Anda di halaman 1dari 43

KEDOKTERAN DAN

ILMU KESEHATAN

PRESENTASI KASUS
KASUS PSIKOTIK

Pembimbing: dr.Nur Dwi Esthi, Sp. KJ

Oktaviana Putri Utami


20204010060
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

I. IDENTITAS PASIEN
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. M A
Usia : 33 tahun
Alamat : Mertoyudan, Magelang
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : tidak bekerja
Pendidikan : SMK
Status Pernikahan : Belum menikah
Suku Bangsa : Jawa
Bahasa : Indonesia
Tanggal Masuk RS : Minggu, 13 Desember 2020
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

IDENTITAS PEMBERI INFORMASI


Nama : Tn. AG
Usia : 37 Tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Hubungan : kakak
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

ANAMNESIS
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN
AUTOANAMNESIS

KELUHAN UTAMA :
Mengamuk, merusak alat-alat rumah tangga sejak 10 hari yang lalu.
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN
AUTOANAMNESIS
Riwayat Penyakit Sekarang :
Seorang pasien sering mengamuk dan merusak alat rumah tangga sejak 10 hari
yang lalu. Ia dibawa ke IGD RSJ Soerojo oleh keluarganya pada tanggal 13
Desember 2020. Pasien juga sering beradu mulut dengan tetangganya. Ia
menuturkan bahwa sering mendengar suara yang membuatnya jengkel. Pasien
sering terlihat berbicara sendiri dan tertawa tanpa sebab. Menurutnya ia adalah
penguasa wilayah magelang, dan memiliki ratusan anak buah. Ia berkata bahwa
preman-preman juga tunduk kepadanya. Berdasarkan pengakuannya, leluhurnya
adalah keturunan Turki, India, dan Vietnam. Ia berkata bahwa dirinya adalah
artis bernama jirayut dan sering masuk televisi. Ia juga berkata memiliki
kekuatan untuk menghilang apabila melakukan puasa selama 40 hari dan
mampu berkomunikasi dengan kakeknya yang sudah meninggal.
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

• Saat ditanya tentang keluarganya, ia berkata


bahwa kedua orang tuanya sudah meninggal
dan saat ini hidup sendiri. Pasien berkata
bahwa saat ini bekerja di Freeport Amerika, ia
sudah pernah berkeliling luar negri. Pasien
mengaku datang ke sini sendiri tanpa keluarga,
mengendarai mobil kijang. Saat ini pasien
sering tampak kesal karena meminta rokok
tapi tidak diberi.
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN
ALLOANAMNESIS
Menurut pengakuan kakaknya, pasien dibawa ke RSJ soerojo karena
sering mengamuk dan merusak alat-alat rumah tangga. Pasien adalah
anak bungsu dari 7 bersaudara. Saat ini ia belum menikah dan tinggal
bersama ibunya. Kakaknya mengatakan bahwa akhir-akhir ini pasien
mudah marah, berbicara sendiri, dan sering mengancam
tetangganya. Kali ini bukanlah kali pertama pasien mondok di RSJ
Soerojo, keluarganya mengatakan sudah lebih dari 10 kali ia dirawat.
Pertama kali saat usia 23 tahun, dengan riwayat kekerasan. Pasien
pernah mengalami kecanduan alcohol pada tahun 2006 saat usianya
19 tahun.
Menurut keterangan, pasien rutin minum obat dan sering control
ke puskesmas bila obatnya habis. Tidak ada riwayat pasien menderita
kejang/demam tinggi. Obat yang dikonsumsi terakhir Clozapin
1x100mg, RPD 2x200mg, THP 2x200
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat Riwayat Riwayat


Psikiatri Napza Alergi

Lebih dari 10 kali di


rawat dengan Tidak ada Tidak ada
PowerPoint
gejala sama Presentation

Riwayat
Riwayat
Konsumsi
Merokok
Alkohol
2 bungkus perhari Dahulu sering,
sekarang Kadang-
kadang
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

Riwayat penyakit dahulu


• Riwayat medis : tidak ada
• Riwayat psikiatri :
1. Pada tahun 2013
2. Tahun 2015
3. 4 maret 2019
4. 23 januari 2020
5. 12 maret 2020 mengamuk, sering mendengar orang
mengejek riwayat tidak rutin minum obat
6. 14 juni 2020 pernah kabur dari rumah, dan berkata
ingin mati Dx skizoafektif
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

Riwayat Penyakit Keluarga

Disangkal.
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

GENOGRAM

Keterangan:

: Laki-laki : Pasien : Tinggal bersama

: Perempuan : Meninggal

: Gangguan Jiwa : Cerai


KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

Riwayat Sosial dan Lingkungan

Pasien tidak bekerja, belum menikah, dan tinggal bersama ibunya. Ayahnya
sudah meninggal. Pasien sering bertengkar, dan hubungannya kurang baik
dengan tetangganya. Keinginan beribadah kadang-kadang. Pasien seorang
perokok berat 2 bungkus perhari dan meminum alkohol kadang-kadang.
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

Riwayat Kehidupan Personal

Masa Prenatal dan Perinatal


• Pasien lahir pada tahun 1987, merupakan anak terakhir dari tujuh
bersaudara. Pasien merupakan anak yang dikehendaki oleh kedua
orang tuanya.
Masa Kanak awal (0-3 tahun)
• Pasien diasuh oleh keluarga sendiri.
Psikomotorik
• Tidak ada data yang valid tentang pasien mulai menunjukkan
pertumbuhan dan perkembangan seperti:
• Pertama kali mengangkat kepala, berguling, duduk, merangkak,
berdiri, berjalan-berlari, memegang benda-benda di tangannya,
dan meletakkan segala sesuatu di mulutnya.
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

 Masa Kanak Pertengahan(3-11 tahun)


• Tidak ada riwayat
 Masa kanak akhir(11-18 tahun)
• Tidak ada riwayat
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

PEMERIKSAAN FISIK
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN
Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : Compos Mentis (E4V5M6) Thoraks :
Vital Sign Tidak dilakukan pemeriksaan
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Suhu : 36,5o C Abdomen
Nadi : 110 x/menit Tidak dilakukan pemeriksaan
Laju Pernafasan : 20 x/menit
Ekstremitas
Kepala Akral hangat (+/+), nadi teraba
kuat, perfusi <2detik, kekuatan
Mata: CA (-/-), SI (-/-)
otot
Mulut: bibir pucat (-), bibir kering (-) 5 5
5 5
Telinga: sekret (-), hearing loss (-)

Nervus Cranialis
Leher : JVP meningkat (-), pembesaran Tidak dilakukan pemeriksaaan
kelenjar tiroid (-), pembesaran limfonodi
(-) disfagia (-) Reflek Fisiologis dan Patologis :
Tidak dilakukan pemeriksaan
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN Pemeriksaan Status Mental
Deskripsi umum Laki-laki sesuai umur, terdapat tattoo di tangan kanan,
rawat diri kurang, gizi baik
Sikap Kooperatif, konsentrasi mudah terganggu
Perilaku Hiperaktif
Pembicaraan Flight of ideas, irrelevan, inkoheren
Mood Elasi
afek Inappropriate
Bentuk pikir Non realistik
Arus pikir Talk active
sirkumstansial
Isi pikir Waham kebesaran
Waham magic mistik
Persepsi Halusinasi visual
Halusinasi auditorik
Daya ingat Jangka pendek
Orientasi O/T/W/S Buruk/buruk/buruk/buruk
Tilikan 1
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN
Sindrom
Manik : • Waham kebesaran
• elasi • Halusinasi visual
• Hiperaktif • Halusinasi auditorik
• Talk active • hiperaktif

• Skizofrenia
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

RESUME

Dari status mental didapatkan, tampak seorang laki-laki dengan penampilan


sesuai usia, rawat diri kurang. Selama dilakukan pemeriksaan pasien tampak
mondar mandir. Pembicaraan keras dengan kualitas inkoheren, irrelevan,
flight of ideas dan kuantitas talk-active. Mood elasi dan afek inappropiate.
Pasien memiliki halusinasi auditorik, visual dan waham kebesaran. Orientasi
terhadap O/W/T/S buruk/buruk/buruk/buruk, namun insight/tilikan dirinya
masih 1 yang artinya penyangkalan total terhadap sakitnya.
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

DIAGNOSIS
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

Diagnosis Banding

F25.0 Gangguan Skizoafektif Tipe Manik (terpenuhi)


F30.2 Mania dengan Gejala Psikotik (tidak terpenuhi)
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

Diagnosis Multiaksial
Axis I : F25.0 Gangguan Skizoafektif Tipe Manik
Axis II : Tidak ada diagnosis
Axis III : Tidak ada diagnosis
Axis IV : Masalah dengan ‘primary support group’
(keluarga)
Axis V : GAF 50-41 (gejala berat (serius), disabilitas
berat)
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

Definisi
Gangguan skizoafektif adalah penyakit dengan gejala psikotik
yang persisten, seperti halusinasi atau delusi, terjadi bersama-
sama dengan masalah suasana (mood disorder) seperti depresi,
manik, atau episode campuran. Diagnosis gangguan skizoafektif
hanya dibuat apabila gejala-gejala definitif adanya skizofrenia
dan gangguan afektif bersama-sama menonjol pada saat yang
bersamaan, atau dalam beberapa hari sesudah yang lain, dalam
episode yang sama (Oliver, 2013).
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

Prevalensi
Prevalensi seumur hidup dari gangguan skizoafektif adalah
kurang dari 1%, kemungkinan dalam rentan 0,5‐0,8%. Namun,
angka tersebut adalah angka perkiraan, pada pria lebih rendah
daripada wanita. Onset umur pada wanita lebih besar daripada
pria. Pada usia tua gangguan skizoafektif tipe depresif lebih
sering sedangkan untuk usia muda lebih sering gangguan
skizoafektif tipe bipolar. Laki‐laki dengan gangguan skizoafektif
kemungkinan menunjukkan perilaku antisosial.
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

PATOFISIOLOGI
GABA (gamma aminobutyric acid) adalah neurotransmiter
penghambat utama pada SSP dan berperan penting dalam
mengatur kecemasan dan mengurangi stress. Faktor pencetus
skizofrenia adalah stres diantaranya mencakup masalah dengan
keluarga maupun teman kerja, pekerjaan yang terlalu berat,
hingga masalah ekonomi yang dapat mempengaruhi
perkembangan emosional. Stres dapat menyebabkan terjadinya
peningkatan sekresi neurotransmiter glutamat (senyawa precursor
GABA) pada sistem limbik sehingga menyebabkan terjadinya
ketidakseimbangan neurotransmitter (Jaya,2019).
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

KRITERIA DIAGNOSIS

Kriteria diagnosis untuk gangguan skizoafektif adalah sebagai berikut (Kaplan,


Sadock, & Grebb, 2010):

A. Suatu periode penyakit yang tidak terputus selama mana pada suatu waktu,
terdapat baik pada episode depresif berat, episode manik, atau suatu episode
campuran dengan gejala yang memenuhi kriteria untuk skizofrenia.
B. Selama periode penyakit yang sama, terdapat waham atau halusinasi selama
sekurang-kurangnya 2 minggu tanpa adanya gejala mood yang menonjol.
C. Gejala yang memenuhi kriteria untuk episode mood ditemukan sebagian
bermakna dari lama total periode aktif dan residual dari penyakit.
D. Gangguan bukan karena efek fisiologis dari suatu zat atau suatu kondisi
medis umum.
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

KRITERIA DIAGNOSIS
Kriteria untuk episode manik adalah sebagai berikut (Kaplan, Sadock, &
Grebb, 2010):
A. Periode tersendiri kelainan dan mood yang meninggi, ekspansif, atau
mudah tersinggung (irritable) secara persisten, berlangsung sekurangnya
1 minggu (atau durasi kapan saja jika diperlukan perawatan).
B. Selama periode gangguan mood, tiga (atau lebih) gejala berikut ini
adalah menetap (empat jika mood hanya mudah tersinggung) dan telah
ditemukan pada derajat yang bermakna.
C. Gejala tidak memenuhi kriteria untuk periode campuran.
D. Gangguan mood adalah cukup arah untuk menyebabkan gangguan dalam
fungsi pekerjaan atau dalam aktivitas sosial lazimnya atau hubungan
dengan orang lain, atau untuk membutuhkan perawatan untuk mencegah
bahaya bagi diri sendiri atau orang lain, atau terdapat ciri psikotik.
E. Gejala bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat atau suatu
kondisi medis umum
Pedoman Diagnostik Menurut PPDGJ - III Kondisi Pasien
KEDOKTERAN DAN
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya
ILMU KESEHATAN
 
dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):

a. – Thought echo = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema  
dalam kepalanya (tidak keras) dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya
sama, namun kualitasnya berbeda, atau  
- Thought insertion or withdrawal = isi pikiran yang asing dari luar masuk
kedalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh terpenuhi
sesuatu dari luar dirinya (Withdrawal) dan
- Thought broadcasting = isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain
atau umumnya mengetahuinya.
b. – Delusion of control = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu
kekuatan tertentu dari luar atau
- Delusion of influence = waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu
kekuatantertentu dari luar atau
- Delusion of passivity = waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah
terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang dirinya= secara jelas ,merujuk
ke pergerakan tubuh/anggota gerak atau kepikiran, tindakan atau
penginderaan khusus).
- Delusion perception = pengalaman inderawi yang tidak wajar, yang
bermakna sangat khas bagi dirinya , biasanya bersifat mistik dan mukjizat.
Pedoman Diagnostik Menurut PPDGJ - III Kondisi Pasien
KEDOKTERAN DAN
c. Halusional Auditorik ; ILMU KESEHATAN
 
- Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap prilaku
pasien .
- Mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri (diantara berbagai  
suara yang
berbicara atau  
- Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.
d. Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat terpenuhi
dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahi,misalnya perihal keyakinan
agama atau politik tertentu atau kekuatan dan kemampuan diatas manusia
biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca atau berkomunikasi dengan
mahluk asing atau dunia lain)

Atau paling sedikitnya dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara
jelas:
e. Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja , apabila disertai baik
oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa
kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (over-
valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama
berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus menerus.
f. Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan
(interpolation) yang berakibat inkoherensia atau pembicaraan yang tidak
relevan atau neologisme.
Pedoman Diagnostik Menurut PPDGJ - III Kondisi Pasien
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN
g. Perilaku katatonik seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), posisi tubuh  
tertentu (posturing) atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor.
 
h. Gejala negatif seperti sikap apatis, bicara yang jarang dan respons
emosional yang menumpul tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan  
penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunya kinerja sosial, tetapi harus
Tidak terpenuhi
jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi
neureptika.
* adapun gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun
waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik
prodromal);
* Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal
behavior), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak
berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self absorbed attitute), dan
penarikan diri secara sosial.
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

F25.0 Skizoafektif tipe Manik


Pedoman Diagnostik Menurut PPDGJ - III Kondisi Pasien
 Kategori ini digunakan baik untuk episode  
skizoafektif tipe manik yang tunggal maupun untuk
gangguan berulang dengan sebagian besar episode  
skizoafektif tipe manik.
 
 Afek harus meningkat secara menonjol atau ada
peningkatan afek yang tak begitu menonjol Terpenuhi
dikombinasi dengan iritabilitas atau kegelisahan
yang memuncak.
 Dalam episode yang sama harus jelas ada sedikitnya
satu atau lebih baik lagi dua, gejala skizofrenia yang
khas (sebagaimana ditetapkan untuk skizofrenia,
F20.- pedoman diagnostik (a) sampai dengan (d)).
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

F30.2 Mania dengan Gejala Psikotik


Pedoman Diagnostik Menurut PPDGJ - III Kondisi Pasien
 Episode harus berlangsung sekurang-kurangnya 1  
minggu, dan cukup berat sampai mengacaukan
seluruh atau hampir seluruh pekerjaan dan aktivitas Tidak terpenuhi
sosial yang biasa dilakukan.
 Perubahan afek harus disertai dengan energi yang
bertambah sehingga terjadi aktivitas berlebihan,
percepatan, dan kebanyakan bicara, kebutuhan tidur
yang berkurang, ide-ide perihal
kebesaran/“grandiose idea” dan teralu optimistik.
 Harga diri yang membumbung dan gagasan
kebesaran dapat berkembang menjadi waham
kebesaran (delusion of greundeur), iritabilitas dan
kecurigaan menjadi waham kejar (delusion of
persecution). Waham dan halusinasi “sesuai” dengan
keadaan afek tersebut (mood-congruent).
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

TATALAKSANA

1. Farmakoterapi IGD
• Injeksi Lodomer 1 Amp (IM)
• Diazepam IA
Farmakoterapi selama dirawat
• Clozapin 2x100
• RPD 2x 2mg
• Frimania 2x 400mg
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

• Pada dasarnya semua obat anti-psikosis


mempunyai efek primer (efek klinis) yang
sama pada dosis ekivalen, perbedaan
terutama pada efek sekunder (efek samping :
sedasi, otonomik, ekstrapiramidal).
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

OBAT ANTI-PSIKOSIS TIPIKAL (TYPICAL-


ANTI PSYCHOTICS) OBAT ANTI-PSIKOSIS ATIPIKAL
(ATYPICAL ANTI PSYCHOTICS)
1. Phenothiazine
 Rantai Aliphatic 1. Benzamide
 Rantai Piperazine : SULPRIDE (Dogmatil)

2. Dibenzodiazepine
 Rantai Piperidine
: CLOZAPINE (Clozaril)
: CHLORPROMAZINE (Largactil) OLANZAPINE (Zyprexa)
: PERPHENAZINE (Trilafon) QUETIAPIENE (Seroquel)
TRIFLUOPERAZINE (Stelazine) ZOTEPINE (Lodopin)
FLUPHENAZINE (Anatensol)
: THIORIDAZINE (Melleril) 3. Benzisoxazole
: RISPERIDON (Risperdal)
ARIPIPRAZOLE (Abilify)
2. Butyrophenone
: HALOPERIDOL (Haldol, Serenace,dll

3. Diphenyl-butyl-piperidine
: PIOMOZIDE (Orap)
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

Efek samping obat anti-psikosis dapat berupa :


- Sedasi dan inhibisi psikomotor (rasa mengantuk, kewaspadaan berkurang,
kinerja psikomotor menurun, kemampuan kognitif menurun).
- Gangguan otonomik (hipotensi, antikolinergik/parasimpatolitik: mulut kering,
kesulitan miksi & defekasi, hidung tersumbat, mata kabur, tekanan intraokuler
meninggi, gangguan irama jantung).
- Gangguan ekstrapiramidal (distonia akut, akathisia, sindrom parkinson : tremor,
bradikinesia, rigiditas).
- Gangguan endokrin (amenorrhoe, gynaecomastia), metabolik (Jaundice),
hematologik (agranulocytosis), biasanya pada pemakaian jangka panjang.

Efek samping dapat juga “irreversible” : tardive dyskinesia (gerakan berulang


involunter pada : lidah, wajah, mulut/rahang, dan anggota gerak, dimana pada
waktu tidur gejala tersebut menghilang). Biasanya terjadi pada pemakaian jangka
panjang (terapi pemeliharaan) dan pada pasien usia lanjut. Efek samping ini tidak
berkaitan dengan dosis obat anti-psikosis (non dose related).
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

Anti-Psikosis Mg.Eq Dosis (Mg/h) Sedasi Otonomik Eks. Piramidal


Chlorpromazine 100 150 – 1600 +++ +++ ++
Thioridazine 100 100 – 900 +++ +++ +
Perphenazine 8 8 – 48 + + +++
Trifluoperazine 5 5 – 60 + + +++
Fluphenazine 5 5 – 60 ++ + +++
Haloperidol 2 2 – 100 + + ++++
Pimozide 2 2–6 + + ++
Clozapine 25 25 – 200 ++++ + -
Zotepine 50 75 – 100 + + +
Sulpiride 200 200 – 1600 + + +
Risperidone 2 2–9 + + +
Quetiapine 100 50 – 4-- + + +
Olanzapine 10 10 – 20 + + +
Aripiprazole 10 10 – 20 + + +
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

TATALAKSANA

2. Non-farmakologi
• Psikoedukasi keluarga : program perawatan kesehatan
jiwa keluarga dengan cara pemberian informasi, edukasi
melalui komunikasi yang terapeutik.
• Terapi perilaku kognitif : membantu pasien
memperoleh kesadaran diri akan adanya kebutuhan untuk
berubah akibat pikiran otomatis negatif yang dimiliki
(Paul, Keliat, & Daulima, 2014).
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

DAFTAR PUSTAKA
Jaya, M. A. (2019). Skizoafektif Tipe Mania. Universitas Muslim Indonesia.

Kaplan, H., Sadock, B., & Grebb, J. (2010). Sinopsis Psikiatri. Jakarta: Bina Rupa
Aksara.

Oliver, J. (2013). Definisi Gangguan Jiwa. Journal of Chemical Information and


Modeling, 53(9), 1689–1699.
Paul, R. D., Keliat, B. A., & Daulima, N. H. C. (2014). Efek Terapi Perilaku,
Terapi Kognitif Perilaku dan Psikoedukasi Keluarga pada Klien Halusinasi
Menggunakan Pendekatan Teori Berubah Kurt Lewin. Jurnal Keperawatan
Jiwa, (Vol 2, No 2 (2014): Jurnal Keperawatan Jiwa), 149–165.
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

Anda mungkin juga menyukai