Med
KESEIMBANGAN CAIRAN
DAN ELEKTROLIT
DISTRIBUSI CAIRAN DALAM TUBUH
KOMPONEN PRIMER
Kompartemen Na+ K+ Cl -
HCO3 ־ PO4-
(mEq/L) (mEq/L) (mEq/L) (mEq/L) (mEq/L)
Transselular 60 7 100 0 -
Asam lambung 130 7 60 100 -
Getah pancreas 45 5 58 0 -
Keringat
2.Non elektrolit
Substansi seperti glukosa dan urea yang
tidak berdisosiasi dalam larutan dan
diukur berdasarkan berat (milligram per
100 ml atau mg/dl). Non elektrolit lainnya
yang secara klinis penting mencakup
kreatinin dan bilirubin.
PROSES PERPINDAHAN CAIRAN
DAN ELEKTROLIT
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gerakan Air
dan Zat Terlarut:
1.Membran
•Setiap kompartemen cairan dipisahkan oleh
membran permeabel selektif yang memungkinkan
gerakan air dan beberapa zat terlarut.
•Meskipun molekul kecil seperti urea dan air
bergerak dengan bebas diantara semua
kompartemen.
• Substansi tertentu sedikit bergerak.
• Permeabilitas membran yang selektif
membantu untuk mempertahankan
komposisi unik dari setiap kompartemen
sementara memungkinkan gerakan
nutrien dari plasma ke sel-sel dan
gerakan produk sisa ke luar dari sel dan
akhirnya ke dalam plasma
Membran semipermiabel tubuh
meliputi :
• Membran sel : memisahkan Cairan intra sel dari cairan
insterstitiil dan terdiri dari lipid dan protein.
1. Intake cairan
Diatur melalui mekanisme rasa haus oleh pusat
rasa haus di hipotalamus akibat
hemokonsentrasi dan penurunan volume darah
Ginjal
• Ginjal merupakan regulator utama
keseimbangan cairan dan elektrolit.
• Hipotensi postural
Penyebab :
• Diare
• Nafas cepat
• Penurunan masukan cairan karena koma lama
• Pemberian cairan intravena yang berlebihan yang
mengandung kadar natrium tinggi
• Dialisa peritoneal yang menggunakan cairan glukosa
hipertonik.
• Sekresi aldosteron yang berlebihan
Tanda dan gejala :
Rasa haus yang berlebihan
Membran mukosa kering
Turgor jaringan yang jelek
Lidah kasar dan berwarna merah
Kulit kemerahan dan bengkak
Konvulsi
Peningkatan suhu
Oliguria atau anuria
Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan
kadar natrium >145 meq/L, osmolalitas serum
>295 mOsm/kg dan BJ urine >1,015
Pengaturan Kalium (K)
Penyebab :
• Kehilangan cairan gastro intestinal (diare, muntah)
• Pemberian deuritik.
• Penggunaan cairan intravena yang tidak mengandung
kalium secara berlebihan
• Penggunaan steroid berlebihan
• Alkalosis metabolik
• Sindarom Cushing atau tumor yang dapat memproduksi
hormon adrenal
• Poliuria
• Pengeluaran keringat berlebihan
Tanda dan gejala :
• Nadi lemah dan tak teratur
• Nafas dangkal
• Tekanan darah turun
• Anoreksia, nousea, vomitus, kembung
• Otot lemah, kelemahan, keletihan
• Aritmia
• Bising usus turun
• Apnoe, kegagalan pernafasan jika kadar
kalium 2,0 mEq/L.
• Hasil pemeriksaan laboratorium
menunjukkan kadar kalium <3,5 meq/L.
Hiperkalemia
Penyebab :
Penyakit ginjal
Luka bakar
Pemberian kalium yang berlebihan
Asidosis metabolik
Trauma jaringan massif (kalium dikeluarkan langsung
dari sel)
Pemberian deuretik hemat kalium
Dehidrasi hipertonik
Insufisiensi adrenal
Tanda dan gejalanya
• Mual
• Hiperaktifitas system cerna
• Ansietas
• Disritmia jantung
• Badan terasa lemas
• Paraestesia
• Denyut nadi tidak teratur dan lambat
• Hipotensi
• Kelemahan
• Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan
kadar kalium >5,3 mEq/L.
Pengaturan Kalsium
Penyebab :
• Hipoparatiroid
• Pemberian darah berlebihan yang mengandung sitrat
• Pemberian cairan intravena yang tidak mengandung
kalsium
• Alkalosis metabolik
• Peritonitis
• Nutrisi parenteral total
• Penyakit-penyakit pancreas
• Hipoalbumin
• Defisiensi vitamin D
• Penyakit neoplastik
Tanda dan gejala :
Penurunan sensasi
Parestesia, baal dan kesemutan pada daerah jari-jari dan
sirkumoral
Refleks hiperaktif
Tanda Trousseau’s : spasme karpopedal terjadi jika sirkulasi
ke ekstremitas berkurang
Tanda Chvostek’s : terjadinya kontraksi otot wajah sebagai
respons terhadap ketukan di daerah yang dipersarafi oleh
saraf fasial.
Tulang-tulang yang berpori-pori dan berongga tampak pada
foto sinar X.
Hipokalsemia kronik ; Tetani, kram otot, fraktur patologis.
Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar
kalsium <4,3 mEq/L.
Hiperkalsemia
Penyebab :
• Hiperparatiroidisme
• Metastasis kanker luas
• Fraktur multiple
• Mieloma multiple
• Immobilisasi lama
• Osteoporosis
Tanda dan gejala :
– Penurunan tonus otot
– Anoreksia, mual dan muntah
– Kelemahan
– Letargi
– Penurunan kesadaran
– Henti jantung
– Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar
kalsium >5 mEq/L, sinar X menunjukkan adanya
osteoporosis yang menyeluruh, peningkatan BUN >25
mg/100 ml, peningkatan kreatinin >1,5 mg/100 ml.
Pengaturan Magnesium
• Magnesium merupakan kation terpenting kedua
dalam cairan intrasel dan sangat penting untuk
aktifitas enzim, neurokimia, dan eksitabilitas otot.
• Nilai normal laboratorium magnesium serum
adalah 1,5 sampai 2,5 mEq/L.
• Magnesium berperan dalam metabolisme
karbohidrat dan protein, dan juga penting untuk
konduksi syaraf.
• Magnesium terutama diekskresi melalui
mekanisme ginjal. Perubahan kadar magnesium
sering dihubungkan dengan penyakit serius dan
menghasilkan gejala-gejala yang mencerminkan
adanya perubahan fungsi neuromuskuler dan
kardiovaskuler.
Hipomagnesemia
Penyebab :
• Asupan yang tidak adekuat ; malnutrisi dan alkoholisme
• Absorbsi yang tidak adekuat ; diare, muntah, drainase
nasogastrik, fistula, diet kalsium yang berlebihan,
penyakit usus kecil
• Hipoparatiroidisme
• Kehilangan magnesium yang berlebihan akibat
penggunaan diuretic
• Kelebihan aldosteron
• Poliuria
Tanda dan gejala :
– Gangguan susunan syaraf pusat, tremor, kejang
– Hipertensi
– Kebingungan
– Disorientasi
– Takikardia
– Tanda Chvostek dan tanda Trousseau positif
– Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar
magnesium <1,5 mEq/L.
Hipermagnesemia
Penyebab :
• Gagal ginjal
• Pemberian magnesium parenteral yang berlebihan
• Hiperparatiroidisme
• Penyakit Addison
Tanda dan gejala :
– Refleks tendon hipoaktif
– Pernafasan dan frekuensi denyut jantung dangkal dan lambat
– Hipotensi
– Kemerahan
– Rasa mengantuk
– Berkeringat
– Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar magnesium >2,5
mEq/L.
Pengaturan Klorida
• Klorida terdapat di dalam cairan ekstrasel dan
intrasel.
• Keseimbangan klorida dipertahankan melalui
asupan makanan dan ekskresi serta reabsorbsi
renal.
• Nilai laboratorium normal klorida serum adalah
100 sampai 106 mEq/L.
• Jumlah yang diekskresikan berhubungan dengan
asupan makanan.
• Klorida diasorbsi di usus halus dan disekresikan
di dalam keringat, cairan lambung dan empedu.
Klorida di angkut di dalam darah dan limfe
akibat kerja jantung dan otot rangka.
Hipokloremia
Penyebab :
• Biasanya berkaitan dengan meningkatnya kada
bikarbonat yang ditemukan pada alkalosis
• Dapat terjadi sesudah muntah kronis
• Berhubungan dengan pemberian asam etakrinat,
furosemid atau diuretic tiazid
Tanda dan gejala :
• Banyak berkeringan tanpa diikuti dengan masukan
cairan yang cukup
• Diare
• Otot hipertonus, tetani
• Depresi pernafasan
• Hasil laboratorum : kadar klorida serum < 100 mEq/L.
Hiperkloremia
Penyebab :
Meningkatnya pemberian cairan intravena yang hipertonik
Masukan garam yang berlebihan selama terapi intravena
atau selama pemberian nutrisi secara parenteral
Kegagalan ginjal akut
Diabetes insipidus
Akibat pemakaian obat-obat seperti ammonium klorida
atau fenibutazon
Tanda dan gejala :
Edema
Pernafasan cepat dan dalam
Peningkatan volume darah
Kegagalan jantung kongestif
Stupor - tidak sadar
Hasil laboratorium kadar klorida serum > 106 mEq/L.
Pengaturan Bikarbonat
• Usia
berkaitan dg permukaan tubuh, metabolisme yg
diperlukan dan BB
• Temperatur lingkungan
Berkeringat menyebabkan kehilangan Na Cl sebanyak
15-30 g/hr
• Diet
jika tubuh kekurangan nutrisi,maka akan memecah
cadangan energi,proses ini menimbulkan pergerakan
cairan dr interstitial ke intraseluler
• Stress
Stress menimbulkan peningkatan metabolisme
sel,konsentrasi darah dan glikolisis
otot,mekanisme ini dpt menimbulkan retensi
sodium dan air.proses ini dpt meningkatkan
ADH -------produksi urine menurun
• Sakit
Pembedahan, traumajaringan ,kelainan ginjal
dan jantung------ g3 hormon akan
mengganggu keseimbangan cairan
TWB : total body water adalah
presentasi dari berat air dibanding dg BB total
Pengkajian
1. Riwayat keperawatan
a. pemasukkan dan pengeluaran cairan dan mak
b. tanda umum msl elektrolit
c. tanda kekurangan dan kelebihan cairan
d. Proses penyakit yg menyebabkan ganggguan
homeostasis
e.Pengobatan yg dpt mengganggu status cairan
f. Status perkembangan
g.Faktor psikologis yg mengganggu pengobatan
2. Pengukuran klinik
a. BB: kehilangan /bertambahnya ( 2 % ringan, 5 %
sedang, 10 % berat )
b. KU : TTV, Kesadaran
c. pengukuran masukaan cairan
d. pengukuran keluaran cairan
e. ukur keseimbangan cairan dgn akurat : N krg lebih 200
cc
3. Pemeriksaan fisik :
a. integumen : turgor kulit, oedem,
kelelahan,kelemahan otot, tetani dan sensasi
rasa
b. Kardiovaskuler : distensi vena jugularis ,tek
darah, hemoglobin ,bunyi jantung
c. mata : cekung , aira
d. neurologi : reflek, g3 motorik sensorik,tk
kesadaran
e. Gastrointestinal :keadaan mukosa mulut,
mulut dan lidah,muntah, bising usus
• DIAGNOSA KEPWTN
1. Aktual / resiko defisit volume cairan b/d
kehilangan cairan scr berlebihan,
menurunnya intake oral, penggunaan
diuretik, perdarahan ditantai dg
:hipotensi,tachicardia,pucat,kelemahan,kons
entrasi urine pekat
2. Kelebihan volume cairan b/d retensi garam
dan air, efek dari pengobatan, malnutrisi
ditandai dg
:orthopnoe,oliguri,oedem,distensi vena
jugularis,hipertensi,distress
pernapasan,anasarka,oedem paru
1. DP 1
a. ukur dan catat setiap 4 jam : intake output,,warna
muntahan urine diare,turgor
kulit,TTV,infus,CVP,elektrolit,BUN,hematokrit,hem
oglobin,status mental ,BB
b. berikan makanan dan cairan
c. Berikan pengobatan anti muntah/ diare
d. Berikan support verbaldlm pemberian cairan
e. lakukan higiene mulut sbl makan
f. ubah posisi setiap 4 jam
g. lakukan penkes : tanda dehidrasi, intake output
cairan,terapi
2. DP 2
a. Monitor intake output,BB, CVP,TTV,bunyi paru
b. Monitor RO paru
c. kolaborasi pemberian cairan, obat, efek
pengobatan
d. hati-hati pemberian cairan
e. pasien bedrest : ubah posisi tiap 2 jam, latiahan
pasif aktif
f. berikan lotion pada kulit oedem dan hindari
tekanan terus menerus
g. lakukan penkes : intake
output,oedem,BB,pengobatan
TERAPI INTRAVENA
Merupakan salah satu pemberian terapi yg mrp
prosedur invansiv yg dilakukan dg teknik
aseptik.
TUJUAN :
1. Mempertahankan dan mengganti cairan tubuh
2. Memperbaiki keseimb.asam basa
3. Memperbaiki vol. komponen darah
4. Memberikan jln masuk pemberian obat
5. Memonitor tekanan vena central
6. Memberikan nutrisi saat sal .cerna istirahat
Komposisi cairan
1. NaCl : berisi air , Na,Cl
2. Dextrose: air, garam, kalori
3. Ringer Laktat : air, Na,K, Cl,Ca,Laktat
4. Balance isotonik : air, Kalori, Na, K,
Mg,Cl,HCOO3,glukonat
5. Whole Blood :drh lengkap &komponen drh
6. Plasma expander : albumin, dextran ,fraksi
protein plasma 5 %,plasmanat, hespan
7. Hiperalimentasi parenteral : Cairan ,eletrolit,
asam amino,kalori
D5W ( detrose 5 % )
Digunakan mengganti air yg hilang,memberikan suplai
kalori,dpt diberikan bersama dlm pemberian obat
NaCl
Untuk menggantikan garam ( cairan isotonik yg
hilang) dpt diberikan dg komponen darah,untuk
pasien syok hemodinamik
Ringer laktat
Menggantikan cairan isotonik yg hilang, elektolit ttt,
mengatasi asidosis metabolik tingkat sedang
PENGATURAN KECEPATAN INFUS
1. Volume cairan yg diinfuskan
2. Waktu yg diperlukan untuk menghabiskan
volume tersebut
3. Faktor tetesan (jml tetesan / menit) sesuai
set infus yg digunakan .
kebanyakan set infus memiliki faktor tetesan
10 tts/mnt, 15 tts/mnt atau 20 tts/mnt,set
mikrodrip : 60 tts/ mnt
RUMUS
Volume (dlm mm/cc)X faktor ttsn = tetes/mnt
___________________________
Waktu pemberian dlm mnt
( jam X 60 )
1000 cc X 20
___________
8 X 60 Menit