Anda di halaman 1dari 82

BY.Ns ENI KUSYATI,S.Kep, M.Si.

Med
KESEIMBANGAN CAIRAN
DAN ELEKTROLIT
DISTRIBUSI CAIRAN DALAM TUBUH

1. Cairan Intraselular (CIS)


2. Cairan Ekstraselular (CES)
 Cairan interstitial (CIT)/ISF

 Cairan intravaskuler (CIV)/IVF

 Cairan transseluler (CTS)


Distribusi Cairan Tubuh
1. CIS ( 2/3 TBW ( 40 % BB ) ):penting untuk fs sel
N,mengandung 02 elektrolit dan glukosa,sbg
medium metabolit sel
2. CES ( 1/3 TBW ( 20 % BB )): fs sistem transport
nutrien dan pembuangan sisa metabolisme
A. CIT – Limfe ; antar sel dan limfe 15 %TBW
( 10,5 L )
B. CIV (plasma ) 5 % TWB (3,5 L )
C. Transeluler (CTS) : cerebro
spinal,pleural,peritoneal,sinovial,sal cerna 1-2 %
CES

CIT CIV TRANSELULER (CTS )

KOMPONEN PRIMER

BANYAK PROTEIN ( ALBUMIN )


SGT PENTING MEMPERTAHANKAN VOLUME CIV
KOMPOSISI
Cairan tubuh terdiri :
1. Air (sebagai pelarut). Pada pria dewasa 60 %
dan wanita dewasa 55 %.

Faktor yang mempengaruhi:


 Sel-sel lemak ; mengandung sedikit air.
 Usia ; air tubuh menurun dengan peningkatan
usia.
 Jenis kelamin ; ; wanita mempunyai air tubuh
yang kurang, karena lebih banyak mengandung
lemak tubuh.
Perubahan pada air tubuh total sesuai usia
Usia Kilogram Berat Badan
(%)
Bayi prematur 80
3 bulan 70
6 bulan 60
1 –2 tahun 59
11 – 12 tahun 58
Dewasa 58 – 60
Dewasa gemuk 40 – 50
Dewasa kurus 70 - 75
2. Solut : elektrolit dan non elektrolit
Anion : Ion-ion yang membentuk
muatan negatif dalam larutan.
Anion ekstraselular utama adalah
klorida(Cl-),
Anion intraselular utama adalah ion
fosfat(PO4-).
Tabel 2. Unsur utama kompartemen cairan tubuh

Kompartemen Na+ K+ Cl -
HCO3 ‫־‬ PO4-
(mEq/L) (mEq/L) (mEq/L) (mEq/L) (mEq/L)

Intravaskuler 142 4,5 104 24 2,0


Interstitial 145 4,4 117 27 2,3

Intraselular 12 150 4,0 12 40

Transselular 60 7 100 0 -
Asam lambung 130 7 60 100 -
Getah pancreas 45 5 58 0 -
Keringat
2.Non elektrolit
Substansi seperti glukosa dan urea yang
tidak berdisosiasi dalam larutan dan
diukur berdasarkan berat (milligram per
100 ml atau mg/dl). Non elektrolit lainnya
yang secara klinis penting mencakup
kreatinin dan bilirubin.
PROSES PERPINDAHAN CAIRAN
DAN ELEKTROLIT
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gerakan Air
dan Zat Terlarut:
1.Membran
•Setiap kompartemen cairan dipisahkan oleh
membran permeabel selektif yang memungkinkan
gerakan air dan beberapa zat terlarut.
•Meskipun molekul kecil seperti urea dan air
bergerak dengan bebas diantara semua
kompartemen.
• Substansi tertentu sedikit bergerak.
• Permeabilitas membran yang selektif
membantu untuk mempertahankan
komposisi unik dari setiap kompartemen
sementara memungkinkan gerakan
nutrien dari plasma ke sel-sel dan
gerakan produk sisa ke luar dari sel dan
akhirnya ke dalam plasma
Membran semipermiabel tubuh
meliputi :
• Membran sel : memisahkan Cairan intra sel dari cairan
insterstitiil dan terdiri dari lipid dan protein.

• Membran kapiler : memisahkan cairan intra vaskuler dari


cairan interstitiil.

• Membran epitelial : memisahkan cairan interstitiil dan


cairan intra vaskuler dari cairan trans sel. Contoh dari
membran epitelial meliputi epitelium mukosa dari
lambung dan usus, membran sinovial, dan tubulus ginjal.
Proses Transport
1. Difusi : perpindahan zat dlm pelarut dr konsentrasi
tinggi ke konsentrasi rendah
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
difusi :
a. Suhu berbanding lurus
b. Konsentrasi partikel berbanding lurus
c. Ukuran molekul berbanding terbalik
d. Berat molekul dari partikel berbanding terbalik
e. Area permukaan yang tersedia untuk difusi (luas
permukaan membran) berbanding lurus
f. Jarak lintas dimana massa partikel harus berdifusi
berbanding terbalik
2. Osmosis

Gerakan air melewati membran semipermeabel


dari area dengan konsentrasi zat terlarut rendah
ke area dengan konsentrasi zat terlarut tinggi

Kecepatan osmosis dipengaruhi oleh:


 Konsentrasi solut di dalam larutan.
 Suhu larutan,
 Muatan listrik solut,
 Perbedaan antara tekanan osmosis yang
dikeluarkan oleh larutan.
3. Transport aktif

Difusi sederhana tidak akan terjadi jika tak ada


listrik atau gradien konsentrasi yang
dibutuhkan.
Energi diperlukan agar substansi dapat pindah
dari area sederhana tidak akan terjadi jika tak
ada listrik atau gradien konsentrasi yang
dibutuhkan.
Energi diperlukan agar substansi dapat pindah
dari area berkonsentrasi lebih rendah atau
sama ke area dengan konsentrasi sama atau
lebih besar
4. Filtrasi

Gerakan air dan zat terlarut dari area dengan


tekanan hidrostatik tinggi ke area dengan tekanan
hidrostatik rendah.

Proses ini bersifat aktif di dalam bantalan kapiler,


tempat perbedaan tekanan hidrostastik atau
gradien yang menentukan perpindahan air,
elektrolit dan substansi terlarut lain yang berada
diantara cairan kapiler dan cairan interstitial.
Macam-macam sifat larutan :
1. Isotonik adalah suatu larutan yang
osmolalitasnya sama dengan plasma darah.
Pemberian larutan isonik melalui intravena akan
mencegah perpindahan cairan dan elektrolit dari
kompartemen intrasel.

2. Hipotonik adalah suatu larutan yang memiliki


konsentrasi solut lebih rendah dari plasma,
sehingga akan membuat air berpindah ke dalam
sel.

3. Hipertonik adalah suatu larutan yang memiliki


konsentrasi solut lebih lebih besar dari plasma,
sehingga akan membuat air keluar dari dalam sel.
PENGATURAN CAIRAN TUBUH

1. Intake cairan
Diatur melalui mekanisme rasa haus oleh pusat
rasa haus di hipotalamus akibat
hemokonsentrasi dan penurunan volume darah

Faktor lain yang mempengaruhi pusat rasa haus


adalah keringnya membran mukosa faring dan
mulut, angiotensin II, kehilangan kalium dan
faktor-faktor psikologis.
Metabolisme Oksidatif

• Proses oksidasi terhadap karbohidrat,


protein dan lemak yang dapat
menghasilkan air kira-kira 300 ml. Namun
jumlah air ini belum cukup untuk
mengkompensasi kehilangan cairan yang
harus dikeluarkan oleh tubuh, sehingga
masih memerlukan tambahan dari oral,
parenteral atau enteral.

• Di klinis air metabolisme diperkirakan


sebesar 5 % X Berat badan
Cairan oral

• Intake cairan per oral setiap hari kira-kira 1100-


1400 ml.

• Masukan cairan sangat bervariasi yang salah


satunya akan diatur oleh mekanisme rasa haus.
Makanan padat

Intake makanan setiap hari mengandung cairan


kira-kira 800-1000 ml.

Contoh, daging kira-kira kandungannya airnya


70%, buah-buahan dan sayur kandungan airnya
lebih dari 90%.
Terapi cairan

Tambahan cairan juga dapat diberikan melalui


parenteral maupun enteral.

Untuk pemberian cairan melalui parenteral


maupun enteral dapat di hitung sesuai dengan
jumlah yang sudah ditentukan.
Output cairan

Ginjal
• Ginjal merupakan regulator utama
keseimbangan cairan dan elektrolit.

• Pada orang dewasa, ginjal setiap


menit menerima sekitar 125 ml
plasma untuk disaring dan
memproduksi urine sekitar 60 ml (40
sampai 80 ml) dalam setiap jam atau
1,5 liter dalam sehari.
• Pada anak-anak ginjal akan memproduksi
urine kira-kira 0,5 ml/kgBB/jam.

• Jumlah urine yang diproduksi ginjal


dipengaruhi oleh hormon antideuretik dan
aldosteron.

• Volume, komposisi dan konsentrasi urine


sangat bervariasi dan akan tergantung
pada penambahan dan kehilangan cairan.
Kulit

• Kehilangan air melalui kulit terutama diatur


oleh system saraf simpatis, yang mengaktifkan
kelenjar keringat.

• Stimulasi kelenjar keringat dapat dihasilkan


dari olahraga otot, peningkatan suhu
lingkungan, dan peningkatan aktifitas
metabolic
Cairan tak kasat mata (DARI KULIT)

• Kehilangan evaporatif dari kulit dan terjadi tanpa


kesadaran individu. Rata-rata hilangnya air yang tidak
terasa dari kulit orang dewasa sekitar 6 ml/kg/24 jam

• Kehilangan cairan tak kasat mata dapat meningkat


pada keadaan tertentu misalnya demam, bayi dengan
BBLR dan lain-lain.
Cairan kasat mata
• Pengeluaran cairan melalui keringat yang
berlebihan dan dapat dirasakan oleh individu.

• Jumlah pengeluaran keringat yang dapat


dirasakan ini berhubungan dengan banyaknya
olah raga, suhu lingkungan, dan aktivitas
metabolic.

• Cairan kasat mata, tidak mengandung elektrolit


dalam jumlah yang bermakna. Pengeluaran cairan
kasat mata dapat mencapai 1000 ml atau lebih
dalam 24 jam.
Paru-Paru

• Paru-paru juga dapat mengalami kehilangan air


yang tidak dapat dirasakan dengan jumlah-rata-
rata 400 ml per hari.

• Jumlah ini dapat meningkat sebagai respons


terhadap adanya perubahan frekuensi dan
kedalaman pernafasan.
Saluran Gastrointestinal

• Rata-rata kehilangan cairan dari saluran


pencernaan adalah sekitar 100 ml/hari.

• Muntah atau diare akan meningkakan


kehilangan cairan karena hal tersebut
mencegah absorbsi normal air dan elektrolit
yang telah disekresi melalui roses pencernaan.
SIKLUS PENGATURAN AIR
Volume darah turun,
osmolalitas serum naik

Produksi ADH dalam TD arterial turun ADH dilepaskan ke dlm


neurohipofisis darah dr tempat
Perfusi ginjal turun penyimpanan dlm pituitari
posterior naik

H2O & Na Pelepasan renin naik


disaring oleh
ginjal naik
Angiotensin I & II
naik Reabsorpsi H2O
ginjal naik
Aldosteron naik
Volume darah naik,
osmolalitas serum Ekskresi Na &H2O
turun Ekskresi urin
Vol H2O&Na yg bersirkulasi naik
1. Pengaturan Natrium (Na)
Ion natrium terlibat dalam mempertahankan keseimbangan
air, mentransmisi impuls saraf, dan kontraksi otot.
Nilai laboratorium normal untuk natrium serum adalah
135 sampai 145 mEq/L.

Natrium diatur oleh asupan garam, aldosteron, dan


keluaran urin. Sumber utama natrium adalah garam
dapur, daging olahan, makanan ringan, dan makanan
kaleng.

Individu yang memiliki fungsi renal yang normal, dapat


meningkatkan ekskresi natrium
Hiponatremi
a
Penyebab :
• Pemberian deuritik yang lama
• Hilangnya sekresi gastrointestinal yang abnormal (diare,
muntah) tanpa cairan pengganti
• Minum yang berlebihan
• Pemberian cairan bebas natrium dalam jumlah yang berlebihan
secara parenteral
• Penyakit ginjal
• Insufisiensi adrenal
• Pengeluaran keringat meningkat
• Asidosis metabolik
• Gangguan pompa natrium-kalium disertai penurunan kalium sel
dan natrium serum
Tanda dan gejala :
• Kejang perut, mual, diare, muntah

• Hipotensi postural

• Cemas, takut, bingung,

• Kasus berat ; nadi cepat dan lemah, tekanan


darah turun, kulit dingin dan lembab, konvulsi,
koma

• Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan


kadar natrium <135 meq/L, osmolalitas serum
<280 mOsm/kg dan Bj urine <1,010.
Hipernatremia

Penyebab :
• Diare
• Nafas cepat
• Penurunan masukan cairan karena koma lama
• Pemberian cairan intravena yang berlebihan yang
mengandung kadar natrium tinggi
• Dialisa peritoneal yang menggunakan cairan glukosa
hipertonik.
• Sekresi aldosteron yang berlebihan
Tanda dan gejala :
Rasa haus yang berlebihan
Membran mukosa kering
Turgor jaringan yang jelek
Lidah kasar dan berwarna merah
Kulit kemerahan dan bengkak
Konvulsi
Peningkatan suhu
Oliguria atau anuria
Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan
kadar natrium >145 meq/L, osmolalitas serum
>295 mOsm/kg dan BJ urine >1,015
Pengaturan Kalium (K)

• Kalium merupakan kation intrasel utama, yang


mengatur eksitabilitas (rangsangan)
neuromuskuler dan kontraksi otot.
• Sumber kalium terdapat pada gandum utuh,
daging, polong-polongan, buah-buahan, dan
sayur-mayur.
• Kalium dibutuhkan untuk pembentukan glikogen,
sintesis protein, dan upaya memperbaiki asam-
basa.
• Nilai laboratorium normal kalium serum adalah
3,5 sampai 5,3 mEq/L.
• Kalium membantu pengaturan keseimbangan asam-
basa karena ion kalium dapat ditukar dengan ion
hydrogen.
• Kalium terutama diatur oleh ginjal. Suatu kondisi
yang menurunkan haluaran urine akan menurunkan
ekskresi kalium.
• Seiring dengan peningkatan sekresi aldosteron,
kalium yang diekskresikan melalui urine akan lebih
banyak sehingga kadar kalium serum menurun.
• Mekanisme pengaturan lain adalah dengan
pertukaran ion kalium dengan ion natrium di tubulus
ginjal. Apabila natrium dipertahankan, kalium akan
diekskresi.
Hipokalemia

Penyebab :
• Kehilangan cairan gastro intestinal (diare, muntah)
• Pemberian deuritik.
• Penggunaan cairan intravena yang tidak mengandung
kalium secara berlebihan
• Penggunaan steroid berlebihan
• Alkalosis metabolik
• Sindarom Cushing atau tumor yang dapat memproduksi
hormon adrenal
• Poliuria
• Pengeluaran keringat berlebihan
Tanda dan gejala :
• Nadi lemah dan tak teratur
• Nafas dangkal
• Tekanan darah turun
• Anoreksia, nousea, vomitus, kembung
• Otot lemah, kelemahan, keletihan
• Aritmia
• Bising usus turun
• Apnoe, kegagalan pernafasan jika kadar
kalium 2,0 mEq/L.
• Hasil pemeriksaan laboratorium
menunjukkan kadar kalium <3,5 meq/L.
Hiperkalemia

Penyebab :
Penyakit ginjal
Luka bakar
Pemberian kalium yang berlebihan
Asidosis metabolik
Trauma jaringan massif (kalium dikeluarkan langsung
dari sel)
Pemberian deuretik hemat kalium
Dehidrasi hipertonik
Insufisiensi adrenal
Tanda dan gejalanya
• Mual
• Hiperaktifitas system cerna
• Ansietas
• Disritmia jantung
• Badan terasa lemas
• Paraestesia
• Denyut nadi tidak teratur dan lambat
• Hipotensi
• Kelemahan
• Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan
kadar kalium >5,3 mEq/L.
Pengaturan Kalsium

• Tubuh membutuhkan kalsium untuk integritas


dan struktur membran sel, konduksi jantung
yang adekuat, koagulasi (pembekuan) darah,
pertumbuhan dan pembentukan tulang, dan
relaksasi otot.

• Tubuh orang dewasa mengandung 1200


gram kalsium.

• Nilai laboratorium normal kalium serum


adalah 4 sampai 5 mEq/L.
Kalsium di dalam cairan ekstrasel diatur oleh hormon
paratiroid dan tiroid.

Hormon paratiroid mengontrol keseimbangan kalsium


tulang, absorbsi kalsium di gastrointestinal, dan
ekskresi kalsium di ginjal.

Tirokalsitonin dari kelenjar tiroid juga memiliki


peranan dalam menentukan kadar kalsium dalam
serum, yakni dengan menghambat pelepasan kalsium
dari tulang.
Hipokalsemia

Penyebab :
• Hipoparatiroid
• Pemberian darah berlebihan yang mengandung sitrat
• Pemberian cairan intravena yang tidak mengandung
kalsium
• Alkalosis metabolik
• Peritonitis
• Nutrisi parenteral total
• Penyakit-penyakit pancreas
• Hipoalbumin
• Defisiensi vitamin D
• Penyakit neoplastik
Tanda dan gejala :
Penurunan sensasi
Parestesia, baal dan kesemutan pada daerah jari-jari dan
sirkumoral
Refleks hiperaktif
Tanda Trousseau’s : spasme karpopedal terjadi jika sirkulasi
ke ekstremitas berkurang
Tanda Chvostek’s : terjadinya kontraksi otot wajah sebagai
respons terhadap ketukan di daerah yang dipersarafi oleh
saraf fasial.
Tulang-tulang yang berpori-pori dan berongga tampak pada
foto sinar X.
Hipokalsemia kronik ; Tetani, kram otot, fraktur patologis.
Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar
kalsium <4,3 mEq/L.
Hiperkalsemia

Penyebab :
• Hiperparatiroidisme
• Metastasis kanker luas
• Fraktur multiple
• Mieloma multiple
• Immobilisasi lama
• Osteoporosis
Tanda dan gejala :
– Penurunan tonus otot
– Anoreksia, mual dan muntah
– Kelemahan
– Letargi
– Penurunan kesadaran
– Henti jantung
– Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar
kalsium >5 mEq/L, sinar X menunjukkan adanya
osteoporosis yang menyeluruh, peningkatan BUN >25
mg/100 ml, peningkatan kreatinin >1,5 mg/100 ml.
Pengaturan Magnesium
• Magnesium merupakan kation terpenting kedua
dalam cairan intrasel dan sangat penting untuk
aktifitas enzim, neurokimia, dan eksitabilitas otot.
• Nilai normal laboratorium magnesium serum
adalah 1,5 sampai 2,5 mEq/L.
• Magnesium berperan dalam metabolisme
karbohidrat dan protein, dan juga penting untuk
konduksi syaraf.
• Magnesium terutama diekskresi melalui
mekanisme ginjal. Perubahan kadar magnesium
sering dihubungkan dengan penyakit serius dan
menghasilkan gejala-gejala yang mencerminkan
adanya perubahan fungsi neuromuskuler dan
kardiovaskuler.
Hipomagnesemia

Penyebab :
• Asupan yang tidak adekuat ; malnutrisi dan alkoholisme
• Absorbsi yang tidak adekuat ; diare, muntah, drainase
nasogastrik, fistula, diet kalsium yang berlebihan,
penyakit usus kecil
• Hipoparatiroidisme
• Kehilangan magnesium yang berlebihan akibat
penggunaan diuretic
• Kelebihan aldosteron
• Poliuria
Tanda dan gejala :
– Gangguan susunan syaraf pusat, tremor, kejang
– Hipertensi
– Kebingungan
– Disorientasi
– Takikardia
– Tanda Chvostek dan tanda Trousseau positif
– Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar
magnesium <1,5 mEq/L.
Hipermagnesemia
Penyebab :
• Gagal ginjal
• Pemberian magnesium parenteral yang berlebihan
• Hiperparatiroidisme
• Penyakit Addison
Tanda dan gejala :
– Refleks tendon hipoaktif
– Pernafasan dan frekuensi denyut jantung dangkal dan lambat
– Hipotensi
– Kemerahan
– Rasa mengantuk
– Berkeringat
– Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar magnesium >2,5
mEq/L.
 
Pengaturan Klorida
• Klorida terdapat di dalam cairan ekstrasel dan
intrasel.
• Keseimbangan klorida dipertahankan melalui
asupan makanan dan ekskresi serta reabsorbsi
renal.
• Nilai laboratorium normal klorida serum adalah
100 sampai 106 mEq/L.
• Jumlah yang diekskresikan berhubungan dengan
asupan makanan.
• Klorida diasorbsi di usus halus dan disekresikan
di dalam keringat, cairan lambung dan empedu.
Klorida di angkut di dalam darah dan limfe
akibat kerja jantung dan otot rangka.
Hipokloremia
Penyebab :
• Biasanya berkaitan dengan meningkatnya kada
bikarbonat yang ditemukan pada alkalosis
• Dapat terjadi sesudah muntah kronis
• Berhubungan dengan pemberian asam etakrinat,
furosemid atau diuretic tiazid
Tanda dan gejala :
• Banyak berkeringan tanpa diikuti dengan masukan
cairan yang cukup
• Diare
• Otot hipertonus, tetani
• Depresi pernafasan
• Hasil laboratorum : kadar klorida serum < 100 mEq/L.
Hiperkloremia
Penyebab :
Meningkatnya pemberian cairan intravena yang hipertonik
Masukan garam yang berlebihan selama terapi intravena
atau selama pemberian nutrisi secara parenteral
Kegagalan ginjal akut
Diabetes insipidus
Akibat pemakaian obat-obat seperti ammonium klorida
atau fenibutazon
Tanda dan gejala :
Edema
Pernafasan cepat dan dalam
Peningkatan volume darah
Kegagalan jantung kongestif
Stupor - tidak sadar
Hasil laboratorium kadar klorida serum > 106 mEq/L.
Pengaturan Bikarbonat

Bikarbonat adalah buffer dasar kimia yang utama di dalam


tubuh. Ion bikarbonat terdapat dalam cairan ekstrasel dan
intrasel.

Nilai laboratorium normal bikarbonat arteri adalah 22 sampai


26 mEq/L. di dalam darah vena, bikarbonat diukur melalui
kandungan karbon dioksida dan nilai bikarbonat normal
untuk orang dewasa adalah 24 sampai 30 mEq/L.
Bikarbonat diatur oleh ginjal.
Apabila tubuh memerlukan lebih banyak basa,
ginjal akan merabsorsi bikarbonat dalam jumlah
yang lebih besar dan dikembalikan ke ekstrasel.

Ion bikarbonat merupakan komponen paling


penting dalam system buffer asam karbonat-
bikarbonat yang penting berperan dalam
keseimbangan asam-basa.
Pengaturan Fosfat
Fosfat merupakan anion buffer dalam cairan intrsel dan ekstrasel.

Fosfat dan kalsium membantu mengembangkan dan memelihara


tulang dan gigi.

Fosfat juga meningkatkan kerja neuromuskuler normal,


berpartisipasi dalam metabolisme karbohidrat, dan membantu
pengaturan asam-basa.

Nilai laboratorium normal fosfat serum adalah 2,5 sampai 4,5


mg/100 ml.
Konsentrasi fosfat serum diatur oleh ginjal, hormon
paratiroid, dan vitamin D teraktivasi.

Fosfat secara normal diabsorbsi melalui saluran


gastrointestinal.

Kalsium dan fosfat berbanding terbalik secara


proporsional.

Jika salah satunya meningkat, maka yang lainnya akan


turun.
• Fungsi air adalah
 medium reaksi metabolisme sel
 Mengangkut nutrien & produk sisa
 Pelarut elektrolit dan non elektrolit
 Lubrikan
 Mengatur dan mempertahankan temperatur
tubuh
 Mempermudah eliminasi
 membantu pencernaan
• Fungsi elektrolit
- menjaga keseimbangan asam basa
- konduksi saraf
- Kontraksi muskular
- osmolalitas
Faktor-faktor yg mempengaruhi keseimbangan cairan
dan elektrolit

• Usia
berkaitan dg permukaan tubuh, metabolisme yg
diperlukan dan BB
• Temperatur lingkungan
Berkeringat menyebabkan kehilangan Na Cl sebanyak
15-30 g/hr
• Diet
jika tubuh kekurangan nutrisi,maka akan memecah
cadangan energi,proses ini menimbulkan pergerakan
cairan dr interstitial ke intraseluler
• Stress
Stress menimbulkan peningkatan metabolisme
sel,konsentrasi darah dan glikolisis
otot,mekanisme ini dpt menimbulkan retensi
sodium dan air.proses ini dpt meningkatkan
ADH -------produksi urine menurun
• Sakit
Pembedahan, traumajaringan ,kelainan ginjal
dan jantung------ g3 hormon akan
mengganggu keseimbangan cairan
TWB : total body water adalah
presentasi dari berat air dibanding dg BB total

Hal-hal yg mempengaruhi TWB :


1. Kandungan lemak tubuh
Sedikit lemak % air tinggi
banyak lemak % air rendah
2. Jenis kelamin
3. Umur
PENGATURAN KESEIMBANGAN CAIRAN
a.Rasa dahaga :
Penurunan fs ginjal merangsang pelepasan
renin yg akhirnya menimbulkan produksi
angiotensine II yg dpt merangsang
hipotalamus untuk melepaskan substrat
neural yg bertanggung jwb thd sensasi haus
Osmoreseptor dihipotalamus mendeteksi
peningkatan tekanan osmotik dan
mengaktivasi jaringan saraf yg dpt
mengakibatkan sensasi rasa dahaga.
b. ADH ( anti diuretik hormon )
Adh dibentuk dihipotalamus dan disimpan
neurohipofisis dari hipofisis posterior.Stimuli utama
sekresi ADH adl peningkatan osmolalitas dan penurunan
cairan ekstrasel.Hormon ini meningkatkan reabsorbsi air
pd duktus koligentes,dg demikian dpt menghemat air
c. Aldosteron :
Disekresi oleh kelenjar adrenal yg bekerja pd tubulus
ginjal untuk meningkatkan absorpsi natrium.Pelepasan
aldosteron dirangsang oleh perubahan konsentrasi
kalium,natrium serum dan sistem angiotensin renin dan
sangat efektif dlm mengendalikan hiperkalemia.
d. Prostaglandin
adl asam lemak alami yg tdpt dlm banyak jaringan
dan berfungsi dlm merespons radang,pengendalian
tek darah,kontraksi uterus dan mobilitas
gastrointestinal.Dlm ginjal prostalgandin berperan
mengatur sirkulasi ginjal,respon natrium dan efek
ginjal pd ADH
e. Glukokortikoid
meningkatkan resorpsi natrium dan air shg vol darah
naik dan tjd retensi natrium.perubahan kadar
glukokortikoid menyebabkan perubahan pada
keseimbangan vol darah.
ASUHAN KEPERAWATAN
GANGGUAN CAIRAN ELEKTROLIT

Pengkajian
1. Riwayat keperawatan
a. pemasukkan dan pengeluaran cairan dan mak
b. tanda umum msl elektrolit
c. tanda kekurangan dan kelebihan cairan
d. Proses penyakit yg menyebabkan ganggguan
homeostasis
e.Pengobatan yg dpt mengganggu status cairan
f. Status perkembangan
g.Faktor psikologis yg mengganggu pengobatan

2. Pengukuran klinik
a. BB: kehilangan /bertambahnya ( 2 % ringan, 5 %
sedang, 10 % berat )
b. KU : TTV, Kesadaran
c. pengukuran masukaan cairan
d. pengukuran keluaran cairan
e. ukur keseimbangan cairan dgn akurat : N krg lebih 200
cc
3. Pemeriksaan fisik :
a. integumen : turgor kulit, oedem,
kelelahan,kelemahan otot, tetani dan sensasi
rasa
b. Kardiovaskuler : distensi vena jugularis ,tek
darah, hemoglobin ,bunyi jantung
c. mata : cekung , aira
d. neurologi : reflek, g3 motorik sensorik,tk
kesadaran
e. Gastrointestinal :keadaan mukosa mulut,
mulut dan lidah,muntah, bising usus
• DIAGNOSA KEPWTN
1. Aktual / resiko defisit volume cairan b/d
kehilangan cairan scr berlebihan,
menurunnya intake oral, penggunaan
diuretik, perdarahan ditantai dg
:hipotensi,tachicardia,pucat,kelemahan,kons
entrasi urine pekat
2. Kelebihan volume cairan b/d retensi garam
dan air, efek dari pengobatan, malnutrisi
ditandai dg
:orthopnoe,oliguri,oedem,distensi vena
jugularis,hipertensi,distress
pernapasan,anasarka,oedem paru
1. DP 1
a. ukur dan catat setiap 4 jam : intake output,,warna
muntahan urine diare,turgor
kulit,TTV,infus,CVP,elektrolit,BUN,hematokrit,hem
oglobin,status mental ,BB
b. berikan makanan dan cairan
c. Berikan pengobatan anti muntah/ diare
d. Berikan support verbaldlm pemberian cairan
e. lakukan higiene mulut sbl makan
f. ubah posisi setiap 4 jam
g. lakukan penkes : tanda dehidrasi, intake output
cairan,terapi
2. DP 2
a. Monitor intake output,BB, CVP,TTV,bunyi paru
b. Monitor RO paru
c. kolaborasi pemberian cairan, obat, efek
pengobatan
d. hati-hati pemberian cairan
e. pasien bedrest : ubah posisi tiap 2 jam, latiahan
pasif aktif
f. berikan lotion pada kulit oedem dan hindari
tekanan terus menerus
g. lakukan penkes : intake
output,oedem,BB,pengobatan
TERAPI INTRAVENA
Merupakan salah satu pemberian terapi yg mrp
prosedur invansiv yg dilakukan dg teknik
aseptik.
TUJUAN :
1. Mempertahankan dan mengganti cairan tubuh
2. Memperbaiki keseimb.asam basa
3. Memperbaiki vol. komponen darah
4. Memberikan jln masuk pemberian obat
5. Memonitor tekanan vena central
6. Memberikan nutrisi saat sal .cerna istirahat
Komposisi cairan
1. NaCl : berisi air , Na,Cl
2. Dextrose: air, garam, kalori
3. Ringer Laktat : air, Na,K, Cl,Ca,Laktat
4. Balance isotonik : air, Kalori, Na, K,
Mg,Cl,HCOO3,glukonat
5. Whole Blood :drh lengkap &komponen drh
6. Plasma expander : albumin, dextran ,fraksi
protein plasma 5 %,plasmanat, hespan
7. Hiperalimentasi parenteral : Cairan ,eletrolit,
asam amino,kalori
D5W ( detrose 5 % )
Digunakan mengganti air yg hilang,memberikan suplai
kalori,dpt diberikan bersama dlm pemberian obat
NaCl
Untuk menggantikan garam ( cairan isotonik yg
hilang) dpt diberikan dg komponen darah,untuk
pasien syok hemodinamik
Ringer laktat
Menggantikan cairan isotonik yg hilang, elektolit ttt,
mengatasi asidosis metabolik tingkat sedang
PENGATURAN KECEPATAN INFUS
1. Volume cairan yg diinfuskan
2. Waktu yg diperlukan untuk menghabiskan
volume tersebut
3. Faktor tetesan (jml tetesan / menit) sesuai
set infus yg digunakan .
kebanyakan set infus memiliki faktor tetesan
10 tts/mnt, 15 tts/mnt atau 20 tts/mnt,set
mikrodrip : 60 tts/ mnt
RUMUS
Volume (dlm mm/cc)X faktor ttsn = tetes/mnt
___________________________
Waktu pemberian dlm mnt
( jam X 60 )

Jml total cairan infus ( CC ) = cc/ jam


____________________
Lama wkt penginfusan( Jam )
Jika dibutuhkan cairan infus 1000 cc dlm 8 jam
dg fk tetesan 20tt/mnt maka cairan tersebut
hrs diberikan brp tts /mnt ?

1000 cc X 20
___________
8 X 60 Menit

20000 = 41 tetes/ menit


_____
480
Jika cairan infus yg tersedia 3000 ccdan habis
diberikan dlm 24 jam maka berapa cc/ jam
cairan yg diberikan

3000 = 125 ml/ jam


_____
24 jam

Anda mungkin juga menyukai