Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN KOMUNITAS SOSIALISASI

BAHAYA KENAKALAN REMAJA


PADA SISWA KELAS XII
SMA.N.2 KAIRATU

OLEH
KELOMPOK 6

1. GELSSY LOUHATAPESSY
1. ROHANI GURIUM
1. MAX MILYAN METEKOHY
1. NURNIAN
KONSEP KENAKALAN REMAJA

 Pada usia remaja, seseorang sudah


melampaui masa kanak-kanak, namun
masih belum cukup matang untuk dapat
dikatakan dewasa. Ia berada pada masa
transisi antara masa kanak-kanak menuju
kedewasaan. Kenakalan remaja atau dalam
bahasa Inggris dikenal dengan istilah juvenile
delinquency merupakan gejala patologis
sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu
bentuk pengabaian sosial, di mana
akibatnya, mereka mengembangkan bentuk
perilaku yang menyimpang.
JENIS-JENIS KENAKALAN REMAJA

 Kenakalan remaja banyak sekali jenisnya, antara


lain: Merokok,
 Penyalahgunaan narkoba,
 Seks bebas,
 miras
 Perampokan
 Pencopetan
 Penganiayaan
 Mengendarai kendaraan tanpa memperhatikan
peraturan lalu lintas
 Coret-coret secara liar (vandalism)
 Tawuran
PENYEBAB TERJADINYA KENAKALAN REMAJA

 Penyebab kenakalan remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri
(internal) maupun faktor dari luar (eksternal) sebagai berikut:
 Faktor internal:
 1. Krisis identitas: Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja
memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan
akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran.
Kenakalan ramaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.
 2. Kontrol diri yang lemah: Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan
tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada
perilaku ‘nakal’. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah
laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah
laku sesuai dengan pengetahuannya.
  
 Faktor eksternal:
 1. Keluarga dan Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga,
atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja.
Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak
memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa
menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja.
 2. Teman sebaya yang kurang baik
 3. Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik
DAMPAK KENAKALAN REMAJA

 Berbagai tindak kenakalan remaja


memberikan dampak negatif baik bagi
dirinya sendiri maupun bagi pihak lain.
Dampak-dampak tersebut antara lain:
 Kerusakan organ tubuh atau luka-luka
bahkan bisa sampai terjadi kematian
 Kerusakan fasilitas seperti gedung, jalan, dan
kendaraan.
 Trauma
 Gangguan psikologis
 Terjerat hukum/dipenjara
UPAYA PENCEGAHAN
KENAKALAN REMAJA
 Upaya yang dapat dilakukan oleh siswa agar tidak terjerumus dalam kenakalan
remaja:
 Memilih teman bergaul yang baik
 Hati-hati terhadap pemberian orang lain yang tidak dikenal
 3. Kembangkan aktivitas untuk menyalurkan hobi, seperti membentuk group
band, dance group, dll.
 4. Membuat komunitas yang sifatnya positif seperti komunitas sepeda fixie,
komunitas skate board, dll.
 5. Mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah seperti:
 a. Olah raga (sepak bola, bola voli, bulu tangkis, tenis meja, dll),
 b. Keagamaan (baca tulis Al Qur’an, kajian hadis, ibadah, dll),
 c. Seni Budaya (menari, menyanyi, melukis, teater),
 d. KIR (Karya Ilmiah Remaja),
 e. Kepramukaan,
 f. Latihan Dasar Kepemimpinan Peserta didik (LDKS),
 g. Palang Merah Remaja (PMR),
 h. Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (PASKIBRAKA), i. Pameran, Lokakarya,
 j. Kesehatan, dan lain-lainnya.
UPAYA MENGATASI TERJADINYA
KENAKALAN REMAJA
 Hal-hal yang bisa dilakukan/cara mengatasi kenakalan remaja:
  
 1. Teladan
 Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau
diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin
figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga
mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
  
 2. Motivasi
 Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point pertama.
Pemberian motivasi bagi siswa diharapkan dapat mendorong siswa untuk senantiasa
berperilaku positif dan menghindarkan diri dari segala macam hal-hal yang mengarah pada
perilaku kenakalan remaja.
  
 3. Keharmonisan keluarga
 Kemauan orangtua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang
harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja. Keluarga yang harmonis memberikan rasa
nyaman dan aman bagi siswa saat berada di rumah, sehingga siswa tidak mencari tempat
pelarian lain, selain keluarga saat mengalami suatu masalah. Keluarga menjadi
tempat berlindung dan mencurahkan segala keluh kesah anak sehingga dengan hubungan
anak dan orang tua yang baik mampu mendorong anak untuk selalu berbuat kebaikan.
PROSES PEGKAJIAN
 Pengkajian
 Dimensi fisik
 Usia :
 Kelompok siswa yang diambil untuk sampel
adalah mulai dari kelas XII, dengan rentan
usia 17-18 tahun
Usia/Tahun (Siswa)

Usia/Tahun jumlah

17 tahun 19

18 tahun 11

Data Tenaga Kerja/Staf

Jabatan Kelompok Umur Jumlah

<20 20-29 30-39 40-49 50-59 >59  

Kepala Sekolah - - - - 1 - 1

Guru - 5 6 8 11 - 29

Tenaga Administrasi - - 5 -   - 5

TOTAL             36
 Tidak terdapat siswa yang memiliki keterlambatan
perkembangan dan tidak ada isu perkembangan
spesifik yang behubungan dengan perkembangan
seksual siswa

Genetik :
Rata-rata siswa di SMA.N.2 Kairatu bersuku Ambon

No Jenis Kelas Jumlah Total


Kelamin
1 L XII 16 30
P 14
•Fungsi fisiologis :
•Masalah Kesehatan 3 Bulan Terakhir

N masalah Jumlah
o

1 tawran 4

2 merokok 5

3 miras 6

4 mengendarai kendaraan tanpa 9


memperhatikan peraturan lalu
lintas

TOTAL 24
 Lingkungan Fisik
 Setelah dilakukan pengkajian pada lingkungan fisik SMa.N.2.Kairatu ,
diperoleh hasil yaitu keadaan umum sekolah baik, sumber air dari PAM dan
sumur bor. Flora yang ada disekitar terawat dengan baik. Kamar mandi
tampak bersih, air dikamar mandi rajin dibersihkan, tidak terdapat jentik-
jentik didalam air. Pencahayaan dikamar mandi baik. Selain itu juga,
kondisi siswa secara keseluruhan juga tampak baik, meskipun masih
banyak siswa yang penampilannya kurang rapi seperti bajunya tidak
dimasukan dll.
 Tipe sekolah pemanen, tempatnya strategis dekat dengan jalan raya.
Tersedia tempat sampah disetiap sudut kelas, memiliki 24 ruang kelas, 1
laboratoium, 1 ruang UKS, tempat ibadah (musolah), tempat olahraga dan
fasilitas yang baik, tedapat 2 kantin dan terdapat tempat parker.
 Pola konsumsi :
 Siswa dan staf pada SMA.N.1 Kairatu sering mengkonsumsi makanan dari
kantin sekolah, , dan membeli dari warung di luar sekolah. Hasil
pengkajian sebagian siswa mengatakan ketika makan selalu mencuci
tangan, dan ada pula yang mengatakan merasa malas karena kadang sudah
sangat lapar dan ingin segera makan.
 Saat dilakukan pengkajian siswa SMA. memiliki kebiasaan
merokok 5 orang, tawran 4 orang, miras 6 orang dan
mengendarai kendaraan tanpa memperhatikan peraturan lalu
lintas 9 orang.
  
 Latihan dan aktivitas :
 Waktu istrahat disekolah digunakan siswa untuk pergi ke kantin
atau duduk bersama di gazebo, ada yang memilih tetap di kelas
dan ada pula yang bermain di sekitar halaman sekolah.
 Pada saat waktu pelajaran olahraga siswa selalu didampingi oleh
guru mapel kesehatan jasmani, untuk mengatur dan memantau
serta menjamin keamanan siswa pada saat berolahraga.
 Dimensi sistem kesehatan :
 Terdapat UKS di lingkungan sekolah dimana UKS ini berfungsi
sebagai tempat pemberian pertolongan petama bagi warga
sekolah yang sakit.
 Diagnose Keperawatan
 Siswa kelas XII banyak yang berperilaku yang tidak baik untuk kesehatan mereka, kebiasaan merokok,
minum beralkohol, dan sering kebut-kebutan menjadikan semua ini masalah yang harus diatasi, melalui
penyuluhan yang dilakukan oleh mahasiswa diharapkan terbentuk karang taruna atau organisasi. Diagnosa
yang dapat ditegakkan pada siswa kelas XII SM.N 2 Kairatu adalah:
 peruubahan pemeliharaan kesehatan pada siswa kelas XII berhubungan dengan kurangnya pengetahuan remaja tentang efek bahaya
merokok, dan miras
 Intervensi Keperawatan
 Diagnose
 peruubahan pemeliharaan kesehatan pada siswa kelas XII berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
remaja tentang efek bahaya merokok, dan miras
  
 Tujuan
 Untuk meningkatkan perilaku sehat dengan cara menerapkan perilaku hidup sehat tanpa miras dan rokok
 Kriteria Hasil
 Siswa-siswi mampu memahami tentang bahaya kenakalan remaja (miras dan merokok)
 Siswa-siswi mampu hidup sehat tanpa miras dan rokok
 Intervensi
 Berikan pendidikan kesehatan sesuai kebutuhan
 Penkes dilakukan menggunakan SAP (Satuan Acara Penyuluhan) :
 Pengertian kenakalan remaja
 penyebab kenakalan remaja
 jenis kenakalan remaja,
 dampak kenakalan remaja,
 upaya pencegahan kenakalan remaja, dan upaya mengatasi kenakalan remaja
 Implementasi keperawatan
 Memerikan pendidikan kesehatan sesuai kebutuhan
 Penkes dilakukan menggunakan SAP (Satuan Acara Penyuluhan) :
 Pengertian kenakalan remaja
 penyebab kenakalan remaja
 jenis kenakalan remaja,
 dampak kenakalan remaja,
 upaya pencegahan kenakalan remaja, dan upaya mengatasi
kenakalan remaja
 Evaluasi
 Setelah di lakukan kegiatan penyuluhan pada siswa kelas XII
SMA.N 2 kairatu
 Di dapatkan seluh siswa kelas XII mampu memahami tentang
bahaya kenakalan remaja.
 
DANKE

Anda mungkin juga menyukai