Anda di halaman 1dari 32

FRAKTUR

MOECHARAM, S.Kep. Ns
Hospital Clinical Edukator
• Trauma merupakan penyebab
utama mortalitas
• Trauma juga penyebab utama
kecacatan dan menjadi masalah
kesehatan dan masalah sosial
• Patah tulang dapat terjadi pada
setiap tingkat umur
• Tulang patah/ fraktur terjadi jika
tulang dikenai tekanan yang lebih
besar dari yang dapat diabsorbsinya.
DEFINISI Close Fraktur

Patah tulang dimana fragmen tulang


tidak berhubungan dengan dunia luar /
jaringan kulit di atasnya masih utuh
(Brunner & Suddarth)
• Open Fraktur
Patah tulang dimana
fragmen tulang berhubungan
dengan dunia luar, jaringan kulit
di atasnya robek/ luka
Penyebab Close Fraktur

• Trauma : langsung maupun tak langsung

• Patologis :

• Penyakit :

• Degeneratif :
Penyebab Open Fraktur
• Trauma kecelakaan hebat :

• Terpotong:

• Penetrasi :
Gejala Klinis
• Tanda pasti
- krepitasi
- fals movement/ pergerakan terbatas
- deformitas

• Tanda tak pasti


- bengkak
- nyeri
- lebam / kebiruan
- luka
Klasifikasi
• Berdasar garis faraktur
1. Fraktur inkomplit :
- green stik - bucle
• Fraktur komplit
• Berdasarkan jumlah garis
fraktur
1. Fraktur simpel
2. Fraktur segmental
3. Fraktur kompleks

1 2 3
• Berdasarkan arah / sudut fraktur
1. Fraktur spiral
2. Fraktur Obligh
3. Fraktur transvesal
• Berdaarkan lokasi fraktur
1. 1/3 proximal
1
2. 1/3 medial

3. 1/3 distal 2

3
Berdasar Derajat Luka Terbuka
menurut Gustelo Andersen terbagi :

• Derajat I
- luka < 1 cm
- kerussakan jaringan sedikit
- fraktur sederhana
- kontaminasi minimal
• Derajat II
- luka > 1 cm
- kerusakan jaringan lunak
flap/ avulsi
- kontaminasi sedang
• Derajat III
- kerusakan jaringan lunak luas
meliputi : kulit, otot, neurovaskuler
- kontaminasi derajat tinggi
Derajat III terbagi atas ;
A. Jaringan lunak masih adekuat
(intak)
B. Kehilangan jaringan lunak, tulang
terpapar, kontaminasi masif
C. Luka mengenai pembuluh arteri,
syaraf yang harus diperbaiki
Pemeriksaan Diagnostik
• Radiologi
a. Foto rontgen sinar X :
mengetahui secara pasti letak
dan posisi fraktur
b. Foto CT Scan :
mengetahui keadaan tulang yang
fraktur
c. Foto MRI :
mengetahui kerusakan jaringan
lunak disekitar fraktur
• Laboratorum
- DL : mengetahui komposisi darah
lengkap
- LFT : mengetahui fungsi organ
liver
- RFT : mengetahui fungsi organ
ginjal
- SE : mengetahui komposisi
elektrolit tubuh dan jantung
- FH : mengetahui faal koagulasi
darah
- Albumin
- Gula darah acak
Penatalakanaan
• Medik
a. Pengobatan farmako
- analgetik, anti biotik,
multivitamin
b. Konservatif
- gips, traksi
c. Operatif (stabilisasi)
- intra medulare. Ekstra medulare
Proses Penyembuhan
Tulang
• Callus
• Hematom
• Konsolidasi
• Proliferasi
• Remodeling
Faktor Penyembuhan
Tulang

• Usia
• Nutrisi
• Keadaan fraktur
• Infeksi
Komplikasi

• Komplikasi dini
a. perlukaan kulit
b. emboli lemak
c. infeksi
d. tetanus
Komplikasi

• Komplikasi lanjut
a. mal union
b. non union
c. kontraktur
• Web of Caution
Etiologi

Stres > dr yg diabsorbsi tulang

Kerusakan Kerusakan Kerusakan Kerusakan


Jaringan tulang jaringan lunak pembuluh darah pembuluh syaraf

Deformitas Pelepasan Perdarahan ekstra Syaraf terjepit


Neurotransmitter vaskuler

Fungsiolesa Jejas ujung syaraf Darah masuk Kehilangan rasa/


muskuler gerak

Gangguan mobilisasi Merangsang reseptor Bengkak Parese/ llumpuh


nyeri

Nyeri lokal/ menyebar Ganguan aktivitas

Gangguan rasa nyaman


(nyeri)
KONSEP ASUHAN KPERAWATAN
I. Pengkajian
• Identitas Pasien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, agama,
pekerjaan
• Keluhan Utama
Nyeri, pergerakan terbatas, luka
• Riwayat Penyakit Sekarang
Berisi keluhan dan yang diderita saat ini dijabarkan
dalam pqrst
• Riwayat Penyakit Dahulu
Terdapat riwayat pembedahan, riwayat penyakit
kronis
• Riwayat Penyakit Keluarga
Apakah dalam keluarga terdapat anggota keluarga
yang menderita penyakit menular, kronis
II. Pemeriksaan Fisik
• Status Kesehatan Umum
pada umumnya stabil

• B 1 ( Breathing )

• B 2 ( Blood )

• B 3 ( Brain )

• B 4 ( Bladder )

• B 5 ( Bowel )

• B 6 ( Bone )
III. Pola Fungsi Kesehatan
• Pola Aktivitas
malaise, aktivitas di tempat tidur,
kebutuhan dibantu
• Pola Istirahat Tidur
insomnia, gelisah, kurang tidur
• Personal Hygiene
mandi diseka, tidak bisa ke kamar mandi
• Pola Nutrisi
pada umumnya nafsu makan stabil
• Pola Eliminasi
bab kurang dari biasanya, bak dilakukan di
tempat tidur
IV. Pemeriksaan Penunjang
• Radiologi
Rontgen sinar X : mengetahui letak dan
posisi fraktur
C.T. Scan : mengetahui keadaan tulang yang
fraktur
MRI : mengidentifikasi kerusakan jaringan
lunak
• Laboratorium
mengetahui fungsi sistem organ seperti RFT,
LFT, SE, Albumin, dll
• Therapi
pemberian obat analgetik, anti biotik,
multivit
V. Diagnosa Perawatan
• (D.0074) Gangguan rasa nyaman nyeri
b/d diskontinuitas jaringan ditandai
keluhan nyeri, skala nyeri, wajah
menahan sakit
• (D.0054) Gangguan mobilitas fisik b/d
kerusakan jaringan tulang ditandai
anggota gerak fraktur, aktivitas dibantu
• (D.0080) Ansietas b/d kurang terpapar
informasi tentang proses pembedahan
ditandai sering bertanya tentang
operasi, gelisah
• (D.0142) Risiko infeksi b/d invasi kuman
pada luka terbuka ditandai adanya luka,
terdapat jaringan necrotik, pus (+)
VI. Rencana Tindakan Perawatan
• Gangguan rasa nyaman nyeri b/d diskontinuitas
jaringan

• Tujuan : diharapkan setelah dilakukan tindakan


perawatan rasa nyaman terpenuhi 1 X 24 jam

• K H : wajah cerah, tanda vital normal , skala


nyeri normal

• Rencana tindakan
- kaji tingkat nyeri (intensitas, lama, skala)
- observasi tanda vital
- beri penjelasan tentang sebab dan akibat nyeri
- beri posisi lebih tinggi ekstrimitas yang sakit
- ajarkan tehnik distraksi dan relaksasi
- kolaborasi pemberian analgetik
DAFTAR PUSTAKA
• Arif Mansjoer dkk, 200. Kapita Selekta Kedokteran.
Edisi Ketiga. Jilid 2. Jakarta : Media
Aesculapius
• Brunner & Suddarth, 2002. Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah. Edisi 8. Vol 3. Jakarta : EGC
• RSU Dr. Soetomo Surabaya, 1994. Pedoman
Diagnosis Dan Terapi Lab/ UPF Ilmu Bedah.
Surabaya
• Sylvia A. Price, 2006. Patofisiologi Konsep Klinis
Proses- Proses Penyakit. Edisi 6. Jakarta :
EGC

Anda mungkin juga menyukai