Anda di halaman 1dari 24

LOKMIN AWAL TAHUN UKP

Nur Ahmad Santoso


Pencapain tahun 2020

RAWAT JALAN
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
k l i
n ta N
S PT H
T
D
M
R
M ba G
ig
o R R an n m n
K R R
na ta
ka a n p an
y ya ta a n
ng La La it
e
ay
A
G
ig li L
i o um
as B
R
Pencapain tahun 2020

UGD & RANAP

100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
BOR Kelengkapan RM
Pencapain tahun 2020

FARMASI
100%
99%
98%
97%
96%
95%
94%
93%
92%
91%
s r
na to PA ar
e
lg
ia an R
r k a IS d i
ya p k PO
fo di da da m se
dg in
pa pa a re
m 40 ad di
ite m AB AB si
p m
an ite an an ite
ai an a j ek a
su a n a
un In rat
e di gu g R
e
Ke
s se ng ng
ter pe Pe
ke
Pencapain tahun 2020

LABORAT

100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Kesesuaian ketepatan Kesesuaian pemeriksaan
jenis layanan waktu tunggu hasil PMI Hb pd Bumil
lab
Masalah yang ditemukan

1. Rasio Peserta Prolanis Terkendali (RPPT) tidak


mencapai target
2. Kurangnya penderita hipertensi yang
mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
standart
3. Kurangnya penderita DM yang mendapatkan
pelayanan kesehatan sesuai standart
4. Angka BOR tidak mencapai target
5. Rendahnya capaian hasil pemeriksaan baku
mutu internal (PMI)
PRIORITAS MASALAH

“Rasio Peserta Prolanis Terkendali (RPPT)


tidak mencapai target”
Analisa Akar
Penyebab Masalah

• Man : Jumlah keanggotaan prolanis yang


kurang di bandingkan jumlah panderita DM
dan hipertensi
• Method : pemahaman cara melakukan entry
ke aplikasi p care yang kurang
• Money : anggaran yang di berikan kurang
• Environment : Terkendala pandemi
Rencana Tindak Lanjut
• Meningkatkan jumlah keanggotaan prolanis
• Meningkatkan pemahaman cara melakukan entry ke
aplikasi p care
• Peningkatan anggaran prolanis
• Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB)
Indikator Rasio Peserta
Prolanis Terkendali

Rasio Peserta Prolanis Terkendali (RPPT) merupakan indikator untuk mengetahui


optimalisasi penatalaksanaan Prolanis oleh FKTP dalam menjaga kadar gula darah puasa
bagi pasien Diabetes Mellitus tipe 2 (DM) atau tekanan darah bagi pasien Hipertensi
Essensial (HT).

Target
>5%
Indikator Rasio Peserta Prolanis Terkendali
RPPT RPPT HT
DM
1. Jumlah Peserta Prolanis terkendali DM 1. Jumlah Peserta Prolanis terkendali HT
Peserta dengan diagnosa penyakit DM Peserta dengan diagnosa penyakit HT
yang terdaftar sebagai peserta Prolanis yang terdaftar sebagai peserta Prolanis
dengan kadar gula darah puasa dengan tekanan darah terkendali.
terkendali. 2. Jumlah peserta terdaftar di FKTP
2. Jumlah peserta terdaftar di FKTP dengan dengan diagnosa HT Peserta terdaftar
diagnosa DM Peserta terdaftar di FKTP di FKTP yang telah ditegakkan diagnosa
yang telah ditegakkan diagnosa penyakit penyakit DM
DM

Note:
1. FKTP wajib mengisi hasil pemeriksaan kadar gula darah dan tekanan darah pasien
Prolanis di aplikasi PCare
2. Kriteria terkendali mengacu pada standar yang telah ditetapkan oleh Organisasi
Profesi:
a. Nilai terkendali DM mengacu pada Konsensus Pengelolaan dan Penceahan
Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia
2015 oleh PERKENI (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia).
b. Nilai terkendali HT mengacu pada Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi 2019 oleh
PERHI (Perhimpunan Hipertensi Indonesia)
Penjabaran RPPT

2
Sumber Data PCare
Prolanis

Muhammad
Supriyadi Jl
Kacapiring 47
terdiagnosa HT
(i10) tetapi
belum terdaftar
Prolanis
Menu Input GDP
PCare
Menu Input Tensi
PCare
Entri Data  Pelayanan
Pasien
Awareness
Peserta HT,
jumlahnya
lebih banyak
daripada
peserta DM

Jika usia < 65 tahun


maka ini belum
terkendali karena
diastole lebih dari
70-79
Optimalisasi RPPT
Setiap peserta Prolanis dikontak/ditelpon agar datang ke FKTP untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan dan konsultasi penyakit (masuk
jenis kunjungan sakit), sehingga dilakukan Plan of Care (Rencana
Perawatan) masing-masing peserta Prolanis

Dalam 1 bulan diusahakan kunjungan Prolanis minimal 2 kali dalam 1


bulan  andaikan pemeriksaan status kesehatan yang pertama
belum terkendali, mudah-mudahan pemeriksaan status kesehatan
yang kedua bisa terkendali

Jika masih banyak yang belum terkendali status kesehatannya,


peserta-peserta terdiagnosa DM Tipe 2 tanpa komplikasi dan HT agar
segera diKIE untuk mau bergabung dengan Prolanis. Semakin banyak
yang bergabung Prolanis maka semakin besar peluang mendapatkan
status kesehatan terkendali

Mengkontak peserta Prolanis untuk datang ke FKTP 


berhubungan dengan peningkatan kunjungan sakit, sehingga bisa
memperbaiki Rasio Rujukan dan Angka Kontak
Rasio Rujukan FKTP
Semua Kasus dirujuk ke
FKRTL/RS
Rasio X100%
Semua Kasus
Rujukan Kunjungan Sakit

=
Jumlah kasus dirujuk ke
FKRTL/RS
• Rujukan spesialistik * Rujukan Horizontal (ke sesama FKTP)
tidak dihitung
• Rujukan non spesialistik
Kunjungan Sakit
Target Rasio
• Yang sudah TUNTAS Rujukan Th
2020
sampai pelayanan Maksimal 14%
Perbedaan Rasio Rujukan dengan Angka Kontak
Rasio Rujukan Angka Kontak
Penentunya : kunjungan sakit,
Penentunya : kunjungan sehat, kegiatan kelompok.
kunjungan sakit Dalam masa pandemi, kegiatan
kelompok (senam dan/atau senam serta
Peserta JKN-KIS baik yang terdaftar edukasi) dihimbau untuk tidak
ataupun dilaksanakan
tidak terdaftar di FKTP
Peserta JKN-KIS yang terdaftar saja di
Yang dihitung frekuensi kunjungan, FKTP
misal : si A berkunjung sakit ke
FKTP A dalam Bulan September Yang dihitung orang/kontak, misal : si A
2020 sebanyak 5 kali maka dihitung berkunjung sakit ke FKTP A dalam
5 kunjungan sakit Bulan September 2020 sebanyak 5 kali
maka dihitung 1 kontak
Cut off : Akhir Desember 2020.
Namun perlu diperhatikan entri Cut off : Setiap bulan Tanggal 04 jam
00.00 WIB data Pcare ditarik sistem
Pcare karena Pcare tidak bisa
(Data Agustus 2020 ditarik 04 September
mundur jauh sekarang  harapan
2020 jam 00.00 WIB). Pengentrian
real time
melebihi Tanggal 04 tidak terhitung 7
Hubungan Rasio Rujukan dengan Angka Kontak
Rasio Rujukan (kunjungan sakit) bisa mempengaruhi pencapaian Angka Kontak
karena salah satu komponen Angka Kontak adalah kunjungan sakit

Dengan catatan dilakukan pengentrian secara real time atau berpola, sehingga tidak
ada data yang
tertinggal / belum dientri  Rasio Rujukan berhasil, Angka Kontak juga berhasil

Umumnya Rasio Rujukan yang pencapaiannya bagus (di bawah target 14%) pasti Angka
Kontaknya juga akan bagus dengan catatan kunjungan sehat dan kunjungan sakit
seimbang

Angka Kontak bagus tetapi Rasio Rujukan belum bagus (melebihi target 14%) 
biasanya diakibatkan
di dalam FKTP tersebut lebih banyak jenis kunjungan sehat dibandingkan kunjungan
sakit

Rasio Rujukan bagus tetapi Angka Kontak belum bagus  biasanya lebih banyak
kunjungan sakit, sedangkan kunjungan sakit potensi 1 orang berkunjung lebih dari 1
kali

Mohon dilakukan optimalisasi kontak tidak langsung, sehingga bisa mengimbangi


turunnya jumlah kunjungan langsung ke FKTP ataupun kunjungan langsung dari
FKTP (ke rumah)
Indikator Angka Kontak
Angka Kontak (AK) merupakan indikator untuk mengetahui tingkat aksesabilitas dan
pemanfaatan pelayanan primer di FKTP oleh Peserta berdasarkan jumlah peserta JKN (per
nomor identitas peserta) yang mendapatkan pelayanan kesehatan di FKTP per bulan baik di
dalam gedung maupun di luar gedung tanpa memperhitungkan frekuensi kedatangan peserta
dalam satu bulan.

Target >150
0/
00

Bentuk Kontak yang menjadi catatan penilaian, 1. Peserta yang melakukan kontak
dengan kondisi:
Tempat kontak: Jumlah peserta JKN (per nomor
Jenis Pelayanan:
1. FKTP 1. Kunjungan Sakit identitas peserta) yang terdaftar di 1
2. Jaringan pelayanan 2. Kunjungan sehat FKTP dan mendapatkan pelayanan di
Puskesmas a. Imunisasi FKTP per bulan baik di dalam maupun
3. Jejaring fasilitas b. Edukasi
pelayanan (perorangan/kelompok) luar gedung tanpa memperhitungkan
kesehatan c. KIA, KB frekuensi kedatangan peserta dalam 1
4. Upaya Kesehatan d. Home visit (satu) bulan
Berbasis Masyarakat e. Senam sehat
(UKBM), seperti 3. Bentuk kontak lain yang dapat
Posyandu, Posbindu, diukur dan telah disepakati 2. Peserta terdaftar di FKTP
Poskesdes, Posyandu antara Dinas Kesehatan jumlah peserta JKN yang terdaftar di
Kabupaten/Kota dan BPJS
Lansia, dll.
Kesehatan (kunjungan sakit
suatu FKTP per bulan.
5. Tempat kontak maupun sehat)
lainnya yang
Indikator Rasio Rujukan Non Spesialistik
Rasio Rujukan Rawat Jalan Kasus Non Spesialistik (RRNS) merupakan indikator untuk
mengetahui kualitas
pelayanan di FKTP, sehingga sistem rujukan terselenggara sesuai indikasi medis dan
kompetensinya.

Target
<2%

Note: 1. Jumlah rujukan kasus non spesialistik


1. Tidak ada lagi peer review kasus non Jumlah rujukan dengan diagnosa
spesialistik sebagai dasar perhitungan yang termasuk dalam jenis penyakit
capaian KBK yang menjadi kompetensi dokter di
2. Kasus non spesialistik yang dijadikan dasar FKTP sesuai ketentuan peraturan
perhitungan capaian KBK mengacu perundang-undangan
ketentuan perundangan (SKDI 2012 dan
Kepmenkes 514 Tahun 2015) 2. Jumlah rujukan FKTP
3. Rujukan kasus non spesialistik dengan Total jumlah rujukan FKTP ke FKRTL.
kriteria Time, Age, Complication dan
Comorbidity (TACC) tidak diperhitungkan
dalam jumlah rujukan rawat jalan kasus non
spesialistik. 1
6
RNS

Sistem sudah memberikan


warning/notifikasi jika yang akan
dirujuk ke RS merupakan Diagnosa
Non Spesialistik

Tanpa TACC  terhitung


RRNS Dengan TACC 
tidak terhitung RRNS

Kolaborasi Dokter FKTP dengan


Pengentri Pcare karena TACC
semuanya bahasa/indikasi medis
Rujukan Non Spesialistik (RNS) vs Kunjungan Non
Spesialistik (KNS)
Ketika merujuk vertikal peserta JKN-KIS muncul
warning/notifikasi bahwa diagnosa yang dirujuk
adalah diagnosa non spesialistik  bukan
berarti diagnosa tersebut tidak bisa dirujuk ke
RS. Tetapi maksudnya diharapkan bisa tuntas
penatalaksanaan di FKTP, jika tidak bisa ditangani
karena faktor TACC, faktor mana yang dimaksud
(T nya, A nya, dsb) untuk pasien tersebut
sehingga perlu dirujuk ke RS.
Ketika merujuk vertikal peserta JKN-KIS muncul
warning/notifikasi bahwa diagnosa yang
dirujuk adalah diganosa non spesialistik 
bukan berarti kode ICD-X (ICD Diagnosa)
diganti supaya tidak muncul warning. Mohon
dipastikan bahwa ICD-X yang dipakai sudah
sesuai dengan diagnosa pasien di Rekam Medik Kode ISK (Infeksi Saluran Kemih)
hasil googling adalah = N39.0
Alat bantu : googling karena tidak ada tenaga
perekam medis di FKTP  sehingga entrian
Pcare bisa berkualitas

Anda mungkin juga menyukai