Anda di halaman 1dari 19

Kelainan Kelenjar

Hipofisis
Rahmanita Kamila - 1810211082 - Tutorial E-1
Bbrp penyakit yg berkaitan dengan
gangguan kelenjar hipofisis

01 02
Gigantisme Defisiensi Hormon
Pertumbuhan

03 04
Prolaktinemia Hipogonadisme
Gigantisme
Gigantisme adalah pertumbuhan
abnormal, terutama dalam tinggi
badan (melebihi 2,14 m), akibat
kelebihan growth hormone pada
anak sebelum fusi epififis. (Brooker,
2009). Gigantisme biasanya
menyerang pada anak-anak umur
6-15 tahun.
Etiologi
Gigantisme disebabkan oleh sekresi GH yang berlebihan.
Keadaan ini dapat diakibatkan adenoma hipofisis yang
menyekresi GH atau karena kelainan hipotalamus yang
mengarah pada pelepasan GH secara berlebihan.
• Sel pembentuk hormone pertumbuhan sangat aktif
• Hal ini mengakibatkan sekresi hormone pertumbuhan menjadi
sangat tinggi
• seluruh jaringan tubuh tumbuh dengan cepat sekali, termasuk
tulang.
• Pada Gigantisme, hal ini terjadi sebelum masa remaja, yaitu
sebelum epifisis tulang panjang bersatu dengan batang tulang
sehingga tinggi badan akan terus meningkat (seperti raksasa).
Manfes Klinis
• Tanda-tanda intoleransi glukosa.
• Hidung lebar, lidah membesar dan wajah
kasar.
• Lingkar kepala bertambah
• Mandibula tumbuh berlebihan.
• Gigi menjadi terpisah-pisah.
• Kelelehan dan kelemahan.
• Hipogonadisme.
• Keterlambatan maturasi seksual.
• Kehilangan penglihatan pada pemeriksaan
lapang pandang.
Diagnosis dan Talak
• Diagnosis gigantisme • Operasi. Termasuk dalam
ditegakkan berdasarkan atas pengobatan yang cepat dan efektif
temuan klinis, laboratorium, • Terapi medikasi. Terapi medis
dan pencitraan : sering digunakan jika pembedahan
• Pemeriksaan kadar GH tidak berhasil dengan baik.
• Pemeriksaan kadar IGF-1 • Somatostatin analogs (SSAs)
• CT Scan • GH reseptor antagonist (GHRAs)
• MRI • Agonis dopamin
• Pemeriksaan fisik : tinggi • Radioterapi. Diperuntukkan bagi
tubuh abnormal pasien yang mempunyai sisa-sisa
tumor paska pembedahan.
Defisiensi Hormon
Pertumbuhan
Merupakan kondisi kekurangan kadar hormon pertumbuhan yang dapat
diakibatkan oleh berbagai faktor.
Ada beberapa kemungkinan penyebab kekurangan hormon pertumbuhan
terjadi, yaitu :
• Kekurangan hormon pertumbuhan congenital (bawaan)
• Kekurangan hormon pertumbuhan yang didapat
• Lesi dekstruktif..
• Jaringan tidak responsif terhadap GH, seperti pada kasus dwarfusme Laron, di
mana reseptor GH tidak peka terhadap hormon.
• Kadar GH adekuat, responsivitas reseptor normal, namun keberadaan
somatomedin tidak ditemui.
• Idiopatik.
Defisiensi Hormon
Pertumbuhan
Merupakan kondisi kekurangan kadar hormon pertumbuhan yang dapat
diakibatkan oleh berbagai faktor.
Ada beberapa kemungkinan penyebab kekurangan hormon pertumbuhan
terjadi, yaitu :
• Kekurangan hormon pertumbuhan congenital (bawaan)
• Kekurangan hormon pertumbuhan yang didapat
• Lesi dekstruktif..
• Jaringan tidak responsif terhadap GH, seperti pada kasus dwarfusme Laron, di
mana reseptor GH tidak peka terhadap hormon.
• Kadar GH adekuat, responsivitas reseptor normal, namun keberadaan
somatomedin tidak ditemui.
• Idiopatik.
Manfes klinis
• Pada anak  tubuh pendek yang proporsional (di bawah persentil ketiga
untuk usia mereka).
• Penurunan massa otot dan peningkatan simpanan lemak subkutan.
• Secara mental mereka normal bahkan cerdas.
• Tubuh pendek yang berbeda dari yang diperkirakan berdasarkan pola
keluarga dapat diamati apabila terjadi penurunan potensi pertumbuhan.
• Perubahan fungsi metabolik, termasuk resistensi insulin dan profil lipid
abnormal, dapat terjadi pada anak-anak dan dewasa.
• Keterlambatan masa pubertas dapat menyertai defisiensi GH, terutama
apabila abnormalitas pada gonadotropin terjadi secara bersamaan
Kriteria Klinis
Kriteria klinis defisiensi hormon pertumbuhan pada anak dan remaja adalah
sebagai berikut:
• Tinggi badan <-2 SD kurva WHO atau <P3 kurva CDC
• Kecepatan tumbuh <P25 atau ≤4 cm per tahun pada fase prepubertas.
• Perkiraan tinggi badan dewasa dibawah potensi tinggi genetik
• Kondisi lain yang mungkin dapat ditemukan adalah lesi intrakranial, gejala dan
tanda defisiensi hormon pertumbuhan pada neonatus, dan multiple pituitary
hormone deficiency (MPHD)
• Tidak ada dismorfik, kelainan tulang, atau sindrom tertentu
Kriteria Klinis
Kriteria klinis defisiensi hormon pertumbuhan pada anak dan remaja adalah
sebagai berikut:
• Tinggi badan <-2 SD kurva WHO atau <P3 kurva CDC
• Kecepatan tumbuh <P25 atau ≤4 cm per tahun pada fase prepubertas.
• Perkiraan tinggi badan dewasa dibawah potensi tinggi genetik
• Kondisi lain yang mungkin dapat ditemukan adalah lesi intrakranial, gejala dan
tanda defisiensi hormon pertumbuhan pada neonatus, dan multiple pituitary
hormone deficiency (MPHD)
• Tidak ada dismorfik, kelainan tulang, atau sindrom tertentu
Hiperprolaktinemia
Hiperprolaktinemia merupakan keadaan
dimana prolaktin meningkat secara abnormal
(kadar normal prolaktin adalah 10 – 28 μg/L).
Etiologi
• Gangguan pada hypothalamus
• Gangguan pada hipofisis
• Obat-obatan. (Misalnya Dopamine-receptor
antagonists, anti hypertensi (verapamil), dan anti
depresan golongan trisiklik, dll.
• Neurogenik, seperti adanya luka pada dinding dada
misalnya lukaoperasi,lukabakar, dan herpes zoster.
• Penurunan eliminasi prolaktin dalam tubuh.
• Molekul abnormal, misalnya makroprolaktinemia.
• Idiopatik
Hipogonadisme
• Hipogonadisme merupakan sindrom klinis dimana
gonad, yaitu testis dan ovarium, memproduksi
hormon seks yang sedikit.
• Kondisi ini disebabkan oleh gangguan pada satu
level atau lebih dari aksis hipotalamus-hipofisis-
gonad.
Hipogonadisme
• Etiologi hipogonadisme umumnya dibedakan menjadi
primer dan sekunder.
• Hipogonadisme primer terjadi akibat sintesis hormon
tidak adekuat sedangkan
• Hipogonadisme sekunder terjadi ketika sinyal dari
hipofisis atau hipotalamus ke testis/ovarium tidak
mampu merangsang produksi hormon secara
memadai.
Hipogonadisme
• Hipogonadisme pada laki laki paling sering disebabkan
oleh sindrom klinefelter, undesensus testis,
hemochromatosis, gangguan pituitari, dan sindrom
kallmann.
• Hipogonadisme pada wanita paling sering disebabkan
oleh sindrom Turner, abnormalitas kromosom X,
galaktosemia, hiperplasia adrenal kongenital, tumor
intrakranial, dan terapi kanker.
Hipogonadisme
• Penurunan kadar testosteron menyebabkan gejala dan
tanda seperti penurunan libido, gangguan ereksi,
penurunan volume ejakulasi, penurunan massa dan
kekuatan otot tubuh.
• Penurunan kadar hormon estrogen dapat
menyebabkan gangguan menstruasi, gangguan
perkembangan payudara, gangguan pertumbuhan
tinggi badan, penurunan densitas tulang, dan anemia.
Thank you
CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons by
Flaticon, infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai