SEDERHANA
Riwayat Keluarga
Perkawinan : Pertama
Umur Pernikahan : 2 tahun
Pendidikan : Ibu tidak tamat SMP dan Ayah tamat SMA
Pekerjaan orang tua : Ibu sebagai IRT dan Ayah sebagai karyawan
Penyakit yang pernah diderita : disangkal
Pemeriksaan Fisik
KU : Tampak sakit sedang
Kesadaran : E4 M5 V6
BB : 10 Kg
PB : 79 cm
Lingkar kepala : 46 cm
Edema (-), sianosis (-), dispnue (-), anemia (-), ikterus (-), dismorfik (-)
Suhu : 36,8 OC (suhu di IGD: 39OC)
Respirasi : 25 x/menit dengan tipe pernapasan abdominothorakal
Tekanan Darah : -
Nadi : 98 x/ menit, Isi/kualitas : Cukup
Regularitas : Reguler
CRT : 2”
Status Gizi
BB/U : 2– (0) SD
TB/U : 2 – (0) SD
BB/TB : 0 – 1 SD (BMI 16)
Kesan : Gizi baik
Pemeriksaan Fisik Khusus
palpebra (-/-), Cekung (-), Pupil bulat isokor ø 3mm, reflek cahaya + /
+.
Hidung : sekret (+) kavum nasi dextra et sinistra , napas cuping hidung
(-),deformitas (-).
Farmakologis
• IVFD D5 1/4 NS gtt 10x/menit
• Inj. Cefotaxim 2 x 400mg (IV)
• Inj. Paracetamol Flash 3 x 120 mg (IV)
• Stesolid supp 3 x 5mg jika temperatur ≥ 38,5oC
Diet
Kebutuhan kalori 1000 kkal: ASI, susu formula dan nasi
Monitoring
Tanda vital (Kesadaran, TD, N, RR, T, SpO2)
Edukasi
• Meyakinkan kepada keluarga bahwa kejang umumnya mempunyai prognosis ya
ng baik.
• Memberitahu keluarga cara penanganan kejang.
• Memberikan informasi mengenai kemungkinan kejang.
• Menjelaskan kepada keluarga mengenai penanganan dan tidak perlu untuk kons
umsi obat anti kejang dalam jangka lama.
Prognosis
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
Follow Up
BAB III
Tinjauan Pustaka
KEJANG DEMAM
DEFINISI
• Bangkitan kejang yang disertai kenaikan
suhu tubuh (suhu rektal ≥38oC) yg
disebabkan oleh proses ekstrakranial
KLASIFIKASI
• KDS
• KDK
Kejang Demam
Kejang Demam Simplex
Kompleks
• Kejang berlangsung <15 • >15 menit
menit, umumnya • Fokal atau parsial sesisi
berhenti sendiri atau kejang umum yg
• Kejang umum, tonik &/ didahului dengan
klonik tanpa gerakan kejang fokal
fokal. • >1x dalam 24 jam
• Tidak berulang dalam diantara 2 kejang anak
24 jam sadar
• 80% kejang demam
adalah KDS
Pemeriksaan Penunjang
• Tidak rutin
Pemeriksaan Lab • Dapat dikerjakan u/ mengetahui sumber infeksi demam
• Darah perifer, elektrolit dan gula darah.
• Tidak direkomendasi
Elektroensefalografi • Tidak dapat memprediksi berulangnya kejang atau
(EEG) kemungkinan untuk timbul epilepsi
Kejang + Demam
Intrakranial Ekstrakranial
• Meningitis
Bangkitan kejang yang disertai
• Ensefalitis
kenaikan suhu tubuh (suhu rektal
• Meningoensefalitis
≥38oC) yg disebabkan oleh proses
ekstrakranial
• Suhu >38◦C (saat kejang suhu tubuh
Anamnesi pasien mencapai 39◦c)
• Fokus infeksi (+) ekstrakranial
s (rhinofaringitis) pilek, faring hiperemis
• Tanpa defisit neurologis
• Temperatur 390C
Pem. Fisik • Sekret kavum nasi dextra et sinistra
• Dinding faring hiperemis
• Dasar diagnosis kejang demam pada kasus ini adlah bangkitan kejang yang
didahului dengan demam (>380C) yang bukan disebabkan proses intrakrania.
Fokal infeksi pada pasien ini dicurigai berasal dari infeksi saluran napas atas.
Namun untuk menyingkirkan kemungkinan terjadi meningitis perlu
dilakukan LP.
• Terapi yang diberikan untuk pasien adalah terapi suportif yaitu cairan
intravena D5 ¼ NS gtt 10x/menit, terapi intermitent jika anak demam berupa
diazepam rectal 3 x 5mg jika demam dan injeksi paracetamol 4 x 5ml/hari.
Selain itu pemberian obat kausatif pada kasus ini berupa antibiotik inj.
Cefotaxim 2 x 400 mg.
• Pada kasus kejang demam, tetap harus dipikirkan diagnosis banding yang
disebabkan oleh prose intrakranial seperti meningitis, meningoensefalitis,
atau ensefalitis.
• Dari anamnesis tidak ditemukan adanya penurunan kesadaran yg biasa
dijumpai pada pasien yang mengalami infeksi intrakranial.
• Untuk menyingkirkan diagnosis banding perlu dilakukan LP.