2
KATA SULIT
XEROSIS BAGGY
WASTING
KORNEA PANTS
Suatu keadaan Gejala reversibel Keadaan dimana kulit
kekurangan gizi akut xeroftalmia berupa kering, keriput, lemak
yang banyak terdapat di kelainan pada kornea. di bawah kulit sangat
daerah dengan sosial- Xeroftalmia adalah sedikit sampai tidak
ekonomi rendah yang keadaan yang timbul ada sehingga terlihat
dapat disebabkan oleh akibat defisiensi vitamin seperti memakai
asupan nutrisi yang A pada mata. celana kendor.
inadekuat dan adanya
penyakit.
3
KALIMAT
KUNCI ● Anak laki-laki, umur 1 tahun 8 bulan dengan batuk, demam dan sesak napas
● BB sangat kurus dan tidak ada selera makan sejak 1 bulan terakhir
● Riwayat pemberian makan: ASI diberikan sampai usia 4 bulan, selanjutnya susu
formula sampai usia 6 bulan, kemudian diberi bubur dan makan hanya kalau anak mau
makan saja
● Anak tidak menyukai makan sayur dan buah
● Riwayat kelahiran: BBL 3100 g, PBL 50 cm
● Hasil pemeriksaan fisis BB 8 kg, PB 74 cm
● Anak tampak sangat kurus dan pucat
● Ditemukan xerosis kornea pada mata, edema dorsum pedis dan edema pretibial
● Ditemukan adanya wasting dan baggy pants
● Status Imunisasi HepB0, polio1, BCG, DPT1.
4
PERTANYAAN
5
DEFINISI DAN KLASIFIKASI
MALNUTRISI ENERGI PROTEIN (MEP)
Nadila, F., Murdoyo, Ety W., dan Dian I.A. 2016. Manajemen Anak Gizi Buruk Tipe Marasmus dengan TB Paru. J
Medula Unila. 6(1)
Marasmus Kwashiorkor Marasmus-Kwashiorkor
Penyebab Penurunan asupan energi Penurunan asupan protein
Penurunan protein karena kondisi stres
Waktu Bulan hingga tahunan Minggu
Gambaran Tampak kelaparan, sangat kurus, Penampakan gizi baik, edema diseluruh
Klinis wajah seperti orang tua, cengeng, kulit tubuh terutama kaki, tangan atau anggota
keriput, perut cekung, rambut tipis, badan lain, wajah membulat dan sembab,
jarang dan kusam, tulang iga tampak pandangan mata sayu, rambut tipis,
jelas (iga gambang), pantat kendur kemerahan seperti rambut jagung, perubahan
dan keriput (baggy pants) serta status mental: cengeng, rewel, pembesaran Gabungan marasmus dan
tekanan darah, detak jantung dan hati, otot mengecil, kelainan kulit berupa kwashiorkor.
pernafasan berkurang bercak merah muda yang meluas, diare,
anemia
Laboratorium Creatinin-height index<50% Albumin <2,8 g/dL
Total iron binding capacity<200 g/dL
Lymphocyte<1500/mm3
Perjalanan Mampu bertahan jangka panjang Infeksi, gangguan penyembuhan, luka,
Klinis dekubitus dan gangguan integritas kulit
7
Nadila, F., Murdoyo, Ety W., dan Dian I.A. 2016. Manajemen Anak Gizi Buruk Tipe Marasmus dengan TB Paru. J Medula Unila. 6(1)
Khurniawan, A.W dan Gustriza E. 2019. Penanganan Dampak Stunting pada Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Di Indonesia. Vocational Education Policy White Paper. 1(11)
A : Marasmus
B : Kwashiorkor 8
C : Marasmus Kwashiorkor
INTERPRETASI STATUS GIZI
RIWAYAT LAHIR
Berat badan : 3100 Gram
Panjang badan : 50 cm
9
1. Panjang badan terhadap usia
INTERPRETASI
PB: 74 cm (-3 SD) Sangat pendek
1
WHO 2006 Child Growth Standard 0
Kementrian Kesehatan RI. (2016). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak. 27–29.
2. Berat badan terhadap usia
INTERPRETASI:
BB: 8 Kg (-3 SD) Gizi Buruk
11
WHO 2006 Child Growth Standard
Kementrian Kesehatan RI. (2016). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak. 27–29.
3. Berat badan terhadap panjang badan
INTERPRETASI:
BB: 8 Kg & PB: 74 cm (-2 SD) Normal
12
WHO 2006 Child Growth Standard
Kementrian Kesehatan RI. (2016). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak. 27–29.
4. Indeks massa tubuh terhadap Usia
INTERPRETASI:
IMT: BB/TB = 8000 / (0,74)2 = 14,60 kg/m2
(-1 SD) Normal
13
WHO 2006 Child Growth Standard
Kementrian Kesehatan RI. (2016). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak. 27–29.
Jadwal Imunisasi :
- Imunisasi dasar (0-11 bulan)
IMUNISASI 0-7 hari : Hep.B O (HB O)
1 bulan : BCG, Polio 1
2 bulan : DPT-HB-Hib 1, Polio 2
3 bulan : DPT-HB-Hib 2, Polio 3
4 bulan : DPT-HBHib 3, Polio 4, IPV
Imunisasi dasar : 9 bulan : Campak
1. Vaksin BCG - Imunisasi lanjutan pada usia balita
2. Vaksin DTP-HB-Hib Imunisasi lanjutan : 18 bulan : DPT/HB/Hib
3. Vaksin Hepatitis B 1. Vaksin DT 24 bulan : Campak
4. Vaksin polio oral (oral polio vaccine 2. Vaksin Td - Imunisasi lanjutan pada anak usia sekolah
[OPV]) 3. Vaksin TT 1 SD : DT, Campak
5. Vaksin Inactive Polio Vaccine (IPV) 2 SD : Td
6. Vaksin campak 3 SD : Td
Berdasarkan skenario, status imunisasi anak tersebut belum terpenuhi dilihat dari riwayat imunisasi anak tersebut yaitu
HepB0, Polio1, BCG, DPT1. Dilihat dari umur anak tersebut, seharusnya anak tersebut sudah menerima imunisasi HB0,
BCG, Polio 1-4, IPV, DPT-HB-Hib 1-3, dan Campak.
14
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan. Buku Ajar Imunisasi. Jakarta: Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan. 2015
IMUNISASI
15
https://www.idai.or.id/tentang-idai/pernyataan-idai/jadwal-imunisasi-idai-2020 [cited April, 28th 2021]
HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA
DENGAN TUMBUH KEMBANG ANAK
WHO & UNICEF merkomendasikan pemberian ASI eksklusif sampai 6 bulan dan
selanjutnya diberikan ASI + MPASI sampai usia 2 tahun
Demam
Andarini, Dkk. (2005). Hubungan antara Status Gizi dan Tingkat Konsumsi Energi, Protein, dengan Frekuensi Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut. 17
Sectish TC, Prober CG. Pneumonia. Nelson Textbook of Pediatrics. Edisi ke-18. Philadelphia: WB Saunders 2008; h. 1795-99.
Munasir, Zakiudin. Respons Imun Terhadap Bakteri. Sari Pediatri, Vol. 2, No. 4, Maret 2010: 193 – 197.
WASTING DAN BAGGY PANTS
Tugor kulit menurun
EDEMA
Penurunan tekanan
Kekurangan Protein Ekstravasasi cairan
Malnutrisi onkotik koloid plasma Edema
(hipoalbuminemia) ke ruang interstitial
intravaskular
18
Heird WC. 2007. Food insecurity, Hunger and Undernutrition : Protein/Energy Malnutrition. Nelson Textbook of Pediatrics. Edisi 18.
Harvard Health Publishing. 2018. Edema.
XEROSIS KORNEA
Kelenjar air mata tidak mampu
memproduksi cairan
Kurangnya asupan
Metaplasia sel-sel epitel
vitamin A Terjadi pengeringan selaput mata
Berdasarkan skenario, pasien mengalami batuk, demam, sesak nafas, xerosis kornea
dan beberapa gejala seperti: sangat kurus, baggy pants dan wasting (gejala marasmus) serta
edema dorsum pedis dan pretibial (kwashiorkor). Sehingga, menurut kelompok kami pasien
mengalami gizi buruk marasmik-kwashiorkor.
19
Nora maulina. Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Cakupan Imunisasi Vitamin A. Universitas Albuyatama. Jurnal Aceh Medika
Kapita selecta kedokteran, ed.4. Jakarta: media Aesculapius.2014
TATALAKSANA GIZI BURUK
BERDASARKAN SKENARIO
2
0
Departemen Kesehatan RI. (2015). Tatalaksana Gizi Buruk Buku I. 15–20.
TATALAKSANA GIZI BURUK
BERDASARKAN SKENARIO
21
Departemen Kesehatan RI. (2015). Tatalaksana Gizi Buruk Buku I. 15–20.
PENCEGAHAN BERDASARKAN SKENARIO
22
Widajanti, Laksmi. 2014. Kekurangan Energi dan Protein. Materi perkuliahan Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro
PERSPEKTIF ISLAM
Artinya :
Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya
telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam 2
tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu
(Q.S.Luqman [31]:14)
Diantara keistimewaan ASI adalah melindungi bayi dari bahaya penyakit karena ia
mengandung zat antibodi. Pada hari-hari pertama setelah melahirkan, tubuh ibu akan mengeluarkan
ASI yang mengandung zat kolostrum. Di dalam zat ini terdapat sejumlah besar antibodi yang sangat
efektif untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit. Semakin lama masa menyusui bayi semakin kuat
pula zat antibodi dalam tubuhnya. Hal ini menunjukkan pentingnya ibu menyusui anaknya selama 2
tahun penuh seperti dalam Q.S. Luqman [31]: 14
Harun Yahya. (2012). Ensiklopedia Mukjizat Ilmiah Al-Qur’an, Keajaiban Penciptaan (Fakta Sains Modern atas Ayat-ayat Al-Qur’an). Bandung: Sygma Creative Media Corp. hlm. 116-117.
TERIMA
KASIH
24