan empati. Jangan mencela.
Bantu klien memanfaatkan sistem pendukung
Bargaining Amati perilaku klien.
Diskusikan bersama klien tentang perasaan klien.
Tingkatkan harga diri klien.
Cegah tindakan merusak diri
Intervensi Generalis
Depression Observasi perilaku klien.
Diskusikan perasaan klien.
Cegah tindakan merusak diri.
Hargai perasaan klien.
Bantu klien mengidentifikasi dukungan positif.
Beri kesempatan klien mengungkapkan perasaan.
Bahas pikiran yang timbul bersama klien.
Acceptance Menyediakan waktu secara teratur untuk mengunjungi
klien.
Bantu klien dan keluarga untuk berbagi rasa.
Terapi Spesialis
1) Assertive Therapy (AT)

2) Supportive Therapy (ST)

Anda mungkin juga menyukai