Anda di halaman 1dari 25

IMPLEMENTASI SOSIO BUDAYA

DALAM ASUHAN KEPERAWATAN


IMPLEMENTASI SOSIO BUDAYA
DALAM ASUHAN KEPERAWATAN

Perawat harus memiliki pengetahuan


tentang kesehatan masyarakat. Dengan
menguasai pengetahuan tersebut, akan membantu
mereka dalam menentukan pengetahuan mana
yang perlu ditingkatkan, diubah, dan pengetahuan
mana yang perlu dilestarikan dalam memperbaiki
status kesehatan.
KONSEP SEHAT SAKIT
Secara ilmiah penyakit (disease) diartikan
sebagai gangguan fungsi fisiologis dari suatu organisme
sebagai akibat terjadi infeksi atau tekanan dari
lingkungan, jadi penyakit itu bersifat obyektif. Sebaliknya
sakit (illness) adalah penilaian individu terhadap
pengalaman menderita suatu penyakit .
CONT.

Sedangkan secara "emik" sakit dapat dilihat berdasarkan dua


kategori umum yaitu:

1.Personalistik, munculnya penyakit (illness) disebabkan oleh intervensi


dari suatu agen yang aktif, yang dapat berupa mahluk supranatural
(mahluk gaib atau dewa), mahluk yang bukan manusia (hantu, roh
leluhur, atau roh jahat) maupun mahluk manusia (tukang sihir, tukang
tenung).
2.Naturalistik, penyakit (illness) dijelaskan dengan mengakui adanya
suatu model keseimbangan, sehat terjadi karena unsur-unsur yang tetap
dalam tubuh seperti panas, dingin, cairan tubuh berada dalam keadaan
seimbang menurut usia dan kondisi individu dalam lingkungan alamiah
dan lingkungan sosialnya, apabila keseimbangan terganggu, maka
hasilnya adalah penyakit.
DEFINISI SAKIT
Seseorang dikatakan sakit apabila ia menderita
penyakit menahun (kronis), atau gangguan kesehatan lain
yang menyebabkan aktivitas kerja/kegiatannya terganggu.
Walaupun seseorang sakit (istilah sehari -hari) seperti
masuk angin, pilek, tetapi bila ia tidak terganggu untuk
melaksanakan kegiatannya, maka ia di anggap tidak sakit.

Istilah sehat mengandung banyak muatan kultural,


social dan pengertian profesional yang beragam. Dulu dari
sudut pandangan kedokteran, sehat sangat erat kaitannya
dengan kesakitan dan penyakit. Dalam kenyataannya
tidaklah seseder hana itu, sehat harus dilihat dari berbagai
aspek.
KONSEP SEHAT MENURUT WHO

WHO melihat sehat dari berbagai aspek.

“Health is a state of complete physical, mental


and social well -being, and not merely the
absence of disease or infirmity.”

WHO mendefinisikan pengertian sehat sebagai


suatu keadaan sempurna baik jasmani, rohani,
maupun kesejahteraan social seseorang.
CONT.
Oleh para ahli kesehatan, antropologi kesehatan
di pandang sebagai disiplin biobudaya yang memberi
perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosial budaya
dari tingkah laku manusia, terutama tentang cara -cara
interaksi antara keduanya sepanjang sejarah kehidupan
manusia yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit.
Penyakit sendiri ditentukan oleh budaya: hal ini
karena penyakit merupakan pengakuan sosial bahwa
seseorang tidak dapat menjalankan peran normalnya
secara wajar. Cara hidup dan gaya hidup manusia
merupakan fenomena yang dapat dikaitkan dengan
munculnya berbagai macam penyakit, selain itu hasil
berbagai kebudayaan juga dapat menimbulkan
penyakit.
KONSEP SEHAT SAKIT MENURUT
MASYARAKAT INDONESIA
Sebagai contoh, hasil penelitian menunjukkan
bahwa konsep masyarakat tentang penyebab penyakit
diare berbeda dengan konsep medis.

Menurut masyarakat, penyebab penyakit diare pada bayi


adalah karena bayi tersebut sedang mengalami proses
peningkatan kepandaiannya. Masyarakat juga
berpendapat bahwa penyakit disebabkan oleh guna-
guna, gangguan roh halus, pergantian cuaca, atau dosa
manusia.
CONT.

Penelitian yang dilakukan di pedesaan daerah


Kabupaten Soe, Nusa Tenggara Timur, menunjukkan
bahwa bayi yang sakit disebabkan oleh dosa kedua
orang tuanya sehingga untuk menyembuhkan anak
yang sakit ISPA, kedua orang tuanya harus
mengutarakan dosa-dosa mereka dan meminta maaf.
Pertama kali mereka mencari pertolongan pengobatan
kepada tim doa, dan jika tidak sembuh, kemudian
mereka mencari pertolongan pengobatan ke pelayanan
kesehatan.
CONT.

Petugas kesehatan perlu mempelajari


bahasa lokal dan istilah lokal tentang penyakit.
Penguasaan bahasa lokal, tidak hanya sekedar
untuk memudahkan berkomunikasi dengan
masyarakat. Umumnya masyarakat mempunyai
istilah lokal tentang suatu penyakit yang berbeda
dengan istilah penyakit yang digunakan perawat.
CONTOH KONSEP SEHAT SAKIT
MENURUT MASYARAKAT PAPUA
Dalam jurnal antropologi papua oleh A.E.
Dumatubun (2012) yaitu pada masyarakat suku di
Papua antara lain :
•Orang Moi di sebelah utara kota Jayapura
mengkonsepsikan sakit sebagai gangguan
keseimbangan fisik apabila masuknya kekuatan alam
melebihi kekuatan manusia. Gangguan itu disebabkan
oleh roh manusia yang merusak tubuh manusia
(Wambrau,2013). Hal ini berarti, bahwa bagi orang Moi
yang sehat, ia harus selalu menghindari gangguan dari
roh manusia tersebut dengan menghindari diri dari
tempat-tempat dimana roh itu selalu berada (tempat
keramat, kuburan, hutan larangan, dan sebagainya).
CONT.

Karena kekuatan-kekuatan alam itu berada


pada lingkungan-lingkungan yang menurut adat
mereka adalah tempat pantangan untuk dilewati
sembarangan. Biasanya untuk mencari pengobatan,
mereka langsung pergi ke dukun, atau mengobati
sendiri dengan pengobatan tradisional atau melalui
orang lain yang dapat mendiagnosa penyakitnya
(dukun akan mengobati kalau hal itu terganggu
langsung oleh roh manusia).
CONT.

• Orang Biak Numfor mengkonsepsikan penyakit


sebagai suatu hal yang menyebabkan terdapat
ketidak seimbangan dalam diri tubuh seseorang.
Hal ini berarti adanya sesuatu kekuatan yang
diberikan oleh seseorang melalui kekuatan gaib
karena kedengkiannya terhadap orang tersebut
(Wambrauw, 1994).
CONT.

• Orang Marind-anim yang berada di selatan Papua juga


mempunyai konsepsi tentang sehat dan sakit, dimana apabila
seseorang itu sakit berarti orang tersebut terkena guna-guna
(black magic). Mereka juga mempunyai pandangan bahwa
penyakit itu akan datang apabila sudah tidak ada lagi keimbangan
antara lingkungan hidup dan manusia. Lingkungan sudah tidak
dapat mendukung kehidupan manusia, karena mulai banyak. Bila
keseimbangan ini sudah terganggu maka akan ada banyak orang
sakit, dan biasanya menurut adat mereka, akan datang seorang
kuat (Tikanem) yang melakukan pembunuhan terhadap warga
dari masing-masing kampong secara berurutan sebanyak lima
orang, agar lingkungan dapat kembali normal dan bisa
mendukung kehidupan warganya.
CONT.

• Orang Amungme, dimana bila terjadi ketidak


seimbangan antara lingkungan dengan manusia
maka akan timbul berbagai penyakit. Yang
dimaksudkan dengan lingkungan di sini adalah
yang lebih berkaitan dengan tanah karena tanah
adalah "mama" yang memelihara, mendidik,
merawat, dan memberikan makan kepada mereka
(Dumatubun, 2013). Untuk itu bila orang Amungme
mau sehat, janganlah merusak alam (tanah), dan
harus terus dipelihara secara baik.
CONT.

• Orang Hatam yang berada di daerah Manokwari


percaya bahwa sakit itu disebabkan oleh gangguan
kekuatan supranatural seperti dewa, roh jahat dan
buatan manusia. Orang Hatam percaya bahwa bila
ibu hamil sulit melahirkan, berarti ibu tersebut
terkena buatan orang dengan obat racun (rumuep)
yaitu suanggi, atau penyakit oleh orang lain yang
disebut "priet' (Dumatubun, 2013)
CONT.

• Orang Walsa (Keerom), percaya bahwa sakit


disebabkan oleh gangguan roh jahat, buatan orang,
atau terkena gangguan dewa-dewa. Bila seorang ibu
hamil meninggal tanpa sakit terlebih dahulu, berarti
sakitnya dibuat orang dengan jampi-jampi (sinas),
ada pula disebabkan oleh roh-roh jahat (beuvwa). Di
samping itu sakit juga disebabkan oleh melanggar
pantangan-pantangan secara adat baik berupa
makanan yang dilarang, dan perkawinan
(Dumatubun,2009).
POLA PENGOBATAN TRADISIONAL
MASYARAKAT PAPUA

Sebagaimana dikemukakan bahwa secara


"etik" dan "emik", dapat dijelaskan bahwa konsep
sehat dan sakit dapat berdasarkan pandangan
para medis dan masyarakat dengan berlandaskan
pada kebudayaan mereka masing-masing. Untuk
itu dapat dikemukakan pola pengobatan secara
tradisional orang Papua berdasarkan pemahaman
kebudayaan mereka yang dikemukakan oleh
Djekky R. Djoht (2001: 14­15 dalam Sudarma
2008 : 138), yaitu :
CONT.

• Pola pengobatan jimat


• Pola pengobatan kesurupan
• Pola pengobatan penghisapan darah
• Pola pengobatan injak
• Pola pengobatan pengurutan
PENCEGAHAN PENYAKIT MENURUT BUDAYA
MASYARAKAT INDONESIA (MADURA)

Pada masyarakat Madura, konsepsi


pencegahan terhadap suatu penyakit tampak dari
tradisi upacara ritual yang berkaitan dengan siklus
kehidupan manusia madura. Terdapat upacara adat
yang didalamnya dilakukan permohonan keselamatan,
kesehatan dan kesejahteraan hidup kepada Tuhan.
Upacara tersebut meliputi upacara nandhai (jika
seorang istri ada tanda-tanda hamil), upacara pelot
pertama (bila kehamilan mencapai 3 bulan), upacara
pelot betteng atau pelet kandhung (jika kehamilan
mencapai usia 7 bulan), upacara kelahiran (menjelang
kelahiran), upacara toron tanah (jika bayi telah lahir
berusia 7 bulan) dan upacara khitan (usia 10 tahun,
bagi anak laki-laki).
CONT.

Ada satu lagi ritual masyarakat madura


berkaitan dengan upaya penolakan terhadap
kemungkinan terjadinya bala’ (musibah, wabah
penyakit). Upacara adat ini disebut Rokat Tolak Balak.
Misalnya di suatu tempat terjadi berjangkit wabah
penyakit muntah dan berak (muntaber), tentu hal ini
sangat merisaukan masyarakat. Maka kemudian
datanglah seorang berilmu (kiyahi) yang menyarankan
perlunya dilakukan upacara rokat dengan bahan
upacara yang sudah ditentukan.
KONSEP SEHAT SAKIT MENURUT
MASYARAKAT BALI

Pada masyarakat Bali, manusia disebut sehat, apabila


semua sistem dan unsur pembentuk tubuh (panca maha bhuta)
yang berhubungan dengan aksara panca brahma (Sang, Bang,
Tang, Ang, Ing) serta cairan tubuhnya berada dalam keadaan
seimbang dan dapat berfungsi dengan baik. Sistem tubuh
dikendalikan oleh suatu cairan humoral. Cairan humoral ini terdiri
dari tiga unsur yang disebut dengan tri dosha yaitu :
Vatta = unsur udara,
Pitta = unsur api,
Kapha = unsur air.
CONT.

Tiga unsur cairan tri dosha (Unsur udara, unsur api,


dan unsur air) dalam pratek pengobatan oleh balian
dan menurut agama Hindu di Bali (Siwasidhanta), Ida
Sang Hyang Widhi atau Bhatara Siwa (Tuhan) yang
menciptakan semua yang ada di jagad raya ini. Beliau
pula yang mengadakan penyakit  dan obat.
Sesuai dengan yang tertera dalam
lontar (Usada Ola Sari, Usada Separa, Usada Sari,
Usada Cemeng Sari) Disebutkan siapa yang membuat
penyakit dan siapa yang dapat menyembuhkannya.
CONT.

Secara umum penyakit ada tiga jenis, yakni penyakit


 panes (panas), nyem (dingin), dan sebaa (panas-dingin).
Demikian pula tentang obatnya. Ada obat yang berkasihat
anget (hangat), tis (sejuk), dan dumelada (sedang). Untuk
melaksanakan semua aktifitas ini adalah Brahma, Wisnu,
dan Iswara. Disebut juga dengan Sang Hyang Tri Purusa
atau Tri Murti atau Tri Sakti wujud Beliau adalah api, air
dan udara. Penyakit panes dan obat yang berkasihat anget,
menjadi wewenang Bhatara Brahma. Bhatara Wisnu
bertugas untuk mengadakan penyakit nyem dan obat yang
berkasihat tis. Bhatara Iswara mengadakan penyaki sebaa
dan obat yang berkasihat dumelada.
CONT.

Menyembuhkan suatu penyakit tidaklah cukup hanya


ditangani masalah biologinya saja, tetapi harus digarap
masalah sosial budayanya.
Masyarakat pada umumnya mencari pertolongan
pengobatan bukanlah karena penyakit yang patogen, tetapi
kebanyakan akibat adanya kelainan fungsi dari tubuhnya.
Masyarakat di Bali masih percaya bahwa pengobatan
dengan usada banyak maanfaatnya untuk menyembuhkan
orang sakit. Walaupun telah banyak ada Puskesmas
tersebar merata di setiap kecamatan,tetap berobat ke
pengobat tradisional Bali (balian) masih merupakan pilihan
yang tidak dapat dikesampingkan begitu saja baik bagi
orang desa maupun orang kota.

Anda mungkin juga menyukai