Anda di halaman 1dari 32

Pancasila Sebagai

Sistem Etika

Kelompok 9
Aisyah Astrid/1514620051
Amira Thifalli/1514620026
Farah Sopia Qisty/1514620066
Shalsa Billa Putri/1514620058
ETIKA
Etika dalam artian yang luas ialah ilmu
yang umumnya dimengerti sebagai
pemikiran filosofis mengenai segala
sesuatu yang dianggap baik atau buruk
dalam perilaku manusia. Keseluruhan
perilaku manusia dengan norma dan
prinsip-prinsip yang mengaturnya itu
kerap kali disebut moralitas atau etika
(Sastrapratedja,2002:81).
Macam-Macam Etika

Etika
Deskriptif

Etika
Normatif
Manfaat Etika
1. Dapat membantu suatu pendirian
dalam beragam pandangan dan moral.
2. Dapat membantu membedakan mana
yang tidak boleh dirubah dan mana
yang boleh dirubah.
3. Dapat membantu seseorang mampu
menentukan pendapat.
4. Dapat menjembatani semua dimensi
atau nilai-nilai
Etika Pancasila

Etika Pancasila adalah cabang filasafat


yang dijabarkan dari sila-sila pancasila
untuk mengatur perilaku kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara di Indonesia. Oleh karna itu,
Pancasila terkandung nilai-nilai
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan dan keadilan.
Nilai-Nilai Dalam Etika Pancasila

Sila ketuhanan, mengandung dimensi moral


berupa nilai spritualitas yang mendekatkan
diri manusia kepada sangpencipta, ketaatan
kepada nilai agama yang dianutnya.

Sila kemanusiaan, mengandung dimensi


humanus, artinya menjadikan manusia yang
lebih manusiawi, yaitu upaya meningkatkan
kualitas kmanusiaan dalam pergaulan antar
sesama
Sila persatuan, mengandung dimensi nilai
solidaritas rasa kebersamaan (mitsein), cinta
tanah air.

Sila kerakyatan, mengandung dimensi nilai


berupa sikap menghargai orang lain, mau
mendengarkan pendapat orang lain, dan
tidak memaksakan kehendak kepada orang
lain.

Sila keadilan, mengandung dimensi nilai


mau peduliatas nasib orang lain,
kesediaan membantu kesulitan orang
lain.
Pribadi Pancasila (4 Tabiat Saleh)

1. Kebijaksanaan, artinya melaksanakan


suatu tindakan yang didorong oleh
kehendak yang tertuju pada kebaikan
serta atas dasar kesatuan akal rasa
kehendak yang berupa pada kenyataan
mutlak (tuhan) dengan memelihara
nilai-nilai religius.

2. Kesederhanaan, artinya membatasi diri


dalam arti tidak melampaui batas
dalam hal kenikmatan.
3. Keteguhan, artinya membatasi diri
dalam arti tidak melampaui batas
dalam menghindari penderitan.

4. Keadilan, artinya memberikan sebagai


rasa wajib kepada diri sendiri dan
manusia lain, serta terhadap tuhan
yang Maha Esa terkait dengan segala
sesuatu yang telah menjadi haknya.
Argumen Tentang Dinamika Pancasila
Sebagai Sistem Etika

Orde Lama

Orde Baru

Reformasi
Era Orde Lama

Pemilu diselenggarakan dengan diikuti banyak


partai politik. Tidak dapat dikatakan bahwa
pemerintahan Orde Lama mengikuti sistem etika
Pancasila, bahkan ada tudingan dari pihak Orde
Baru bahwa pemilihan umum pada zaman Orde
Lama dianggap terlalu liberal karena
pemerintahan Soekarno menganut sistem
demokrasi terpimpin, yang cenderung otoriter.
Era Orde Baru

Manusia Indonesia dalam pandangan Orde Baru,


artinya manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang
Maha Esa, yang secara kodrat bersifat monodualistik,
sekaligus makhluk sosial. Manusia sebagai makhluk
pribadi memiliki emosi yang memiliki pengertian, kasih
sayang, harga diri, pengakuan, dan tanggapan
emosional dari manusia lain dalam kebersamaan
hidup. Manusia Indonesia menjadi pusat persoalan,
pokok dan pelaku utama dalam budaya Pancasila.
(Notonagoro dalam Asdi, 2003: 17-18).
Era Reformasi

Seiring perjalanan waktu, disadari bahwa demokrasi


tanpa dilandasi sistem etika politik akan menjurus pada
penyalahgunaan kekuasaan, serta machiavelisme
(menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan).
Moral bangsa semakin hari semakin merosot dan
semakin hanyut dalam arus konsumerisme, hedonisme,
eksklusivisme, dan ketamakan karena bangsa Indonesia
tidak mengembangkan blueprint yang berakar pada sila
Ketuhanan Yang Maha Esa. (Sofian Effendi, 2006)
Tantangan Pancasila Sebagai Sistem Etika

Orde Lama

Orde Baru

Reformasi
Era Orde Lama

Tantangan terhadap system etika Pancasila pada


zaman Orde Lama berupa sikap otoriter dalam
pemerintahan sebagaimana yang tercemin dalam
penyelenggaraan negara yang menerapkan
system demokrasi terpimpin. Hal tersebut tidak
sesuai dengan system etika Pancasila yang lebih
menonjolkan semangat musyawarah untuk
mufakat.
Era Orde Baru

Tantangan terhadap system etika Pancasila pada


zaman Orde Baru terkait dengan masalah NKK
(Nepotisme, Kolusi, dan Korupsi) yang merugikan
penyelenggaraan negara. Hal tersebut tidak sesuai
dengan keadilan sosial karena nepotisme, kolusi,
dan korupsi hanya menguntungkan segelintir
orang atau kelompok tertentu yang memiliki
kekuasaan.
Era Reformasi

Tantangan terhadap system etika Pancasila


pada era Reformasi berupa eforia kebebasan
berpolitik sehingga mengabaikan norma-
norma moral. Misalnya, munculnya anarkisme
yang memaksakan kehendak dengan
mengatasnamakan kebebasan berdemokrasi.
Esensi dan
Urgensi Pancasila
sebagai Sistem
Etika
Esensi Pancasila Sebagai Sistem Etika

Hakikat Hakikat Hakikat


Sila Sila Sila
Ketuhanan Kemanusiaan Persatuan

Hakikat Hakikat
Sila Sila
Keadilan Kerakyatan
Hakikat sila Ketuhanan terletak pada
keyakinan bangsa Indonesia bahwa Tuhan
sebagai penjamin prinsip-prinsip moral.
Artinya, Setiap prinsip moral yang
berlandaskan pada norma agama, maka
prinsip tersebut memiliki kekuatan (force)
untuk dilaksanakan oleh pengikut-
pengikutnya.
Hakikat sila Kemanusiaan terletak pada
actus humanus yaitu, tindakan
kemanusiaan yang mengandung
implikasi moral diungkapkan dengan
sikap adil dan beradab sehingga
menjamin tata pergaulan antarmanusia
yang bersendikan nilai-nilai
kemanusiaan yang tinggi, yaitu
kebijakan dan kearifan.
Hakikat sila Persatuan terletak pada
kesediaan untuk hidup bersama sebagai
warga bangsa yang mementingkan masalah
bangsa di atas kepentingan individu atau
kelompok. Sistem etika yang berlandaskan
pada semangat kebersamaan, solidaritas
sosial akan melahirkan kekuatan untuk
menghadapi penetrasi nilai yang bersifat
memecah belah bangsa.
Hakikat sila Kerakyatan terletak
pada prinsip musyawarah untuk
mufakat. Artinya, menghargai diri
sendiri sama halnya dengan
menghargai orang lain.
Hakikat sila Keadilan Sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia merupakan perwujudan dari
sistem etika yang tidak menekankan pada
kewajiban semata (deontologis) atau
menekankan pada tujuan belaka (teleologis),
tetapi lebih menonjolkan keutamaan (virtue
ethics) yang terkandung dalam nilai keadilan
itu sendiri.
Urgensi Pancasila Sebagai Sistem Etika

 Pancasila sebagai system etika memberi guidance


bagi setiap warga negara sehingga memiliki orientasi
yang jelas dalam tata pergaulan baik local, nasional,
regional, maupun internasional.

 Meletakkan sila-sila Pancasila sebagai system etika


berarti menempatkan Pancasila sebagai sumber moral
dan inspirasi bagi penentu sikap, tindakan, dan
keputusan yang diambil setiap warga negara.
 Pancasila sebagai system etika dapat menjadi dasar
analisis bagi berbagai kebijakan yang dibuat oleh
penyelenggara negara sehingga tidak keluar dari
semangat negara kebangsaan yang berjiwa
Pancasilais.

 Pancasila sebagai system etika dapat menjadi filter


untuk menyaring pluralitas.
Pancasila Sebagai Sistem Etika
Menghadapi Masalah Di Indonesia

 Dekadensi moral. Terjadi ketika pengaruh globalisasi


tidak sejalan dengan nilai-nilai Pancasila, tetapi justru
nilai-nilai dari luar berlaku dominan. Ini menunjukkan
lemahnya tatanan nilai moral dalam kehidupan bangsa
Indonesia. Oleh karena itu, Pancasila sebagai sistem
etika diperlukan kehadirannya sejak dini , terutama
dalam bentuk pendidikan karakter di sekolah-sekolah.
 Korupsi akan merajalela. Karena para
penyelenggara Negara tidak memiliki
rambu-rambu normatif dalam menjalankan
tugasnya. Para penyelenggara Negara tidak
dapat membedakan batasan yang boleh dan
tidak, pantas dan tidak, baik dan buruk
(good and bad). Pancasila sebagai sistem
etika terkait dengan pemahaman atas
kriteria baik dan buruk.
 Kurangnya rasa perlu berkontribusi dalam
pembangunan melalui pembayaran pajak.
Pancasila sebagai sistem etika dapat
mengarahkan wajib pajak untuk secara sadar
memenuhi kewajiban perpajakannya dengan
baik. Dengan kesadaran pajak yang tinggi
maka program pembangunan yang tertuang
dalam APBN akan dapat dijalankan dengan
sumber penerimaan dari sector perpajakan.
 Pelanggaran HAM dalam kehidupan
bernegara. Kesadaran masyarakat
terhadap nilai-nilai Pancasila sebagai
system etika belum berjalan maksimal.
Oleh karena itu, disamping diperlukan
sosialisasi system etika Pancasila,
diperlukan pula penjabaran system etika
ke dalam peraturan perundang-
undangan tentang HAM.
 Kerusakan lingkungan yang berdampak terhadap
berbagai aspek kehidupan manusia. Masyarakat
Indonesia dewasa ini cenderung memutuskan tindakan
berdasarkan tindakan emosional, keuntungan sesaat,
tanpa memikirkan dampak yang ditimbulkan. Oleh
karena itu, Pancasila sebagai sistem etika perlu
diterapkan kedalam peraturan perundang-undangan
yang menindak tegas perusak lingkungan Selain itu,
perlu juga diberikan penghargaan untuk setiap
penggiat lingkungan dalam kehidupan bermasyarakat.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai