Anda di halaman 1dari 9

KELOMPOK 3

Maria Handriyani Upa (20116022)


Nazullah Khoirun nisa (20116028)
Sandi Fauzi (20116039)
Silfia Yuniarti (20116041)
PENGERTIAN

Xylene merupakan bahan kimia yang memiliki rumus


C6H4(CH3)2. Nama lain dari xylene antara lain xylol, dan
dimetilbenzene. Xylene memiliki berat molekul 106,17 gram/mol
dengan komposisi karbon (C) sebesar 90,5% dan hidrogen (H)
9,5%. Xylene memiliki tiga isomer yaitu ortho-xylene, meta-xylene
dan para-xylene.
Xylene (dimetil-benzene) merupakan suatu cairan yang tak
berwarna, mudah terbakar, dan beracun dan xylene ini merupakan
campuran gugus aromatik yang terdiri dari 3isomer,m yaitu o-, p-,
m-xylene.
FUNGSI

 Xylene merupakan cairan tidak berwarna yang diproduksi dari


minyak bumi atau aspal cair dan sering digunakan sebagai
pelarut dalam industri (G.A.Jacobson dan S. McLean, 2003).
 Xylene dapat digunakan sebagai bahan kimia dasar di industri.
 Xylene dapat teroksidasi dimana gugus methyl berubah menjadi
gugus karboksilat. Ortho-xylene akan membentuk phthalic acid
sedangkan para-xylene akan membentuk terephthalic acid.
Terephthalic acid merupakan salah satu bahan dalam
pembuatan polyesters . Terephthalic acid dapat bereaksi dengan
ethylene glycol membentuk ester polyethylene terephthalate (PET).
Bahan PET meerupakan bahan plastik yang digunakan sebagai
wadah makanan (Richard L. Myers, 2007)
KADAR TOKSIK

Beberapa lembaga internasional telah menentukan nilai ukuran


toksisitas untuk xylene :
 ACGIH menentukan nilai 100 ppm selama 8 jam untuk batas TWA
dan 150 ppm selama 15 menit untuk STEL . Tidak jauh berbeda,
 NIOSH menetapkan angka yang sama untuk TWA yaitu 100 ppm
atau sekitar 435 mg/m3 dan 150 ppm atau sekitar 655 mg/m3 untuk
STEL.
 OSHA menetapkan hal senada untuk TWA yaitu 100 ppm atau
sekitar 435 mg/m3.
 Kementrian tenaga kerja menetapkan nilai ambang batas sebesar
434 mg/m³ selama 8 jam.
Nilai ambang batas (NAB) merupakan konsentrasi dari zat, uap, atau
gas dalam udara yang dapat dihirup selama 8 jam per hari selama 5
hari/minggu, tanpa menimbulkan gangguan kesehatan yang berarti
(Soemanto Imamkhasani, 1990).
PEMAPARAN

ORAL INHALASI DERMAL


Melalui inhalasi
Pemaparan via oral lebih Pemaparan melalui
dikarenakan kurang
cukup sering terjadi,
hal ini dikarenakan dermal menyebabkan
higienis para pekerja kulit mengalami
setelah menggunakan atau xylene dapat kerusakan berupa
setelah terpapar xylene, terabsorbsi dengan larutnya lemak oleh
seperti makan tanpa cuci cepat melalui paru- xylene.
tangan
paru

Akan mengiritasi
Dapat langsung masuk Pemaparan xylene via
saluran pernafasan.
ke dalam saluran dermal tidak sebanyak
Xylene akan mengiritasi
pencernaan dan pemaparan via
hidung, tenggorokan
kemudian mengiritasi inhalasi dikarenakan
hingga paru-paru
nya (Clayton and xylene cair dan uap
(Clayton and Clayton,
Clayton, 1994). terabsorbsi lambat
1994).
melalui kulit 
MEKANISME TOKSISITAS

EFEK TERHADAP HEWAN


Pajanan xylene akan menekan sistem syaraf pusat dan menyebabkan
iritasi pada mata serta kulit hewan. Xylene juga membawa sifat racun
dan mengakibatkan keabnormalan perkembangan janin hewan uji
coba pada waktu memajan hewan uji baik lewat jalur inhalasi atau
melalui mulut (RTECS, 1989).

EFEK TERHADAP MANUSIA


Konsentrasi xylene di bawah 200 ppm akan mengiritasi mata dan
selaput lendir, sedangkan pada konsentrasi yang tinggi xylene
menimbulkan efek narkotik (AIHA, 1978; Proctor, 1988).
MEKANISME DALAM TUBUH

 Perjalanan xylene dalam tubuh manusia bergantung pada


jalur masuk xylene. Tujuan akhir pengangkutan xylene
berada di hati. Selama di hati xylene mengalami proses
metabolisis dimana xylene yang terabsorbsi ke dalam tubuh ,
95% dimetabolisme dalam hati menjadi methylhippuric acid
(MHA) dan 70-80% hasil metabolisme dieksresikan melalui urin
dalam jangka waktu 24 jam (G.A.Jacobson dan S. McLean, 2003).

 Hasil metabolisme dalam tubuh sebagai indikator paparan xylene


yang direkomendasikan oleh American Cenference of
Governmental Industrial Hygiensts (ACGIH) disebut biological
exposure index (BEI) sebesar 2,0 gram MHA/L urin (Langman
JM, 1994.).
SUMBER

A l d e r f e r, C l a y t o n P. , ( 2 0 0 4 ) . A n E m p i r i c a l Te s t o f a N e w T h e o r y o f
H u m a n N e e d s ; O r g a n i z a t i o n a l B e h a v i o u r a n d H u m an P e r f o r m a n c e, v o l u m e 4 , i s s u e 2 , p p .
142–175, May 1969

Jacobson GA, McLean S, 2003, Biological Monitoring of Low Level


O c c u p a t i o n a l X y l e n e E x p o s u r e an d t h e R o l e o f R e c e n t E x p o s u r e , A n n .
Occup Hyg, vol. 47, no.4, pp. 331-336.

RT E C S C C I N F O o n l i n e - M a y 2 0 0 5 .

S a d l e r, T. W. 2 0 0 0 . E m b r i o l o g i K e d o k t e r a n L a n g m an E d i s i   k e - 7 . J a k a r t a : E G C

S a n t h o s k u m a r P. a n d S h i v a n a n d a p a T. 1 9 9 4 .   D i ff er e n t i a l i n v i v o i n h i b i t i o n
o f t h e f o e t a l a n d m a t e r n a l b r a i n a c e t y l c h o l i n e s t er a s e b y b r o m o p h o s
i n t h e r a t .   N e u r o t o x i c o l o g y a n d Te r a t o l o g y 1 6 ( 3 )

S o e t r i s n o E , 2 0 0 6 , I n t r o d u k s i R e a k s i S e l Ter h a d a p J e j a s , B u k u A j a r P at o l o g i
Umum I Edisi I, pp. 3-24, Penerbit Sagung Seto, Jakarta.
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai