Anda di halaman 1dari 26

Kegawatdaruratan pada

sistem gastrointestinal

FIK UI Ekstensi 2019


2 Kasus

Seorang laki-laki berusia 43 tahun diantar keluarga dengan ambulans ke IGD


mengeluh muntah darah, nyeri ulu hati dan kepala terasa melayang. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan TD 80/60 mmHg, frekuensi nadi 120 kali/menit,
frekuensi napas 24 kali/menit. Pasien mengalami BAB dengan tinja seperti ter
dan hitam. Pasien memiliki riwayat minum alkohol setiap hari. Pasien merasakan
nyeri tekan ringan pada palpasi di epigastrium tetapi tidak menunjukkan nyeri
tekan lepas atau defans. Pasien tidak menunjukkan spider angioma yang jelas,
ginekomastia, eritema palmaris, atau asites. Pada pemeriksaan colok dubur
menunjukkan tinja yang secara makroskopik melena. Dari pemeriksaan
laboratorium didapatkan hematologi Hemoglobin (Hb) 8,4gr/dl, Ht 38,3%, Leukosit
10.700/uL, Trombosit 182.000/uL.
Outline
1. Identifikasi triase pada kasus tersebut serta justifikasinya!
2. Jelaskan pengkajian primer dan sekunder pada kasus tersebut. Jika ada
pemeriksaan fisik ataupun diagnostik yang belum ada dan esensial dilakukan
pada kasus tersebut. Tuliskan jenis pengkajiannya dan hasil apa yang dapat
diperoleh pada kasus tersebut. Jelaskan mekanisme timbulnya gejala dan
pemeriksaan fisik serta diagnostik terkait!
3. Jelaskan kegawatan yang terjadi pada kasus tersebut!
4. Jelaskan algoritme kegawatan yang terjadi pada kasus tersebut!
5. Jelaskan asuhan keperawatan gawat darurat yang terjadi pada kasus tersebut!
6. Jelaskan penatalaksanaan medis kegawatan yang diperlukan pada kasus tersebut
dan sebutkan peran perawat!
Riview
Perdarahan disaluran cerna atas adalah kehilangan darah dalam lumen saluran cerna mulai dari
esofagus sampai duodenum, saluran cerna bagian bawah (SCBB) adalah kehilangan darah di
sebelah bawah ligementum treitz (Azmi dkk,2016). Varises esofagus adalah terjadinya distensi
vena submukosa yang diproyeksikan ke dalam lumen esofagus pada pasien dengan hipertensi
portal

Etiologi : Penyakit hati alkoholik

Prediktor dari risiko yang lebih tinggi termasuk usia lanjut, komorbiditas, hematemesis merah,
hematochezia, darah merah pada aspirasi negatif nasogastrik, ketidakstabilan hemodinamik, dan
studi laboratorium abnormal.
Manifestasi klinis
1. Kelemahan, kelelahan, dan malaise
2. Anoreksia
3. Mual dan muntah
4. Penurunan berat badan, biasa terjadi pada penyakit hati akut dan kronis, terutama karena anoreksia dan
berkurangnya asupan makanan, dan juga hilangnya massa otot dan jaringan adiposa merupakan fitur mencolok
pada stadium akhir penyakit hati.
5. Rasa tidak nyaman dan nyeri pada abdomen. Biasanya dirasakan di hipokondrium kanan atau di bawah tulang
rusuk kanan bawah (depan, samping, atau belakang) dan di epigastrium atau hipokondrium kiri
6. Ikterus atau urin berwarna gelap
7. Edema dan pembengkakan perut
8. Pruritus, biasanya terkait dengan kondisi kolestatik, seperti obstruksi bilier ekstrahepatik, sirosis bilier primer,
sclerosing cholangitis, kolestasis kehamilan, dan cholestasis berulang jinak
9. Perdarahan spontan dan mudah memar
10. Gejala Encephalopathic, yaitu gangguan siklus tidur-bangun, penurunan fungsi intelektual, kehilangan memori
dan, akhirnya, ketidakmampuan untuk berkomunikasi secara efektif di tingkat manapun, perubahan kepribadian,
dan, mungkin, menampilkan perilaku yang tidak pantas atau aneh.
11. Impotensi dan disfungsi seksual
12. Kram otot - umumnya pada pasien dengan sirosis
Komplikasi

Syok
hipovolemi Enselopati Infeksi
k
11 TRIASE

Tanda-tanda perdarahan GI Colok dubur


Riwayat muntah darah, nyeri ulu hati Makroskopik melena,
dan tinja seperti Ter menandakan syok hipovolemik

Syok Hipovolemik kelas 3 Triase


Tekanan darah sistolik dibawah
90mm Hg, takikardia, pernapasan Level 2 dengan waktu
meningkat, dan kepala terasa tunggu maksimal 10 menit
melayang yang dapat menjadi awal
hilangnya kesadaran pasien (White,
et al, 2013).
Pengkajian Primer
Airway

Exposure Breathing

Circulatio
Disability
n
Airway dan Breathing

Airway
• Tidak ada sumbatan jalan napas, suara napas vesikuler

Breathing
• Tidak ada nyeri dada ataupun sesak saat bernapas
Airway dan Breathing
Circulation
• Hemoglobin (Hb) 8,4gr/dl, Ht 38,3%, Leukosit 10.700/uL,
Trombosit 182.000/uL, pemeriksaan colok dubur menunjukkan
tinja yang secara makroskopik melena. TTV : TD 80/60 mmHg,
frekuensi nadi 120 kali/menit, frekuensi napas 24 kali/menit
Disability
• Penurunan tingkat kesadaran, mengatakan melayang

Exposure
• Muntah darah dan melena
Secondary survey
Full set of vital sign
• TTV : TD : 80/60 mmHg, frekuensi nadi 120 kali/menit, frekuensi napas 24
kali/menit.
G : Give comfort measures (pemenuhan kebutuhan kenyamanan)
Pasien dibaringkan di brankar dan dilakukan tatalaksana gawatdarurat.

H: History (riwayat) dan head to toe


Pasien tidak memiliki riwayat hipertensi dan merokok. Pasien memiliki riwayat
minum alkohol setiap hari. Keluarga pasien tidak ada yang memiliki masalah yang
sama dengan klien. Pasien bekerja di perusahaan swasta, ketika stressor kerja
meningkat, pasien melampiaskan dengan minum alkohol. Sebelum sakit : Klien
mengatakan makan dengan teratur 3-4x sehari, makan sayur, buah dan lauk pauk.
Minum 7-8 gelas/hari, air putih.
Secondary survey
Pemeriksaan fisik
- Nyeri tekan ringan pada palpasi di epigastrium tetapi tidak menunjukkan nyeri
tekan lepas atau defans
- Tidak menunjukkan spider angioma yang jelas, ginekomastia, eritema
• palmaris, atau asites.
Tes diagnostik
• Pemeriksaan colok dubur menunjukkan tinja yang secara mikroskopik melena.
• Pemeriksaan laboratorium, kaji hemodinamik:
- Hemoglobin (Hb) 8,4gr/dl
• Ht 83,8%
- Leukosit 10.700/uL
- Trombosit 182.000/uL.
• Endoscopy
Algoritme Kegawatdaruratan pada Pasien
Perdarahan Gastrointestinal
Alogaritma sesuai kasus

Pada kasus, penderita mengalami muntah, nyeri pada ulu hati dan tinja yang berubah warna menjadi hitam.

Muntah yang dialami pasien merupakan salah satu penyebab terjadinya robekan pada mukosa longitudinal yang
mengakibatkan perdarahan saluran cerna bagian atas.

Untuk menegakkan diagnosis perdarahan pada saluran cerna atas, perlu dilakukan pengecekan lab mengenai
complete blood count (CBC), hemoglobin dan hematokrit, profil koagulasi (yang terdiri dari waktu perdarahan,
waktu prothrombin dan waktu tromboplastin parsial), glukosa, elektrolit, BUN, serta jumlah trombosit.

Hasil pemeriksaan tromobosit yang menunjukkan bahwa jumlah trombosit rendah menandakan bahwa pasien
mengkonsumsi alcohol secara kronik.
Penatalaksanaan medis

Stabilisasi ABC, beri oksigen

Segera ganti kehilangan cairan sesuai kelas syok,


keputusan transfusi didasarkan dengan tanda dan klinis

Selang nasogastrik direkomendasikan pada pasien GI


bleeding

Endoskopi
Penatalaksanaan medis

Beri penghambat proton (misalnya, bolus


pantoprazol 80mg diikuti dengan drip 8mg/jam)
direkomendasikan untuk pasien dengan perdarahan
nonvaricel akibat tukak lambung

Pertimbangkan oktreotida 25 sampai 50 μg bolus diikuti dengan


25 sampai 50 μg / jam secara intra vena untuk pasien dengan
perdarahan saluran pencernaan bagian atas.
Analisa data
DATA FOKUS ETIOLOGI MASALAH
DS : Perdarahan Hipovolemia
- Klien mengatakan muntah darah dan kepala terasa melayang
DO :
- Tanda-tanda vital : TD: 80/60 mmHg, N: 121 x/menit dan teraba
lemah, RR 24 x/menit, suhu 37,8C, Saturasi O2 97%
- Membran mukosa kering, turgor kulit menurun
- Pemeriksaan colok dubur: melena seperti ter dan hitam
- Hasil Lab: (Hb) 8,4gr/dl,
Ht 38,3%,
Leukosit 10.700/uL,
Trombosit 182.000/uL.
 
 
Analisa data
DATA FOKUS ETIOLOGI MASALAH
DS : klien mengeluh kepala terasa melayang
Penurunan Penurunan curah jantung
DO : perfusi perifer
TD : 80/60 mmHg, Nadi : 120x/mnt, RR : 24 x/mnt,
Capillary refill > 3 detik
Klien tampak lemah dan pucat
Hasil lab : Hb : 8,4 gr/dl
Ht :38,3 %, leukosit : 10.700/ul, trombosit 182.000/ul  
 
Diagnosa keperawatan
Hipov
olemia
berhu
bunga
n
denga
n
perdar
Penurunanahan
curah jantung
berhubungan dengan
penurunan perfusi perifer
Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi
Hipovolemia berhubungan dengan Manajemen Hipovolemia
pendarahan Status cairan membaik dan Observasi
keseimbangan cairan meningkat, - Monitor status hemodinamik
  ditandai dengan : - Periksa tanda dan gejala dehidrasi
Kriteria Hasil: - Monitor adanya hipotensi ortotastik dan
- TTV Stabil pusing saat berdiri
- Nadi kuat - Monitor intake dan out put cairan
- Haluaran urine 0,5-1,0 ml/kg Teraupetik
BB/jam
- Membran mukosa lembab - Hitung kebutuhan cairan
- Turgor kulit elastis - Berikan asupan cairan oral
- Kadar Hb membaik Edukasi
  - Anjurkan memperbanyak asupan cairan
oral
  Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian cairan IV (isotonis,
hipotonis. koloid)
- Kolaborasi pemberian darah
- Kolaborasi pemasangan NGT
Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi
Penurunan curah jantung b.d Perfusi perifer adekuat Pemantauan hemodinamik
penurunan perfusi perifer   Kriteria hasil : • Monitor frekuensi & irama jantung
TTV dalam batas normal • Monitor TTV
Tidak terjadi kelemahan • Monitor curah jantung
Pengisian kapiler < 3 detik • Monitor perfusi perifer
Warna kulit normal   • Monitor tanda – tanda perdarahan
• Monitor intake dan output
• Evaluasi efek dari terapi cairan
• Kolaborasi dengan dokter sesuai
indikasi
This Is Our
16
Team
Fina Arfah Sobarna
Perawat ICU RSUD Cibinong

Justitia Intan
Perawat RS Dharmais
This Is Our
16
Team
Nathalie Rose
Perawat RS PON

Nya Nathalina
Perawat RS Suyoto
This Is Our
16
Team
Siti Solihah
Perawat RSCM

Riani Setyowati
Perawat RSUD Matraman
This Is Our
16
Team
Venny Hikmahrizkika
Perawat RS Fatmawati

Riani Setyowati
Perawat RSUD Matraman
Thanks!

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by


Flaticon, and infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai