Anda di halaman 1dari 29

PENDIDIKAN

KESEHATAN
DALAM
KEPERAWATAN
BY. RINI MULYATI
PENDAHULUAN
• Intervensi yang efektif dalam mengatasi masalah perilaku kesehatan
adalah dengan Pendidikan ( Education )
• PENDIDIKAN ADALAH UPAYA AGAR MASYARAKAT BERPERILAKU
ATAU MENGADOPSI PERILAKU KESEHATAN DENGAN CARA
PERSUASI, BUJUKAN, IMBAUAN, AJAKAN, MEMBERIKAN
INFORMASI, MEMBERIKAN KESADARAN, DLL MELALUI KEGIATAN
YG DISEBUT PENDIDIKAN ATAU PROMOSI KESEKATAN
Menurut Konsep Lowrence Green untuk mengdiagnosis
perilaku, dipengaruhi oleh 3 factor, yaitu ;

1. FAKTOR PREDISPOSISI ( PREDISPOSING FACTOR)


Factor ini mencakup Pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap
kesehatan, tradisi dan kepercayaan, system nilai, tingkat Pendidikan,
tingkat social ekonomi, dll.
2. FAKTOR PEMUNGKIN (ENAMBLING FACTOR)
Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas
kesehatan bagi masyarakat , termasuk fasilitas pelayanan kesehatan untuk
terwujudnya perilaku kesehatan
3. FAKTOR PENGUAT ( REINFORCING FACTOR)
Faktor ini meliputi factor sikap dan perilaku tokoh masyarakat(toma),
tokoh agama (toga), termasuk petugas kesehatan. Termasuk juga disini
undang-undang, peraturan-peraturan, baik pusat maupun pemerintah
daerah yang terkait dengan kesehatan.
LANGKAH-LANGKAH PENDIDIKAN
KESEHATAN DALAM KEPERAWATAN :
I. PENGKAJIAN KEBUTUHAN BELAJAR
II. PENEGAKAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
III. PERENCANAAN PENDIDIKAN KESEHATAN
IV. IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KESEHATAN
V. EVALUASI PENDIDIKAN KESEHATAN
I. PENGKAJIAN KEBUTUHAN
BELAJAR
1. Pengkajian Faktor Predisposisi
a. Penkajian Riwayat Keperawatan
 Usia, status perkembangan
 Persebsi klien tentang keadaan masalah kesehatan saat ini dan bagaimana mereka menaruh
perhatian terhadap masalahnya
 Kepercayaan klien tentang kesehatan, kepercayaan tentang agama yg dianut, dan peran gender
 Keadaan Ekonomi
 Bagaimana cara klien belajar/ gaya belajar
 Sistem pendukung klien
b. Pengkajian Fisik
 Pengkajian secara umum dapat memberikan petunjuk terhadap kebutuhan belajar klien .
 Contoh : status mental, kekuatan fisik, status nutrisi
 Kemampuan melihat dan mendengat memberi pengaruh besar tehadap pemilihan
substansi dan pendekatan dalam mengajar

c. Pengakajian Kesiapan klien untuk belajar


 Kesiapan fisik
 Kesiapan emosi
 Kesiapan Kognitif
 Kesiapan berkomunisasi ( membangun trust )
d. Pengkajian Motivasi
 Motivasi seseorang dapat dipengaruhi oleh masalah keuangan,
penolakan terhadap status kesehatan, kurangnya dorongan dari
lingkungan social, pengingkaran terhadap penyakit, kecemasan ,
ketakutan, rasa malu, atau adanya konsep diri yang negative
 Motivasi memang sulit dikaji, mungkin dapat ditunjukkan secara
verbal atau nonverbal

e. Pengkajian kemampuan Membaca


 Mengkajian tingkat kesenangan mebaca klien . Berikan sesuatu untuk dibaca
dan kemudian minta klien menjelaskan apa yang dibacanya dengan
menggunakan bahasanya sendiri.
Untuk menurunkan tingkat bacaan dan menyederhanakan materi Pendidikan
kesehatan untuk klien, maka lakukanlah :
1. Gunakan kata-kata yang lebih pendek
2. Hindari kata-kata dengan beberapa suku kata
3. Tulis kalimat-kalimat pendek
4. Jelaskan peristilahan-peristilahan yg digunakan
5. Gunakan kata-kata yg mudah dan sering digunakan
2. Pengkajian Faktor Pemungkin
 Faktor pemungkin mencakup keterampilan serta sumber daya yang penting untuk
menampilakan perilaku sehat
 Sumber daya disini meliputi : fasilitas, personalia, ruangan dll
 Faktor ini juga menyamgkut : biaya, jarak, waktu dapat dijangkau
 Bagaimana keterampilan klien untuk melakukan perubahan perilaku

3. Pengkajian Faktor Penguat


 Factor penguat adalah factor yang menetukan apakah tindakan kesehatan memperoleh
dukungan atau tidak
 Sumber penguat bergantung kepada tujuan dan jenis Program
II. PENEGAKAN DIAGNOSA
KEPERAWATAN
• Diagnosa Keperawatan yang berkaitan dengan kebutuhan belajar dikelompokkan di
bawah kategori : KURANG PENGETAHUAN
• MENURUT NANDA KURANG PENGETAHUAN ADALAH :
Pernyataan pada saat individu, keluarga atau komunitas
tidak dapat memahami, tidak dapat belajar, dan tidak dapat
menunjukkan pengetahuannya tentang tindakan-tindakan
keperawatan kesehatan yang penting untuk memepertahankan
kesehatan
Karakteristik definisi tersebut adalah :
• Adanya pengungkapan secara verbal tentang masalah
• Ketakakuratan mengikuti suatu instruksi
• Ketakakuratan penampilan dalam suatu uji
• Ketaksesuaian perilaku atau adanya perilaku berlebihan, misalnya histeris,
permusuhan, apatis
FAKTOR-FAKTOR YG BERHUBUNGAN ATAU MENJADI
PENYEBAB DARI KURANGNYA PENGETAHUAN MENCAKUP :

• Kurangnya keterpaparan informasi


• Kurang mengulang pelajaran
• Adanya kesalahpenafsiran
• Keterbatasan pengetahuan
• Kurangnya ketertarikan dalam belajar
• Tidak familiarnya klien dengan sumber informasi
Contoh diagnose keperawatan yg dikemukan
oleh NANDA
• Kurang pengetahuan : Diet rendah kalori berhugungan dengan tidak punya pengalaman
• Kurang pengetahuan: diet DM berhungan dengan tidak familiarnya diri dengan program
yg harus diikuti
Cara lain utk mengidentifikasi kebutuhan belajar klien adalah menuliskan kurang
pengetahuan sebagai etiologi, contoh :
 Risiko tinggi terjadinya gangguan proses menjadi orangtua berhubungan dengan
kurangnya pemgetahuan dalam merawat bayi dan menyusui
 Risiko tinggi terjadinya infeksi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dalam hal
penyakit menular seksual dan pencegahannya
III. PERENCANAAN PENDIDIKAN
KESEHATAN ( SATPEL)
• Melibatkan klien saat perencanan dapat meningkatkan terciptanya perencanaan yg
berguna dan merangsang motivasi kloien
• Akan lebih memudahkan untuk mencapai tujuan
1. Menentukan Prioritas Pengajaran
 Perawat dapat menggunakan Hierarki Kebutuhan menurut teori Maslow utk
menetapkan prioritas belajar
 Jika klien adalah keluarga, kelompok atau komunitas yg lebih besar, menentukan
prioritas dapat mempertimbangan factor lain yakni; factor predisposisi, pemungkin
dan penguat
2. Menetapkan Tujuan Belajar
 Tujuan belajar ditetapkan berdasarkan 3 ranah yaitu ; kognitif, afektif dan psikomotor
 Tujuan yang belajar yg dirancang dengan baik akan menuntun perencanaan tentang isi
atau substansi, metode, aktivitas, dan perencanaan metode evaluasi belajar
 Beberapa ketentuan umum dalam merumuskan tujuan belajar adalah :
1. Tujuan belajar dinyatakan di dalam perilaku atau penampilan yang dikehendaki
Contoh : Klien dapat menunjukkan atau mendemostrasikan Teknik Pemberian ASI
dengan benar ( psikomotor), klien dapat menjelaskan alasan ia harus makan dalam
porsi sedikit, tetapi frekuensinya sering ( kognitif), klien dapat menguraikan
perasaan meningkatnya rasa nyaman setelah pemberian obat ( afektif)
2. Tujuan belajar dapat diobservasi, sementaranya aktifitasnya dapat diukur
3. Tujuan harus terkandung kondisi yang diinginkan untuk mengklasifikasikan
dimana, kapan, atau bagaimana perilaku ditampilkan
Contoh : klien dapat berjalan dari ujung tempat tidur ke ujung lainnya tanpa
menggunakan tongkat pembantu
4. Tujuan harus tercakup kriteria waktu yang spesifik
Contoh : klien akan menyebutkan 3 hal yg mempengaruhi kadar gula darah, klien
dapat mendemostrasikan injeksi insulin sendiri dalam dosis dan cara yang benar
sebelum pasien dipulangkan
DAFTAR KATA KERJA TERPILIH UNTUK TUJUAN BELAJAR
DOMAIN
KOGNITIF AFEKTIF PSIKOMOTOR
Membandingkan Merubah Beradaptasi
Membedakan Menjawab Memulai
Mendefinisikan Menetukan Merangkai
Menguraikan Memilih Menghitung
Mengembangkan Melengkapi Mengalikan
Menjelaskan Menyepakati Merubah
Mengidentifikasi Menuruti/ mengikuti Membangun
Memberi tanda Mempertahankan Menciptakan
Mengurutkan Mendiskusikan Mendemostrasikan
Menjodohkan Membantu Memanipulasi
Menamakan Bekerjasama Mengukur
Menyiapkan Berpartisipasi Menggerakkan
Merencanakan Merespon Mengorganisir
Meletakan kembali Memperbaiki Bereaksi
Menyatakan kembali Memverifikasi Menunjukkan
Memecahkan Mengerjakan
Merangkum
Menggaris bawahi
Menulis
3. Memilih Substansi atau Isi Materi harus dipilih
 Isi pembelajaran sangat ditentukan oleh tujuan belajar yang hendak dicapai atau
informasi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan dengan baik harus diseleksi
dari berbagai sumber informasi
 Sumber yg dipilih hendaknya ; akurat , terbaru, didasarkan atas tujuan belajar,
disesuaikan dengan usia klien, budaya dan kemampuan, konsisten, serta dipilih
dengan mempertimbangkan waktu dan sumber daya yg mungkin utk mengajar
4. Memilih Strategi Belajar
 Memilih metode mengajar hendaknya cocok untuk individu, cocok dengan materi
yg dipelajari, dan cocok dengan pengajar dan berbagai factor lainnya

5. Memilih Alat Bantu Mengajar


• Alat bantu mengajar sangat ditentukan oleh tujuan belajar yang hendak dicapai.
6. Membuat Rencana Evaluasi
• Evaluasi Pendidikan kesehatan , yakni menilai langkah-langkah yang telah
dijadwalkan dalam perencanaan, apakah sesuai atau terjadi perubahan dalam
pelaksanaannya. Misalnya waktu, tempat, dan alat bantu peraga
• Evaluasi hasil kegiatan, yakni sesuai tujuan yang ingin dicapai dengan
Pendidikan kesehatan yg dimaksud, misalnya terjadinya perubahan
pengetahuan, afektif dan tindakannya.
IV. IMPLEMENTASI PENDIDIKAN
KESEHATAN
• Implementasi rencana mengajar memerlukan keterampilan personal,
seperti, Teknik komunikasi
• Perawat dapat mengfasilitasi proses belajar klien melalui pendekatan yg
ramah dan hangat
• Penampilan sikap perawat memiliki efek yg besar dibandingkan dengan
factor-factor lain.
Petunjuk yg dapat membantu perawat ketika
mengimplementasikan rencana pengajaran :
1. Waktu yg optimal utk masing-masing sesi tergantung pada klien yg
belajar
2. Kecepatan dari setiap sesi juga mempengaruhi belajar dan
memperhatikan klien selama proses belajar
3. Keadaan lingkungan
4. Alat bantu mengajar. Sebelum mengajar, perawat perlu memasang semua
peralatan dan alat bantu melihat, serta menyakinkan bahwa semua
peralatan berfungsi secara efektif
5. Perawat juga harus mendorong belajar secara independent dengan
mendorong klien menggali sumber-sumber informasi yg dibutuhkan
6. Melakukan pengulangan, sebagai contoh, merangkun isi substansi,
mengatakan dengan menggunakan kata-kata lain, dan mendekatkan
materi dari titik-titik lain ke dalam satu pemahaman dan menguatkan
belajar
7. Materi dari yg tidak diketahui ke yang diketahui dan hubungan
secara logis
8. Menggunakan Bahasa orang awam
V. EVALUASI PENDIDIKAN KESEHATAN
1. Evaluasi Belajar Klien
• Evaluasi dilakukan selama proses pembelajaran dan pada akhir
pembelajaran
• Metode terbaik untuk evaluasi tergantung pada jenis belajar
• Aspek kognitif , klien akan menunjukkan kemahiran pengetahuan
• Beberapa contoh alat evaluasi untuk kognitif adalah : observasi langsung
perilaku, misalnya mengobservasi klien dengan memilih cara-cara
pemecahan yg menggunakan pengetahuan yg baru, pengukuran secara
menulis, atau secara lisan
• Evaluasi aspek psikomotor yg terbaik adalah dengan mengobservasi
bagaimana klien melakukan prosedur
• Evaluasi sikap dapat dinilai dengan cara mendengarkan respons klien
terhadap pertanyaan, mencatat bagaimana klien berbicara tentang subjek
yg relevan, dan dengan mengobservasi perilaku klien yg mengekspresikan
perasaan dan nilai-nilai
2. Evaluasi Mengajar
 Evaluasi harus mencakup pertimbangan semua factor : waktu, strategi
mengajar, jumlah informasi, dan apakah mengajar cukup berguna.
 Klien dan perawat harus mengevaluasi pengalaman belajar
 Klien dapat memberikan evaluasi kepada perawat apa yg telah
membantunya, apa yg menarik baginya dll.
• Hasil Pendidikan Kesehatan diarahkan kepada tiga ranah yaitu ;
Kognitif, Afektif, dan Psikomotor
• Evaluasi perlu dilakukan terhadap proses belajar mengajar agar
perawat senantiasa terus meningkatkan kualitas layanan
keperawatan, khususnya kualitas tindakan perawatan
Pendidikan kesehatan .
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai