Anda di halaman 1dari 57

PRESENTASI KASUS

Pembimbing:
Dr. Suryo Dharmono, Sp. KJ

Penyusun:
Bryan Horiando
Ignatio Armando Kenzi
Yohanes Deny Tanugerah
Mellisa Noviyanti
Christopher Haryono
Identitas Pasien
• Nama : Tn. R
• Usia : 24 tahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Agama : Islam
• Pendidikan : SMP
• Pekerjaan : Supir Truk
• Status Perkawinan : Sudah menikah
• Alamat : Pekanbaru, Riau
Autoanamnesis (10 Januari 2018)
2018
2017 24 tahun
23 tahun
2016 -Sabu 90 g +
2015 22 tahun inex 3
-Sabu 90 g butir / hari
2014 21 tahun + inex 3
-Sabu 80 g
20 tahun + inex 3 butir / -Rokok 2
2013 -Sabu 70 g hari bungkus/har
+ inex 2 butir/ hari
2012 19 tahun -Sabu 60 g + i
2011 inex 2 butir butir/ hari
18 tahun -Sabu 45 g -Rokok 2 -Rokok 2
2010 17 tahun /hari bungkus / -Os berhenti
+ inex 2 bungkus/
16 tahun -Sabu 45 g +
butir -Rokok 2 -Rokok 2 hari menjadi
bungkus / hari pengedar
-Sabu 45 g/hari inex 1 butir bungkus/hari
setiap hari dan junkies
+ inex 1 butir setiap hari - Os menjadi hari
(3x/minggu) -Rokok 2 karena
-Sabu 5 g -Rokok 2 bandar bosnya
-Rokok 2 bungkus /
3x/minggu bungkus/hari bungkus/hari sehingga tertangkap
-Rokok 2 hari memiliki stok polisi dan
- Ibu pasien
bungkus/hari meninggal banyak. terancam
akibat kanker - Os menikah hukuman
rahim, os mati.
mengalami
depresi selama
6 bulan -Bekerja
sebagai
supir truk.
Cara Frekuensi Pemakaian
Pemakaian 1 Pemakaian Alasan
Jenis Zat Sejak Tahun Pengguna Pemakaian dan 1 tahun Alasan berhenti
an Kualitas terakhir bulan terakhir terakhir kali Pemakaian

1 Alkohol - - - - - - - -

2 Heroin - - - - - - - -

Metadone/Bupr
3 enorfin - - - - - - - -

4 Tembakau 2006 oral Sehari 2 Ya Ya Januari Pergaulan -


batang 2019
5 Barbiturat - - - - - - - -

6 Sedatif/Hipnotik - - - - - - - -

7 Kokain - - - - - - - -

Sabu 90 mg
8 Amfetamin 2010 oral + Inex 3 Ya Tidak Juli 2018 Pergaulan + Karena takut
butir per Depresi tertangkap
hari

9 Kanabis - - - - - - - -

10 Halusinogen - - - - - - - -

11 Inhalan - - - - - - - -

Sabu 90 mg
Lebih dari 1 + Inex 3 Pergaulan + Karena takut
12 zat/hari 2011 oral butir per Ya Tidak Juli 2018 Depresi tertangkap
( alkohol)
hari
Riwayat Keluarga
Pasien mengaku bahwa tidak ada ada anggota
keluarga yang menderita kelainan yang serupa
dengannya
Riwayat Kehidupan Seksual
Pasien memiliki riwayat berhubungan seksual
dengan temannya dengan menggunakan
kondom 6 tahun lalu dibawah pengaruh obat –
obatan.
Os sudah menikah dan memiliki 2 orang anak.
Riwayat Penyakit
• Pasien tidak memiliki penyakit jantung, paru-paru, pencernaan,
ginjal, liver, hipertensi, DM maupun infeksi menular seksual.
• Riwayat opname di RS karena DBD 
Riwayat Menggunakan Jarum Suntik
• Pasien tidak memiliki riwayat pemakaian zat yang
menggunakan jarum suntik.

Riwayat Berhubungan dengan Hukum


• Pasien tidak memiliki riwayat melakukan tindak kriminal.
Stressor Psikososial
• Masalah dengan:
– Orang tua : tidak ada
– Saudara / keluarga : tidak ada
– Teman : tidak ada
– Keuangan pasien : sulit sehingga pasien menjadi
pengedar untuk memenuhi kebutuhan
finansialnya
Riwayat Gangguan Psikiatrik
Skizofrenia - Manik -

Depresi ( tahun 2011, selama 6 + Halusinasi -


bulan saat ibunya meninggal)
Anxietas ( 6 bulan SMRS, saat + ADHD -
bos pasien tertangkap oleh
aparat hukum )

PTSD - Fobia -
Riwayat Penyakit yang Berhubungan
Abses
dengan
-
Penggunaan
Hepatitis B
Zat
-
Psikoaktif
Perdarahan Otak -

Bronkhitis - Hepatitis C - Pneumonia -

Cedera Kepala - HIV/AIDS - Sarkoma -

Endokarditis - Impotensi - Steven Johnson Syndrom -

Fraktur - Kanker Hati - Sepsis -

Gastritis - Kanker Paru - Sifilis -

Gegar Otak - Kencing Nanah - Sirosis Hepatis -

Luka Tusuk - Stroke -

Muntah Darah - TBC Paru -


Riwayat Perkembangan
– Riwayat masa kanak/remaja (0-18th) : tidak ada masalah
dalam perkembangan, bersosialisasi dan pendidikan. Pada
umur 12 tahun pasien mulai mengenal dan menggunakan
rokok.
– Riwayat masa dewasa (>18th): Pasien mulai sering
menggunakan rokok, sabu dan inex karena pergaulan.
Pasien mulai menarik diri dari keluarga. Os mulai menyadari
bahwa dirinya mudah emosi, namun os dapat mengontrol
emosinya setiap kemarahan muncul dengan cara
menyendiri.
Pedigree
• Mimpi, Fantasi dan Nilai-nilai
– Mimpi : ada, memimpikan bosnya.
– Fantasi : tidak ada
– Nilai-nilai : tidak ada.
• Kepribadian
– Gangguan persepsi diri : tidak terganggu
– Hubungan interpersonal : tidak terganggu
Hasil Pemeriksaan psikiatri
Status mental
– Deskripsi umum
• Penampilan: sesuai usia
• Perilaku dan aktivitas: tampak tenang
• Sikap terhadap pemeriksa: kooperatif, ramah dan tenang, dapat
menjawab pertanyaan dengan baik
– Mood dan afek
• Mood: euthym
• Afek: luas
• Keserasian: serasi
– Pembicaraan
• Menjawab pertanyaan dengan spontan, lancar dan sesuai pertanyaan
• Kecepatan bicara: normal
• Volume suara: cukup
• Artikulasi: jelas
– Gangguan persepsi
• Ilusi: tidak ada
• Halusinasi: tidak ada
• Depersonalisasi: tidak ada
• Derealisasi: tidak ada
• Pikiran
– Proses pikir
• Produktivitas : cukup
• Kontinuitas : relevan dan koheren
• Hendaya berbahasa : tidak ada
•  Isi pikiran
• Preokupasi pikiran: tidak ada
• Waham : tidak ada
• Obsesif kompulsif : tidak ada
• Fobia : tidak ada
• Ide referensi : tidak ada
• Ide bunuh diri : tidak ada
• Kognisi
– Kesiagaan dan taraf kesadaran
• Kesadaran neurologis : compos mentis (GCS:15)
• Kesadaran psikiatri : tidak terganggu
–  Orientasi
• Waktu : tidak terganggu
• Tempat : tidak terganggu
• Orang : tidak terganggu
• Situasi : tidak terganggu
– Ingatan
• Ingatan jangka panjang: tidak terganggu
• Ingatan jangka menengah: tidak terganggu
• Ingatan jangka pendek: tidak terganggu
• Ingatan segera: tidak terganggu
– Konsentrasi dan perhatian : tidak terganggu
– Kemampuan membaca dan menulis : tidak terganggu
– Kemampuan visuospasial: tidak terganggu
– Pikiran abstrak : tidak terganggu
– Intelegensi dan daya informasi : rata-rata
• Pengendalian impuls: tidak ada gangguan
• Judgement dan tilikan
– Judgement : tidak terganggu
– Tilikan : derajat VI (pasien sadar dirinya
pengguna NAPZA dan membutuhkan pertolongan
untuk berhenti menggunakan NAPZA)
• Daya nilai
– Normal sosial : tidak terganggu
– Uji daya nilai : tidak terganggu
– Penilaian realitas : tidak terganggu
•  Taraf dapat dipercaya: dapat dipercaya
Riwayat perawatan / pengobatan / rehabiltasi
sebelumnya
• Pernah menjalani detoksifikasi :-
• Pernah menjalani rawat jalan :-
• Pernah menjalani rawat inap : + ( DBD )
• Pernah menjalani detoksifikasi cepat :-
• Pernah menjalani rehabilitasi :-
• Pernah menjalani program rumatan : -
KEADAAN FISIK
• Keadaan umum : Baik, tampak tenang
• Kesadaran : Compos Mentis
• Tekanan darah : 110/70 mmHg
• Laju nadi : 88 x/menit
• Laju nafas : 18 x/menit
• Suhu : 36.7°C
• Berat Badan : 65 kg
• Tinggi Badan : 172 cm
• IMT : 22 kg/ m2
• Kepala dan wajah: konjungtiva anemis -/-,
sklera ikterik -/-, pupil isokor diameter 3mm/3mm, reflex
cahaya langsung dan tidak langsung +/+
• Sistem Respiratorius:
– Inspeksi : bentuk dada normal, simetris kanan = kiri, retraksi-
– Palpasi : fremitus taktil normal, kanan = kiri
– Perkusi : sonor pada kedua lapang paru, BPH di ICS V linea
midklavikularis dextra
– Auskultasi : bunyi napas vesikular, ronkhi -/-, wheezing -/-
• Sistem Kardiovaskular:
– Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
– Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
– Perkusi:
• batas atas : ICS III
• batas kanan : linea sternalis dextra
• batas kiri : linea midklavikularis sinistra
– Auskultasi : bunyi jantung reguler, murmur (-), gallop
(-)
• Sistem Gastrointestinal:
– Inspeksi : Datar
– Palpasi : Supel, Nyeri tekan -, organomegali (-)
– Perkusi : Timpani
– Auskultasi : Bising usus (+) 9 x/menit
•  Kulit:
– Tattoo (+)
– Bekas needle tracker (-)
• Status Neurologik GCS: E4 M6 V5
– Pemeriksaan Saraf Kranial (I-XII)
– Saraf Kranial I: Tidak diperiksa
– Saraf Kranial II: Visus luas ke segala arah
– Saraf Kranial III, IV, VI: Gerakan bola mata baik ke segala arah, simetris
– Saraf Kranial V: Baik, dapat membuka mulut, mengunyah, mengerutkan dahi, simetris
– Saraf Kranial VII: Baik, +/+ dan simetris
– Saraf Kranial VIII: Keseimbangan baik, dapat mendengar gesekan rambut dan jari +/+
– Saraf Kranial IX-X: Refleks menelan +
– Saraf Kranial XI: Kekuatan angkat bahu +/+, simetris
– Saraf Kranial XII: Gerak dan kekuatan lidah baik, normal
• Tanda rangsang meningeal: -
• Gerakan bola mata: Gerakan bola mata baik ke segala arah
• Bentuk pupil: Bulat,isokor dengan diameter 3/3 mm, pin point pupil- /-
• Refleks cahaya: +/+
• Pemeriksaan Motorik
– Koordinasi : Baik
– Tonus : Normotonus
– Biceps : Normal +/+
– Tricep : Normal +/+
– Patella : Normal +/+
– Achilles : Normal +/+
– Refleks Patologis : Tidak ditemukan
• Sensibilitas: Terhadap rangsang raba dan nyeri
+/+
• Sistem saraf vegetatif: Miksi, defekasi dan
sekresi keringat baik
• Fungsi luhur: Afasia motorik (-),
afasia sensorik (-), dapat menghitung dengan
benar Gangguan khusus: Tidak ditemukan
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan

Hemoglobin 15.8 mg/dl SGOT 11

Hematokrit 47% SGPT 16

Eritrosit 5,6 juta/mikroliter GDS 102

Leukosit 7.100/mikroliter

Trombosit 243.000/mikroliter

Ureum 39

Kreatinin 0.58
• Rontgen thorax: tidak ditemukan adanya
kelainan
RESUME
• Dari anamnesis didapatkan data laki-laki usia
24 tahun dengan riwayat penggunaan
zat psikoaktif maupun zat aditif lainnya
sebagai berikut:
• Rokok : 2006 hingga sekarang
• Sabu dan Ekstasi : 2010 hingga Juli 2018
• Efek:
– Positif: efek enak, lebih berani, lebih semangat
– Negatif: pandangan buram, merasa bodo dengan lingkungan
sekitar
• Riwayat penyakit:(-)
• Riwayat keluarga yang mengalami gangguan kejiwaan (-)
• Riwayat keluarga yang menggunakan zat terlarang :
paman pasien
DIAGNOSIS
• Evaluasi Multi Aksial
• Axis I:
- F15.2.21 Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Stimulansia lain. Sindroma ketergantungan. Kini
abstinen tetapi sedang dalam suatu lingkungan yang terlindungi (rumah sakit).
-F17. 2.24 Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Tembakau. Sindroma ketergantungan. Kini
sedang menggunakan zat.
• Axis II: Z 03.2 Tidak ada diagnosis
• Axis III: Tidak ada diagnosis
• Axis IV : Masalah berkaitan dengan hukum/kriminal
Masalah ekonomi
• Axis V: GAF 81-90: gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalah harian
yang biasa.
•  Prognosis
– Quo ad vitam : bonam
– Quo ad functionam : bonam
– Quo ad sanationam : dubia ad malam
Terapi
• Non – Farmakologis
– Therapeutic community selama 8-12 bulan
– Psikoterapi kelompok 1 kali seminggu
– Konseling individu 1 kali seminggu
– Olahraga teratur minimal 1 kali seminggu
• Farmakologis :
– Amitriptilin 1x 50 mg
DASAR TEORI
Amfetamin
• Amfetamin adalah senyawa
kimia yang bersifat
stimulansia dan lebih dikenal
dengan nama Amphetamine
Type Stimulants (ATS)
• Perbedaan antara MDMA
dan meth adalah adanya
gugus metilendioksi (-O-CH2-
O-) yang menempel pada
cincin aromatik pada MDMA
Struktur kimia dari amfetamin dan derivatnya
Indikasi
• Amfetamin sulfat digunakan dalam
pengobatan pasien dengan Attention Deficit-
Hyperactivity Disorder (ADHD) namun obat ini
juga dapat diindikasikan pada pasien dengan
gangguan narkolepsi dan obesitas yang
disebabkan oleh konsumsi yang berlebihan
Jenis amfetamin yang beredar illegal di Indonesia

Ecstasy Shabu
Amfetamin
Administrasi amphetamine
Farmakodinamik
• MDMA sebagai
agonis serotonin
indirek.
• MDMA
meningkatkan
pelepasan
dopamin dan
norepinefrin
Farmakodinamik
• menstimulasi pelepasan gugus
amine biogenic seperti dopamin dan
norepinephrine
• menghalangi reuptake
• agonis dari reseptor sentral 5 – HT
• Efek pada bagian perifer :
meningkatkan tekanan darah sistolik
dan diastolic dan menyebabkan
stimulasi dari sistem pernafasan
serta bronkodilatasi minimal
Farmakokinetik
• Absorpsi di gastrointestinal tract.
• Onset of action 30 menit
• Peak serum level 1 sampai 3 jam setelah pemakaian.
• Eliminasi MDMA terjadi dalam waktu 7 jam.
• MDMA dimetabolisme di hepar
Efek
• Subjektif
– Meningkatkan tekanan darah
– Meningkatkan denyut nadi
– Bronkodilatasi
– Meningkatkan kewaspadaan dan euforia
– Menghilangkan kantuk, lelah dan lapar
– Meningkatkan aktifitas motorik, banyak bicara dan
merasa kuat/berani
• Objektif (dari pemeriksaan terhadap pasien)
– Pasien merasa lebih kuat dan berani setelah
memakai ekstasi
– Pasien merasakan perasaan euforia
– Pasien merasa ingin terus bergerak dan bergoyang
setelah memakai ekstasi
– Pasien merasakan pandangan buram ketika
memakai ekstasi terus menerus
Intoksikasi
A. Riwayat pemakaian Amphetamine-type Substance,
Cocaine atau stimulant lainnya.
B. Perubahan perilaku dan psikologikal yang signifikan.
C. Terdapat 2 (atau lebih) tanda atau gejala, selama
pemakaian, atau segera setelah penggunaan Stimulan :
1. Takikardi atau bradikardi
2. Dilatasi pupil
3. Peningkatan atau penurunan tekanan darah
4. Berkeringat atau keringat dingin
Intoksikasi
5. Berkeringat atau keringat dingin
6. Mual atau muntah
7. Penurunan berat badan
8. Agitasi atau retardasi psikomotor
9. Kelemahan otot, depresi napas, nyeri dada, atau aritmia jatung
10. Bingung, kejang, diskinesia, distonia, atau koma
D. Tanda dan gejala tidak sesuai dengan keadaan medis
lainnya dan mental disorder, termasuk intoksikasi dan
withdrawal dari substance lainnya
Withdrawal
A. Penghentian dari penggunaan Amphetamine-type
Substance, Cocaine, atau Stimulan lainnya
B. Dysphoric mood dan 2 (atau lebih) perubahan psikologis
beberapa jam hingga beberapa hari setelah kriteria A
1. Kelelahan
2. Mimpi buruk
3. Insomnia atau hipersomnia
4. Peningkatan nafsu makan
5. Retardasi atau Agitasi psikomotor
Withdrawal
C. Tanda dan gejala kriteria B menyebabkan
distress atau gangguan sosial, atau pekerjaan
D. Tanda dan gejala tidak sesuai dengan
keadaan medis lainnya dan mental disorder,
termasuk intoksikasi dan withdrawal dari
substance lainnya
Farmakologi dari Amphetamine
• Waktu paruh dari metamfetamin adalah sekitar 15.9 jam
• Ekskresinya melalui urin dan dipengaruhi oleh pH urin.
Urin yang bersifat asam akan membuat waktu paruh
amphetamine lebih lama.
• Pada dosis oral, 62% dari metamfetamin akan
dieliminasi dalam 24 jam pertama setelah pemakaian,
sekitar 33% akan tetap berada dalam bentuk asli dan
sisanya dalam bentuk metabolit
Terapi
Intoksikasi amfetamin
• Kejang diazepam 10-30 mg per oral atau parenteral
• Tekanan darah naik antihipertensi
• Gejala psikosis Haloperidol 3x2-5 mg
• Takikardia  beta blocker, seperti propranolol
Putus zat
• Rawat di tempat tenang, biarkan pasien tidur dan makan
• Hati-hati timbul depresi dengan ide bunuh diri  Antidepresi
• Agitasi dan hyperactivity  Diazepam (Valium)
• Disforia  Bupropion
Analisis Tatalaksana
Farmakologi
• Pasien selama dirawat di RSKO mendapatkan obat obat amitriptilin 1x50
mg yang diminum sebelum tidur sejak 7 Oktober 2018 hingga saat ini (29
November 2018). Atimtriptilin dipilih sebagai obat untuk menangani
keadaan withdrawal dari pasien yang sebelumnya rutin menggunakan zat
stimulan (sabu dan ekstasi).
• Amitriptilin adalah obat trisklik antidepresan yang digunakan sebagai terapi
untuk gangguan depresi dan gangguan cemas.
• Mekanisme kerja dari amitriptilin dalam menangani depresi tapi
berhubungan dengan inhibisi reuptake norepinefrin dan serotonin.
• Waktu minum obat dipilih pada malam hari karena amitriptilin dapat
menyebabkan rasa kantuk.
Analisis Tatalaksana
Non-Farmakologi
• Pada RSKO dilakukan Community Based Therapy
(CBT) atau Thearpeutic Community (TC) Tujuan
dari CBT adalah agar pasien dapat dikembalikan
fungsinya di masyarakat dengan menanamkan
dan mengaplikasikan nilai-nilai yang ada
dimasyarakat.
• Pengertian dari TC adalah sebuah kelompok yang terdiri dari individu
dengan masalah yang sama, tinggal ditempat yang sama yang memiliki
aturan, norma, nilai yang sudah disetujui dan dianut untuk proses
pemulihan kelompok ini. Terdapat filosofi-filosofi pada TC yaitu :
– Honesty (kejujuran)
– No free lunch (tidak ada yang gratis di dunia ini)
– Trust your environtment (percaya pada lingkunganmu)
– Understand is rather than to be understood (pahami lebih dahulu orang lain
sebelum minta dipahami)
– Do your things right, everything else will follow (pekerjaan yang dilakukan
dengan benar akan memberikan hasil yang positif)
– Mulutmu harimaumu
– Perbuatan baik akan berbuah baik
– Bertindak sebagai mestinya
• Berdasarkan KEPMENKES No.996/MENKES/SK/VIII/2002, kegiatan yang ada pada
rehabilitasi narkotika adalah :
– Memperbaiki gizi dengan makanan yang bermutu dalam jumlah memadai
– Memulihkan kebugaran jasmani dengan senam dan olahraga
– Melatih penyalahguna NAPZA mengatasi ketegangan otot dan mental bila
mengatasi stress melalui terapi relaksasi
– Meningkatkan konsep diri melalui psikoterapi kognitif behavioral
– Membangkitkan kembali kepercayaan diri dan sikap optimis melalui psikoterapi
suportif
– Meningkatkan sikap tegas untuk mampu menolak segala macam bujukan atau
ajakan yang bersifat negatif melalui psikoterapi asertif
– Meningkatkan keterampilan komunikasi interpersonal melalui dinamika kelompok
dan konseling
– Memperbaiki disfungsi keluarga melalui terapi keluarga
– Melakukan konseling keluarga bagi semua anggota keluarga agar dapat
mendukung proses pemulihan
– Melatih tanggung jawab melalui kegiatan sehari-hari
– Mempelajari suatu keterampilan sesuai minat
– Mengikutkan penyalahguna NAPZA dalam pekerjaan sehari-hari
– Pembinaan spiritual dan agama sesuai kepercayaan dan keyakinan masing-
masing
– Mewaspadai komplikasi medik
– Memahami kemungkinan dual diagnosis (gangguan mental lain)
– Rekreasi di dalam maupun di luar sarana rehabilitasi
– Kegiatan lain yang disesuaikan dengan metode yang digunakan
DAFTAR PUSTAKA

• Department of Health | Pharmacology of MDMA (ecstasy) [Internet].


• Wu L-T, Parrott AC, Ringwalt CL, Yang C, Blazer DG. The Variety of Ecstasy/MDMA Users: Results
from the National Epidemiologic Survey on Alcohol and Related Conditions. Am J Addict Am Acad
Psychiatr Alcohol Addict. 2009;18(6):452–61.
• Black, D. W., Grant, J. E., & American Psychiatric Association. (2014). DSM-5 guidebook: The
essential companion to the Diagnostic and statistical manual of mental disorders, fifth edition (First
edition.). Washington, DC: American Psychiatric Association.
• Sadock, B., Sadock, V. and Ruiz, P. (2015). Kaplan & Sadock's synopsis of psychiatry. Philadelphia:
Wolter Kluwer/Lippincott Williams & Wilkins.
• Zhao SX, Kwong C, Swaminathan A, Gohil A, Crawford MH. Clinical Characteristics and Outcome of
Methamphetamine-Associated Pulmonary Arterial Hypertension and Dilated Cardiomyopathy.
JACC: Heart Failure. 2018 Mar 31;6(3):209-18.
• Powis B, Randhawa K, Gossop M. Psychological changes among male drug dependent offenders in a
prison-based Therapeutic Community programme. Addiction is a treatable disease. 2017 Apr 1.

Anda mungkin juga menyukai