Anda di halaman 1dari 24

Mini Lab

Teori
Golongan Darah
dan Inkompatibilitas
COASS CP :
Athiyah Ulya Arif (70700120037)
Siti Rahmi Abukhaer (70700120029)
Cici Nurcholishah (70700120027)

Supervisor Pembimbing :
dr. Saraswati W. Hartono, Sp.PK

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK PADA DEPARTEMEN


PATOLOGI KLINIK PENDIDIKAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
PEMERIKSAAN
GOLONGAN DARAH
Sejarah
Sebelum tahun 1901, diperkirakan semua golongan darah adalah sama. Kondisi
tersebut mendorong terjadinya reaksi transfusi yang fatal sampai menyebabkan kematian.
Sampai pada tahun 1901, ditemukannya sistem golongan darah ABO oleh Karl
Landstainer, seorang ilmuwan berkebangsaan Austria yang menyatakan bahwa setiap
individu mempunyai karakteristik golongan darah yang dibedakan menjadi golongan darah
grup A,B, dan O. Selanjutnya, pada tahun 1902, Alfred Decastello dan Adriana Sturli
menemukan golongan darah AB, yang melengkapi sistem golongan darah ABO. Penemuan
tersebut menunjukkan bahwa transfusi darah tidak boleh dilakukan pada dua orang dengan
golongan darah berbeda.
Dasar Teori &
Indikasi
● Pemeriksaan golongan darah adalah suatu prosedur
laboratorium yang dilakukan untuk menentukan jenis
golongan darah
● Istilah sistem golongan darah mengacu pada jenis
antigen (Ag) yang terdapat pada sel darah merah
yang spesifisitasnya ditentukan dari gen yang berada
pada kromosom. Sedangkan Istilah jenis golongan
darah mengacu pada spesifisitas hasil reaksi sel darah
merah terhadap jenis antisera tertentu
● Terdapat dua jenis penggolongan darah yang utama
adalah penggolongan A-B-O dan Rhesus (faktor Rh)
Dasar Teori dan Indikasi (cont..)
Untuk menentukan golongan darah ABO dan rhesus pasien dalam hal kepentingan
transfusi, donor yang tepat, serta identifikasi pada kasus kedokteran forensik seperti
identifikasi kasus kriminal, selain itu pemeriksaan golongan darah dan rhesus juga
merupakan salah satu prasyarat untuk melanjutkan sekolah.
Tahap Pra Analitik

Persiapan Pasien Persiapan Sampel

Sampel yang digunakan dapat


Tidak ada persiapan khusus berupa darah EDTA atau darah
kapiler
Tahap Pra Analitik (cont..)
● Suatu panel serum yang terdiri atas:
(1) Serum anti-A
(2) Serum anti-B
(3) Serum inti-AB
● Slide
● Batang pengaduk
Tahap Analitik
Prinsip kerja

Terjadi ikatan antara antigen dan antibodi golongan darah


membentuk aglutinasi
Tahap Analitik Cara Kerja
• Ambil darah kapiler atau setetes darah EDTA
• Teteskan pada tiga tempat di atas slide
• Teteskan 1 tetes anti-A pada objek gelas yang bersih dan kering, beri label objek gelas.
• Teteskan 1 tetes anti-B pada objek gelas yang bersih dan kering, terpisah dari objek gelas
pertama kemudian label objek gelas.
• Teteskan 1 tetes anti-AB pada objek gelas ketiga, lakukan pelabelan. Bila tidak
menggunakan reagen anti-AB dapat digantikan dengan pemeriksaan golongan darah
Rhesus dengan meneteskan anti-D.
• Tambahkan pada masing-masing tetesan reagen 1 tetes sel darah merah yang akan
diperiksa.
• Lakukan pencampuran reagen dan sel darah merah menggunakan batang pengaduk,
sebarkan campuran tersebut pada area sekitar 20 mm x 40 mm.
• Miringkan slide secara perlahan dari sisi ke sisi selama kurang lebih 2 menit. Jangan
menempatkan slide di atas permukaan panas
• bacadan interpretasi hasil serta lakukan pencatatan hasil reaksi
Tahap Analitik
Cara kerja...(cont)
Tahap Pasca Analitik
● INTERPRETASI

Serum kontrol tidak terjadi aglutinasi, bila terjadi aglutinasi dan tidak ada kesalahan maka
kemungkinan mempunyai antibodi (aglutinin) dingin/panas, perlu pemeriksaan lebih
lanjut.
INTERPRETASI
Tahap Pasca Analitik
● Hasil positif : bila terjadi aglutinasi kuat
● Hasil negatif : bila tidak terjadi aglunitasi pada akhir menit kedua
Tahap Pasca Analitik
Tahap Pasca Analitik (cont..)
● SUMBER KESALAHAN

o Masing-masing serum tidak boleh tercemar oleh serum yang lain


o Suspensi eritrosit juga tidak boleh tercemar oleh panel sel
o Kalau hasil pengamatan aglutinasi meragukan, maka dapat diamati dibawah
mikroskop (Hati-hati jangan sampai keliru dengan reauleoux)
PEMERIKSAAN
INKOMPATIBILITAS
Dasar Teori
● Secara umum, ketidak sesuian atau inkompatibilitas
dalam konteks golongan darah disebabkan oleh
pengikatan antibodi plasma dengan antigen sel darah
merah, sehingga menyebabkan reaksi
● Di tubuh, reaksi ag-ab terjadi sebagai konsekuensi
yang merugikan dari transfusi darah atau kehamilan
 kerusakan sel darah merah
● Sangat penting untuk mendeteksi ketidaksesuaian
antara plasma pasien dengan sel darah merah dari
donor darah potensial sebelum transfusi, untuk
menghindari reaksi transfusi.
Dasar Teori
Secara umum, Inkompatibilitas terbagi menjadi

Inkompatibilitas ABO Inkompatibilitas Rhesus


Dasar Teori (cont..)
Etiologi Inkompatibilitas

Secara Umum Reaksi Hemolisis Reaksi Imunitas


Tranfusi Antigen dan
Penyebab Reaksi Hemolitik Fatal
karena ABO Transfusi Darah
Antibodi
yang Tidak Kompatibel
Dasar Teori (cont..)
Transfusi darah adalah tindakan yang dapat menjadi penyelamat dan juga memiliki
risiko yang tinggi. Untuk memperoleh manfaat yang optimal  komponen darah yang
ditransfusikan harus dipilih secara tepat. Eritrosit yang di transfusikan tidak boleh
mengandung antigen yang dapat bereaksi dengan antibodi yang terdapat dalam plasma
resipien.
Pemeriksaan sebelum dilakukan transfusi meliputi pemeriksaan goldar, ABO, Rhesus
dan pemeriksaan silang (crossmatch) antara resipien dengan darah donor
Bertujuan u/ mengetahui apakah SDM donor bisa hidup dalam
tubuh pasien
Menggunakan metode tabung dan metode Diemed Gel.
Dilakukan setelah pemeriksaan goldar dan rhesus
Tahap Pra Analitik
Persiapan Pasien
Tidak ada persiapan khusus

Persiapan Sampel
Sampel berupa serum penderita

● Serum penderita (resipien)


● Tabung reaksi
● Suspensi sel eritrosit donor 5% dalam
● Pipet pasteur
saline
● Sentrifuge
● Bovine albumin 22%
● Inkubator
● Serum Coombs
Alat Bahan
Tahap Analitik dan Interpretasi
CARA KERJA
1. Fase I. Medium salin (salin room temperature technique)
a. Siapkan tiga buah tabung gelas yang bersih dan kering, masingmasing tabung berisi
komponen berikut:
- Tabung I (crossmatch mayor): 2 tetes serum pasien + 1 tetes suspensi sel donor 2-
5%
- Tabung II(crossmatch minor): 2 tetes plasma donor + 1 tetes suspensi sel pasien 2-
5%
- Tabung III (autokontrol): 2 tetes serum pasien + 1 tetes suspensi sel pasien 2-5%
a. Campur masing-masing tabung dan inkubasi selama 45-60 menit
b. Lakukan sentrifugasi selama satu menit pada kecepatan 1000 rpm
c. Amati adanya aglutinasi atau hemolisis pada tabung
d. Jika terjadi hemolisis atau aglutinasi pada semua atau salah satu tabung pada tahap ini,
maka hasil croosmatch dinyatakan tidak cocok atau incompatible dan fase berikutnya
tidak perlu dilanjutkan. Bila reaksi negatif atau kompatibel, lanjutkan ke fase II
Tahap Analitik dan Interpretasi
2. Fase II. Fase albumin
a. Tambahkan 2 tetes bovin albumin 22% ke dalam semua tabung pada fase I yang
memberikan hasil negatif
b. Inkubasi semua tabung pada suhu 37 oC selama 30 menit
c. Lakukan sentrifugasi dengan kecepatan 1000 rpm selama 1 menit
d. Baca ada tidaknya hemolisis atau aglutinasi
Hemolisis atau aglutinasi pada semua atau salah satu tabung menandakan hasil positif
atau inkompatibel dan pemeriksaan tidak perlu dilanjutkan ke fase III. Apabila hasil
negatif pada semua tabung, lanjutkan ke fase III.
Tahap Analitik dan Interpretasi
3. Fase III. Fase Anti Human Globulin (AHG) atau fase Indirect Antiglobulin Test (IAT)
a. Cuci sel sebanyak 3 kali dengan menggunakan salin pada semua tabung yang memberikan
hasil negatif pada fase II
b. Buang seluruh supernatan bekas pencucian
c. Tambahkan 2 tetes reagen AHG
d. Lakukan sentrifugasi dengan kecepatan 1000 rpm selama 1 menit
e. Resuspensi dengan lembut endapan sel pada bagian bawah tabung
f. Lihat dan catat ada tidaknya aglutinasi
Bila aglutinasi atau hemolisis positif hasil crossmath dinyatakan inkompatibel. Bila aglutinasi atau
hemolisis negatif pada semua tabung, hasil dinyatakan negatif atau kompatibel dan lanjutkan
dengan penambahan coombs control cells (CCC) sebanyak 1 tetes dan dilanjutkan dengan
sentrifugasi selama 1 menit pada kecepatan 1000 rpm. Penambahan CCC akan memberikan hasil
positif pada semua hasil negatif yang menunjukkan hasil pemeriksaan valid. Bila dengan
penambahan CCC reaksi tetap negatif, maka pemeriksaan dinyatakan invalid dan harus dilakukan
pengulangan
Thank
You!

Anda mungkin juga menyukai