Anda di halaman 1dari 15

NERACA BAHAN

MAKANAN
MAULANI (P07131119041)
Sejarah NBM di Dunia

Neraca Bahan Makanan (NBM) menyajikan gambaran yang


komprehensif tentang pola pasokan pangan suatu negara selama
periode tertentu. NBM pertama kali dibuat pada masa Perang
Dunia I. Pada tahun 1936 NBM digunakan sebagai sumber data
utama pada perbandingan data konsumsi pangan internasional
yang disiapkan atas permintaan Komite Liga Bangsa-Bangsa
yang menangani masalah gizi dan sub-komite di bawahnya yang
menangani statistik gizi.
Lanjutan...
Selama Perang Dunia II, ketertarikan terhadap NBM meningkat pesat. Pada
tahun 1942-1943, komite persyaratan pasca perang negara-negara sekutu
menggunakan NBM dalam studi mereka tentang persyaratan pasca perang di
negara-negara Eropa dan bahkan teknik yang lebih rinci dikembangkan dan
digunakan oleh komite ahli dari Canada, Amerika Serikat dan Inggris dalam
laporan mengenai tingkat konsumsi pangan di negara-negara tersebut. Pada
kurun waktu yang bersamaan, NBM juga dibuat di Jerman untuk
kepentingan sendiri maupun bagi negara jajahannya. NBM juga berperan
penting dalam pelaksanaan pekerjaan Dewan Pangan Darurat Internasional
yang menangani permasalahan pengalokasian dan pendistribusian pangan
pada periode kekurangan pangan setelah perang.
Lanjutan...

NBM tiga tahunan diterbitkan dalam format standar yang


mencakup 146 negara mulai mulai edisi periode 1979-1981.
Selain menampilkan NBM untuk masing-masing negara,
publikasi tahun 1984-1986 juga menampilkan data series
ketersediaan per kapita kelompok pangan utama, dalam hal
jumlah, kalori, protein dan lemak. Edisi tahun 1992- 1994
mencakup 175 negara dan tahun 1994-1996 mencakup 180
negara.
Perkembangan NBM di Indonesia

Penyusunan NBM Indonesia pada tahun 1963 dilakukan oleh


Biro Pusat Statistik (BPS) dan dibantu oleh tenaga ahli dari Food
and Agriculture Organization (FAO). NBM yang diterbitkan pada
tahun tersebut merupakan publikasi tiga tahunan dan hanya
disusun untuk keperluan internal BPS dimulai dari edisi 1963 –
1965 dan 1964 – 1966. Selanjutnya NBM secara tahunan disusun
mulai tahun 1970.
Lanjutan...

Tim Penyusun NBM tingkat nasional yang beranggotakan beberapa


instansi seperti Departemen Pertanian, BPS, dan instansi terkait lainnya
dibentuk berdasarkan Instruksi Menteri Pertanian Nomor
12/INS/UM/6/1975 tanggal 19 Juni 1975. Tim ini bertugas melakukan
penyusunan Buku Pedoman Penyusunan NBM serta melakukan publikasi
NBM tahunan. Publikasi NBM oleh BPS dilakukan hanya sampai dengan
edisi 1998 – 1999. Selanjutnya mulai edisi 1999 – 2000 publikasi NBM
dilakukan oleh Badan Bimas Ketahanan Pangan (BBKP) sesuai dengan
fungsi BBKP menurut Keputusan Presiden Nomor 165 tahun 2001, yaitu
melakukan pengkajian, perumusan kebijakan, pemantauan dan
pengembangan ketersediaan dan produksi pangan.
Manfaat NBM

1. Mengetahui jumlah penyediaan pangan, penggunaan


pangan dan ketersediaan pangan per kapita untuk konsumsi
penduduk
2. Mengevaluasi pengadaan dan penggunaan pangan.
3. Mengevaluasi tingkat ketersediaan pangan berdasarkan
rekomendasi kecukupan gizi dan pola pangan harapan dari
aspek ketersediaan.
4. Bahan acuan dalam perencanaan produksi/pengadaan
pangan
5. Bahan penyusunan kebijakan pangan dan gizi
Tujuan NBM

1. Melihat perubahan jenins pangan yang tersedia/dikonsumsi


dari tahun ke tahun
2. Tingkat kecukupan ketersediaan pangan dibanding AKG
3. Meneliti/meramalkan situasi pangan suatu provinsi/daerah
4. Mengestimasi surplus/defisit suatu daerah
5. Menyusun proyeksi ketersediaan dan perdagangan
6. Mengevaluasi kebijakan pangan dan gizi
Permasalahan dalam Neraca Bahan Makanan
Permasalahan dalam penyusunan NBM seperti tidak tersedianya data
produksi beberapa komoditas, perubahan stok, ekspor dan impor serta
industri, angka konversi yang digunakan serta untuk mengakomodasi
komoditas potensial dan riil dikonsumsi masyarakat yang belum
masuk dalam NBM.

Data produksi komoditas pangan yang tidak tersedia di beberapa


wilayah memerlukan pendekatan tertentu yang harus diperhitungkan
dalam penyusunan NBM. Selain itu, data perubahan stok yang
tersedia hanya tiga komoditas, yaitu beras, gula pasir dan minyak
sawit yang diperoleh dari BULOG dan Direktorat Jenderal
Perkebunan.
Lanjutan...

Data ekspor dan impor yang disajikan dalam NBM sampai saat ini
belum semuanya mencakup bentuk olahan padahal banyak jenis bahan
makanan yang diekspor dan diimpor dalam bentuk olahan, seperti mie
instan dan roti sebagai produk olahan dari tepung gandum. Dengan
demikian, ketersediaan tepung gandum yang disajikan dalam NBM
masih over atau underestimate, karena belum memperhitungkan
sejumlah tepung gandum yang diekspor dan diimpor dalam bentuk mie
instan, roti dan aneka olahan tepung gandum lainnya. Selain itu, data
ekspor dan impor (masuk dan keluar) wilayah provinsi dan kabupaten
masih sulit diperoleh, sehingga masih menjadi tantangan dalam
penyusunan NBM provinsi dan kabupaten.
Komponen-koponen NBM

Tabel NBM dibagi menjadi tiga kelompok penyajian yaitu


penyediaan/pengadaan, penggunaan/pemanfaatan dan
ketersediaan perkapita. Jumlah penyediaan harus sama dengan
jumlah penggunaan. Komponen penyediaan meliputi produksi
(masukan dan keluaran), perubahan stok, impor, dan ekspor.
Sedangkan komponen penggunaan meliputi penggunaan untuk
pakan, bibit, industri (makanan dan bukan makanan), komponen
tercecer, dan bahan makanan yang tersedia untuk dikonsumsi
serta penggunaan lain.
Lanjutan...

Bahan makanan yang tersedia untuk dikonsumsi ini kemudian


dinyatakan dalam ketersediaan bahan makanan per kapita (kg/th
dan gr/hr), ketersediaan energi (kkal/hr), ketersediaan protein
(gr/hr), dan ketersediaan lemak (gr/hr).
Metode Penghitungam NBM
Penyediaan (supply) suatu komoditas bahan makanan diperoleh
dari produksi dikurangi perubahan stok, ditambah dengan impor
dan dikurangi ekspor. Komponenkomponen penyediaan terdiri
atas produksi, perubahan stok, impor dan ekspor. Bentuk
persamaan penyediaan adalah sebagai berikut:

TS = O - ∆St + M – X
TS = total penyediaan dalam negeri (total supply)
O = produksi
∆St = stok akhir – stok awal
M = impor
X = ekspor
Lanjutan....
Total penggunaan dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan sebagai
berikut:

TU = F + S + I + W + Fd + Rou

TU = total penggunaan (total utilization)


F = pakan
S = bibit
I = industry
W = tercecer
Fd = ketersediaan bahan makanan
Rou = Penggunaan lain
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai