Anda di halaman 1dari 45

ASPEK KLINIS POLIOMIELITIS

PADA ANAK

BY
Dr. Hj. N. Masloman, SpA(K)

Departement of Child Health


Medical School of Sam Ratulangi University
Prof. Dr R.D. Kandou General Hospital
Manado
Maret 2020
POLIOMIELITIS (PM)

- Penyakit menular akut


- Disebabkan oleh Virus Polio
- Mengakibatkan kerusakan neuron motor
cornu anterior medula spinalis dan batang otak

Kebanyakan menyerang anak-anak


Insidensi terbesar pada anak <3 tahun
Dapat menyerang anak-anak lebih besar,
sampai 15 tahun
Susunan Saraf Pusat Susunan Saraf Tepi
(UMN) (LMN)

OTOT
PENYEBAB :

 Virus RNA
3 Jenis enteroviruses (tipe 1,2
 Diameter 27-30 nm and 3)
 Genus Enterovirus
– Semua tipe
 Fam. Picornaviridae menyebabkan paralysis
Tahan terhadap: – Penyebab paling sering
asam,sabun,ether, tipe 1
chloroform – Sangat menular
Inaktivasi dg:
pemanasan,formalin, – Sekali terinfeksi,
UV, chlorine, penderita akan
pengeringan menularkan ke semua
orang yang tidak imun
di sekitarnya.
TRANSMISI/PENULARAN

Orang ke orang
Oral-oral; faecal-oral
Penyebaran sangat cepat kepada anak yang
tidak kebal/imun
3 TIPE Virus Polio

Tipe I (Brunhilde)
Tipe II (Lansig)
Tipe III (Leon)

Secara imunologi berbeda tidak  imunitas
silang
MASA INKUBASI DAN TRANSMISI VIRUS

Dari terpapar hingga lumpuh : = 10-21 hari


(ranger 4-33 hari)
3-35 hari, rata-rata 17 hari
virus secara intermitten dieksresi selama 6-8
minggu setelah infeksi
Eksresi paling banyak:
 Beberapa saat sebelum lumpuh
 Sampai 2 minggu setelahnya

 Akan sangat menurun setelah 4 minggu


Virus Polio
Menular Secara Langsung dan Tidak Langsung

Replikasi  Regional LympTissue  viremia


 Respon Klinis :
1. infeksi asimptomatik (90-95%)
2. PM abortif (4-8%)
3. PM non paralitik/paralitik (1-2%)
GEJALA KLINIS

 Tanpa gejala (inapparent): 90-95%


 4-8%
 Demam ringan
 Sakit tenggorokan
 muntah
 Nyeri perut hilang napsu makan
 Lemah
 Penyembuhan cepat dan sempurna
 Tidak ada Paralysis
 Disebut "abortive poliomyelitis”
 Sulit dibedakan dengan infeksi virus ringan lain
Days after Exposure
0 5 10 15 20
Minor illness Major illness
Percentage of all infections

1%-2% Frank
Cases

4%-8% Abortive cases

90%-95% In apparent
Virus present in:
Blood -------+++++++
Throat -------++++++++++++++++++++----------------
Faces --------+++++++++++++++++++++++++++++ May persists 17W
Antibody present
Neutralizing --------------++++++++++++++++++++++++++ Persists for life
Complement
fixing -----------------------------+++++++++++++++++ Persist for 3-5 y
11
POLIOMIELITIS ABORTIF

• Penyakit ringan, tidak khas


• Berlangsung 24-48 jam dengan gejala :
- demam ringan - sakit kepala
- lesu - sakit tenggorok
- anoreksia - gangguan GIT
- mual muntah
POLIOMIELITIS NONPARALITIK

• Dapat terjadi 2-5 hari setelah penyembuhan


penyakit minor
• Gejala mirip tetapi lebih berat nyeri & kaku
pada otot-otot :
belakang leher, tubuh, anggota gerak
POLIOMIELITIS PARALITIK

• Terdapat 4 bentuk yaitu :


- spinal - bulbospinal
- bulber - ensefalitik
• Manifestasi klinik = poliomielitis non paralitik
kelumpuhan sekelompok otot/lebih
• Sebelum paralisis, penderita tampak sakit berat, tetap
sadar, demam tinggi, nyeri
• Refleks fisiologi menurun/tidak ada
• Paralisis terjadi dalam beberapa jam
• Kelumpuhan asimetris  khas
• Ektremitas bawah lebih sering
• Kelumpuhan tipe flaksid
Gejala dan Tanda

Lumpuh layuh,
biasanya tungkai satu
sisi
 Lemas, tidak ada
gerakan
 Mengecil
 Refleks fisiologis -
 Refleks patologis -

LCS : protein meningkat


pleositosis (10-150 sel)
Virus dapat diisolasi dari tinja dan
oropharynx
paralytic poliomyelitis hanya 1-0.5%
dari infeksi
Gejala terdiri 2 fase: - major and
minor, kadang diselingi beberapa
hari tanpa gejala
Gejala minor mirip tipe abortive
Fase mayor

Nyeri otot, spasme


Demam kembali

rapid onset of flaccid paralysis

Gejala umumnya lengkap dalam 72 jam

Rasa raba tetap normal

Reflex menghilang

assymetric paralysis (kaki>lengan)

Bagian proximal lebih sering terkena

residual flaccid paralysis pada 60 hari


Distribution of Paralysis in 5.784 cases of Acute
Anterior Poliomyelitis
Location % of cases
Leg 78.6
Arm 41.4
Trunk 27.8
Throat & Neck 5.8
Cranial Nerves 13.8
Fascial Muscles 40,9
Pharyngeal 31.9
Oculer 30.1
Palatal 15.8
Glosal 5.6
Masticating 2.9

Sumber : Child Neurology, John Menkes, Edisi VII, 2006


DIAGNOSA

Faktor penting  musim, letak geografis,


paparan, masa inkubasi, manifestasi klinis

Ditegakkan  manifestasi klinis


 isolasi virus dari spesimen tinja
dan nasofaring
PENATALAKSANAAN
Simptomatis

PENCEGAHAN
Imunisasi

PROGNOSIS
 Tergantung berat kelumpuhan
Differensial Diagnosa

Sindroma Guillain-Barre
 Mielitis Transversa
 Neuritis Traumatika
 Neuropati (diphteria, acute motor axonal)
 Polineuropati Akut krn toksik (vincristine,
thalium, arsen)
 Polimielitis (akut Idiopatik Inflamatori
Myopati)
Ggn. Neuromuscular Junction
Sumsum Tulang Belakang
Poliomyelitis
Mielitis transversa
Trauma

Akar Saraf Tepi


Guillain Barre Syndrom

Saraf Tepi
Neuritis infeksi,
Kurang gizi
Trauma

Sambungan Saraf - Otot


Miastenia Gravis

Otot
Miositis akut virus
OTOT Distrofi dll.
Sindroma Guillain Barre

Angka kejadian 1-2 per 100.000 / tahun


Anak < 18 tahun : 0,8 per 100.000 / tahun
L:P=3:2
Polio GBS penyebab utama AFP
Gejala dan Tanda:
Demam
Kelumpuhan dimulai dari ujung jari naik ke atas
Sama berat kedua tungkai
Refleks fisiologis (-)
Refleks patologis (-)
Dapat disertai sesak dan meninggal bila terkena otot
pernapasan
Sistem autonom terkena 
* hipotensi
* hipertensi  10-30%
* aritmia  30%
* cardiac arrest
* syndrome inappropriate anti-
diuretic hormon (SIADH)  3%
* konstipasi  40%
Pengobatan

• Suportif & fisioterapi


• Kadang2 perlu trakeostomi &
ventilator
• Kortikosteroid  kontroversial
• Plasmaferesis  efektif
• Imunoglobulin 0,4 g/KgBB  5 hari
Prognosis
1. Penyembuhan 2-4 minggu setelah
progresivitas penyakit berhenti
2. Anak-anak hampir selalu sembuh total
3. Angka kematian 1-5%
4. 25-36% (yang hidup)  gejala sisa 
dropfoot atau postural tremor
Mielitis Transversa
Radang sumsum tulang belakang
Lumpuh layuh kedua tungkai
* Mendadak
* Lemas
* Refleks fisiologis (-)
* Refleks patologis (-)
* Gangguan buang air besar dan
kecil
Gejala dan Tanda

Radang sumsum tulang belakang


Lumpuh layuh kedua tungkai
 Mendadak
 Lemas
 Refleks fisiologis negatif
 Refleks patologis negatif
 Gangguan buang air kecil dan besar
Duschene Muschular Athropy

• Distrofi muskular
• Onset pada umur 4 tahun, dan memburuk
dengan cepat
• Tidak dapat berjalan saat usia 12 tahun
• Diturunkan secara X-Linked Recessive
• Belum ada pengobatan sampai saat ini
• DMD terjadi di 1:5000 laki-laki
Duschene Muschular Athropy

- Delay Development
- Waddling Gait
- Nyeri dan Kaku pada Otot
- Kesulitan Berlari dan
Lompat
- Berjalan dengan Jari
- Kesulitan berdiri
- Sering terjatuh
- Gangguan Belajar dan
Keterlambatan Bicara
Duschene Muschular Athropy
Gower’s Sign
Duschene Muschular Athropy
• Pemeriksaan Penunjang:
• Creatinine Phosphokinase (CPK)
• Peningkatan CPK menunjukan
kerusakan dari enzim otot
• Peningkatan CPK per bulan selama 3
bulan  Diagnosis DMD
• EMG
• Biopsi Otot
• Degenerasi dari Otot
• Atrofi dari fiber-fiber otot
Pemeriksaan Derajat Kekuatan Otot
0. Tidak ada gerakan
1. Hanya dapat menggerakkan jari
2. Dapat menggerakkan sendi kaki/tangan di
tempat tidur, hanya menggeser saja
3. Dapat mengangkat kaki/tangan tanpa beban
4. Dapat mengangkat kaki/tangan dengan beban
minimal
5. Dapat mengangkat kaki/tangan dengan beban
maksimal -- Tidak ada kelumpuhan
Pemeriksaan Kelumpuhan Pada Bayi
Bayi normal
Posisi bayi normal terlentang di tempat
tempat tidur
* Tungkai bawah agak tertekuk pada
panggul dan lutut
* Lutut terangkat, tidak menyentuh
tempat tidur
* Gerakan tungkai baik, memasukkan jari
ke mulut
Di tempat tidur
 Pegang pergelangan
 Dorong dan tarik kedua
tungkai bergantian
 Angkat tungkai kemudian
lepaskan
Pegang pada ketiak dan angkatlah bayi

Lumpuh: Normal:
Gerakan (-) Gerakan aktif
Gerakan sedikit
Bayi lumpuh layuh
Terlentang di tempat tidur
• Posisi seperti katak
• Gerakan sedikit
• Lutut menyentuh tempat
tidur
Pemeriksaan kelumpuhan anak besar
Berjalan pincang atau tidak dapat berjalan
Tidak dapat meloncat satu kaki
Tidak dapat berjongkok lalu berdiri lagi
Tidak dapat berjalan pada ujung jari atau tumit
Tidak dapat mengangkat kakinya saat di tempat tidur
Terasa lemas, tidak ada tahanan
Kaki mengecil
Lari, jalan jinjit, jalan tumit
Gerakan tungkai

Anda mungkin juga menyukai